THIRTY SOMETHING (Remake)
Chapter 1
Cast :
Chanyeol, Baekhyun, Kris (pairing CHANBAEK dan KRISBAEK)
Genre :
Romance, Hurt, Sad, family
Rate :
T/ Gender Switch (GS)
FF ini merupakan hasil remake kedua dari novel karya Mira W.
Happy reading!
.
.
.
Bayangan itu melintas begitu cepat di muka mobilnya. Hitam. Tinggi. Dan sempoyongan.
Bunyi derit rem yang panjang menyakitkan telinga melengking membelah kesunyian malam. Mobil itu terlonjak berhenti. Byun Baekhyun terdorong ke depan. Dan terenyak kembali ke sandaran bangku mobilnya.
Terlambat! Bersamaan dengan terdengarnya benturan keras di salah satu bagian mobilnya, bayangan itu terlontar ke tepi jalan.
Ya Tuhan! Bayangan itu pasti bukan kucing! Dia pasti seorang penyebrang jalan! Penyebrang jalan gila yang tiba-tiba saja melintas di depan mobilnya...
Kini orang itu pasti sudah terkapar mati di tepi jalan sana. Dalam satu malam saja, dia telah menjadi seorang pembunuh!
Baekhyun masih tertegun bingung di dalam mobilnya. Tidak tahu, mesti turun menengok korban itu atau justru kabur secepat-cepatnya. Ke kantor polisi, itu yang paling aman.
Daripada mesti turun seorang diri menghampiri sesosok mayat...pada pukul dua malam! Hiii... sepinya tempat ini!
Dan Baekhyun tidak jadi memejamkan matanya. Sesosok bayangan, entah dari neraka mana datangnya, tiba-tiba saja menghampiri mobilnya.
Takut dan kaget, serentak Baekhyun menjerit. Refleks tangannya menyambar kunci mobilnya untuk menghidupkan mesin.
Tetapi sial! Mesinnya tidak mau hidup! Dan bayangan itu lebih cepat membuka pintu mobilnya. Menerobos masuk. Langsung duduk di sebelah Baekhyun...
Oh, dia pasti setan! Setan dari orang yang mati ditabraknya tadi...
Sambil memekik sekali lagi, Baekhyun mencoba meloloskan diri dari mobilnya. Lari. Kabur. Tetapi sekali lagi, setan itu lebih cepat.
"Diam di sini!" bentaknya sambil meraih tangan Baekhyun.
Baekhyun tidak tahu apa semua setan bisa bicara. Tetapi setan yang satu ini tangannya begitu hangat. Di mana ada setan yang tangannya begini hangat?
"Jalankan mobilmu!" perintahnya sekali lagi.
Sekarang Baekhyun yakin, makhluk ini masih bernapas. Dia pasti belum jadi setan. Masih berwujud manusia. Kalau tidak, buat apa dia naik mobil? Setan kan bisa terbang?
Dan dalam kegelapan, samar-samar Baekhyun dapat melihat wajahnya. Wajah paling kotor yang pernah dilihatnya. Tetapi kotoran itu bukan hanya debu. Kotoran itu bercampur darah... darah bercampur keringat!
"Cepat jalankan mobilmu!" perintahnya lagi.
Kali ini Baekhyun membaca ancaman dalam suaranya. Tetapi bukan hanya ancaman. Ada nada lain di dalam suaranya. Nada kesakitan... Ya Tuhan! Dia kesakitan sekali!
"A-akan kubawa kau ke rumah s-sakit..." Baekhyun menggagap bingung.
"Persetan!" geram lelaki itu menahan sakit. "Cepat jalankan mobilmu!"
"Ke mana?"
"Pokoknya jalan! Cepat!"
Baekhyun menyentuh kunci mobilnya. Menggenggam erat-erat. Memutarnya untuk menghidupkan mesin. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Ah, pasti mobil tua ini mogok lagi!
Tetapi pada putaran keempat, mesinnya hidup. Baekhyun sampai lupa bernapas. Dan merasa amat sesak.
Ya Tuhan! Mudah-mudahan semua ini hanya mimpi. Mimpi seperti yang hampir setiap malam dialaminya. Dia sering merasa sesak begini. Ketakutan. Membeku di tempat tidurnya. Lalu tiba-tiba terbangun di dalam kamarnya yang gelap gulita. Dan bersyukur semua itu hanya mimpi.
Tetapi kali ini agaknya dia tidak bermimpi. Dia benar-benar berada dalam mobilnya pada pukul dua dini hari...dengan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya!
Dan lelaki itu pasti bukan orang baik-baik. Kalau tidak, kenapa dia menolak dibawa ke rumah sakit? Dia kan butuh pertolongan! Mukanya berlumuran darah. Pasti karena benturan dengan mobilnya tadi.
Ah, seandainya dia tahu laki-laki ini masih hidup, lebih baik dia tidak berhenti tadi. Lebih baik dia cepat-cepat kabur ke kantor polisi terdekat.
Orang ini pasti punya maksud jahat. Dia pasti mau merampok mobilnya. Tetapi mengapa tidak ditinggalkannya saja Baekhyun di tepi jalan tadi? Atau... dia punya maksud lain? Menyeretnya ke tempat gelap dan...
Baekhyun memejamkan matanya rapat-rapat. Bayangan belukar yang rimbun di belakang rumah Nenek tiba-tiba saja kembali menghantui dirinya...
Dia merasa takut. Amat takut. Ingin menjerit. Memekik. Tetapi suaranya seperti tercekat di tenggorokan. Yang terdengar hanya suara seperti orang tercekik.
Lalu Baekhyun tidak dapat menguasai kemudi lagi. Mobil itu meluncur ke tepi jalan. Menabrak trotoar.
"Kau tolol!" bentak laki-laki itu antara kaget dan marah. "Kau mau membunuhku?!"
Tangannya sudah terulur untuk mencengkram bahu Baekhyun, tapi tiba-tiba tangan itu mengejang di udara. Matanya berpapasan dengan sebentuk wajah yang amat pucat. Dan entah mengapa, melihat paras yang membeku ketakutan itu, dia membatalkan niatnya.
"Kau kenapa?" desisnya sambil menurunkan tangannya.
"Aku takut..." rintih Baekhyun tak sadar.
"Aku juga takut," gumam lelaki itu pahit. "Sekarang jalankan mobilmu!"
Suara itu bukan suara orang jahat. Suara yang meredam sakit. Untuk pertama kalinya Baekhyun berani menoleh. Dan matanya bertemu dengan mata lelaki itu. Sepasang mata yang tajam, tetapi menyimpan kelembutan di baliknya. Ah, sorot matanya tidak begis. Sama sekali tidak kejam. Dia pasti bukan penjahat!
"Kasihanilah aku!" pinta Baekhyun sambil berdoa dalam hati. "Aku punya lima anak perempuan yang masih kecil-kecil..."
Seolah tidak percaya, laki-laki itu menoleh. Dan menatapnya dengan tatapan yang membuat harapan Baekhyun meletup.
"Kumohon padamu biarkan aku pulang. Anak-anakku menunggu di rumah. Kalau kau mau mengambil mobilku, ambil saja. Tapi jangan ganggu aku..."
Sekejap dia mengawasi Baekhyun. Dan Baekhyun merasa dia sedang berpikir. Mudah-mudahan dia masih punya hati...
"Ada siapa di rumahmu?"
"Hanya aku dan anak-anak."
"Suamimu?"
"Aku janda."
"Kalau begitu, bawalah aku ke rumahmu."
"Ke rumahku?" Baekhyun tersentak kaget. "Mau apa kau ke sana?"
"Bukan urusanmu!"
Bukan urusanku, desah Baekhyun ngeri. Tapi itu kan rumahku!
Sambil mengemudikan mobilnya Baekhyun masih dapat melihat lelaki itu menyeka mukanya berkali-kali. Sebentar-sebentar dia memegang kepalanya. Dan mengerut kesakitan.
Mudah-mudahan dia sudah jatuh pingsan sebelum sampai ke rumah. Tetapi sampai mobilnya berhenti di depan rumah, lelaki itu masih tetap bertahan!
Sempoyongan dia turun dari mobil. Membukakan pintu untuk Baekhyun. Dan menyeretnya turun.
"Buka!" desisnya sambil melirik pintu depan rumah. "Ingat, jangan membangunkan siapapun!"
Bergegas Baekhyun mencari kunci di dalam tasnya dan membuka pintu. Sejenak lelaki itu menahan langkahnya di ambang pintu. Menyapu seluruh ruangan dengan matanya. Ruang tamu yang sempit. Gelap. Sepi. Tidak ada seorang pun di sana.
"Di mana anak-anakmu?"
"Tidur."
"Di mana kamarnya?"
"Di atas."
"Pembantu?"
"Tidak punya."
"Orangtuamu?"
"Cuma ibu. Tidur di kamar anak-anak."
Baekhyun mendengar laki-laki itu menghela napas lega. Justru pada saat Baekhyun menahan napas. Anak-anaknya perempuan semua. Jika lelaki ini... Oh Tuhan! Jangan!
Buru-buru Baekhyun menyodorkan kunci mobilnya. Lelaki itu menatapnya dengan kesal.
"Untuk apa?"
"Tolong tinggalkan rumahku," pinta Baekhyun ketakutan. "Ambil apa saja yang kau inginkan. Jangan ganggu aku dan anak-anakku..."
"Ambilkan aku minum," katanya sambil menutup pintu dan menjatuhkan diri ke kursi. "Obat sakit kepala juga."
"Pusing?" tanya Baekhyun tak sadar.
Lelaki itu hanya mengangguk. Dan menyeka darah yang meleleh dari hidungnya.
"Kau harus ke rumah sakit..."
"Jangan cerewet!"
"Tapi kau harus ke dokter!"
"Bukan urusanmu!"
"Mungkin lukamu parah."
"Sudah kubilang bukan urusanmu!"
"Kalau kau mati, aku yang dihukum! Aku yang menabrakmu!"
"Ambil minum!"
Apa boleh buat. Baekhyun menghela napas. Dia tidak dapat mengatur bajingan ini. Orang itu yang berkuasa.
Baekhyun baru melangkah setindak ketika laki-laki itu menyambar lengannya. Dia hampir memekik kaget. Untuk masih sempat ditahannya. Baekhyun sadar, dia tidak boleh membangungkan anak-anaknya. Kalau mereka bangun, keadaan akan bertambah kacau. Dan mereka mungkin berada dalam bahaya yang lebih besar.
"Ada apa?" gerutu Baekhyun antara takut dan jengkel. "Kau minta minum, kan?"
"Aku ikut. Di mana kamarmu?"
"Mau apa ke kamarku?"
"Aku tidak percaya padamu. Siapa tahu kau punya seseorang di kamarmu."
"Sudah kubilang, aku janda."
"Dan janda tidak boleh punya seseorang di kamarnya?"
Memerah paras Baekhyun.
"Mengapa kau harus takut?"
"Bukan urusanmu. Di mana kamarmu?"
Terpaksa Baekhyun membawa laki-laki itu ke kamarnya. Untung memang, dia selalu tidur sendiri. Di kamar bawah. Dengan menempatkan anak-anaknya di kamar atas, mereka tidak akan terbangun setiap kali dia pulang malam.
Lelaki itu mengempaskan pintu kamar sampai terbuka. Dan tegak dalam posisi siaga. Ketika dirasanya aman, tangannya meraba dinding. Dan menekan tombol lampu.
Sinar lampi menerangi seluruh kamar yang tidak terlalu besar. Sebuah ranjang kosong menanti di tengah kamar. Lemari yang kecil itu juga tak mungkin dipakai seseorang untuk bersembunyi. Selain itu hanya sebuah meja hias yang mengisi kamar itu.
Lelaki itu menghela napas lega. Rasanya semua aman. Tidak ada seorang pun di kamar perempuan ini. Dia langsung duduk di samping tempat tidur dan mengurut-urut kepalanya.
Dia pasti sangat kesakitan, pikir Baekhyun resah. Kalau dia mau menggunakan kesempatan, rasanya sekaranglah saatnya yang paling tepat. Dia hanya tinggal menyambar botol parfumnya. Menyemprotkan minyak wangi itu ke matanya. Lalu memukul kepalanya dengan lampu duduk di sisi tempat tidur.
Dan kebimbanga Baekhyun buyar dengan sendirinya. Karena lelaki itu sudah roboh sebelum sempat diapa-apakan!
Dia tidak pingsan. Tapi sekujur wajahnya mengerut kesakitan. Dan tiba-tiba saja, Baekhyun merasa kasihan kepadanya. Karena bagaimanapun, dialah yang telah menabrak orang ini.
Bergegas Baekhyun lari ke dapur. Mengambil air dan membawa sebutir pil obat penghilang rasa sakit.
"Ini obatnya," Baekhyun menyodorkan obat dan air yang dibawanya. "Kau perlu dokter!"
"Aku hanya pusing," katanya setelah menelan obatnya.
"Apa salahnya pergi ke rumah sakit?"
Dia tidak menjawab. Diteguknya airnya sampai habis.
"Lagi?"
"Aku ingin muntah lagi."
Tanpa berkata apa-apa lagi, dibaringkannya tubuhnya. Dipejamkannya matanya rapat-rapat.
"Aku tidak akan mengganggumu," desahnya menahan sakit. "Asal kau tidak berbuat yang bukan-bukan."
Berbuat apa, pikir Baekhyun sambil menyelinap ke luar. Menelepon polisi? Meminta mereka mengeluarkan lelaki itu dari kamarnya? Tetapi...apa salah dia? Lelaki itu tidak mengganggunya sama sekali. Baekhyun lah yang telah menabraknya!
TBC
Hai aku balik lagi dengan membawa FF remake dari novel karya Mira W berjudul asli "Cinta di awal Tiga Puluh".
Kenapa sih aku suka banget nge-remake cerita Mira W? Karena beliau adalah salah satu penulis favoritku, dan aku pengen orang-orang tahu bahwa meskipun novel-novel karya Mira W kebanyakan sudah jadul (dari segi cover book dan tahun terbit), tapi ceritanya seru banget.
Oke deh, mind to REVIEW?
