YOU
Original Character belongs to Masashi Kishimoto
This Story Belong to Gererezer
Warn : Typos, AU, OOC (maybe), Dll
.
.
.
-Naruto pov-
Entah mengapa aku masih terus menunggu kedatanganny. Tak ada kabar atau pun surat darinya. Aku hanya bisa berharap Ia baik baik saja disana.. dan aku berharap Dia ada disini.
Kalian mungkin bingung siapa yang aku tunggu? Erm.. Dia adalah Uchiha Sasuke. Seorang pria berwajah dingin dan 100% kepribadian dan tingkahnya berbeda denganku.
Dan juga kalian pasti bertanya, "apa yang kau tunggu darinya?" tentu saja! Sosok dirinya yang sudah meninggalkanku selama 3 tahun. Ia pergi ke London dengan alasan ingin berkuliah di Havard. Well aku tidak bisa mencegahnya bukan? Semua orang mempunyai keinginannya sendiri.
"Naruto-kun.. kau perlu bantuan?"
"A-ah tak apa Sakura."
"Apa kau yakin? Biar aku saja yang mengerjakan. Kau perlu berkerja lagi di cafe bukan?"
"Tenang saja Sakura. Aku hanya tinggal memanggangnya dan selesai.."
"Huh.. kau ini keras kepala sekali. Biar aku saja" wanita ini adalah Haruno Sakura, temanku sekaligus pemilik toko roti. Aku berkerja di tokonya untuk memenuhi kebutuhan hidupku.
"Nah sana cepat kau pergi ke cafe. Kau akan telat Naruto!" Ia sangat baik dan sedikit seram.. tapi bagaimana pun juga aku pernah menyukainya.
"A-ah! 15 menit lagi! Sakura terimakasihhh dan maaff!" Ucapku segera membuka celemek dan menaruhnya di atas meja lalu berlari kecil menuju pintu samping dan segera pergi menuju tempat kerjaku.
Yah menjadi seorang pelayan sekaligus pembuat roti sangat menyenangkan bagiku.. walaupun berat untuk menjalaninya.
.
.
"Haaah.. haah.. akhirnya sampai juga.." ucapku saat sampai di depan cafe. Seseorang keluar dari dalam cafe
"OI! NARUTO! KAU INI TELAT SEPERTI BIASA YA!"
"Ah Kiba.. haah.. haahh.. maaf hehehe"
"Kau ini memang bodoh ya. Ayo cepat masuk disini udaranya semakin dingin.. brrr"
"A-ah iya.. ano..Kiba? Apa semuanya sudah datang?" Tanyaku pada pemuda sebayaku yang menjadi sobatku dari kecil hingga sekarang, yaitu Inuzuka Kiba. Pria yang lahir dengan tanda segitiga terbalik di pipi kanan dan kirinya..
"Sudah semua. Tidak ada kau itu merepotkan tahu. Cepat sana pakai seragammu Naruto!" Aku bergegas mengganti pakaianku.
Saat aku membuka lokerku, aku melihat secarik kertas. Aku mengambilnya, "surat? Tak mungkin... amplop? Hei aku belum waktunya gajian..lalu apa?" Saat ingin membuka tiba tiba Kiba memanggilku untuk segera bekerja. Surat itu kusimpan di loker kembali.
.
.
"Otsukaresamaaa~" ucapku dan yang lainnya. "Huuh~ akhirnya selesai juga waktu kerjaku.. are.. aku lupa memakai jaket! Siaall!" Ah tidak. Aku bodoh sekali, jaketku tertinggal di rumah.. dan kini salju mulai berjatuhan. Astaga aku harus cepat pulang kerumah.
Dengan cepat aku berlari menuju rumahku. Ditengah perjalanan,aku bertemu seseorang yang sedang duduk dibawah pohon besar, Ia tak memakai pakaian hangat. Hei siapa yang kuat dimusim ini tak memakai jaket ataupun mantel hangat ?. aku berjalan kearahnya, cukup gelap untuk melihat wajahnya.
"Mm.. ano.. kau tak apa?" tanyaku sambil menunduk untuk mencoba melihat wajahnya.
"D-dingin…a-air.." samar samar kudengar suaranya. Nampaknya pria ini kelaparan.
" A-ano.. umm biarkan aku menolongmu…ayo ikut aku kerumah. Aku akan memasakkan sesuatu untukmu ttebayo.." aku tak tega melihat orang ini.
Orang itu mulai bangun lalu menenggakan wajahnya. O-oh.. Ia besar.. ser-am.. akhirnya aku dan pria itu berjalan pulang kerumahku. Hnggg.. aku benci suasana hening ini, ingin memulai percakapan.. Ia terlalu seram untuk diajak berbicara..ditambah lagi.. jika aku salah berkata aku akan habis dan.. salah satu pelanggan di café ku bekerja berkata ..
"ara ara.. Naru-chan, jika seseorang yang kelaparan dan diajak berbicara…kau akan dilahapnya hohoho" Kamisamaa… pekataan itu terus berlari diotaku.
.
Akhirnya, sampai juga. Aku membuka pintu depan dan diikuti oleh pria itu. "tadaima.." aku masuk dan menaruh tasku di sofa dan mulai menggulung lengan kemejaku. Memakai celemek dan.. sepertinya ada yang terlupakan.. "O..ojamashimashita.." ucap pria itu. Aku mengutuk kebodohanku sendiri karena lupa mempersilahkan tamu. "A-ahh.. m-maaf. Buatlah dirimu senyaman mungkin di rumahku yang kecil ini."
Aku melihat pria itu mulai duduk di sofa. Aku menghampirinya sambil membawa dua gelas coklat panas. "Kau suka coklat panas?" aku meletakan gelas itu di meja. Aku meminum sedikit coklat panasku lalu menyalahkan perapian. Oke ini sangatlah awkward, tak ada salah satu dari kami yang membuka suara.
"Hei… boleh aku bertanya sesuatu padamu?" aku tak tahan. Ia menoleh kearahku, wajahnya yang kusam.. mata rubynya yang indah.. ditambah.. bibirnya yang.. hiiiiihhh Ia Nampak seperti preman ttebayoooo..
"S-siapa namamu? Aku merasa aneh jika memanggil seseorang tanpa mengetahui namanya.." ucapku sambil menoleh kearah lain.
"Kyuubi. Panggil aku Kyuubi. Dan kau siapa?" Dengar?! Suaranya yang berat dan errr… seramm. Glup, aku menelan ludahku sendiri "U-uzumaki Naruto, panggil aku Naruto saja..t-ttebayo..".
"Naruto..kah. kau tinggal sendirian disini?"
"U-uhum.. aku tinggal berdua, tapi seorang lagi sedang di London.."
"London kah, cih. Biarku tebak, Ia pasti orang yang genius bukan?"
"A-ah.. um. Begitulah. Ia meneruskan kuliahnya disana dengan kakak nya."
"Havard University. Aku yakin Ia di University terkenal itu."
"B-bagaimana kau tahu kyuubi-san?" oh, man. Siapa dia sebenarnya..
"Jika Ia genius, pasti Ia akan memilih universitas yang banyak saingannya. Kau ini bodoh sekali hmph!"
"A-ahhahahah aku memang tak pernah tahu soal itu. Ah kyuubi-san kau lapar bukan? Biar aku buat makan malam"
"Kyuubi saja, aku tak suka jika ditambah embel embel itu, cih!"
Kamisamaa.. Ia seram sekali ttebayoo..
…
-Pov End-
Naruto membuat makan malam didapur sambil bersenandung ria. Kyuubi yang duduk di depan perapian, menghangatkan dirinya sambill mengingat sesuatu yang membuat dirinya seperti ini. Naruto menata semua makanan yang ia masak di atas meja makan, ia memanggil Kyuubi untuk makan.
-Meja Makan-
Hanya suara aduan sumpit dan mangkuk yang terdengar. Bahkan tetesan air wastafel pun samar terdengar. Mereka sama sama terjebak dalam pemikirannya sendiri. Kyuubi memikirkan bagaimana Ia mencari tempat tinggal, sedangkan Naruto memikirkan tentang kisah cintanya yang tak ada kabar itu.
Dengan tak sengaja , secara bersamaan mereka menghela nafas beratnya dan menaruh sumpit mereka. Saling pandang.
"Pft. Hahaha kenapa bisa berbarengan ttebayoo hahhaaa" tawa Naruto sambil menutup mulutnya. Kyuubi? Ia hanya tersenyum lalu meminum air putih sambil mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
..
"Hoaaammm" Naruto yang sudah rapih dengan piyamanya berjalan menuju tangga dimana kamarnya berada di lantai atas. "Ngg.. Kyuubi-san kau tidak mengantuk?" Tanya Naruto sambil menguap.
"Tidak.. mmm…Naruto, aku boleh tinggal sementara disini bukan?" Tanya Kyuubi tanpa menoleh kearah Naruto.
"Mmm boleh saja, lagipula sekalian menemaniku.. Jika kau mengantuk kau bisa tidur dikamar tamu, kau lihat pintu merah itu? Nah itu.. kamarmu. Njaa.. oyasumi Kyuubi-san" Naruto pergi meningggalkan Kyuubi sendirian.
Kyuubi masih duduk diam di sofa itu, Ia sedang memikirkan sesuatu.. "Naruto.. kau tak ingat tentang diriku huh.." Ia mematikan perapian itu lalu pergi kamar yang ditunjukan Naruto dan mulai beristirahat.
.
.
.
"PRANG!"
"U-uaaahh! Yabee!"
"E-eeeeee!" suara gaduh di dapur pada pagi hari, membangunkan rubah ekor Sembilan ini-maksudnya Kyuubi. Kyuubi bangun dari tempat tidurnya dengan wajah yang.. seram dan buas. Mengerikan. Ia keluar dari kamarnya dan.."Grrr..NA-RU-TO!" ejanya penuh penekanan.
"Oh.. Ohayou Kyuubi-san,maaf membangunkanmu. Aku akan berangkat kerja dan sarapanmu dimeja makan. Nja. Ittekimaasuuu!"
Naruto pergi bekerja dan meninggalkan Kyuubi sendirian dirumah. "Ck. Dasar pirang gaduh." Ucap Kyuuubi. Ia merasa sepeti sudah terbiasa dengan keadaan ini. Ia mencuci wajahnya di westafel dapur dekat dengan meja makan, lalu ia memulai sarapannya. "Itadakimasu..aaa- " sebelum ia memakan sarapannya terdapat note yang bertuliskan
– Kyuubi-san aku titip rumahku dan aku akan pulang jam 10 malam! Jika kau lapar aku telah menyiapkan makan siang serta makan malam di lemari pendingin. Oh iya di kamarmu ada lemari bukan? Jika kau ingin berganti pakaian, disana ada yukata. Pakai saja sementara oh dan jika kau ingin membaca Koran, aku menaruhnya di meja ruang tamu!-
Kyuubi tersenyum membaca note itu "Dasar bocah…" lalu Ia mulai memakan sarapannya.
.
.
"Ohayou Sakura-channn.." sapa Naruto pada saat membuka pintu toko roti itu.
"Ohayou Naruto. Bisakah kau cepat sedikit? Kita mempunyai banyak pesanan!" ucap Sakura sambil melempar celemek kearah Naruto. Naruto pun bergegas membantu Sakura.
"Ne.. ne Sakura-chan, siapa yang memesan roti sebanyak ini?" Tanya Naruto sambil memangggang roti.
"Entahlah, Ia ketokoku semalam saat kita tutup. Ia memberikan secarik kertas dengan isi pesanan roti dengan nama Black Crow." Ucap Sakura sambil menghias atas roti.
"Heehh.. dengan pesanan 100 roti. Pasti ia orang berlimpah hartanya.. hmmm" gumam Naruto.
"Haah~ dia sangat tampan dan sexy sekali.. " ucap Sakura sambil tersenyum malu.
"Heh? Benarkah? Ara araa.. Sakura-chan kau suka dengannya yaa?" goda Naruto,
"Bagaimana tidak.. dia terlihat berwibawa..sexy..menawan..tampan..ah aku ingin bertemu dengannya lagii huumm" sepertinya Sakura tegila gila dengan pembeli itu, lihat saja tingkahnya. Seperti gadis yang baru pertama kali menyukai seseorang. Naruto hanya bisa tertawa geli.
"Ah iya Naruto, hari ini kan kau mendapat gaji, aku akan memberimu bonus 2x lipat!" ucap Sakura dengan semangat.
"Eh.. D-dua kali lipat? O-oi kau tak bercanda kan?" tanya Naruto meyakinkan pemilik toko itu.
"Tentu saja! Aku sedang senang hari ini. Ah iya Naruto, bisa kau antarkan beberapa sample dari toko kita ke apartemen Black Crow itu? Alamatnya tercantum di kertas itu." Ucap Sakura sambil menyiapkan beberapa roti dan dikemas untuk diantarkan ke sebuah apartemen si pembeli 100 buah roti itu.
"Ah baiklahh.. emm jam berapa aku harus kesana?"
"Satu jam lagi. Cepatlah Naruto. Ah ada pelanggan. Kau urus roti roti itu aku akan melayani pelanggan" ucap Sakura sambil merapihkan rambutnya dan meninggalkan Naruto.
.
.
"Sakura-channn aku pergi yaaaa! ITEKIMASSUU!"
"Itterashaiiiii"
Naruto pergi mengantar beberapa sample roti dari toko ia bekerja. "Apartement Onyx huh.. kalau tidak salah itu apartement yang isinya orang orang kaya bukan..uuh" sepertinya Ia grogi, lihat saja tingkahnya.. Gemetaran serta berdegup kencang.
Dibutuhkan sekitar 30 menit untuk sampai ke Apartement Onyx dengan jalan kaki. Akhrinya Naruto sampai didepan Apartement yang besar itu. Saat ia ingin masuk tiba tiba Security mendekatinya.
"Maaf, anda ingin bertemu dengan siapa?" ujar Sang Security.
Naruto yang kaget sekaligus gugup Ia menjawabnya dengan gagap "D-dengan B-Black C-Crow ttebayo" ucapnya.
"Aah..tuan besar ternyata, silahkan masuk. Beliau berada dilantai 10 dengan kamar 110. Pintunya bewarna hitam dan gagang pintunya berwarna merah. Kau pasti orang penting ya" ucap Security itu.
"Terimakasih atas infonya Security-san. T-tidak aku hanya seseorang pembuat roti dan pelayan cafe ttebayo." jawab Naruto sambil berpamitan masuk kedalam Apartement besar itu.
Saat Naruto berada di dalam Apartement itu, Ia merasa sedikit lega karena Apartement ini tidaklah ramai. Ia disapa beberapa pegawai yang bekerja disana.
'Di Apartement saja sampai ada pegawai.. sungguh aku yakin Owner Apartemet ini pasti sangat kaya!' batin Naruto sambil memegang erat keranjang yang berisi sample roti itu.
Kini sampailah Naruto di tempat yang diberitahukan oleh Security. Entah kenapa tiba tiba rasa grogi dan gugup itu kembali menguasai tubuh Naruto.
'glup' Ia sampai sulit menelan air liurnya sendiri.
"Tenanglah tenanglah... kau akan baik baik saja. Pasti wajahnya seperti yang dikatakan Sakura-chan."
Pada saat Naruto ingin menyentuh knop pintu. Terbukalah pintu itu, err tepatnya pintunya sudah dibukakan dari dalam
"Hiii!" kaget Naruto karena objek yang Ia lihat adalah setelan blazer hitam yang membalut tubuh besar nan kokoh itu. Bak sebuah sumo yang sedang menjalani diet. Tidak terlalu gendut dan kecil. Namun besar.
"Kau siapa?" suara yang berat dan terdengar sangar itu membuat bulu kuduk Naruto bergetar.
"P-pengantar r-roti yang dipesan oleh Black Crow ttebayo!"
"Masuklah." Pria itu membukakan jalan untuk Naruto masuk kedalam ruangan Apartement itu.
"Ara, apa pesananku secepat itu?" kini seorang pria dengan stelan suit yang membalut tubuh atletis.
"A-aku hanya m-membawa samplenya saja.." ucap Naruto gugup
"Tidak perlu gugup, duduklah." Senyuman lembut menghiasi wajah tampan dan berwibawa itu.
"T-tidak usah ttebayo. A-aku hanya mengantar sample-nya dan akan kembali ke toko untuk membuat pesananmu erm... Tuan Black Crow ?"
"Begitukah? Siapa namamu ?"
"U-Uzumaki Naruto."
"Naruto... apa aku bisa memanggilmu dengan sebutan Naruto?"
"T-tentu bisa, em apakah anda Tuan Black Crow ?"
Pria itu terkekeh lalu mendudukan dirinya di atas permukaan sofa hitam yang empuk.
"Ya, aku adalah Black Crow. Bisakah akau menyicipi roti yang kupesan?"
Naruto menghampiri pria yang bernama Black Crow itu lalu menaruh keranjang rotinya di atas meja, tepat didepan pria itu.
"Erm, maaf jika roti itu sudah dingin. Aku berjalan kaki kesini jadi.. maaf Tuan!" Naruto membungkuk meminta maaf atas kesalahannya.
"itadakimasu.." Black Crow itu mulai memakan roti yang telaah dingin itu.
"Ah... benar apa yang dikatakan Outoto. Ini sangatlah enak." Gumam Black Crow yang masih bisa terdengar oleh Naruto.
Naruto tersenyum mendengar itu. 'Seenak itukah roti buatan Sakura?' pikirnya sambil melihat Black Crow itu memakan roti roti itu.
"Erm, maaf Tuan Black Crow. Ini mungkin pertanyaan yang lancang. Bukankah masih banyak toko roti yang lebih enak ? mengapa anda memilih toko kami?"
"Outoto manisku yang memberitahu ini, aku mendengar darinya jika toko roti dimana kau bekerja sangatlah enak. Ia memberitahuku agar mencicipi roti yang berasa kopi. Dan memang benar. Walaupun pahit ini tetaplah sangat enak." Ujarnya sambil tersenyum.
'Roti rasa kopi.. itu adalah roti kesukaan Sasuke..' batin Naruto mengingat ingat jika Sasuke sangatlah menyukai roti pahit itu.
"Outotoku sangatlah membenci rasa manis, Ia sangat menyukai kopi."
"Sama seperti dirinya.." gumam Naruto sambil tersenyum tipis. Senyuman yang menyiratkan rasa kesedihan. "Black Cro-" ucapan Naruto terputus
"Black, panggil saja aku Black. Senang bertemu denganmu, Naruto-kun"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Naruto? Mengapa kau kesini?" tanya Sakura yang sedang mengelap meja.
Naruto menghela nafas beratnya. Setelah Ia bertemu oleh pelanggan yang bernama Black Crow itu membuatnya ingat akan Sasuke yang tak kunjung pulang.
"Hei jawab aku!"
"M-maaf Sakura-chan.. aku hanya lelah.. sedikit" Naruto menampilkan senyuman lemah itu.
"Apa kau merindukan Sasuke?"
DEG!...
"T-tentu saja tidak! Orang seperti dia untuk apa aku rindukan!" sanggah Naruto dengan tawa renyahnya
'Aku sangat merindukannya.. Sangat!'
"Kau merindukannya Naruto.."
"Tidak Sakura-chan.. Aku hanya akan membuang waktuku untuk merindukannya"
'Everytime I've been missing him.. i know its such a waste time..'
"Kau tidak berbohong bukan?"
"Tentu tidak.."
'Yes..i'm lying to myself..'
"Benarkah kau sedang tidak berbohong padaku atau pada dirimu sendiri?"
"Aku bukan tipe orang yang berbohong Sakura-chan"
'Sorry.. I just can't say the truth..'
"Naruto.. akan sangat menyakitkan jika kau berbohong.. Naruto bisakah kau jaga toko sebentar? Aku ingin bertemu dengan Ino. Nja naa!" Sakura pergi melewati pintu belakang, meninggalkan Naruto yang mati matian menahan air matanya.
Tak lama air asin mengalir dengan deras melewati kedua pipi Naruto.
"Aku merindukannya.. sangat.."
.
.
.
.
.
.
.
.
-Sakura Pov-
Aku melihat Naruto sedang menangis didepan pintu masuk itu. Naruto.. aku tahu kau sangat merindukannya. Maaf.. jika saja waktu itu aku tidak berbuat sesuatu hal yang fatal.. pasti.. pasti Ia akan berada disampingmu.. merangkulmu dan menghapus air matamu. Maafkan aku Naruto
"Maafkan aku.." gumamku sambil pergi kearah toko bunga milik Ino.
Kalian pasti bingung bukan.. Apa yang terjadi padaku dan Naruto.
Ya.. aku akan menceritakannya.. cerita pahit bagiku dan bagi Naruto..
Cerita yang..
Sangat sulit untuk dilupakan.
Tbc or Delete?
"Kenapa namanya ko jadi 'Gererezer' ?"
"ini ganti Own?"
"ini bukan KuroTaiga?"
Cek profile Ge ya :))
Btw kenapa ganti, soalnya kepikiran aja namanya jadi Gererezer biar kembar sama kaya yang di wat**pad :v
*Note : Sensei chap 9 on progress!
