A/N: Ini adalah Fiction pertama hamba, hamba harap kalian para pembaca menyukainya. Paragraf pertama hamba sudah dapat izin dari author Ray Barracuda untuk memakainya dan di ubah sedikit. Hamba juga sudah minta izin untuk publish di Account Ray Barracuda karena hamba tidak punya Account Fanfiction, saya sangat terinspirasi dengan Fiction-Fiction milik Ray Barracuda. Kalian boleh manggil hamba dengan nama 'Ren Hayashida' #LOL!

Title: The Father of Team Seven

Disclaimed: Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: OC, OOC, Typo, Lime, Lemon and Etc

Happy Reading!

~•~

Chapter 1: Pilot!

Menghela nafas panjang pemuda berambut pirang berusia 20 tahun, mengenakan jaket putih di padukan dengan kaos standar shinobi warna hitam dan celana standar shinobi warna hitam menambah kesan tampan pemuda tersebut.

Dirinya tidak menyangka, sudah hampir tiga tahun hidup sendiri di dunia ini, dan hanya di temani oleh ke sembilan bijū yang menjaga tempat terjadinya Perang Dunia Shinobi Ke-4.

"Naruto." kata sebuah suara yang ternyata adalah bijū berekor sembilan. Kurama namanya.

Kurama beserta para bijū lainnya berjalan mengikuti Kurama, tidak lama kemudian para bijū beserta Kurama membentuk sebuah lingkaran dan Naruto berada tepat di dalamnya.

"Ada apa Kurama?" tanya Naruto heran, yang lebih heran lagi adalah semua para bijū berkumpul.

"Ada yang ingin aku sampaikan." menghela nafas sejenak, Kurama melihat rekan-rekannya sejenak dan mereka semua mengangguk, pandangannya beralih kembali kepada Naruto, "Kami semua sepakat akan mengirim dirimu ke dimensi lain." kata Kurama.

Mendengar perkataan dari sahabatnya, Naruto benar-benar terkejut, "Apa maksudmu Kurama?" tanya Naruto tidak mengerti.

"Maksud kami adalah kami akan mengorbankan hidup kami untuk mengirim kamu ke dimensi lain" kata Shukaku bijū ekor satu to the point.

"Apa?! Aku tidak mau!" Naruto tidak habis pikir kenapa para bijū rela mengorbankan nyawa mereka hanya untuk seorang yang gagal menyelamatkan dunia.

"Dengar Naruto, di dunia ini sudah tidak ada harapan lagi, lagi pula kami semua ingin sekali bertemu kembali dengan Tou-san." kata Gyūki bijū ekor delapan, "Dan juga hidupmu lebih berharga dari pada kami, kamu bisa melanjutkan hidupmu di dimensi baru itu." tambahnya.

Naruto berpikir sejenak, perkataan Gyūki ada benarnya, tapi dengan mengorbankan hidup mereka? Itu membuat Naruto harus merasa kehilangan lagi sahabat-sahabatnya, "Aku tidak mau kalau itu-," Naruto menghentikan kata-katanya dan tertunduk sedih jika harus berpisah dengan mereka.

"Kami rela melakukannya Naruto, dan apa yang di katakan Gyūki benar, kami rindu dengan Tou-san, kami rela mengorbankan hidup kami kalau kamu mendapatkan hidup yang baru," Matatabi bijū ekor dua tersenyum kearah Naruto, "Kami bersyukur bisa berteman denganmu selama tiga tahun ini, kamu adalah teman berharga kami, lagi pula kamu masih mempunyai masa depan di dimensi baru tersebut." Matatabi menambahkan kata-katanya.

Mengangkat kepalanya, Naruto memandang wajah semua bijū yang tersenyum kearahnya, mereka semua tampaknya sudah siap dengan resikonya, Naruto tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan hanya bisa menutup matanya.

"Terimalah hadiah dari kami ini Naruto." kata Kurama tersenyum.

Masih menutup matanya Naruto mengangguk lemah, para bijū tersenyum ketika Naruto mengangguk.

"Kalian siapa teman-teman!" kata Kurama bersiap-siap mengirim Naruto ke dimensi lain.

"Tentu saja!" jawab para bijū lainnya.

"Bijūjutsu Ōgi: Gaikeisunbō Toraberu!" teriak semua bijū menyebutkan nama jutsunya.

Cahaya putih menyelimuti tubuh Naruto, para bijū tersenyum ketika jutsu mereka mulai bekerja dengan baik, lambat laun tubuh Naruto mulai menghilang dari hadapan mereka.

"Jaga dirimu baik-baik Naruto!" teriak Son Goku bijū ekor empat tersenyum lebar.

"Terima kasih sudah mau menjadi teman kami Naruto." kata Kurama terkekeh senang.

"Shukaku, Matatabi, Isobu, Son Gokū, Kokuō, Saiken, Chōmei, Gyūki, Kurama! Terima kasih! Kalian semua adalah sahabat terbaik yang aku punya selama tiga tahun ini!" teriak Naruto sebelum tubuhnya memudar dan menghilang dari hadapan para bijū.

Para bijū terkekeh senang karena mereka berhasil mengirim Naruto ke dimensi lain, mereka semua menutup mata sebelum tubuh mereka menghilang bagaikan debu, dalam pikiran mereka cuma satu, semoga sahabat mereka baik-baik saja di dimensi yang mereka kirim, tapi mereka percaya bahwa Naruto pasti baik-baik saja, apalagi tubuh Naruto adalah tubuh Rikudō Senjutsu yang merupakan reinkarnasi salah satu anak dari Hagoromo.

~•~

Mengerjapkan matanya berkali-kali, pemuda berambut pirang mengangkat tangan kanannya seraya sedikit menutupi wajahnya karena sinar matahari yang menyinari wajahnya.

"Dimana ini?" melihat sekeliling pemuda berambut pirang yang memiliki nama lengkap Uzumaki Naruto sedikit membulatkan matanya, "Damn! Aku berada di Konoha." Naruto melihat empat orang yang di kenal sedang melompat dari pohon ke pohon.

Merenggangkan otot-ototnya, Naruto bangun dari tempat di mana dirinya terbaring, dirinya heran kenapa dirinya di kirim oleh para bijū ke dunia ninja lagi, yang lebih parah dirinya melihat Team Gai yang masih berusia 13 tahun sedang melompat dari pohon satu ke pohon lainnya.

"Aku terlempar ke dimensi lain apa aku berada di masa lalu? Aku harus cari tahu." melompat keatas pohon dan mulai melompati pohon-pohon Naruto mulai menuju kembali ke Konohagakure untuk mencari tahu kebenarannya. Dirinya harus memikirkan alasan yang bagus ketika bertemu Sandaime Hokage atau yang lebih parah di sini Yondaime Hokage belum meninggal.

Berhenti di depan gerbang Konohagakure, Naruto melihat dua orang yang di kenalnya. Menggelengkan kepalanya melihat dua orang yang tampaknya tidak naik-naik pangkatnya Naruto sedikit tertawa kecil.

"Maaf tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya Izumo heran karena orang di depannya sedikit tertawa kecil.

"Ah maaf." Naruto membungkukan badan, "Apa disini desa Konoha?" tanya Naruto. Izumo maupun Kotetsu mengangguk, "Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, bisakah aku bertemu dengan Hokage-sama?"

Mendengar nama marga yang di sandang pemuda di depannya Izumo dan Kotetsu saling pandang sejenak kemudian beralih kembali ke Naruto, "Ah anda benar Uzumaki-san, ini desa Konoha." kata Kotetsu. "Perkenalkan namaku Hagane Kotetsu, dan ini adalah partnerku Kamizuki Izumo." Kotetsu mengenalkan dirinya dan partnernya, "Sepertinya Hokage-sama ada di ruang kantornya, jadi anda tinggal lurus saja dari sini, ketika melihat bangunan yang tinggi itulah kantor Hokage."

"Terima kasih kalau begitu." kata Naruto. Dirinya langsung pamit kepada kedua penjaga gerbang dan segera bergegas menuju kantor Hokage.

Setelah Naruto pergi Kotetsu menatap sahabatnya, "Tidak aku sangka masih ada clan Uzumaki yang tersisa selain Kushina-sama dan Naruko-sama."

"Ya. Yang lebih heran rambut dan matanya hampir mirip dengan mendiang Yondaime-sama." Kata Izumo.

"Yep! Kau benar." kata Kotetsu yang kini kembali menadahkan kepalanya di atas kedua tangannya yang berada di atas meja, "Bangunkan aku jika sudah gilirannya untukmu tidur."

"Beres." Izumo mengambil sebuah buku dan membacanya untuk menunggu giliran jatah tidur siang.

Kedua shinobi penjaga gerbang Konohagakure memang sering mencuri-curi waktu tidur, mereka berdua seperti di takdirkan untuk menjadi penjaga gerbang abadi Konohagakure.

Naruto berjalan melintasi jalanan Konohagakure, dalam pikirannya Konohagakure tidak ada yang berubah, hanya orang-orang saja yang melihatnya dengan tatapan heran karena melihat dirinya, yang lebih parah adalah teriakan para penduduk yang bergender wanita yang meneriaki betapa tampannya Uzumaki Naruto.

'Akhirnya aku tahu penderitaanmu Sasuke.' batin Naruto terus berjalan menuju kantor Hokage.

~•~

Di kantor Hokage, seorang pria yang lebih dari setengah abad baru saja selesai membaca buku yang di kirim oleh muridnya, atau lebih tepatnya muridnya dari dimensi lain, karena muridnya yang dari dunia ini sudah meninggal saat menjalankan misi mata-mata bagi desa lain. Dan muridnya dari dimensi lain bertemu dengan muridnya dari dunia ini dan menyerahkan tugasnya kepada muridnya dari dimensi lain.

Sang Hokage awalnya tidak percaya bahwa muridnya telah meninggal dan mendapatkan ganti murid dari dimensi lain. Akhirnya dirinya yakin bahwa muridnya bernama Jiraiya yang sekarang dari dimensi lain, "Kamu memang hebat Jiraiya, buku 'The Tale of Uzumaki Naruto' benar-benar menginspirasiku." Kata sang Hokage yang memasukan bukunya kedalam laci, kemudian menatap luar desa, "Tiga bulan lagi, jika yang di katakan Jiraiya benar bahwa Orochimaru akan menyerang, aku harus bersiap-siap."

Sebuah ketukan terdengar di ruang Hokage, sang Hokage mempersilahkan orang tersebut untuk masuk kedalam, sosok tersebut pun masuk, sosok tersebut adalah Uzumaki Naruto.

Sang Hokage terkejut melihat sosok yang baru saja masuk lalu mengambil bukunya yang berada di dalam laci dan mencari sebuah foto yang mirip dengan sosok yang berada di depannya saat ini, 'Mirip dengan Uzumaki Naruto yang berada di buku ini, hanya saja rambutnya sedikit pendek dan fisiknya sedikit lebih dewasa.' batin sang Hokage.

Naruto membungkukan sedikit badannya, "Maaf telah mengganggu anda Hokage-sama, perkenalkan namaku Uzumaki Naruto. Aku berniat untuk tinggal di sini jika anda berkenan." kata Naruto menyampai maksud dan tujuannya.

Mendengar nama Uzumaki Naruto sang Hokage benar-benar terkejut, di telitinya dengan seksama sosok di depannya, mencari tahu apakah sosok tersebut adalah benar-benar Uzumaki Naruto yang di katakan Jiraiya.

"Apakah benar namamu Uzumaki Naruto anak muda?" tanya sang Hokage yang berusia lebih dari setengah abad.

Naruto menaikan alisnya bingung, "Tentu saja Hokage-sama, sejak lahir itu adalah namaku." jawab Naruto dengan tegas tanpa keraguan sama sekali.

"Anbu!" teriak sang Hokage, "Bisa tinggalkan kami berdua." para Anbu yang bersembunyi mengangguk lalu menghilang dari kantor Hokage, tidak berapa lama sang Hokage yang mempunyai julukan 'The God of Shinobi' membuat sebuah segel yang ternyata adalah Silence Seals.

Naruto menaikan alisnya tanda bingung dengan tingkah sang Hokage, sang Hokage bangun dari tempat duduknya kemudian menyerang Naruto untuk memastikan bahwa orang di depannya adalah benar-benar Uzumaki Naruto yang di bicarakan oleh Jiraiya.

Mendapat serangan dari sang Hokage, Naruto menahan serangan Roundhouse Kick sang Hokage dengan tangan kirinya, menciptakan sebuah bola berpendar biru di tangan kanannya Naruto hendak menghantamkan jutsu yang bernama 'Rasengan' kearah sang Hokage. Tapi sayang sang Hokage keburu mundur tiga langkah dan menatap Naruto dengan tersenyum.

"Kau benar-benar Uzumaki Naruto." kata sang Hokage. Naruto menaikan alisnya tanda bingung setelah dirinya menghilangkan Rasengan di tangan kanannya, "Duduklah Naruto-ku dan ceritakan kenapa kamu bisa ada di dimensi ini?" kata sang Hokage.

Sungguh Naruto benar-benar terkejut dengan ucapan sang Hokage, dirinya tidak menyangka bahwa sang Hokage tahu bahwa dirinya dari dimensi lain, yang lebih terkejut lagi siapa yang memberitahukan dirinya dari dimensi lain, setahu Naruto dirinya baru saja sampai beberapa jam lalu di dimensi ini. Naruto mengangguk kemudian duduk di kursi yang berada tepat di depan sang Hokage, matanya menatap sang Hokage meminta penjelasan.

Melihat mata Naruto meminta penjelasan, sang Hokage mengambil buku yang di laci dan menyerahkannya kepada Naruto. Naruto mengambil buku tersebut dan melihat cover depan yang tertera dengan jelas bertuliskan 'The Tale of Uzumaki Naruto' dan melihat siapa pengarang buku tersebut, dan betapa terkejutnya yang mengarang buku tersebut adalah mendiang gurunya yang bernama Jiraiya.

"I-ini-" Naruto tidak dapat menyelesaikan kata-katanya. Dirinya tidak berani mengambil kesimpulan bahwa orang yang menulis buku ini adalah mendiang gurunya yang terlempar di dimensi ini.

Sang Hokage tersenyum, "Ya itu adalah buku yang di tulis oleh gurumu sendiri." mendengar ucapan sang Hokage, mau tidak mau Naruto mengeluarkan air matanya, air mata bahagia bahwa gurunya ternyata selamat dari kematian dan berakhir di dimensi ini.

"B-bagaimana bisa?" tanya Naruto seraya menghapus air mata yang turun dari kedua matanya.

Sang Hokage akhirnya menceritakan kejadiannya saat dimana Jiraiya mengaku bahwa dirinya bukan dari dimensi ini, Jiraiya juga bilang dirinya menemukan 'Jiraiya' yang berasal dari dimensi ini telah meninggal saat melakukan misi mata-mata. Awalnya sang Hokage tidak percaya hingga Jiraiya menunjukan sebuah gulungan kontrak katak yang sudah tidak ada lagi nama 'Jiraiya' di dalam gulungan kontrak tersebut. Sang Hokage yang percaya menyuruh Jiraiya menuliskan nama di kontrak tersebut. Jiraiya pun mulai bercerita dari dimana saat penyerangan Orochimaru, melatih anak bernama Uzumaki Naruto selama tiga tahun yang ternyata adalah putra dari Yondaime Hokage dan Uzumaki Kushina, hingga dirinya bertarung dengan orang yang bernama Pein yang merupakan mantan muridnya dari Amegakure.

Naruto mengangguk paham, dirinya tersenyum senang bahwa sang guru dari dimensinya masih hidup dan tersenyum sedih bahwa 'Jiraiya' dari dimensi ini telah meninggal, "Bisa kamu ceritakan kenapa kamu bisa sampai sini Naruto-kun?" sang Hokage bertanya, berharap mendapatkan sedikit informasi dari Naruto yang menyangkut masa depan Konohagakure, setidaknya ada satu atau dua yang kejadiannya nanti hampir mirip di dimensi Naruto, dan dirinya bisa mencegah hal itu terjadi.

Naruto mengangguk dan mulai menceritakan semuanya, dari dirinya berlatih di bawah bimbingan Fukasaku untuk menguasai Sage Mode, bertemu dengan sang ayah yang berada di mindscape, mengalahkan Pein, bertemu dengan jinchūriki ekor delapan dan mulai berlatih untuk menggunakan charka Kyūbi dan bertemu dengan sang ibu yang membantu untuk menggunakan charka Kyūbi, terjun langsung di Perang Dunia Shinobi ke-4, bertarung dengan Uchiha Madara dan Uchiha Obito, hingga bangkitnya Kaguya yang merupakan dewa shinobi sebenarnya, menyegel Kaguya lalu bertarung satu lawan satu dengan Sasuke yang merupakan sahabatnya, hingga akhirnya Sasuke melakukan jutsu terlarang untuk memusnahkan semua orang, beruntung Naruto memiliki sembilan chakra bijū di dalam tubuhnya yang dapat menahan serangan tersebut, dan pada akhirnya di kirim oleh para bijū ke dunia ini.

Sarutobi Hiruzen tidak percaya apa yang di dengarnya, dirinya tidak menyangka bahwa terjadi Perang Dunia Shinobi ke-4 di dimensi tempat Naruto berada, "Aku turut berduka cita Naruto-kun apa yang telah menimpamu." kata Hiruzen. Naruto mengangguk tanda menerima turut berduka cita dari sang Hokage.

"A-ano boleh aku tahu, apakah versi diriku juga ada di dimensi ini?" tanya Naruto penasaran karena jika Jiraiya saja ada versi dari dimensi ini, pasti dirinya juga ada versi di dimensi ini.

"Tentu saja ada Naruto-kun, hanya saja dirimu di demensi ini bergender wanita dan namanya adalah Uzumaki Naruko." kata sang Hokage seraya tersenyum.

Mendengar itu dirinya tidak percaya bahwa dirinya di dimensi ini bergender wanita, dirinya membayangkan versi wanita saat dirinya menggunakan Oiroke no Jutsu.

"Dan juga Uzumaki Kushina di dimensi ini masih hidup." perkataan yang ini benar-benar membuat Naruto terkejut setengah mati, bahwa sang ibu di dimensi ini masih hidup, tidak berapa lama dirinya tersenyum senang, "Setidaknya Naruko di sini masih ada yang menyayanginya, dan Naruko lebih beruntung dari pada diriku. Aku senang mendengarnya Hokage-sama." kata Naruto.

Sang Hokage dapat melihat raut kesedihan sekaligus kebahagiaan dari mata Uzumaki Naruto, dirinya hanya bisa tersenyum sedih, dari buku yang dia baca bahwa Uzumaki Naruto hidup sebatang kara tanpa tahu rasanya kasih sayang orang tua, tapi sang Hokage bersyukur karena Naruto tumbuh menjadi pemuda yang hebat bahkan lebih hebat dari sang ayah.

"Baiklah Naruto-kun, untuk pembicaraan tadi biar jadi rahasia kita, aku juga akan segera menghubungi Jiraiya bahwa kamu ada di dimensi ini." Naruto mengangguk tanda mengerti, "Dengan segala hormat, aku sebagai Hokage memintamu menjadi bagian dari shinobi Konohagakure. Apakah kamu mau menerimanya." sekali lagi Naruto mengangguk dengan mantap. Sang Hokage tersenyum dan menyerahkah sebuah hitai-ate berlambang Konohagakure kepada Naruto, "Mulai sekarang kamu adalah Elite Jōnin Konohagakure. Dan ini kunci kamar apartemenmu tempat dimana kamu tinggal nanti."

Naruto menerima itu semua dengan senang hati, sang Hokage melepas Silence Seals dan memanggil salah satu Anbu untuk mengantar Naruto ke tempat Apartemennya yang akan di tinggali selama Naruto berada di Konoha.

Setelah Naruto pergi bersama Anbu, sang Hokage menatap kea rah jendela, "Semoga saja apa yang di katakan Naruto-kun tidak terjadi di dunia ini." sang Hokage sungguh berharap bahwa apa yang akan terjadi nanti di dunia ini berbeda dengan dimensi milik Jiraiya dan Naruto.

~•~

Di tempat yang jauh dari Konohagakure, seorang pria paruh baya berambut silver panjang sedang menikmati sesi 'penelitian' yang sering di lakukannya, wajah mesumnya terpampang dengan jelas bahwa dirinya adalah Jiraiya sang Gama Sennin.

"Hehe, andai kamu ada di sini Naruto, aku akan mengajarkan tentang mendapatkan hati seorang wanita." Jiraiya masih setia melihat bentuk tubuh mulus para wanita yang berada di pemandian air panas.

Sudah puas mengintip sang Gama Sennin duduk sejenak sambil menatap langit di atas kepalanya, sudah empat tahun dirinya menggantikan tempat 'Jiraiya' yang meninggal empat tahun lalu. Bisa di bilang dirinya beruntung telah selamat dari pertarungannya dengan Pein.

"Aku harap kamu baik-baik saja Naruto. Bagaimana pun aku bangga padamu Naruto, kamu adalah murid kedua yang aku banggakan setelah Minato." kata Jiraiya, dirinya juga punya rencana untuk mengajarkan semuanya yang dia tahu kepada Uzumaki Naruko yang merupakan versi wanita dari Uzumaki Naruto. Jiraiya juga akan kembali ke Konoha secepat mungkin, mungkin satu atau dua minggu lagi dirinya akan kembali ke Konoha dan mulai melatih Naruko.

Tersenyum lagi, Jiraiya melanjutkan aksi 'penelitian' dan berharap bisa membuat buku hentai yang baru setelah Icha Icha Tactic, "Terima kasih Kami-sama telah memberikan hidup untuk melihat ini semua." Kata Jiraiya seraya tersenyum mesum.

~•~

Setelah beberapa jam sang Hokage tersenyum senang di dalam kantornya, dirinya tidak menyangka bahwa murid dari Jiraiya berada di dimensinya, dan untuk level Naruto sendiri sang Hokage tidak bisa membayangkan, karena dalam tubuh Naruto terdapat sembilan chakra bijū dan menjadikan Naruto seorang shinobi dengan kapasitas chakra yang besar.

Tidak berapa lama seekor anjing yang sang Hokage kenal berada di ruangannya, sang Hokage menaikan alisnya.

"Hokage-sama, Kakashi selaku Jōnin pembimbing team seven meminta back up karena mereka bukan melawan bandit melainkan melawan Momochi Zabuza," kata sosok anjing yang ternyata ada summoning milik Kakashi yang bernama Pakkun.

Sang Hokage menghela nafas, dirinya memang menyadari bahwa ada yang aneh dengan misi yang di jalani oleh team seven, "Terima kasih atas informasinya Pakkun. Aku akan segera mengirim bala bantuan segera." Kata sang Hokage.

"Baiklah Hokage-sama, aku pergi dulu." kata Pakkun yang menghilang dan meninggalkan kepulan asap.

"Anbu! Panggil Uzumaki Naruto! Katakan ada misi mendadak yang harus di kerjakan secepatnya!" perintah sang Hokage kepada salah satu Anbunya. Sang Anbu mengangguk dan segera menuju tempat dimana Uzumaki Naruto berada, "Aku harap kalian baik-baik saja Naruko-chan, Satsuki-chan, Sakura-chan." harap sang Hokage kepada ketiga Genin-nya yang sudah di anggap cucu sendiri setelah kepergian para ayah mereka.

~•~

Baru saja sang Uzumaki berusia 20 tahun mengistirahatkan diri, terdengar suara pintu di ketuk. Tidak menunggu waktu lama sang Uzumaki muda membuka pintunya.

"Ada apa Anbu-san?" tanya Naruto. Ternyata yang mengetuk pintu ada sang Anbu bertopeng Neko.

"Hokage-sama meminta anda berada di ruangannya, ada misi yang sangat mendadak dan sangat penting." kata Anbu Neko menyampaikan perintah dari sang Hokage.

Naruto mengangguk dan segera bergegas menuju ruang Hokage menggunakan Shunshin no Jutsu dengan efek lightning bolt. Tidak butuh waktu lama Naruto sampai di kantor sang Hokage.

"Ah Naruto-kun." kata sang Sandaime Hokage, "Maaf membuatmu harus melakukan misi mendadak." Hiruzen merasa tidak enak karena Naruto baru saja datang.

Naruto tersenyum, "Tidak apa-apa Hokage-sama, memang misi apa yang bisa aku kerjakan?" tanya Naruto.

"Team seven meminta bantuan untuk misi di Nami no Kuni, aku perintahkan kamu berangkat segera menuju Nami no Kuni." kata sang Hokage memberitahu misi yang akan di jalani oleh Naruto.

Mengingat-ingat kembali kenangan di dimensinya, berarti ini adalah misi yang melibatkan Team Seven bertemu dengan Momochi Zabuza dan Haku, tentu saja itu membuat Naruto menyeringai sekaligus tersenyum. Dan juga Naruto memiliki rencana untuk mengajak Zabuza dan Haku bergabung di kesatuan shinobi Konohagakure.

"Saya terima misinya Hokage-sama," kata Naruto dengan mantap. Sang Hokage mengangguk dan langsung menyerangkan gulungan misi tingkat A kepada Naruto, "Kalau begitu saya pergi dulu Hokage-sama." Naruto segera pamit menggunakan Shunshin no Jutsu dengan efek lightning bolt setelah menerima gulungan misi yang di berikan sang Hokage.

Setelah Naruto pergi sang Hokage hanya bisa berharap Naruto bisa melindungi ketiga Genin yang sudah di anggap cucunya sendiri, "Semoga kalian baik-baik saja." harap sang Hokage.

To Be Continued

~•~

A/N: Di Fiction saya akan membuat harem yang di mana wanita yang akan jadi milik Naruto adalah Kushina, Mikoto, dan Mebuki (Sesuai dengan judulnya). Di sini juga untuk Sasuke bukan laki-laki, tapi menjadi perempuan atau bahasa kerennya FemaleSasuke. Terima kasih apabila para pembaca sekalian sudah mau membaca Fiction ini, saya sangat senang jika para pembaca memberikan kritik atau saran agar Fiction pertama saya ini mendapat perhatian di hati para pembaca.

Terima Kasih!