Hei..^^
Kali ini Natsu berkecimpung ke fic Digimon, a.k.a digimon frontier untuk sekarang ini. Sebenarnya sih, Natsu udah niat banget untuk nulis ini sejak dulu-dulu. Cuman ga jadi-jadi karena terhalang oleh..beberapa data buat digi-scan yang rada ga yakin, jadi ragu untuk bikin, dan juga..yah, faktor klasik. Kesibukan dan kemalasan..XD
Eniwei, special thanks to Iya-Last Name, yang notabene udah menginspirasi Natsu untuk menulis kembali fic Digimon Natsu yang macet Natsu tulis ini dan memberikan beberapa masukan.^^
Disini ceritanya sudah 5 tahun berlalu, dan masing-masing dari mereka bersekolah di:
Takuya, Kouji, Kouichi, dan Izumi: satu sekolah di Hagashiyama High School, kelas X atau 1 SMA. Mereka satu sekolah tapi beda kelas. Takuya dan Kouichi di kelas X-4, Kouji di kelas X-3, dan Izumi berada di kelas X-7. Mereka berempat berumur 16 tahun.
Meskipun berbeda kelas, mereka masih sangat sering bersama dan ngumpul sebagai sahabat. Walaupun persahabatan mereka tidak lantas mengakibatkan mereka tidak bergaul dengan teman lain selain kelompok mereka berlima.(kadang dengan Junpei juga.)
Di sini Natsu membuat Kouichi berada di grade yang sama dengan Kouji, dengan pertimbangan meskipun Kouichi kakak kembar Kouji, mereka tetap setingkat karena kembar kan selisihnya paling cuma beberapa jam, kan? Jadi mereka seumur. Mereka juga mempunyai kegiatan klub yang berbeda. Takuya di klub sepakbola, Izumi di klub tenis, serta Kouji dan Kouichi kompak berada di klub komputer.
Junpei: Hagashiyama High School juga, kelas XI atau 2 SMA. Umurnya saat ini 17 tahun. Kegiatan klubnya yakni..yah, meskipun rada impossible untuk seorang Junpei, ia memilih seni.(?)
Tomoki: Koishikawa Middle School. Saat ini Tomoki berada di kelas 8 atau 2 SMP. Saat ini ia berumur 14 tahun. Klubnya di smp ini adalah Ice skating. Ok, sekolahnya memang cukup elit, jadi ada klub Ice Skating. Salah satu alasannya saat memilih klub ini, yah..karena ia pernah berpengalaman dengan es sebagai Chakkumon(?)
Dan OC bikinan Natsu, Takumi Murasaki, masih berusia 10 tahun dan merupakan tokoh OC yang tidak sengaja mengakibatkan masalah baru. Kemungkinan bakal ada OC baru di chapter-chapter berikutnya, tapi belum kepikiran. Yang pasti ada kemungkinan kalau OC nya bakal lebih dari itu. Dan ada sedikit pemberitahuan, di chapter 1 ini juga belum ada pertarungan. Jadi, bagi yang langsung berharap baca adegan pertarungan di sini, sabar saja ya..
Ok, sebelum lupa menyebutkan, Digimon bukan punya Natsu..Kalo punya Natsu ga bakal lah bisa seterkenal ini..T_______T . Digimon always milik Akiyoshi Hongo dan Toei Animation.
Digimon Fanfic by Hana 'natsu' Phantomhive
Present: : Wake Up, 10 Legendary Warrior! The new enemy has come!
Chapter 1: The beginning of the new enemy
Di sebuah rumah di kawasan perumahan dekat Shibuya, Jepang, di kediaman Keluarga Murasaki..
PRAAANG!!
Terdengar suara benda pecah memekakkan telinga seluruh penghuni rumah.
Seorang lelaki berusia sekitar 10 tahun bernama Takumi terkaget dari kamarnya. Dan bergegas berjalan ke arah suara itu berasal.
' Ini pasti ulah Mama..', dalam hati bocah lelaki itu berkata. Dan benar saja, begitu tiba di tempat asal suara itu, Takumi disambut dengan pemandangan yang sebenarnya sudah biasa terjadi belakangan ini.
" Kamu lagi-lagi melakukannya! Apa maksudmu berulang kali melakukan hal ini, Pa?! Aku sudah capek!" sahut seorang wanita dewasa modis itu.
Dengan wajah tak peduli, sang Papa menghembuskan asap rokoknya." Ha? Apa maksudmu? Jangan asal bicara, ya!"
Nampaknya perkataan sang Papa itu telah sukses membangkitkan api kemarahan dalam diri sang Mama.
" Papa jangan berlagak tidak tahu begitu, Pa! Aku tahu semuanya! Tentang Papa dan perbuatan orang itu--"
" Mamaa…" Takumi bersuara dari tempat dia berdiri. Ekspresi wajahnya sudah kentara sekali terlihat banyak kekecewaan di sana. Memotong ucapan penuh amarah dari sang Mama.
" Ah, Takumi. Sana, ke kamar saja. Jangan disini, ya Nak? Sana kerjakan PRmu dan belajar.." suara mama Takumi berubah, menjadi pelan dan lembut dihadapan Takumi.
" Takumi tidak ada PR, Ma..Dan Takumi juga sudah selesai belajar.." balas Takumi.
" Ah, begitu ya? Baiklah, sana, main di kamarmu. Atau apa saja. Jangan disini, ya Nak?" ucap sang Mama, pelan, lembut, namun tegas. Memberi tekanan pengusiran pada Takumi agar jangan berada di situ.
Takumi ingin berkata sesuatu. Namun tidak bisa. Mulutnya serasa terkatup rapat. Ia takut untuk menyampaikan sesuatu. Dan Takumi pun hanya bisa mengangguk pelan.
Mama Takumi tersenyum. " Bagus, anak baik. Ayo, sana.." katanya.
Dan Takumi pun hanya bisa melangkah pelan menuju kamarnya dengan setumpuk kekecewaan di hatinya..
---000---
Sesampainya dikamar, Takumi langsung menuju ke hadapan komputernya. Menyalakannya, sambil merenungkan segala problematika keluarganya ini dengan hati perih.
" Mama..kenapa?? Kenapa terus bertengkar? " pertanyaan itu terus menghiasi hatinya yang galau.
Takumi menyalakan game komputer Digimon yang ada di komputernya. Berharap, dengan memainkan game kesukaannya itu, suasana hatinya akan terobati.
Takumi terus memainkan Digimon miliknya di game itu. Berupa sesosok Digimon kelinci berwarna putih dan bercampur hijau, dengan telinga yang amat lebar dan panjang, serta tiga tanduk yang ada di dahinya. Digimon miliknya sejak ia memulai permainan itu. Mulanya dia adalah Teriamon, sesosok Digimon imut dan kecil. Namun setelah sekian lama memainkan game ini, Teriamon milik Takumi terus berkembang dan berevolusi, hingga akhirnya pada malam ini, malam saat ia memainkan game ini dengan penuh rasa sedih dan kecewa, Digimon miliknya ini telah sampai pada level evolusi yang terakhir. Mencapai level Ultimate Digimon, dan menjadi sesosok Cerubimon. Namun meskipun demikian, ciri khas Teriamon masih sangat terlihat pada sosok Cerubimon ini. Telinga lebar, 3 tanduk di dahinya, dan warna tubuhnya.
Merasa sudah cukup puas dengan Digimonnya yang sudah sampai pada level Ultimate, Takumi hendak menyudahi permainannya. Namun, saat itu, tiba-tiba tertera tulisan pada layar gamenya:
"What will you do if you have this Digimon in your real life?"
Takumi membacanya, dan dengan cepat mengetikkan segala keinginannya. Segala beban hatinya selama ini.
" Aku ingin..dia menghancurkan dunia ini..Dunia yang tidak kubutuhkan..Dunia tempat papa dan mama selalu bertengkar, tanpa sedikitpun peduli perasaanku! Aku ingin menciptakan ulang dunia baru, tempat dimana hanya terdapat orang-orang yang ada untuk menyenangkanku dan tak akan pernah menyakitiku.", tulis Takumi pada pertanyaan gamenya, masih dipengaruhi oleh sakit hatinya tadi.
Kemudian ia pun segera mematikan komputer, mematikan lampu dan tidur.
Lalu, pada malam itu, tepat tengah malam dan Takumi sedang sangat terlelap dalam tidurnya, layar komputernya tiba-tiba menyala dan tampak sesosok wujud Digital menakutkan.
" Permintaanmu..akan kukabulkan." kata sesosok itu sambil menyeringai mengerikan, dan komputerpun kembali padam …
---000---
The next morning..
Takuya, Kouji, Kouichi, Izumi, dan Junpei sedang berjalan bersama dari rumah mereka (yang kini cukup berdekatan) menuju sekolah mereka. Tomoki tidak ikut bersama mereka karena arah sekolahnya berlainan dengan mereka berlima.
" Hmmm…Pagi yang indah.." gumam Izumi.
" Iya. Hari ini kaya'nya bakal menyenangkan, nih. Insting Kanbara Takuya ini tidak pernah salah." kata Takuya turut menimpali.
Kouji tersenyum simpul." Oh, ya?"
Dan Kouichi pun ikut terkikik geli mendengar obrolan pagi ini. " Kalau begitu, kamu yakin dapat nilai berapa di ulangan matematika nanti, Takuya?"
Sejenak, Takuya cengo." Ha? Ulangan matem? Emang ada ulangan hari ini?"
" Tuh, kan..Sudah kuduga. Takuya, hari ini tuh kita ulangan matematika, lho!" sahut Kouichi.
Takuya mulai panik." He? Celaka…!! Kouichi, kenapa kamu tidak memberitahuku, sih?"
" Lho, ini kan kuberitahu." sahut Kouichi membalas dengan tampang 'watados'.
" Maksudku, kemarin malam..Haduuuh..gimana ini, Kouchi? Aku belum belajar~.." kata Takuya, kali ini sangat panik.
" Makanya, Takuya. Jadilah pelajar yang baik. Jangan sampai lupa kalau hari ini bakal ada ulangan." tanggap Junpei geli.
Izumi pun juga ikut geli melihat tampang panik Takuya yang tidak berubah sejak dulu. Konyol." Wah, mananya yang pasti menyenangkan ya??"
" Haduuh.." Takuya memasang tampang panik stadium 4.
" Makanya, Takuya. Lain kali, jangan cuek-cuek amat ma pelajaran." tanggap Kouji ikut nimbrung, dan tanpa mereka sadari mereka sudah tiba di sekolah mereka.
" Kalau begitu, sampai jumpa nanti siang, ya!" pamit Junpei sambil melambai ke arah teman-temannya itu. Dan kemudian berlari-lari kecil menuju kelasnya.
" Dadah juga, ya..Takuya, semoga berhasil ulangannya." sahut Izumi pada Takuya.
Kemudian, Kouji pun ikut berkata, " Aku juga dadah dulu, ya..Selamat berjuang saja, deh, Takuya."
Kouichi mengangguk dan melambai-lambai kepada teman-temannya. Sementara Takuya tidak menggubrisnya.
" Aduuuh..celaka! Aku tidak mengerti!" gumam Takuya sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Kouichi tersenyum. " Mau kuajari, Takuya?", tawarnya.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ditawarkan ini, Takuya langsung menyambutnya dengan sukacita." Mau!"
---000---
Izumi POV:
TEENG..! TEENG..! TEENG!
" Fyuuuh..Akhirnya..!" sahutku sembari langsung menutup buku pelajaran sejarah di hadapanku.
" Baiklah, anak-anak. Pelajaran hari ini cukup sampai disini. Pertemuan berikutnya kita ulangan bab sejarah Jepang!" perintah Okamura-sensei, guru Sejarah kami.
" Hai..Sensei..!" serempak murid-murid sekelas menyahut berbarengan. Okamura-sensei pun mengangguk-angguk puas dan kemudian mengambil langkah keluar kelas.
Sakura menyapaku dari bangkunya yang berada di sebelahku." Akhirnya ya Izumi. Pelajaran Sejarah Okamura-sensei yang membosankan ini berakhir! "
" Benar! Serasa sudah belajar satu abad!" kataku, sambil merentangkan tangan, dan melakukan gerakan-gerakan peregangan otot-ototku yang dari tadi serasa kaku akibat bosan.
Piiip..piip..
Suara kecil handphoneku yang tiba-tiba itu segera menarik perhatianku. Akupun segera mengambil handphone yang berada di dalam saku seragam.
' Siapa ya?' pikirku, dan segera kulihat layar displaynya. Betapa terkejutnya aku, itu adalah lambang Ophanimon yang dulu pernah memanggil kami ke dunia digital!
" A..anak-anak terpilih.." kata suara Ophanimon dari handphoneku dan terdengar putus-putus.
" Maaf, Sakura! Aku mau ke toilet dulu, ya!" kataku langsung, dan segera melesat keluar kelas. Tentu saja aku tidak benar-benar menuju toilet. Dimana sajapun boleh, asal tempatnya sepi.
Dan dari tempat aku berdiri sekarang, terdengar suara Sakura yang memanggil-manggilku dengan penuh keheranan. Atas tindakanku yang tiba-tiba ini, tentu saja.
" O..Ophanimon? Ada apa?" kataku langsung, setelah berada di tempat yang cukup sepi. Masih tidak jauh dari kelas.
" Kamii…"
Srrrrr………..suara Ophanimon tiba-tiba terputus begitu saja dan sambungan telepon pun mati.
Akupun semakin panik. " Ha..Haloo? Ophanimon?! Ophanimon?!" dengan serta merta aku langsung kembali mencoba me-redial panggilan, namun tetap tidak bisa. " Ada apa lagi kali ini?", pikirku cemas.
" Izumi..!" teriak seseorang memanggilku.
" Ah, Sakura. Ada apa?" tanyaku balik kepadanya, sambil memasukkan handphoneku kembali ke dalam saku.
" Kamu kenapa, sih? Kok tiba-tiba buru-buru begitu? Tadi telepon, ya? Dari siapa, sih?" tanyanya.
Otakkku langsung dengan kecepatan Shinkansen berusaha mencari alasan." Ehm..I..Iya. Dari Okaasan. Ternyata Okaasan nyuruh aku pulang nanti beli makan malam. Okaasan jarang meneleponku disekolah. Makanya aku panik. Mengira ada apa-apa." kataku. Fyuuh.. Bagus! Alasan yang masuk akal, kan?
Sakura mengangguk-angguk. " Oh..Eh, ayo, Izumi. Kita ke kantin sekarang. Nanti spagheti favoritmu keburu habis, lho." ajaknya.
Tadinya aku mau membicarakan masalah ini kepada Takuya dan yang lainnya. Tapi..kalau tidak salah, kelas Takuya habis istirahat ini ulangan matematika..Yah, sudahlah. Jangan mengganggu mereka belajar. Toh, aku bisa cerita pulang nanti.
Kemudian, satu anggukan dariku pun menanggapi ajakan Sakura." Ayo, deh."
---000---
Normal POV:
TEENG..!! TEENG!! TEENG!! TEENG!!
Bel sekolah merekapun telah genap berbunyi empat kali. Menandakan seluruh kegiatan belajar-mengajar pada hari ini telah usai. Dengan sukacita, seluruh murid-murid segera berhamburan keluar kelas.
Takuya, Kouji, Kouichi, Izumi, dan Junpei kembali pulang bersama lagi.
" Siaaaal…!! Ulangannya susah sekali sih..!! Parah..!! Parah total..! Rasanya salah semua, deh~.." gerutu Takuya, curhat pada kami langsung.
Kouichi tersenyum-senyum tipis. " Masa? Rasanya tadi aku cuma sedikit kesulitan satu nomor, deh."
" Kamu enak, Kouchi! Kamu kan pintar matematika!" sembur Takuya langsung.
" Hahaha..salah siapa tidak belajar." balas Kouji.
" Ehe..Takuya sih..eh, oh, iya, teman-teman. Tadi aku dapat telepon dari Ophanimon..kalian dapat juga tidak?" tanya Izumi.
" Apa?? Ophanimon??!" sahut Junpei terkejut. Dan semuanya pun langsung ikut terbelalak kaget. Obrolan soal ulangan Takuya yang gagal total pun terlupakan.
Izumi pun mengangguk. " Iyaa.."
" Telepon..seperti apa? " tanya Kouji langsung, dengan nada menyelidiki.
Izumi mulai bercerita, " Ehm..tadi..pas setelah bel mulai istirahat, tiba-tiba handphoneku bunyi. Kupikir dari siapa, dan setelah kuangkat, terlihat lambang Ophanimon. Suaranya seperti suara Ophanimon dulu dengan nada terputus-putus. Sepertinya berkata, " Anak-anak terpilih.."
" Lalu? Apa yang terjadi?" Kouichi langsung bertanya.
" Yah..aku langsung keluar kelas. Begitu bisa terang-terangan mengangkat teleponnya, suara Ophanimon hanya bisa terdengar ' kami..' dan kemudian..telepon terputus begitu saja. Aku sudah mencoba meredial nomor itu langsung, tapi tetap tidak bisa.." sahut Izumi, sambil memperlihatkan display handphonenya, menunjukkan nomor telepon yang diperkirakan berasal dari dunia digital.
Takuya langsung merogoh sakunya. Berusaha menemukan handphonenya dan melihat display handphonenya. Tidak ada apa-apa." Eh..tapi..aku tidak mendapat telepon, tuh.."
" Aku juga.." sahut Junpei.
" Apa maksudnya ini yah? " gumam Kouchi, terlihat sedang berpikir.
Izumi menyahut, " Jangan-jangan, terjadi sesuatu kembali di dunia digital.."
" , sekalipun begitu..Apa yang bisa kita perbuat? Seandainya memang Ophanimon memanggil kita kembali, pasti saat ini spirit Legendary Warrior kita langsung dikembalikan.."kata Takuya.
"Kurasa kalau saat kejadian itu tiba, pasti..handphone kita telah kembali menjadi digivice. Ya, kan?" Kouji berkata.
" Yah..ini takkan ketahuan jika masih seperti ini. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah menunggu. Menunggu isyarat Ophanimon yang berikutnya.." Junpei mencoba berpikiran positif.
Takuya mengangguk setuju. " Benar kata Junpei..Yang bisa kita lakukan sekarang adalah percaya dan menunggu.."
---000---
Pukul 22.00 malam. Kediaman Kanbara:
Sudah hampir dua jam lamanya Takuya berkutat dengan PR-PR Fisikanya, dan kini akhirnya berhasil diselesaikan. " Huaah..!! Akhirnya PRnya selesai juga..!!" sahutnya lega.
Takuya melihat handphonenya." Hmm..Tidak ada apa-apa. Yang dikatakan Izumi tadi..benar tidak ya..Kalau benar, rasanya Ophanimon akan mengontak kita lagi."
Jari-jemari Takuya pun dengan lincah segera mengetikkan SMS kepada yang lain. " Hei, bagaimana dengan kalian? Dapat sesuatu tidak, yang bisa dijadikan petunjuk soal Ophanimon tadi?"
Sent Messages.
Tak perlu menunggu 5 menit kemudian, datanglah 2 sms jawaban secara berbarengan. Dari Kouji dan Izumi.
" Belum. Aku belum dapat apa-apa. Takuya sendiri?" bunyi SMS mereka berdua secara kebetulan sama. Dan kemudian dibalas oleh Takuya dengan tiga huruf. "Blm" dan jari-jarinya pun kembali menekan Sent.
Lalu, sms dari Junpei, Tomoki (sudah dikabarkan oleh Izumi, yang rumahnya paling dekat dengannya), dan Kouichi pun datang menyusul dengan timing yang nyaris bersamaan. Mereka semua membalas dengan jawaban yang intinya sama dengan jawaban-jawaban yang diperoleh Takuya sebelumnya.
Takuya pun mendesah pelan," Hhh…akhirnya tidak dapat info apa-apa. Benar ga ya, yang tadi Izumi terima dari Ophanimon?"
"Hnng…" Takuya menguap lebar. Lebar sekali. Nampaknya ia sudah mengantuk.
Takuya langsung menutup handphonenya, dan meletakkannya di atas meja." Ah, sudahlah. Lebih baik aku segera tidur." kemudian langsung menuju tempat tidurnya yang nyaman.
---000---
Pukul 2 dini hari, di taman Shinjuku, Jepang..
Muncul sekumpulan asap pekat tiba-tiba mengitari area taman Shinjuku, disertai oleh data-data yang melayang diudara. Sekumpulan data-data yang melayang diudara itu akhirnya berkumpul dan akhirnya membentuk lubang data di tanah yang tiba-tiba terbuka, dan muncullah sesosok..robot Android!
Yah,tepatnya sesosok Digimon! Andromon!
Digiscan: Andromon adalah Digimon tingkat Perfect Level. Berwujud seperti manusia android mesin yang seluruh tubuhnya dilapisi oleh baja tebal, kecuali pada bagian kaki kanan(hanya lutut kaki kanannya yang tertutup baja),dan sedikit lengan kiri atasnya yang terbuka dan terlihat seperti urat daging. Senjata andalannya adalah Lightning Blade, yaitu tebasan super tajam dari tangannya yang bisa menjadi pisau dan Machine Rudal yang ditembakkan dari dada tubuh androidnya.
" Lightning Blade!" serunya sambil menebaskan tangan pisaunya ke arah pohon-pohon di seluruh taman Shinjuku. Berulang-ulang kali. Andromon itu mengacau dengan membabi-buta.
Setelah taman Shinjuku habis dibabat oleh Andromon dalam waktu singkat, Andromon langsung berjalan ke arah daerah lain yang masih tenang, dan menembakkan rudalnya ke daerah pemukiman penduduk yang ia temui. Rumah yang terkena langsung hangus terbakar. Para penduduk di sekitar langsung memadati tempat kejadian, dan tak sedikit pula yang langsung lari menyelamatkan diri. Tidak sedikit warga yang sempat menjadi sasaran amukan Andromon. Mereka melawan dengan barang seadanya, dan kebanyakan dari mereka mati tertebas terkena tebasan Lightning Blade nya Andromon atau hangus terbakar terkena rudal Andromon…
---000---
Disaat yang sama, di kediaman Takuya, Kouji, Tomoki, Izumi, Kouichi, dan Junpei..
Secara bersamaan, handphone mereka berenam menyala berkedip-kedip. Ada telepon, dan terpampang kembali simbol Ophanimon di layar handphone mereka.
" Anak-anak terpilih.. Jawablah! Anak-anak terpilih! Kuberitahu bahwa sekarang ada kondisi gawat di dunia kalian! Kulepaskan spirit Legendary Warriors kalian. Bertarunglah!" suara dari handphone itu memanggil-manggil, dan tidak lama kemudian handphone mereka bersinar dan berubah menjadi digivice.
Namun..tidak ada satupun dari mereka berenam yang terbangun dan menyadari adanya panggilan dari Ophanimon tersebut..
TO BE CONTINUED
What's next on Chapter 2?
Takuya, Kouji, Kouichi, Izumi, Junpei, dan Tomoki menyadari kejadian digimon semalam. Mereka panik dan mulai menyadari kelalaian mereka. Mereka mulai kembali mengatur siasat dalam menghadapi kejadian yang terjadi kali ini…
Author's note:
Nah, gimana? Sesuai dengan yang Natsu bilang di awal, di chapter 1 ini baru perkenalan kembali mulainya suatu masalah baru. Jadi belum ada pertarungan. Untuk chapter selanjutnya akan Natsu usahakan ada pertarungan lebih banyak.
Dan ehe..sekedar ngasih tahu, kalau pemakaian tokoh-tokoh digimon frontier untuk fic Natsu udah lama banget Natsu bikin, sejak SD kelas 5. Tapi yah, tentu saja tidak seperti ini. Ceritanya masih anak-anak banget yang plotnya ga jelas dan sekedar pertarungan tanpa new enemy yang jelas. Dan tentang..adanya lagi kabut yang merupakan tempat muculnya Digimon di dunia manusia itu( yang oleh Iya-Last Name diperkenalkan kembali sebagai Zona Zero) itu juga ide dasar dari fic kelas 5 SD Natsu.^^
Ok, RnR, yah..
Barusan udah di R( Read) kan? Nah, sekarang tolong lakukan R yang satunya lagi( Review) fic Natsu ini ya..
Caranya?
Please click the green text below...^0^
