Author : Za Khazakaizzz
Title : Dangshin igie "at least there's still you"
Cast : Kris wu, Byun baekhyun (KrisBaek)
Support cast : Kai, Kyungsoo (KaiSoo), Sehun, Luhan (HunHan), Xiumin
Ratet : T
Desclimer : all casts are belonging themself, but this fiction is mine. Cuma pinjem judul lagunya Suju M buat judul FF ini.
Warning : Gander Switch for Baekhyun, Kyungsoo, Luhan and Xiumin
Happy Reading…
***Za Khazakaizzz***
Chapter 1 : hide and seek
Baekhyun pov
Hari ini sekolah cukup ramai. Para murid kelas 3 banyak yang membicarakan tentang kelas tambahan yang akan berlaku mulai hari ini, kelas yang akan mereka huni selama mendapatkan materi tambahan.
Biar ku beri tahu. Berhubung beberapa bulan lagi akan ada ujian akhir, pihak sekolah mengadakan tes penempatan kelas untuk materi bahasa korea, bahasa inggris dan juga matematika. Kemarin sabtu adalah hari penentuan bagi seluruh kelas tiga dimana mereka akan belajar selama lebih dari enam bulan untuk dapat pembekalan materi ujian.
Aku berjalan melewati kerumunan itu bersama seorang sahabatku. Sebenarnya kami berdua juga sangat penasaran, hasil tes kemarin menaruh kami di kelas mana dan bersama siapa.
"haaaaah jantungku bekerja begitu baik pagi ini" desah sahabatku dan kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas kursi tempat kami duduk bersama di kelas ini.
"aku takut kalau kita akan terpisah, baekhyun" lanjutnya. Aku hanya tersenyum menanggapi sikapnya ini.
"tidak akan. Aku yakin, kita akan di kelas yang sama" jawabku singkat.
Tidak lama kemudian, guru matematika kami masuk ke dalam kelas dengan membawa beberapa buku paket dan juga selembar kertas.
"hari ini akan diumuman hasil tes kemarin, jadi tolong dengarkan dengan baik di kelas mana kalian akan di tempatkan" ucapnya sebagai pembukaan. "untuk yang masuk ke dalam kategori kelas A adalah yang memiliki nilai tes lebih dari 80. Dan kelas A akan menempati kelas kalian ini. Untuk kelas B, silahkan pindah di kelas sebelah dan yang kelas C ada di sebelahnya lagi. Mengerti?" jelasnya.
Kini sudah mulai terdengar bisik-bisik mengenai kelas mana yang akan mereka tempati selama beberapa bulan terakhir ini. Kalau boleh berharap lebih, aku ingin agar aku dan juga kyungsoo tetap di kelas ini. Kelas A.
Baris demi baris Seonkyung seonsaengnim mulai memanggil nama beserta penempatan kelas. Terdengar banyak murid yang bersorak senang saat namanya dipanggil dan mendapatkan kelas A, sepertinya penghuni kelas A sebagian besarnya berasal dari kelasku.
Namaku telah dipanggil, dan aku mendapatkan kelas A. tapi, aku dan kyungsoo tetap pada posisi kami. Mengepalkan tangan di atas meja dengan mata yang tertutup serta mulut yang tak henti-hentinya menggumam doa agar kami berada di kelas yang sama.
"do kyungsoo, kau di kelas A"
"YEHEEEEEEEEEEEEEYYYY" sudah ku bilang, kan? Kyungsoo dan aku pasti satu kelas lagi.
Selesai membacakan kelas untuk kami, Seonkyung seonsaengnim mempersilahkan beberapa murid kelasku untuk segera pindah sesuai dengan kelas yang telah di sebutkan, beberapa murid dari kelas sebelah yang sudah berada di luarpun masuk ke dalam kelasku dan segera mencari tempat duduk mereka.
Hufffthhh sepertinya aku harus berbaur lebih lagi dengan kelasku yang baru. Kelas yang diisi oleh beberapa murid dari kelas 3-2 dan 3-3.
"baekhyun-ah"
"ne, seonsaengnim?" aku kembali memperhatikan seonkyung seonsaengnim yang menginstruksikanku untuk mendekatinya.
"kondisi kelas ini ibu serahkan padamu. Ini, ada beberapa soal untuk kalian kerjakan hari ini, setelah itu dibahas bersama jawabannya" ucapnya. Aku hanya mengerutkan alisku, kenapa aku diberi tanggung jawab seperti ini? Kenapa tidak kai saja?
"ibu harus fokus pada kelas B dan C. terlebih lagi kelas C nilainya sangat buruk, jadi mereka benar-benar harus diberikan perhatian lebih. Dan kau, ibu percayakan untuk memimpin kelas ini dengan baik. Kalau ada soal yang tidak dimengerti, langsung ke kelas B atau C saja! ibu pasti ada di sana"
"oke saem. Akan ku usahakan" jawabku sambil tersenyum.
Walau bagaimanapun juga, aku tidak bisa menolak permintaannya. Karena aku tahu, tugasnya sebagai guru kelas akhir sangatlah berat. Ia harus menanggung beban para murid yang begitu banyak. Harus memikirkan bagaimana jalan keluarnya agar para murid mendapatkan nilai yang tinggi saat ujian.
Lagi pula, sepertinya menyenangkan belajar bersama satu kelas dengan murid lebih dari tiga puluh dan tanpa guru. Ini akan menjadi sangat menyenangkan.
"ibu mau ke mana?" seseorang yang duduk dua bangku dari tempatku duduk, bertanya.
'dia'
Sebenarnya, aku tidak terkejut jika dia berada di kelas A. Hanya saja, kenapa perasaanku menjadi aneh seperti ini saat bertemu dengannya lagi?
#flashback
"baekhyunie~ aku masuk di kelas 'middle'" seru kyungsoo saat aku bertemu dengannya di depan kelas
Hari ini sebenarnya biasa digunakan untuk jam sekolah tambahan seperti pelajaran bahasa asing. Tapi, setelah kenaikan kelas tiga, selama satu bulan ini kami akan mempelajari matematika dengan pembagian kelas juga dari seluruh kelas tiga berbagai konsentrasi.
Salah seorang senior menghubungi aku dan mengatakan bahwa aku masuk ke dalam kelas 'high'. Aku mengira, kyungsoo juga begitu, ternyata pagi ini baru dapat kabar kalau dia masuk di kelas 'middle'. ya sudahlah, lagi pula teman sekelasku juga ada yang masuk kelas 'high'.
.
Singkat cerita, ternyata kelas 'high' tidak terlalu menarik. Di sini hanya ada sepuluh orang. Kim Taehyun, Kim Namjoo, Jung Miryeo, Cha Dongju, dan Shim Changmin dari konsentrasi Sains. Sementara dari konsentrasi Ilmu Sosial yang dari kelasku ada aku, Xi Luhan dan Kim Xiumin, dari kelas lain ada Kim Suho dan Kris wu.
Sebenarnya memang ada sepuluh murid. Tapi dari yang ku lihat, hanya Sembilan orang yang selalu hadir. Menurut cerita dari seonbae yang mengajari kami, murid bernama Kris wu itu tidak ingin masuk ke kelas 'high' karena teman-teman dekatnya masuk di kela B dan C. Hoooh kekanakan sekali.
"memangnya, kris itu yang mana?" bisikku pada Luhan
"kau tidak tahu?" xiumin yang sepertinya mendengar pertanyaanku menyela jawaban Luhan. Aku hanya menggeleng jujur.
"nanti kalau bertemu dengannya, akan ku tunjukkan" jawab Luhan.
Ya, sebenarnya tidak terlalu penasaran. Hanya saja aku ingin lihat seperti apa sih dia.
Berhari-hari kami menjalani les tambahan ini, kris tidak pernah sekalipun masuk ke kelas. sombong sekali anak itu. Hari inipun, lagi-lagi kami hanya Sembilan orang.
Saat materi akan di mulai, pintu kelas seperti ada yang membuka. Dan dari balik pintu itu, ada tubuh seorang pria yang memiliki tubuh yang proporsional sebagai seorang pria.
"dia yang kau cari. Sekarang kau kenal wajahnya kan?" bisik Luhan di telinga kananku.
Aku mengerutkan kedua alisku bingung. Sepertinya aku tidak pernah melihatnya. Apa benar di murid sekolah ini?
Aku menggeleng menjawab pertanyaan Luhan barusan. "sungguh kau tidak pernah melihatnya?" tanya xiumin heran.
"memangnya dia masuk di jurusan yang sama dengan kita?" tanyaku
"ya Tuhan. Byun baekhyun yang cantik dan polos. Kris itu termasuk pria yang cukup terkenal di sekolah, kau sama sekali tidak pernah merasa bertemu dengannya?" lagi-lagi aku menggeleng. Kami terus saja asik bertiga hingga tanpa sadar, pria bernama kris itu sudah mengambil tempat duduk di belakang kami bertiga. Ia duduk bersama teman sekelasnya, Suho.
Materi hari ini cukup berat, begitupun soal-soal yang diberikan oleh senbaenimdeul. Hingga kami memutuskan untuk memecahkan soal berasama-sama.
Aku, Luhan dan xiumin memutuskan untuk mengerjakan bersama dengan kris dan suho. Siapa tahu, mereka mengerti beberapa soal yang tidak kami mengerti. Kamipun membuat agar kami berlima duduk melingkari meja.
Satu demi satu soal kami cari jawabannya dan kami bahas bersama-sama.
"hey Kris!" panggil Xiumin yang duduk diantara aku dan kris.
"kau tau Baekhyun?"
"um. Dia kan?" dia menunjuk ke arahku.
"ne, tapi kenapa dia tidak mengenalmu ya?" ucap xiumin. Ishhh menyebalkan sekali nenek sihir ini. Aku menunduk malu di atas meja.
"benarkah?"
"dia ingin berkenalan denganmu!" bisiknya.
"kau bohong" gumamku. Aku masih di posisi menundku di atas lenganku.
"aku kris" sepertinya ada sesuatu yang mengenai kepalaku.
Aku mengangkat wajahku yang sudah memerah malu karena pengakuan xiumin barusan. Ku lihat kris sedang mengulurkan tangannya ke arahku.
"baekhyun imnida" jawabku menyambut uluran tangannya, dengan tersenyum yang ku paksakan, tentunya.
Perkenalan kami cukup singkat dan kami berlima kembali melanjutkan beberapa soal lagi yang belum kami selesaikan.
Aku sudah sampai pada pengerjaan soal terakhir. Dan tidak lama kemudian aku sudah menyelesaikan sepuluh soal itu.
"yang ini bagaimana?" kris bertanya pada xiumin.
"aku belum mengerjakan yang itu. Coba tanya pada baekhyun"
Dengan senang hati aku menjelaskan soal yang tadi ditanyakan oleh kris. Jujur saja, aku sangat suka jika sudah berbagi ilmu seperti ini. Rasanya seperti berbagi sesuatu hal kecil, tapi begitu besar manfaatnya.
Di nomer berikutnya, kris kembali bertanya padaku. Dan kami cukup banyak berdiskusi berdua. Mengabaikan tiga teman kami yang lain.
Rasanya aneh sekali. Ini adalah hari pertamaku bertemu dengannya. Kenapa aku sepertinya pernah merasakan hal seperti ini. Tapi dengan siapa? Dan perasaan seperti apa?
"kalian cocok sekali" refleks aku dan kris melihat ke arah Luhan yang baru saja berbicara seperti itu. Apa-apaan temanku ini. Haaaaaahhhh~ ku harap ini cepat berakhir.
#flashback end#
"ibu akan mengajar kelas B dan C. Jadi, kalian akan dipegang oleh baekhyun. Tidak ada yang boleh melawan perintahnya, dia sebagai pengganti selama ibu tidak masuk ke dalam kelas ini. Mengerti semuanya?" kulihat hampir seluruh siswa menampilkan raut wajah yang senang. Apa mungkin mereka lebih nyaman jika belajar dengan sesamanya? Bukan dengan guru?
"mengertiiii~" jawab semuanya dengan kompak. Aku melihat namja bernama kris itu tersenyum tidak jelas. Dasar pria aneh.
Seperginya seonkyung seonsaengnim, aku segera membagikan lembaran soal pada teman-temanku. "jika kemarin saat ujian penentuan, dapat soal A. hari ini mengerjakan soal yang B. dan yang mendapat soal B, hari ini mengerjakan soal yang A" ucapku.
Kertas ini tidak dibagikan secara estafet. Seperti yang sudah ku katakan, soal yang di kerjakan hari ini tidak boleh sama dengan soal yang di dapat ketika ujian kemarin. Jadi untuk memastikannya, aku harus mendatangi meja mereka satu persatu untuk mengetahui paket soal yang mana yang mereka dapat kemarin.
"kau mengerjakan paket soal yang mana, kris-ssi?" tanyaku.
Sekarang aku sudah sampai di barisan kedua dari depan. Dan aku bertemu lagi dengan kris. Fiuuuuh~
"kapan?"
"kemarin. Saat ujian penentuan. Kau dapat paket apa?"
"kau sendiri dapat paket apa?"
"aku dapat paket A, jadi sekarang aku mengerjakan paket B. nah, sekarang aku tanya, kemarin saat ujian kau dapat paket apa?" aku seperti orang bodoh yang mengucapkan kata ini berulang kali.
"aku ingin sama saja denganmu"
"tidak bisa, kris-ssi. Kalau kemarin kau dapat paket B, sekarang kau harus mengerjakan paket yang A"
"tapi aku kemarin dapat paket soal A" ucapnya sok lembut. Jinjja, namja ini benar-benar membuatku bodoh.
"kalian lucu sekali" aku mendengar celetukan Sehun. Teman sekelas kris yang duduk di sebelahnya.
Aku terus mencari paket B dari tumpukan soal yang ku bawa. Setelah dapat, tanpa buang waktu lagi aku memberikannya pada kris.
Tapi ada yang aneh. Tepatnya saat tangan kris memegang kertas yang ku berikan padanya. Saat aku mencoba melihat matanya. Aku merasa kakiku melemas. Dan kenapa tiba-tiba aku merasa ini pernah terjadi?. Kenapa bayang-bayang itu muncul lagi?
.
Hari ini aku memulai pendalaman materi matematika kami dengan membagikan kertas soal berisi 40 soal matematika pada teman-teman di kelas. semuanya sibuk mengerjakan hingga kelas terasa cukup sunyi. Hanya sedikit suara yang berasal dari beberapa yang bertanya cara pengerjaan ataupun meminjam hapusan. Seperti pria yang duduk di balakangku ini. Dia mulai menggangguku dengan mencolek punggungku berulang kali.
"ish.. pinjam saja pada yang lain" gumamku.
"baekhyun-ah.. cepat pinjamkan aku penghapus" aku pun menoleh untuk melihat siapa yang mengganggu konsentrasiku saat mengerjakan soal tersebut.
Dan ternyata yang menggangguku dari tadi adalah kim kai, anak kelas 3-3. Namja incaran sahabatku, si mata bulat kyungsoo. Aku sedikit tersenyum. Sepertinya ide yang bagus jika memberitahu kyungsoo.
Ku colek sedikit tangan kiri kyungsoo yang sedang memegang kertas berisi coret-coretan. Bibirnya sibuk bergumam seperti sedang menghitung. Terlihat dari jari tangan kanannya yang juga ikut bergerak mengikuti hitungan dari mulutnya.
"hey"
"ish ada apa baekhyun? Aku sedang sibuk" huh, sombong sekali dia. Sok sibuk.
"kai ingin pinjam hapusan, boleh tidak" bisikku, kemudian mengambil hapusannya dan meminjamkannya pada kyunhyun.
"ambil saja" sahutnya singkat, ia masih dalam keadaan menghitung seperti tadi.
Namun, sesaat kemudian ia berhenti dari pekerjaannya. Sepertinya koneksinya sudah kembali. Terbukti dari dia yang kini menatap lekat mataku.
"kai?" tanyanya
"ne" aku hanya menahan tawa saat melihat ekspresi terkejutnya.
Saat di tengah kegiatan kyungsoo yang masih menatapku dan aku yang memainkan alisku naik turun, ada seseorang yang menggangu kegiatan kami.
"ini hapusannya" suara berat kai yang mengganggu kami.
"kai mengembalikan hapusanmu. Kau tidak mau menerimanya?" tanyaku.
Kyungsoo mengambilnya dengan ekspresi malu-malunya. Hahahahaha lucu sekali. Andai saja ini terekam kamera pasti akan menjadi hal yang menarik.
"terima kasih" ucap kai
"iya. Sama-sama"
"sweetswiiiiiiiiiiiiwwwww" ternyata bukan hanya aku yang memperhatikan adegan kedua manusia ini. Tapi hampir seluruh murid juga tengah memperhatikan mereka. Ahahahaha sungguh beruntungnya kyungsoo dan kai. Kkkkkk~
.
Hari ini berjalan cukup baik, mengerjakan soal dan membahasnya bersama-sama. Semuanya berjalan dengan lancar hingga jam istirahat tiba dan kembali lagi dengan tumpukan soal matematika.
Sebenarnya aku juga merasakan apa yang teman-temanku rasakan. Bagaimana bisa sekolah memberikan materi satu hari penuh dengan satu pelajaran. Yaitu M-A-T-E-M-A-T-I-K-A. apakah mereka para guru tidak merasakan kalau ini akan menjadi membosankan?
"sekarang kita membahas soal dari laptop saja" ujarku sambil menghidupkan computer milik seonkyung seonseangnim yang tadi dititipkan juga padaku.
Tidak lama kemudian layar LCD menampilkan tampilan di laptop ini. Dan satu persatu soal mulai kami bahas bersama. Sejauh sampai nomor dua belas, tidak ada pembahsan berarti karena sepertinya semuanya sudah mengerti bahasannya.
"materi berikutnya mengenai fungsi akar, coba dikerjakan dulu masing-masing, lalu sebutkan jawabannya" ujarku.
Disaat seluruh murid sibuk mencoret-coret untuk mencari jawaban, ada satu orang yang menjadi pusat fikiranku tiba-tiba saja mengangkat tangannya.
"aku tidak mengerti. Bisa tolong langsung jelaskan saja?" ucapnya.
Karena aku merasa bahwa ini adalah hal yang wajar, jadi aku pun menanggapinya dengan biasa saja. mungkin kris memang benar-benar tidak memahami materinya.
"jadi hasilnya adalah 3/5. Mengerti?" aku baru saja selesai menjelaskan. Terlihat sepertinya sudah mengerti semuanya.
Aku kembali untuk melanjutkan materi berikutnya, tapi lagi-lagi kris mengangkat tangannya dan mengatakan bahwa ia masih belum mengerti. Ia memintaku untuk menjelaskannya lebih detail lagi.
Baekhyun pov end
.
Normal pov
Di tengah teriknya matahari yang sedang memancarkan sinarnya, para murid kelas akhir harus menjalani beban yang begitu berat dengan bertumpuk-tumpuk soal dan materi bahasan matematika.
Sang guru sendiri sibuk keluar masuk kelas B dan C. sementara itu di kela A, kondisinya sangat kondusif meskipun terkadang diwarnai kericuhan dari beberapa ulah siswa yang sudah mulai bosan dengan kurang lebih 30 materi yang terus diulang dengan berbagai soal.
"iya, Kris wu?" lagi-lagi wanita manis bernama baekhyun menyebut nama itu saat melihat tangan sang pemilik terangkat ke atas.
"aku masih belum mengerti" ucapnya.
Semuanya mulai merasa aneh. Pria seperti kris mana mungkin tidak mengerti materi yang sedang ditampilkan di layar LCD saat ini. Terlebih lagi, sejak tadi kris selalu minta agar baekhyun menjelaskan setiap soal.
"kris-ah. niga baekhyuneul johahanika?" seorang wanita yang duduk dekat pintu bertanya pada kris dengan mata yang memicing seolah ingin mengetahuinya benar-benar.
Entah kenapa suasana kelas menjadi terasa begitu mencekam bagi baekhyun dan juga kris karena pertanyaan tadi. Seluruh murid mulai menerka-nerka kalau yang di tanyakan tadi pasti benar. Pasti benar kris menyukai baekhyun.
"kau mengganggunya sejak tadi. Terlihat sekali kalau kau menyukainya" ucap xiumin dengan enteng.
Dan tanpa ditunggu lebih lama lagi kelas A pun mulai terdengar ribut dari beberapa murid yang menyuruh agar kris mengakui perasaannya pada baekhyun.
"psssst… baekhyuni~" panggil kyungsoo sambil berbisik. Namun sepertinya baekhyun sedang memikirkan hal lain. Terlihat dari tatapan kosong matanya dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"baik, semuanya harap tenang!" baekhyun berbicara lebih keras dari sebelumnya agar suaranya dapat mengalahkan kegaduhan suara di kelas.
"soal yang ini sampai di sini saja. aku akan membagikan kertas berisi soal-soal untuk kalian isi sekarang juga" ia mengangkat tangannya untuk menunjukkan kertas soal yang dimaksud.
"kerjakan dalam waktu 1 jam 30 menit dan letakkan di atas meja ini. Soal A di sebelah kanan dan soal B di sebelah kirinya. Mengerti?"
"ne~~~"
Seetelah selesai membagikan kertas soal, baekhyun yang sejak tadi berada di tempat duduk guru, kembali ke tempat duduknya yang memang ada tepat di depan meja guru. Raut wajahnya sedikit berubah daripada tadi pagi.
"kau baik-baik saja?" tegur kyungsoo. Ia merasa ada sesuatu yang lain dari baekhyun saat ini.
"anhi" elaknya. "aku… sepertinya… merasakan kembali apa yang ku rasakan pada Chanyeol seonbaenim dulu" lirihnya pelan, kemudian ia menenggelamkan wajahnya di atas meja.
"eo? Kau masih belum bisa melupakan dia? Dan kau jatuh cinta lagi padanya?" bisik kyungsoo tak kalah pelan.
Gadis manis itu mengangkat wajahnya dengan raut air yang begitu buruk. "anhi. Anhigoji" jawabnya.
"yeoksi… nugundeyo?" tanya kyungsoo. "eom… taehyunika?" baekhyun menggeleng saat kyungsoo menebak nama taehyun.
"siapa? Cepat katakan!" kyungsoo mengguncang-guncang bahu baekhyun agar sahabatnya itu mau mengatakan padanya perihal siapa yang membuatnya jatuh hati untuk yang kedua kalinya.
"kyungie, suaramu membuat kai tidak konsentrasi mengerjakan soalnya" baekhyun mencoba mengalihkan pembicaraaan kyungsoo dengan membawa nama kyunhyun.
"jinjja?" kyungsoo menoleh ke arah bangku kyunhyun di belakangnya. "mianhae, kai-ssi" ucapnya dengan cepat.
Hoooh hampir saja jantungnya meloncat keluar karena melihat wajah itu begitu dekat hari ini. "kalau begitu, kau harus mengatakannya!" ucapnya pada baekhyun. Ia masih belum lupa juga rupanya.
"ne, nanti" jawabnya malas. Baekhyun kembali mengerjakan soal-soal tersebut. Membaca, menganalisis, mencari rumus id dalam kepalanya, menghitung dan meninggalkan coretan penuh pada kertas kosong. Terus seperti itu di setiap soal yang ia kerjakan.
"aku sudah selesai" suara seseorang mencoba menginterupsinya dari kegiatannya saat ini.
"taruh saja di sana" jawab baekhyun tidak peduli. Ia masih sibuk dengan soal-soal itu.
"di mana?"
"di meja guru"
"di sebelah yang mana?"
"aish.. benar-benar, ya... Di-" karena kesal, baekhyun ingin sekali rasanya memarahi temannya yang mengganggunya itu. Tapi itu tidak terjadi, karena ia segera mengentikan omelannya saat mengetahui siapa pelakunya.
"taruh di sebelah kananmu untuk paket A dan yang sebelah kiri untuk paket B" jelasnya.
"okay. Kau masih belum selesai?" baekhyun menggeleng manjawab pertanyaan kris. "kalau begitu selamat mengerjakan. hwaiting" ia mengepalkan tangan kanannya member semangat pada baekhyun.
Sementara itu, sang gadis yang diberi selamat merasa nyawanya kembali hilang setelah kedatangan kris tadi. Mereka berdua serasa memiliki dunia sendiri, mengabaikan seorang gadis lain yang duduk dengan tatapan polos memperhatikan sikap manis mereka.
Kyungsoo menggeser duduknya agar lebih dekat pada baekhyun, ia juga sedikit mencondongkan tubuhnya untuk berbisik pada sahabatnya tersebut. "jadi, orang itu Kris wu?" bisik kyungsoo. Dan tanpa disadari oleh baekhyun, kepalanya mengangguk dengan sendirinya, meninggalkan kyungsoo yang kembali pada posisi duduknya dengan senyuman yang sangat manis.
'syukurlah kalau baekhyun bisa melupakan Chanyeol. Semoga saja kris bisa mengobati luka hatinya'
.
Bunga bunga putih sakura berguguran ke bumi, meninggalkan bekas kelembutan di hati setiap orang yang melihatnya. Warnanya yang merah muda terlihat sangat membahagiakan. Bahkan tanpa sadar, seseorang yang melihatnya bisa menangis karena merasakan kebahagiaan sakura yang akan kembali tumbuh setelah gugur.
"gwaenchanda?"
"um. Gwaenchandeyo" jawabnya. Ia masih terus memperhatikan pohon sakura itu.
"kau tahu? Rumus dunia menuliskan bahwa semuanya tidak ada yang kekal. Dan hukum dunia menggariskan bahwa sesuatu yang pergi akan diganti dengan yang baru" baekhyun merasakan air matanya kembali menetes pagi ini di sekolah. ucapan kyungsoo memang benar.
"entah dengan cara apapun dan entah oleh siapapun. Tapi Tuhan telah membuat takdir untuk kita" lanjutnya. Kyungsoo yang tidak sanggup melihat sahabatnya menangis, memeluknya penuh rasa kasih dan sayang.
"hatimu sudah kembali dibuka oleh kris. Jangan pedulikan bagaimana masa lalumu bersama Chanyeol seonbaenim" ucap kyungsoo menenangkan hati sahabatnya.
Jika keluarga akan menangis kehilangan saat saudaranya pergi, maka seorang sahabat akan menangis apapun yang terjadi pada sahabatnya. Apapun, meski luka itu kecil, tapi rasanya begitu sakit saat sahabat kita yang merasakannya.
"haruskah?"
Kyungsoo melepas pelukannya pada baekhyun setelah ia menghapus air matanya. Ia tersenyum manis di hadapan baekhyun, tangannya juga menghapus air mata yang membasahi pipi putih sahabatnya itu.
"aku selalu mendukungmu, aku selalu di sampingmu" kyungsoo menganguk kecil.
"gomawo"
Rangkaian kata cinta yang banyak terucap membentuk ribuan kalimat romantis yang mampu membuat hati siapa saja tersentuh dan melayang. Sebuah bisu ucapan yang tak diketahui pemilik hati yang merasakan cinta, namun sepertinya ada sesuatu yang ajaib dari kata cinta.
Sebuah kata misterius yang teramat membuat semuanya merasa bingung akan kehadirannya. Selalu menjadikan dua insan yang saling mencintai terpancar dengan sendirinya aura cinta itu, sekalipun tanpa mengatakannya.
Kata yang membuat siapa saja bahagia, namun juga mampu meninggalkan kesedihan bagi pihak ketiga.
"ku lihat Jessica seperti mendekatimu lagi" ucap seseorang saat melihat gadis yang dimaksud sedang memperhatikan meja yang ia tempati bersama kumpulannya di kantin ini.
"benarkah? Aku memang memiliki pesona yang tinggi" sahutnya dengan penuh percaya diri.
"kalau Jessica ingin kalian menjadi kekasih lagi, apa kau menerimanya?"
"tentu saja. kris kan masih sangat mengharapkan Jessica, apa kau lupa bagaimana reaksinya dulu saat Jessica mengakhiri hubungan mereka?" jungkook menyela ucapan kris dengan opininya sendiri.
"hey, memangnya kalian tidak tahu?" sehun duduk dengan membawa sebuah nampan berisi makanannya hari ini.
"tidak tahu apa?"
"kris kita ini sepertinya sedang jatuh cinta pada yeoja lain" jawabnya singkat.
"a- jeongmalyo? Pantas saja akhir-akhir ini ia sering melamun dan tersenyum sendiri"
"itu karena siswi bernama Byun baekhyun dari kelas 3-1"
"baekhyun?" semuanya terkejut mendengar pengakuan sehun.
"ne, jika kau tanya alasannya. Tanyakan sendiri pada orangnya" sehun menunjuk kris dengan dagunya ke arah kris yang sedang memperhatikan dua orang murid yang baru saja memasuki kantin.
Wanita bernama byun baekhyun kembali pada kebiasaannya. Dimana ia akan merasa lapar setelah menangis. Dan tentunya kita semua tahu di mana tempat yang penuh dengan makanan. yup, kantin.
Ia dan kyungsoo mencari-cari memilih menu makanan mereka siang ini. Setelah sang bibi penjaga kantin memberikan makannya, mereka segera berlalu mencari tempat untuk menghabiskan seluruh yang ada di atas piringnya itu.
"baekhyun-ah. Di sini!" seseorang yang berada dua meja dari pintu masuk, melambaikan tangan ke arahnya.
"ayo ke sana" ajaknya pada kyungsoo.
Baekhyun tersenyum geli memperhatikan kyungsoo yang sepertinya terlihat begitu malu-malu. Lihat saja bagaimana ia menekuk wajahnya dengan dalam.
"kalian ini bicara apa sih?" kris bergumam sambil menundukkan wajahnya, mencoba menetralisir degupan jantungnya yang entah kenapa tiba-tiba saja bekerja lebih cepat saat ini.
"dulu Jessica yang memutuskan hubungan denganmu, kan? Kalau dia tiba-tiba ingin kalian seperti dulu lagi bagaimana?" ia melirik ke arah jungkook yang bertanya demikian.
"molla" jawabnya singkat sambil mengangkat kedua bahunya. "mungkin akan ku fikirkan. Hehehehe"
Hundreds of words, thousands of images
I see them and it's the same, I hear them and it's the same
It's a strange feeling, it's hard and it's easy
Out of the many loves, it's the same love
Bersamaan dengan kris yang menoleh ke arah kiri saat merasa ada yang duduk di sampingnya, ia melihatnya. Melihat orang yang ia rindukan terus.
The sparkling drops of water passing by like it'll wet me but not
That's how each small and similar encounter felt
At first, I let down my guard and at some point, I thought
You're like the raindrops that already wet my shoulders
"hai" sapa orang itu saat melihat kris menatapnya.
"h-hai" kris juga menjawabnya dengan agak canggung.
~This is love This is love
The gentle wind, the plain flowers bloomed on the street
This is love This is love
You made me realized love is about the small things~ (Super Junior – This is Love translate)
.
Langkah-langkah kecil seorang bernama byun baekhyun membawanya menuju ruang kelasnya yang sudah cukup ramai sepagi ini.
Beberapa siswi ada yang masih sibuk dengan lipatan matanya, ada juga yang sedang berkerumun melihat sebuah majalah fashion terbaru minggu ini. Sementara, para siswa yang baru sedikit yang datang itu sedang bermain game dari laptop milik salah seorang diantara mereka. Dan untuk yang kesekian kalinya, baekhyun tidak peduli dengan keadaan kelasnya yang seperti ini.
Baekhyun menghela nafasnya berat di atas meja yang dijadikan tumpuan oleh kepalanya. Wajahnya terlihat tidak bernafsu untuk belajar hari ini.
Teng teng teng~
Suara lonceng sekolah yang menggema hingga ke sudut ruangan sekolah, membuat para murid berbondong-bondong menuju kelas mereka masing-masing duduk di atas kursi, menyiapkan buku ke atas meja, kemudian bersiap untuk belajar.
"baekhyun-ah" panggil luhan yang baru saja duduk. Menempati tempat duduk kosong di samping baekhyun.
Jika biasanya baekhyun selalu duduk bersama kyungsoo, hari ini pemandangan itu tidak terlihat. Karena, hasil tes kemarin yang baru saja mereka jalani menunjukkan kalau kyungsoo harus pindah kelas karena nilainya yang tidak mencapai di atas 80.
"astaga, wajahmu pucat sekali" luhan terlonjak saat melihat baekhyun mengangkat wajahnya dari atas meja. "kita ke ruang kesehatan saja, ya?"
"andwae, aku ingin tetap di kelas" tolaknya. Suaranya begitu menyedihkan terdengar.
"tapi kau kelihatan kurang baik"
"aku tidak apa-apa" ucapnya. "kelas matematika hari ini ku serahkan padamu ya, luhan-ah" luhan mengangguk menyetujui. Lagi pula, ia tidak tega jika harus membiarkan baekhyun tetap mengaja kelas hari ini.
Kelas pendalaman materi pelajaran matematika hari ini dipegang penuh oleh luhan. Mulai dari mengerjakan soal-soal hingga tahap pembahasannya.
"hey! Luhan-ah. Aku masih tidak faham dengan nomor 24" teriak sehun yang duduk dua kursi dari belakang. Beberapa murid berikutnya mengeluh tidak mengerti di soal-soal sebelumnya.
Sempat terjadi perdebatan kecil antara luhan dengan berapa murid. Pasalnya, masih banyak yang belum mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh luhan, sementara itu luhan sendiri sudah kehabisan jalan agar mereka mengerti.
Akhirnya, karena merasa tidak ada hasil dari perdebatan tadi, mereka meminta agar baekhyun yang turun tangan untuk menjelaskan materi-materi tersebut.
Kris sejak tadi diam saja ketika yang lainnya mengeluh tidak mengerti dengan pembahasan yang luhan sampaikan. Ia melihat baekhyun yang agak susah berdiri menuju papan tulis, segera berlari menuju meja baekhyun berada. Ia menarik tangan baekhyun untuk kembali duduk karena merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi baekhyun hari ini.
Kris melihat kelas yang mulai gaduh karena tidak ada reaksi apapun, kemudian kembali melirik baekhyun yang sudah menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja.
"untuk yang dua dimensi, kalian bisa gunakan terlebih dahulu bentuk yang paling kecil. Untuk materi logaritma, buka kembali catatan sifat-sifatnya, pahami dan kerjakan. Untuk yang materi bunga, ada pada buku paket halaman 353. Baca, pahami dan praktekkan! Jangan hanya mengandalkan orang lain!" teriak kris dengan lantang, membuat seisi kelas mendadak sunyi senyap.
Tidak ada yang menyangka kalau kris akan berbuat demikian, terlebih lagi cara bicaranyanya. Mengingat minggu kemarin, krislah yang selalu bertanya saat baekhyun menjelaskan di depan kelas. lalu sekarang?
"kita ke ruang kesehatan!" dengan tegas, kris membawa tubuh baekhyun yang begitu lemah. Menggendongnya dengan menyematkan tangan kanannya pada kaki dan tangan kirinya pada belakang tengkuk baekhyun.
"di dalam tas ku ada ringkasan seluruh materi, kau bisa memakainya" bisik kris pada luhan.
Kemudian ia berjalan di depan kelas dengan seluruh mata murid yang memperhatikannya masih dengan menggendong baekhyun.
~L.O.V.E
Our first story was written starting from last spring
Every day is a lovely day, now our relationship is like an honest mirror
The reason I like you?
Well, to explain it, our love is a happiness that is faster than andante
If they ask if I have a wish
I'll say it's only you
I'll stay with you forever like a sunflower~ (Super Junior – This is Love translate)
Kelopak-kelopak bunga di sekitar lorong kelas berjatuhan, mengiringi kris yang terus tanpa rasa lelah membawa sosok gadis yang sedang menyinggahi hatinya saat ini menuju ruang kesehata sekolah.
Ruangan tersebut begitu sepi pagi ini, sepertinya penjaga ruang kesehatan belum datang. Setelah memastikan tubuh baekhyun hangat dengan selimut yang tebal, meminumkannya obat sakit kepala, kemudian ia memeras handuk kecil dengan air hangat untuk mengompres dahi baekhyun.
"cepatlah sembuh" sejak tadi, kris terus bergumam. Berharap mantra tersebut dapat membawa baekhyun ke kondisinya seperti semula dengan cepat.
Pasang mata bening itu terpejam karena terlalu panas untuk tetap terjaga, kedua rongga nafasnya menghembuskan udara hangat yang menguar, kulit wajahnya masih sedikit terlihat pucat.
.
Angin-angin sejuk terus bertiup, menggesekkan dedaunan dan bunga yang menimbulkan melodi, begitu indah. Musim hujan yang tak lama lagi sepertinya mulai menyapa dunia dengan kemelut awan di atas sana yang terlihat selalu mendung.
Selimut-selimut cukup tebal sudah tersedia dengan rapi di atas kasur milik baekhyun, menunggu waktu sang pemilik memintanya untuk melindungi hawa dingin yang menguar dari luar rumah. Sementara itu, saat ini yang ditunggu baru saja keluar dari kamar mandinya.
Di malam yang sedingin ini, baekhyun baru saja selesai berendam dengan air hangat untuk membasahi seluruh tubuhnya. Kepalanya terasa lebih baik dari tadi pagi.
'bagaimana kondisimu sekarang? Sudah lebih baik?'
Seseorang mengiriminya pesan malam-malam begini. Biasanya ia tidak pernah mendapatkan pesan selain dari kyungsoo, xiumin atau luhan. Dan bisanya juga kalau teman kelasnya yang lain mengiriminya pesan, pasti isinya tentang soal-soal yang mereka tidak mengerti.
Baru baekhyun akan mengetik untuk membalas pesan tersebut, ponselnya bergetar menapilkan bahwa ada panggilan masuk.
"yeoboseyo"
"um… kau tidak membalas pesanku. Karena aku khawatir, jadi aku memutuskan untuk menelfonmu" ucap seseorang di seberang sana.
"ah iya, mianhae kris-ssi. Tadi aku sedang mandi, jadi tidak tahu kalau ada pesan masuk darimu" jawab baekhyun. Terdengar nada gugup di dalamnya.
"syukurlah, ku kira terjadi sesuatu"
Baekhyun dan kris menghabiskan malam yang dingin ini dengan saling sapa lewat telefon. Terkadang bercerita mengenai kelas mereka dan terkadang juga menyerempet ke hal-hal pribadi. Seperti mengenai kesukaan atau sesuatu yang tidak di sukai.
Hingga malam larut. Lonceng-lonceng penghantar tidur telah berbunyi, bersiap menghantarkan setiap yang bernyawa untuk segera menyapa alam mimpi.
Kelopak-kelopak bungan dan daun-daun yang menguning telah mengakhiri masanya bergugur. Berganti dengan musim selanjutnya.
Perayaan chuseok dalam menyambut hujan pertama tahun ini begitu meriah. Seluruh sekolah dan instansi pemerintahan diliburkan, termasuk para pekerja kantor dan juga tempat makan. Hanya gedung putih yang identik dengan obat yang tetap dengan setia pada pnegabdiannya pada Negara.
Seperti chuseok di tahun yang biasanya. Waktu penyambutan hujan pertama ini dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Saling berbagi kue beras dan juga kebahagiaan.
'kyungie, kau di mana? Aku sudah sampai di sekolah' baekhyun mengirim pesan pada kyungsoo.
Hari ini, ia dan temat-teman kelas akhir lainnya diminta untuk ke sekolah. Tentu saja lengkap dengan hanbok serta kue beras, karena mereka ke sini bukan untuk belajar. Tapi untuk menghabiskan perayaan chuseok bersama dan menyambut hujan pertama tahun ini bersama-sama juga. Karena, belum tentu di tahun depan hal ini akan terjadi lagi. Mengingat mereka yang akan segera masuk universitas.
"baekhyun?" sapa kris.
Mata itu menangkap kecantikan yang terpancar dari wajah yeoja di hadapannya. Ia terus menelusur setiap jengkal anugerah Tuhan yang begitu indah itu.
Bagaimana cantiknya wajah baekhyun dengan rona-rona pink di sekitar pipinya, bagaimana indahnya bentuk bibir itu yang tertutup oleh warna dadu, dan ia bahkan baru sadar kalau baekhyun memiliki mata yang begitu indah. Apakah mata itu juga yang mampu menariknya hingga sejauh ini?
"a-ah, ne" jawab baekhyun terbata-bata.
Ia segera berjalan menuju tempat duduk untuk menunggu kyungsoo. Sebenarnya, bukan itu alasan utamanya. Ia hanya tidak ingin ketahuan oleh kris kalau kakinya akan terasa lemas jika terlalu lama berdekatan dengannya.
"kau menungu kyungsoo?" tebak kris.
Baekhyun yang mulai gelisah karena kris mendekat ke arahnya dan duduk di sampingnya, hanya menganggukkan kepala, membenarkan pertanyaan kris barusan.
"biar ku temani, ya? aku juga sedang menunggu kai, sehun dan chen"
"baiklah"
Pesta perayaan baru saja usai, meninggalkan banyak jejak dan banyak cerita menyenangkan. mulai dari berbagai kenangan yang ditorehkan oleh para murid dan juga guru, sampai berbagai lomba dan kemenangan yang didapat.
Mulai dari lomba personal, couple hingga grup memenuhi kisah penyambutan datangnya hujan pda hari ini di sekolah tersebut.
"maaf, kalau tadi hanbokku tidak terinjak, pasti kita yang menjadi juara pertama" ucap kai pada yeoja di sampingnya.
"tidak apa-apa. Hadiah ini sangat indah. Bukankah aku memang berat? Kau sudah berusaha begitu banyak kyu" kai tersenyum mendengarnya. Ia kemudian mengambil kalung yang sejak tadi dipegang oleh yeoja tersebut dan memakaikannya di leher putihnya.
"kenapa aku yang memakainya? Aku kan hanya diam saja di atas gendonganmu tadi"
"kau kira aku akan memakai kalung cantik seperti ini? Memangnya aku pria macam apa?" keduanyapun tertawa renyah mendengar ucapan kai barusan.
"kau kan bisa memberikannya pada wanita lain"
"dan aku memberikannya padamu" jawab kai dengan cepat.
Sebuah memori yang pastinya akan sangat sulit dilupakan oleh kyungsoo. Menjadi couple dalam berbagai game bersama kai hari ini. Selain itu, sejak pagi ia bertemu dengan baekhyun, ia juga sudah disambut dengan adanya kai yang sedang bersama baekhyun dan juga teman-temannya. Hingga acara yang diselenggarakan oleh sekolah selesai, mereka juga selalu bersama. Jadi intinya, hari ini hari kyungsoo penuh dengan adanya kai. Begitupun sebaliknya.
Di trotoar tidak jauh dari sekolah, sepasang yeoja dan namja juga tengah mengayunkan kaki mereka pelan-pelan. Rasanya begitu berat membawa tubuh mereka, ataukah mungkin memang keduanya enggan mengizinkan sang waktu untuk memisahkan mereka?
Kris mengingat suatu hal, kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Benda yang diambil oleh kris tersebut berhasil membuat perhatian baekhyun beralih dari sekedar terus melihat kakinya yang terus ia gunakan untuk menendang beberapa kerikil kecil untuk menghilangkan kebosanannya.
Beberapa saat, baekhyun merasakan jantungnya tiba-tiba saja berdetak begitu keras saat ia mengikuti kris yang menghentikan langkahnya.
"baekhyun-"
"kris, aku belum siap" baekhyun menyela dengan cepat saat melihat kris membuka sebuah kotak berwarna merah yang tadi ia ambil dari sakunya.
Kris sendiri mengerutkan alisnya tanda bahwa ia mulai bingung dengan apa yang dimaksud oleh baekhyun yan mengatakan bahwa ia belum siap. Memangnya ia berbuat apa?
"maksudmu apa?"
"i-itu… cincin itu"
"ahh, ini? Ini hadiah yang kita menangkan tadi. Isinya adalah cincin pasangan" jawabnya, baekhyunpun bernafas dengan lega mendengarnya. "aku ambil untukku. Dan ini untukmu"
Sebenarnya, meski ini hanyalah sebuah hadiah, tapi cukup membuat baekhyun berfantasi memikirkan hal yang tidak-tidak. Ia sudah membayangkan kalau kris benar-benar sedang melamarnya.
Dengan cepat, ia menggelengkan kepalanya. Membuat kris menatapnya heran.
"gwaenchanha?"
"ne"
~Come a little closer so I can go completely inside
In case you melt away at the common stories
I need to write down the answers in the square called love
You came to me from far away
This is love This is love
The clear sky, the sun over the horizon
This is love This is love
You taught me that everything in the world is love
Out of the plain people who will be forgotten in a matter of seconds
I know you're different
Like the stars, love love
Just the way it is, love love
You and me
Just us two
Hold ya. Just wanna hold ya
A little closer Just wanna hold ya~ (Super Junior – This is Love translate)
Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan malam ini. Mengakhiri hari kebersamaan yang panjang. Sebuah cincin masing-masing berwarna perak yang berkilau bergantung indah menghias leher keduanya.
Ya, ini belum saatnya untuk mereka menggunakan cincin yang sama di jari mereka. Oleh karena itu, baekhyun memilih untuk menjadikannya liontin kalung saja. Begitupun kris. Mungkin ini belum saatnya juga ia mengatakan cinta pada baekhyun.
Sebenarnya kris merasa bahwa apa yang ia rasakan pada baekhyun adalah hal yang sepele, tapi hal sepele ini selalu menghantuinya tiap malam. Menggerogoti setiap nafasnya jika tidak melihat wajah baekhyun barang seharipun. Ia masih ingin membuat opininya mengenai perasaannya yang ia anggap sepele menjadi perasaan sesungguhnya yang ia butuhkan kehadirannya.
TBC
