"Biarpun kau tak menganggapku ada, bagiku kau tetap sesuatu yang berharga. Terima kasih atas segalanya."

oOo

Kyuhyun tak henti-hentinya berlari. Peluh sudah menghujani wajahnya yang pias. Seragam sekolahnya sudah basah melengket pada tubuhnya.

"BERHENTI KAU BRENGSEK!"

Ia makin sulit mengatur napasnya tatkala paru-parunya makin terhimpit. Rasanya sudah ingin mati ketika ia berusaha mengais udara yang seperti mulai menghilang disekitarnya. Saat-saat seperti inilah ia begitu membenci asmanya, tapi memang salahnya juga yang tidak tahu diri dengan anggota tubuhnya sendiri.

Namun lelaki yang memegang tongkat baseball dibelakangnya benar-benar tidak bisa membuatnya berhenti berlari. Rambutnya sudah lepek akibat keringat yang tak henti-hentinya keluar. Berandalan satu ini tersantuk kakinya sendiri hingga membuatnya oleng dan jatuh terserembab pada tanah dibawahnya. Lututnya berdarah dengan sedikit luka gores ditulang pipi kanannya akibat bersentuhan dengan batu kerikil. Ia meringis menahan sakit pada seluruh tubuhnya.

Napasnya bahkan sudah satu-satu dengan mata yang terlampau erat ia tutup. Wajahnya benar-benar menunjukkan kelelahan yang teramat.

"MATI KAU CHO!"

Tapi ia tidak ingin mati seperti ini, dengan sisa tenaganya ia beringsut mundur setelah mendengar suara tersebut. Orang yang tengah berada didepannya juga tengah sibuk mengambil napas.

"Hah… hah… Beraninya kau merusak motorku!" Dan rasa sakit akibat hantaman dikepalanya membuatnya tidak dapat menahan bobot tubuhnya lagi. Kebas menjalar keseluruh tubuhnya sebelum ia ambruk tak sadarkan diri.

oOo

Disclaimer: SJ milik Sment, DB5K milik Cassiopeia, diri mereka sendiri, orang tua, dan fans

Sedangkan cerita ini milik Zy sepenuhnya.

Maint cast: ChangKyu. Bayangin Kyu pas MV Bonamana dan Changmin di MV Share The World.

Warning: typo(s), miss typo, abal, ide pasaran, Don't Like Don't Read.

Summary : Lelaki itu, Cho Kyuhyun, murid berandalan yang jika sekali lagi membuat ulah, maka ia akan diDO dari sekolah. Hingga suatu hari ia bertemu Changmin, pria yang ia anggap pengganggu, dan pada akhir kisahnya ia baru menyadari semuanya.

.

.

Until The End

Story by: puzZy cat

.

.

Sudah dari seminggu yang lalu ia diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Kepalanya terperban dengan 5 buah jahitan. Beruntung ia masih hidup saat itu, saat salah satu sunbaenya itu mengejarnya akibat ia yang menabrak motor sang kakak kelas. Ia meringis saat tau betapa baiknya tuhan padanya yang nakal ini, beruntung saat itu sunbaenya itu hanya sempat memukulnya sekali sebelum beberapa guru yang ikut mengejar mereka menangkap sunbaenya itu.

Tapi akibat ulah yang benar-benar tak sengaja ini (kali ini ia berani bersumpah akan hal itu) ia harus DO, tapi beruntung orang tuanya cukup berpengaruh terhadap sekolah tersebut hingga ia tetap bisa mempertahankan nama baiknya, nama keluarganya lebih tepatnya. Tapi, ia tetap harus keluar dari sekolah tersebut lantaran kenakalannya yang sudah tak dapat dihitung lagi.

Ujian kelulusan hanya tinggal lima bulan lagi dan ia harus mencari sekolah baru. Cih, kenapa tidak sekalian ia tak usah sekolah saja. Toh otaknya cukup pintar untuk ikut ujian susulan nanti.

Ia mendesah. Baru saja ia ingin bangkit untuk mengambil starcraftnya, bunyi derit pintu menghentikan gerakannya. Cepat-cepat ia kembali berbaring, mengambil selimut dan pura-pura tidur. Ia bisa yakin jika itu adalah ibunya yang akan kembali menceramahinya.

Suara derap sepatu itu terus ia perhatikan. 10 menit ia menunggu, tapi sepertinnya ibunya tersebut belum juga mau beranjak dari kamarnya. Dibukanya sedikit matanya untuk mengintip apa yang sedang ibunya lakukan.

Dan ia terkejut.

"Eomma, apa yang eomma lakukan?!" Ia langsung terduduk menyibak selimut, tak menghiraukan pusing dikepalanya akibat gerakan tiba-tibanya itu. Bagaimana ia tak heran jika melihat ibunya tersebut tengah mengepak semua pakaiannya dalam koper. Tak mungkinkan eommanya tega membuang anak yang tampan sepertinya?

"Kau sudah bangun rupanya, ayo cepat bantu eomma." Eommanya terus mengepak pakaiannya tanpa melirik Kyuhyun sedikitpun.

Kyuhyun menghentikan pergerakan tangan ibunya yang tengah melipat pakaiannya. "Eomma?" Panggilnya dengan wajah dibuat seiba mungkin, berusaha membuat eommanya terenyuh dengan tampang anak anjing yang minta dipungut. Tapi naas, jurus itu sudah terlalu sering dilihat eommanya hingga wanita itu sudah terlalu kebal dengan segala perilaku Kyuhyun.

"Kau akan sekolah di kampung halaman eomma." Jawab eommanya mutlak. Untuk sepersekian detik Kyuhyun terdiam berusaha memperoses kumpulan kata yang berusaha masuk dalam otaknya. Kampung halaman? Desa? Desa! Impuls itu sampai pada neuronnya membuat ia terpekik.

"Shireo eomma~" Rengeknya. Tapi alih-alih kasihan, eommanya malah lebih memilih memberikan delikan tajam pada anak laki-laki satu-satunya itu. Kyuhyun harus berubah kali ini, tekad eommanya!

"Kau akan berangkat sore ini." Eommanya berucap datar.

"Tapi…"

"Kau akan tinggal dirumah eomma yang dulu, kau masih ingat kan rumah yang lima tahun lalu kita kunjungi?" Baru saja ia ingin mengajukan protes tapi eommanya telah lebih dulu melanjutkan kata-katanya. Ia bahkan tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk merespon kata-kata eommanya.

Ia melongo saat melihat eommanya pergi begitu saja setelah pakaiannya sudah tertata rapi di koper. Debaman pintu itu menyadarkannya.

"YAH EOMMA! Jangan seenaknya!" Teriaknya frustasi sebelum menghempaskan tubuhnya pada bedcover.

"APPO!" Dan ia melupakan luka dikepalanya yang kembali berdenyut akibat ulahnya tersebut.

oOo

Kyuhyun hanya dapat merengut sejak tadi. Kini ia tengah berjalan dijalan setapak yang lenggang, tak ada kendaraan selain orang yang berjalan kaki sepertinya dan orang yang tengah mengayuh sepeda. Matahari terasa menyengat dikulitnya, tapi ia tak ingin menggunakan jaket yang malah membuatnya semakin kepanasan.

Jalannya sedikit menghentak saat ingat bagaimana eommanya yang dengan tidak berperasaannya membuangnya seperti ini. Katakan saja Kyuhyun berlebihan, tapi ia akan dengan cepat menyangkal, bagaimana ia bisa hidup tanpa kartu kredit, hp, dan juga starcraftnya. STARCRAFTNYA. Oh ayolah, eommanya sedang berusaha untuk membunuhnya pelan-pelan.

"Cih, sial! Dimana sih rumah itu!" Ia mengumpat tak henti-hentinya. Menghiraukan tatapan aneh orang-orang yang menganggapnya tidak sopan. Ia mengangkat topinya, menyeka keringat disekitar dahi yang perbannya sudah dilepas dan memindahkan beban koper ditangan kirinya.

Ia bahkan mengabaikan segala pemandangan indah yang ada disekitarnya. Sawah yang terhampar luas dan pepohonan hijau yang menyejukkan mata. Tapi Kyuhyun tidak perduli, baginya semua yang ia alami saat ini hanyalah sebuah kesialan. Berbeda dengan tekad eommanya, ia bertekad akan mendapatkan kembali hidupnya yang dulu. Jadi Kyuhyunie, mari kita lihat usahamu itu.

.

.

.

"Uhuk… Uhuk…" Kyuhyun terus saja terbatuk ketika ia sampai dirumah barunya. Ia mengibas-ngibaskan tangannya diudara untuk menghalau debu yang masuk ke paru-parunya. Ia mengernyit dengan tangan kanan yang menutup hidung.

Rumah eommanya itu benar-benar berbau tidak nyaman dengan perabotan dan lantai yang dilapisi debu setebal 0,5 cm. Dalam hati ia terus mengumpat merutuk tentang rumah yang tidak pernah dirawat selama hampir 5 tahun ini.

"Tega! Eomma teganya kau!" Geramnya kesal.

Ia menaruh asal bawaannya lalu menyingsingkan lengan bajunya. Ia mengitari rumah sejenak dan menemukan beberapa alat kebersihan yang bisa ia pakai. Sambil menyapu ia tak henti-hentinya menyumpah dan menggerutu. Ini pertama kalinya Kyuhyun melakukan sesuatu untuk tujuan membersihkan, biasanya dirumah besarnya dulu ada para maid yang bertugas membersihkan semua kekacauan yang ia lakukan untuk membuat rumah berantakkan.

oOo

"Eungg." Ia melenguh pelan saat dirasanya otot-otot tubuhnya kaku. Semalaman ia tidak bisa tidur, suara nyamuk serta hewan malam lainnya dan juga udara dingin perdesaan sukses membuatnya tidak nyaman untuk menutup matanya.

Ia bangun melihat jam yang menunjukkan jam 6 pagi. Rekor bangun paginya. Langit diluar masih terlihat gelap walau diujung timur sudah ada cahaya merah matahari. Ia menguap lebar masuk kamar mandi.

Cukup lama ia mandi, saat melihat seragam sekolah yang sudah ia gantung didekat pintu kamar, ia baru ingat ini hari pertamanya sekolah. Ia mematut diri didepan cermin sambil tersenyum.

"Kau tampan." Tunjuknya pada refleksi dirinya dikaca. Dan setelah itu ia menyambar tas punggungnya dan berjalan-jalan sebentar sebelum pergi ke sekolah.

.

.

.

Kyuhyun berdecak sebal. Sekolah barunya sungguh jauh dari kata standar baginya. Ia melenggang dengan wajah meremehkan setiap siswa yang ia temui. Baju keluar dan tidak terkancing, permen karet yang ia kunyah serta delikan tampang tak bersahabat sukses membuatnya terlihat seperti preman bagi siswa disekolah itu.

Itu memang tujuannya, mungkin dengan terlihat seperti siswa nakal membuat ia ditakuti oleh siswa-siswa lainnya, sedikit keonaran mungkin juga tidak terlalu buruk.

"Permisi." Seseorang menepuk pundaknya membuatnya berhenti melangkah, ia lirik orang tersebut. Lelaki dibelakangnya itu sungguh jangkung dengan senyum bodoh yang terpampang diwajahnya.

"Kau murid pindahan dari Seoul kan?" Kyuhyun bahkan tak berniat membalas ucapan lelaki tersebut dan lebih memilih menatap anak lelaki tersebut.

Merasa tak akan mendapatkan jawaban dari Kyuhyun lelaki tersebut kembali membuka suaranya. "Shim Changmin. Ayo kuantarkan ke kantor kepala sekolah." Lelaki tersebut menarik pergelangan tangan Kyuhyun agar mengikuti langkahnya.

Tapi Kyuhyun dengan kasar menepis tangan tersebut. Melirik lelaki bernama Shim Changmin itu dengan malas.

"Dimana tempat untuk bolos?" Tanya Kyuhyun.

"Biasanya siswa-siswa bolos keatap sekolah. Disana tempat yang aman untuk bolos. Wae? Kenapa kau bertanya hal seperti itu?" Tanya Changmin yang membuat Kyuhyun tersenyum mengejek. Lelaki didepannya ini benar-benar polos atau bodoh sih?

"Hey! Kau mau kemana? Ruang kepala sekolah bukan kearah situ." Kyuhyun tetap melenggang pergi tanpa menghiraukan Changmin yang terus memanggil dan mengikutinya.

oOo

Krieet

Derit pintu yang terbuka membuat Kyuhyun membuka matanya malas. Dilihatnya lelaki yang tadi terus membujuknya untuk masuk kelas tersebut. Matahari sudah tepat diatas kepalanya dan seragam sekolahnya sudah ia buang asal karena panas.

"Apa kau tidak lapar? Ini sudah jam makan siang." Tanyanya sambil menghampiri Kyuhyun dan duduk disamping namja yang sedang berbaring itu.

"Berhenti, jangan mengatakan apapun." Kyuhyun langsung berkata saat melihat mulut Changmin yang terbuka, kupingnya sudah panas sedaritadi mendengar nasihat Changmin yang selalu ia dapatkan di Seoul.

Changmin merengut. "Aku kan hanya ingin menawarimu makan." Katanya sambil mengangkat kotak bekalnya. Kyuhyun tidak menyahut membuat Changmin makin merengut.

Dari ekor mata Kyuhyun, dilihatnya Changmin yang mulai memakan bekalnya dengan lahap. Terpikir olehnya perutnya yang dari tadi pagi belum diisi apapun.

Kruuyuk…

Kyuhyun mengumpat dalam hati dengan perutnya yang bersuara seenaknya. Ia bangkit duduk dan melihat Changmin tetap melahap makanannya, lega karena sepertinya Changmin tidak mendengar suara tadi.

"Lain kali jangan bolos lagi."

"Bukan urusa… mmhp." Belum selesai Kyuhyun berbicara Changmin sudah menyodorkan sesendok makanan kedalam mulutnya.

Changmin tersenyum lebar dengan deret gigi putihnya, tapi dimata Kyuhyun itu senyum terbodoh dan paling menjengkelkan baginya. "Hehehe… aku tau kau lapar."

Kyuhyun mengunyah dan mendecih pada Changmin dengan tatapan tajam.

"Ini, untukmu. Aku ke kelas dulu." Tanpa menunggu respon dari Kyuhyun ia secepatnya bangkit berlari menuju pintu, takut kalau Kyuhyun menolak pemberiannya. Dan kelakuan bodohnya tersebut membuat Kyuhyun tertawa, diliriknya kotak bekal yang sudah nyaris habis tersebut.

"Anak itu niat ngasih nggak sih?" Umpatnya sambil menyuap makanan Changmin yang memang tinggal sesendok.

oOo

Hari kedua Kyuhyun ke sekolah, ia lebih memilih telat dan meninggalkan satu jam pelajaran. Ia melangkah ke kelasnya setelah dipanggil kepala sekolah dan menjalani hukuman lari keliling lapangan. Tubuhnya sudah banjir keringat dipagi hari.

Krieett…

Ia melangkah masuk tanpa permisi pada sonsaengnim yang ada didepan kelas.

"Kau anak baru itu?" Tanya sonsaengnim pada Kyuhyun yang terus melangkah menuju kursi paling belakang. Hingga ia duduk ia tetap tidak menjawab pertanyaan sang guru, membuat seluruh kelas menoleh kebelakang, kearahnya.

"Setidaknya, perkenalkan dulu namamu." Sonsaengnim tersebut tidak mau repot mengurusi kelakuan anak seperti Kyuhyun. Baginya anak kota rata-rata seperti itu dan ia tak ingin marah-marah dikelasnya pagi ini.

"Cho Kyuhyun." Ucap Kyuhyun memperkenalkan diri di bangkunya dengan suara yang dingin, berusaha terlihat cool sepertinya. Siswa-siswa sudah kembali menghadap depan saat sonsaengnim kembali melanjutkan pelajarannya.

Kyuhyun menopang dagunya malas, dan saat itulah ia bertemu pandang dengan mata penuh binar tersebut. Shim Changmin tersenyum lebar saat Kyuhyun menatapnya, 'hallo' bibirnya berucap tanpa suara. Kyuhyun mendengus melihat pria tersebut melambaikan tangannya.

"Kenapa harus bertemu dia lagi sih?" Ucap Kyuhyun malas dan mengalihkan tatapannya pada pria yang duduk diujung lain kelas tersebut.

"Changmin-ssi tolong perhatikan pelajaran. Bisakah kau maju mengerjakan soal ini?" Kyuhyun tersenyum mengejek saat sonsaengnim menegur Changmin.

"Ne."

.

.

.

"Kenapa kau senang sekali mengikutiku sih?" Tanya Kyuhyun kesal. Changmin terus saja mengikutinya hingga pulang sekolah sejak dua minggu yang lalu. Padahal jelas-jelas ia terus mengatakan kata-kata kasar pada lelaki tersebut.

Changmin tersenyum lebar. "Aku kan ingin menjadi temanmu."

"Tapi aku tidak butuh teman, bodoh!" Kyuhyun sungguh berharap Changmin kesal atau memukulnya. Ia jelas mengatainya bodoh dengan nada yang begitu menyakitkan, padahal jelas Changmin merupakan siswa terpandai disekolah. Memang awalnya Kyuhyun yakin Changmin itu bodoh, tapi saat melihat aksinya memecahkan soal Statistik didepan kelas waktu itu benar-benar membuatnya terkejut.

Alih-alih mendapat cacian balasan, Kyuhyun malah mendapatkan balasan senyum dari Changmin. Ia tercengung, Changmin itu terlalu polos.

Kyuhyun mendengus, percuma bicara dengan anak ini. ia kembali berjalan, hari sudah sore dengan cahaya matahari yang indah. Beberapa kali Changmin tersenyum pada orang-orang desa yang baru pulang dari sawah.

"Aku penasaran dengan Seoul, Seoul itu seperti apa?" Tanya Changmin yang berjalan mendahului Kyuhyun sebelum menoleh tiba-tiba.

"Seoul tidak cocok dengan anak sepertimu." Jawab Kyuhyun acuh sambil melanjutkan jalannya, kalau tidak segera dijawab Changmin pasti akan terus memberondonginya dengan pertanyaan.

"Eh? Kenapa?" Sepertinya Changmin masih belum menyerah, ia berjalan mundur sambil terus memperhatikan Kyuhyun.

"Anak yang tidak bisa terpisah dengan orang tuanya mana tahan hidup di Seoul, anak manja seperti kalian sebaiknya tetap berada ditempat seperti ini."

Changmin berhenti melangkah membuat Kyuhyun juga ikut berhenti, ia menatap Kyuhyun. Lama ia terdiam membuat Kyuhyun bingung dengan sikapnya. "Kalau begitu kenapa Kyu ada disini?"

Kini ia yang ganti terdiam. Apa sekarang ia termasuk anak manja, lalu apa tujuannya disini? Berteman dengan Changmin membuatnya menyadari beberapa hal. Ia masih bisa mempercayai anak seperti Changmin, Taemin dan teman sekelasnya yang lain. Tunggu, apa sekarang ia menganggap Changmin sebagai temannya?

"Ah, Kyu aku duluan ne." Ucap Changmin berlari meninggalkan Kyuhyun yang masih terdiam. Sepertinya berada ditempat seperti ini membuat settingan otaknya mulai rusak. Dulu, saat masih di Seoul ia hanya berteman dengan orang-orang yang ia anggap sederajat dengannya, membuatnya menjadi pribadi yang arogan. Tapi disini? Bahkan ia tidak bisa sederajat dengan mereka? Dengan Changmin yang dengan tulusnya menolong orang. Ia jadi merasa rendah ditempat ini.

Tanpa sadar ia mengingat perkataan eommanya saat ia akan pergi dari Seoul. Saat itu Kyuhyun tengah merajuk dengan ibunya dan tidak menghiraukan setiap perkataannya.

'Kyu, carilah orang yang tulus ingin menjadi temanmu, bahkan ingin menjadi saudaramu, dan saat itu mungkin eomma akan tenang jika meninggalkanmu.'

Kini Kyuhyun jadi begitu merindukan eommanya. Mungkin ia harus meminta maaf atas segala kelakuan kekanakkannya dulu. Dengan langkah mantap ia berjalan pulang, sekarang ia jadi mulai tidak menyesal tinggal di desa ini. Ia tersenyum, mungkin saat pulang nanti ia bisa menulis surat kepada eommanya, memberitahukan keadaannya selama 6 hari ini.

.

.

TBC

.

.

A/N:

Ide ff ini udah lama sekali membusuk diotak, dan akhirnya aku tulis juga. Untuk ff Dark, kayaknya belum bisa update, ide ff itu hilang ketelan sama ujian T_T

So, feel free to review my story chingudeul.

Salam hangat,

-Zy-