Jaeyong Songfic Series.
[Jaehyun x Taeyong]
YAOI, OOC.
Rate T
Semua cast di ff ini milik tuhan, orang tua mereka, dan SM Ent. Lagu yang kita buat songfic milik agensi masing-masing.
FF ini berasal dari otakku sendiri. Jika ada kesamaan dengan FF lain hanyalah sebuah kebetulan.
Dilarang keras sengaja meniru ide dan isi cerita. Aku memang masih bocah, tapi tolong hargai karya abal-abal bocah yang satu ini, ya ^^
Part One; Yum Yum—Macaroon Honey Dduk (Produce 101)
Happy Reading~ ^^
Ps. Aku sarankan kalian dengerin lagu dengan judul yang tertera diatas sebagai backsound biar feelnya kena/? ^^ Yah, biar sesuai gitu antara songfic sama backsoundnya~
1, 2, 3, I think you'll keep wanting more~
Jaehyun meremas tas ransel yang berada di pundaknya dan tersenyum ramah dengan siswa-siswi SOPA yang menyapanya, walaupun sebagian besar dari mereka tidak dikenali oleh Jaehyun. Wajar saja, Jaehyun adalah siswa baru di SOPA yang pindah dari Amerika. Ia baru dua minggu bersekolah di sini.
Tapi, sosok Jaehyun dengan cepat dikenal oleh semua siswa-siswi SOPA di semua kelas. Sifatnya yang baik, ramah, lucu, dan pintar mampu menarik hati guru dan siswa-siswi SOPA dalam sekejap. Jaehyun juga tinggi dan tampan, ia akhir-akhir ini sering menemukan banyak surat cinta di loker miliknya.
"Hai, Jaehyunnie."
Jaehyun menoleh. "Ah, hai, Johnny hyung."
Johnny Seo, siswa kelas 3-1 adalah sepupu Jaehyun. Ia yang selama ini membantu Jaehyun di SOPA.
"Kau berangkat pagi sekali," Johnny menyerahkan botol air dan tissue. "Ini. Kau terlihat kelelahan."
Jaehyun meringis mendengarnya. "Kau tahu, hyung? Aku berjalan dengan sangat cepat dari gerbang sampai ke koridor ini. Tapi tetap saja, jumlah mereka banyak sekali!"
"Penggemarmu banyak sekali, Jung." Johnny terkekeh melihat Jaehyun yang mengusap keringat di dahinya dengan tissue.
"Aku bukan artis."
Johnny menepuk bahu Jaehyun beberapa kali dan tersenyum. "Tapi wajahmu seperti artis. Benar-benar good looking. Salah satu sahabatku tidak bisa berhenti membicarakanmu."
"Sahabatmu yang itu?"
"Ya, yang itu. Yang menyukaimu." Johnny tersenyum geli.
"Ugh, sudahlah, hyung. Aku bahkan merasa sahabatmu itu tidak ada bedanya dengan siswa-siswi disini."
Johnny menggeleng. "Tidak. Kau akan menyukainya, Jaehyun."
"Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya!"
Jaehyun benar. Johnny menggaruk tengkuknya dan menghela nafas.
"Dia tipikal siswa yang rajin. Ia bahkan menganggap perpustakaan adalah rumahnya! Aku bahkan terkejut saat ia berkata padaku jika ia mencintaimu! Aku kira ia hanya mencintai buku-buku tebal."
Bukannya ingin bersikap tidak sopan, tapi Jaehyun tidak bisa menahan diri untuk memutar bola matanya bosan.
"Nama, hyung."
Johnny mengangkat sebelah alisnya. "Huh?"
"Nama sahabatmu itu, hyung. Kau belum pernah menyebut namanya. Aku juga tidak tahu bagaimana ciri-ciri sahabatmu itu dari fisiknya. Kau hanya sering bercerita tentang sifatnya dan kekagumannya padaku."
"Oh ya?" Johnny kembali sumringah. "Namanya Lee Taeyong! Ia manis dan imut sekali! Taeyong lebih pendek dariku, mungkin ia juga lebih pendek darimu, Jae."
Dahi Jaehyun mengerut heran melihat Johnny yang tertawa. Jujur, ia sedikit jengkel dengan sepupunya itu. Manis, imut, dan lebih pendek dari Johnny? Penampilan seperti itu ada banyak sekali si SOPA!
"Sungguh, Jae. Aku yakin kau akan menyukai Taeyong."
"Terserah," Jaehyun segera menyambar lengan Johnny saat melihat gerombolan gadis yang ada di ujung koridor. "Hyung, ayo temani aku ke kelas. Aku tidak bisa melayani mereka. Aku belum mengerjakan tugas sains."
Johnny masih tersenyum ketika Jaehyun sedikit menariknya menaiki tangga menuju kelas 2-2, kelas Jaehyun. Johnny yakin Jaehyun akan menyukai Taeyong.
Karena siapapun tidak akan pernah bisa menolak pesona Taeyong yang menakjubkan dari dalam maupun dari luar. Ya, Johnny yakin sekali Jaehyun akan menyukai sahabatnya itu!
Jaehyun menghela nafas lega, akhirnya jam istirahat yang ditunggu-tunggu datang juga. Ia sedikit menyesal tidak mengerjakan tugas sains miliknya dari jauh-jauh hari. Karena hal itu, Jaehyun terpaksa melewatkan sarapan.
"Kau ikut ke kantin, Winwin?"
Winwin, teman sebangku Jaehyun yang berkebangsaan China menggeleng. "Aku sudah membawa bekal dari rumah."
"Okay."
Jaehyun melangkahkan kakinya keluar kelas. Ia terpaksa ke kantin sendirian.
Seperti biasanya, Jaehyun dihujani banyak sapaan dan perkataan manis dari siswa-siswi SOPA. Namun yang berbeda dengan hari ini adalah Jaehyun yang hanya membalas mereka dengan senyum manis. Salahkan dirinya yang benar-benar lapar dan lebih mementingkan perutnya yang minta diisi terlebih dahulu.
Melihat kantin yang sudah dekat, Jaehyun mulai melangkah lebar-lebar. Jaehyun merasa sudah ada banyak jenis makanan dan minuman yang berterbangan di otaknya.
"Seperti biasa, aku ke perpustakaan. Aku hanya ke kantin untuk membeli ice cream. Sampai jum—AAHH!"
"Astaga, maafkan aku!"
Jaehyun buru-buru menundukkan badannya beberapa kali ketika tidak sengaja menabrak sosok yang sedang berbicara dengan temannya yang berjarak lumayan jauh darinya. Ia merasa sangat bersalah ketika melihat ice cream cokelat yang tergeletak di lantai.
"Taeyong-ah! Kau tidak apa-apa?"
Jaehyun membatu di tempat.
Sosok itu berbalik menghadap temannya yang berteriak khawatir di meja kantin. Dengan telapak tangan yang masih mengusap lengan kurusnya, ia tersenyum manis.
"Aku tidak apa-apa."
"Maafkan aku, sunbaenim." Jaehyun menundukkan badannya lagi saat Taeyong berbalik menghadapnya lagi.
"J-Jaehyun? Jung Jaehyun?"
Sudut bibir Jaehyun tertarik sedikit, menghasilkan senyum tipis saat pemuda manis dihadapannya berbicara putus-putus. "Ya. Kau Lee Taeyong sunbae, 'kan?"
Taeyong mengangguk kaku. "Darimana kau tahu?" Sesaat kemudian ia menepuk dahinya. "Ah, pasti karena teman-teman memanggilku tadi."
"Bukan," Jaehyun menggeleng. "Dari Johnny hyung. Dia sepupuku, dan dia lumayan banyak bercerita tentangmu."
"B-benarkah?"
Jaehyun lagi-lagi tersenyum tipis. Bukan hanya karena Taeyong yang terbata-bata, tapi karena sosok manis itu juga mulai merona.
"Dia tidak bercerita yang aneh-aneh, 'kan?"
"Aneh seperti apa?"
Taeyong menggaruk tengkuknya. "Itu, semacam, u-uh..."
"Tidak. Ia hanya bercerita kau sahabat baiknya." Jaehyun bisa melihat Taeyong menghembuskan nafas lega. "Sunbae, biarkan aku mengganti ice cream milikmu."
Tentu saja Jaehyun merasa tidak enak hati karena telah menjatuhkan ice cream milik Taeyong. Ia ingat Johnny sering bercerita tentang kecintaan sahabatnya itu dengan ice cream cokelat.
"Tidak usah," Taeyong menggeleng dan beringsut menjauhi Jaehyun. "Pertemuan yang menyenangkan, Jaehyun. Senang berkenalan denganmu. Aku akan ke perpustakaan."
Taeyong berlari kecil keluar kantin tanpa menunggu balasan dari Jaehyun. Jaehyun dengan jarak yang begitu dekat dengannya tidak baik untuk jantungnya. Ia mengusap pipi tirusnya yang terasa hangat dengan kedua tangan.
Beberapa siswa-siswi SOPA yang berlalu-lalang di koridor memekik gemas melihat Taeyong yang merona manis dengan kedua bibir yang ditekan sehingga membentuk garis lurus.
Begitu sampai di perpustakaan, ia segera duduk di meja yang sudah sempat ditempatinya tadi. Taeyong meraih buku fantasy setebal ensiklopedia untuk menutupi wajahnya.
"Jaehyun tampan sekali~"
Gumaman samar Taeyong diikuti dengan senyum malu si empunya. Ah, Taeyong benar-benar mencintai pemuda Jung itu.
"Taeyong sunbae?"
Taeyong terlonjak kaget dan tidak sengaja melepas buku tebal yang dipegangnya, menghasilkan suara bedebum yang cukup keras. Dalam sekejap, suara desisan terdengar disana-sini.
"M-maafkan aku," Taeyong langsung berdiri dan membungkuk beberapa kali. Ia lalu menatap sosok tinggi yang berada di sampingnya. "Jaehyun, ada apa?"
Jaehyun tersenyum, membuat lesung pipitnya terlihat. Tuhan, Taeyong ingin sekali mengecup lesung pipit itu!
"Untukmu, sunbae."
"Huh?"
Taeyong memiringkan kepalanya dan mengerjap lucu, menatap Jaehyun yang menyodorkan ice cream cokelat tepat didepan wajahnya.
"Ambil, sunbae. Aku bertanggung jawab."
Taeyong dengan malu-malu mengambil ice cream cokelat yang ada di tangan Jaehyun. Ia tidak mau membohongi dirinya sendiri yang sedang benar-benar menginginkan ice cream.
"Terima kasih," Taeyong berbisik. Nyaris tidak terdengar, tapi Jaehyun mendengarnya dengan cukup jelas.
Jaehyun meraih saputangan di saku seragam celananya dan memberikannya pada Taeyong. "Sunbae bisa membersihkan tangan dengan itu jika ice creamnya meleleh."
Taeyong menggeleng, tapi Jaehyun dengan keras kepala menyelipkan saputangan putih itu di saku blazer kuning Taeyong.
"Maafkan aku karena kejadian di kantin tadi, sunbae."
"Tidak apa-apa, Jaehyun. Kau tidak sengaja." Ya, lagipula aku mendapatkan ice cream gratis.
Jaehyun tersenyum manis. "Aku akan kembali ke kantin, sunbae. Makan dengan cepat sebelum ice creamnya meleleh."
Taeyong membalas senyuman Jaehyun dengan malu-malu. "Terima kasih, Jaehyun. Dan, uh, panggil saja Taeyong hyung."
"Okay, hyung." Jaehyun mengangguk dan melambaikan tangannya pada Taeyong.
Taeyong membalas lambaian tangan Jaehyun dengan wajah merah padam. Jantungnya berdegup dengan kencang.
"Taeyong hyung memang manis," Jaehyun bergumam dan membenarkan dasinya yang sedikit miring karena berlari menyusul Taeyong di perpustakaan tadi. Langkahnya lebar-lebar, karena sebentar lagi bel masuk dan ia belum sempat makan. "Tapi siswa-siswi disini juga banyak yang manis. Lalu apa bedanya Taeyong hyung dengan mereka semua?"
Jaehyun masih berpikir tidak ada yang begitu spesial dengan Taeyong.
Yah, setidaknya sampai saat ini.
"Lelahnya~"
Yuta, siswa berkebangsaan Jepang kelas 3-4 membaringkan tubuhnya di lapangan basket indoor SOPA. Tim basket SOPA baru saja selesai berlatih basket untuk pertandingan antar sekolah beberapa minggu kedepan.
Johnny melakukan high-five dengan Jaehyun yang terduduk di lapangan, lalu beralih ke siswa kelas 1-2, Mark Lee.
"Biasanya hyung tersayangmu sudah disini, Mark?" Hansol, siswa yang satu kelas dengan Yuta, menepuk pundak Mark.
Mark mengedarkan pandangannya ke seluruh lapangan, tidak menemukan sosok hyung nya. "Uh, mungkin dia sedikit terlambat?"
"Pasti karena ada Jaehyun hyung," Haechan, siswa yang satu kelas dengan Mark berceloteh asal. Menghasilkan kerutan di dahi Jaehyun.
Yuta menegakkan tubuhnya dan tersenyum lebar. "Mungkin saja. Semakin banyak anggota, semakin banyak makanan yang harus disiapkan, bukan?"
Tim basket SOPA mengangguk, kecuali Jaehyun yang masih tidak paham.
"Lagipula dia keras kepala sekali," Mark merengut kesal. "Dia benar-benar ingin membuatkan semua anggota tim basket bekal makan siang hanya karena aku diterima di tim ini."
Johnny tertawa dan mengacak rambut Mark.
"Hyung, apa maksudnya?" Jaehyun menarik pergelangan tangan Johnny.
Johnny tersenyum misterius. "Kau akan tahu sendiri, Jae."
"Teman-teman~! Astaga maafkan aku!"
Teriakan yang terdengar semakin mendekat mengalihkan perhatian tim. Terutama Jaehyun, yang terlihat kaget bukan main.
Taeyong terlihat sedang berlari kecil dan membawa tas di tangan kanan-kirinya.
"Aku benar-benar minta maaf! Aku dengar anggota kalian bertambah satu, jadi aku menyiapkan bahan lebih banyak. Aku lupa jika tempat makannya belum kucuci, dan aku juga lupa membeli air! Karena itu aku terlambat, aku minta ma—"
"Cukup!"
Taeyong tersentak saat mendengar kalimat tegas yang keluar dari mulut Yuta.
"Cukup, Taeyongie. Kau tidak melakukan kesalahan apapun." Hansol membantu Taeyong membawakan tas berisi bekal makanan buatan Taeyong.
Johnny mengangguk. "Ya, kau hanya terlambat beberapa menit tapi kau bertingkah seolah-olah sudah terlambat beberapa jam."
"Lagipula aku selalu merasa sungkan karena merepotkan Taeyong hyung..."
Tim basket SOPA mengangguk setuju dengan ucapan Haechan.
Mereka duduk melingkar saat Hansol mulai mengeluarkan bekal makanan satu-persatu dan membagikannya. Taeyong ikut duduk diantara Yuta dan Mark, lalu tersenyum lucu dan menggeleng.
"Aku suka memasak untuk kalian!"
Mark menghela nafasnya. "Hah~ Inilah yang membuatku merasa mempunyai dua ibu dirumah!"
Mereka tertawa dengan ucapan polos Mark, bahkan Taeyong yang wajahnya memerah karena malu dan sebal.
"Ah, Taeyong adalah kakak kandung Mark. Ia yang biasanya dengan baik hati memberi kami bekal, Jae."
Taeyong tersenyum kecil, membalas lambaian Jaehyun.
Sebenarnya, Jaehyun heran. Mark yang bertampilan swag seperti itu, mempunyai kakak semanis ini?
Mereka menghabiskan bekal dengan cepat. Masakan Taeyong terasa lezat, seperti biasanya. Diam-diam Jaehyun juga memuji masakan Taeyong.
Sementara menunggu tim basket berganti pakaian, Taeyong memunguti tempat makan dan botol air yang kosong. Membersihkan semuanya. Taeyong yang memasak untuk mereka, Taeyong juga yang merapikan bekas mereka.
Jaehyun yang diam-diam memperhatikan Taeyong menyadari jika pemuda Lee itu adalah sosok paling baik hati yang pernah ia temui.
Beberapa bulan berlalu, Jaehyun mulai menyadari perilaku manis Taeyong benar-benar semanis wajahnya. Semakin lama, Jaehyun makin menemukan kepribadian yang cukup mengejutkan dari Taeyong. Tentang segalanya. Tentang apapun. Sifat polos milik Taeyong adalah favorit Jaehyun diantara yang lainnya.
Saat ini, Johnny sedang mengantarkan Jaehyun memasuki kelasnya. Mengabaikan siswa-siswi SOPA yang meneriakkan nama Jaehyun.
"Jaehyun?"
"Hm?"
Johnny menarik pundak Jaehyun menghadapnya. "Aku menyampaikan suatu pesan,"
"Apa?" Dahi Jaehyun berkerut heran.
"Taeyong menyukaimu. Ah bukan, mencintaimu."
Jaehyun semakin heran. Bukankah Johnny sering bercerita jika Taeyong mengaguminya? Kenapa Johnny harus menyampaikan dengan embel-embel menyampaikan pesan?
Oh, tunggu.
"Kau pasti diminta Taeyong hyung menyampaikan pesan itu."
Johnny mengangguk. "Bagaimana menurutmu?"
Jaehyun mengangkat pundaknya sekilas. "Aku tidak peduli."
Tanpa Jaehyun ketahui, sosok manis bertubuh kurus sedang memperhatikan dan menguping pembicaraan mereka.
Taeyong menghela nafas dan berjalan menjauh.
"Aku tahu kau tak tertarik padaku pada awalnya. Kau terlihat tak peduli, tapi tanpa sadar kau selalu tersenyum saat melihat keberadaanku, Jaehyun." Taeyong cemberut dan menendang batu kerikil yang ada di depannya. "Tidak apa-apa. Aku yakin kau akan jatuh cinta padaku."
Ya, Johnny percaya Jaehyun akan jatuh cinta pada Taeyong.
Begitu juga Taeyong, ia yakin Jaehyun akan jatuh cinta padanya.
Jaehyun tidak tahu sejak kapan ia menjadi stalker. Selalu mengikuti sosok Taeyong kapanpun, dimanapun. Ia bahkan tidak peduli dengan kalimat pedas Hansol dan Yuta yang mengejeknya dengan sebutan sosok mengerikan karena mengikuti orang terus menerus tanpa henti.
Salahkan otak Jaehyun yang tidak bisa berhenti memikirkan Taeyong. Bayang-bayang pemuda manis itu selalu memenuhi pikirannya.
Ada saja tingkah Taeyong yang membuat Jaehyun gemas. Misalnya, Taeyong yang sedang ketakutan.
Taeyong akan memanggil-manggil nama Jaehyun, meminta Jaehyun menemaninya yang sedang benar-benar ketakutan.
Taeyong bahkan takut dengan serangga! Pemuda manis itu akan memekik lucu dan melompat kaget saat hewan kecil itu tidak sengaja melintas melewatinya.
Dan sekarang Jaehyun sadar jika ia mencintai Taeyong. Mencintai pemuda manis yang dulu ia anggap sepele.
Johnny benar, Taeyong memang berbeda dengan orang lain.
"Jaehyun?" Jaehyun menegang, dan buru-buru menyembunyikan tubuhnya di balik pintu. "Jaehyun, aku tahu itu kau."
Jaehyun menggigit bibirnya ragu. Ia terpaksa mendekati Taeyong yang menatapnya heran.
"Sebenarnya ada apa? Kau mulai mengikutiku kemanapun akhir-akhir ini!"
Jaehyun tak segera menjawab pertanyaan Taeyong. Ia menatap mobil yang terlihat kecil berlalu-lalang dijalanan dari atap SOPA.
Taeyong menarik Jaehyun untuk duduk disampingnya. "Jaehyun?"
"Maafkan aku, hyung. Aku tahu kau pasti tidak nyaman dengan tingkahku."
"Huh?"
"Aku, a-aku tidak tahu apa yang terjadi padaku."
Taeyong menggeser badannya, menatap Jaehyun dari sisi yang lain. "Apa yang kau bicarakan?"
"Kau benar-benar membuatku tergila-gila dengan segala sesuatu yang ada pada dirimu, hyung. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu." Jaehyun ikut menggeser badannya, menghadap lurus kearah Taeyong. "Aku tahu kau mencintaiku, hyung. Maafkan aku yang menganggap remeh perasaanmu. Aku menganggap kau sama seperti yang lain."
Taeyong menahan nafasnya ketika Jaehyun tersenyum dan membelai pipi tirusnya.
"Aku berterima kasih padamu karena masih mencintaiku, hyung." Jaehyun mendekatkan wajahnya kearah wajah Taeyong yang memerah. "Karena saat ini, aku benar-benar mencintaimu."
Jaehyun mengecup bibir tipis Taeyong. Hanya sebatas menempel, dan Jaehyun menarik wajahnya beberapa detik kemudian.
"Itu ciuman pertamaku, hyung."
Taeyong semakin memerah, "I-itu juga ciuman pertamaku, Jaehyun."
Jaehyun tersenyum lebar dan memeluk Taeyong. "Aku mencintaimu, Taeyong hyung."
"Aku juga mencintaimu, Jaehyun." Taeyong menyamankan pelukannya di tubuh hangat Jaehyun. Tanpa sadar ia menggumamkan kata 'yum-yum' beberapa kali.
Jaehyun mengusap rambut Taeyong dan terkekeh mendengar gumaman Taeyong. "Ada apa, hyung?"
Taeyong menggeleng. "Tidak. Aku hanya menyukai c-ciuman kita tadi."
Jaehyun mencubit gemas kedua pipi Taeyong.
"Ah, lepaskan!" Taeyong menjauhkan tangan Jaehyun dari pipinya, lalu tertawa. "Omong-omong, darimana kau tahu aku masih mencintaimu?"
Jaehyun tersenyum geli. "Dari Johnny hyung."
"Aku akan membunuh orang itu!"
"Jangan, hyung." Jaehyun mendekatkan wajahnya lagi dengan wajah Taeyong. "Jika Johnny hyung tidak memberitahu perasaanmu padaku, mana mungkin aku berani memintamu jadi kekasihku sekarang."
Taeyong mengangkat sebelah alisnya. "Memang aku mau menjadi kekasihmu?"
Jaehyun tersenyum miring dan mengecup bibir Taeyong lagi. Hanya sebatas menempelkan, tapi sedikit lebih lama. Ciuman mereka benar-benar polos tanpa nafsu. Hanya ingin menyampaikan perasaan masing-masing.
Taeyong akhirnya menjauhkan wajahnya dari Jaehyun. Entah sadar atau tidak, Taeyong mulai menggumam 'yum-yum' lagi yang membuat Jaehyun gemas dan menarik Taeyong dalam pelukannya lagi.
It's probably a peculiarly addictive taste~
Chapter One; End.
Hai~ Ini adalah ff kolaborasi pertama si kembar, Vava sama Fafa (Kalo bingung manggilnya, panggil Vava pake nama Nabila aja).
Jadi, ini sebenernya terinspirasi dari Fafa lagi demen IOI dan muter lagu-lagu mereka.
Kita berdua harus cepet-cepet tidur, jadi ga bisa ngomong banyak, hehe.
Intinya, kita berdua mau ngomong, jangan jadi silent riders. Kalian bisa request lagu yang mau dijadiin songfic buat ff series ini.
Kalo bisa request sepuasnya, lagu apapun itu, kenapa harus jadi silent readers? Ya enggak? ^^
Baiii~!
Love, Nabila (Vava) & Fafa
