Title: Thorn Year (gashiyeon) - The First Part -
Original Author: Maio
Translated By: honeyiceblend
Indo Translated by : 2012/03/22/ff-thorn-year-thorn-waterlily-prequel-r educed-horizon-chapter-01/ and Little me translate :D
Genre: Romance + Smut
Rating: M
Pairing: Yunjae
Length: 1/12 Chapters
.
.
.
Don't Like
Don't Read
.
.
.
I told you before
.
.
.
Happy reading ^^
Yunho POV
Hyungku selalu mengatakan bahwa awal yang lebih penting, lebih dari apa pun.
Meskipun perbedaan usia antara aku dan hyung ku sendiri tidak terlalu banyak, hyung ku selalu memberiku saran dan nasehat, dengan suaranya yang selalu membuatku tenang. Itu sedikit menjengkelkan namun, itu dia yang membuat aku memilih untuk mengikuti dia sepanjang waktu. Karena dia hanya menatapku saja.
Meskipun kakak ku bercerita tentang pentingnya awal, hari ini aku melangkah pertama dengan sangat buruk. Hujan turun beberapa waktu sebelum, musim semi awal, cuaca lebih dingin dari musim semi dan di mana-mana orang terlihat mengigil
Eomma melihat keluar jendela, dan melarangku untuk menaiki motor. Aku ingin tidur lebih sedikit tapi kata-kata 'aku tahu aku tidak bisa'. Setiap kali aku pergi ke sekolah dengan mobil, teman-teman ku menggodaku tentang hal itu. "Kau ingin memamerkan kekayaanmu?" Aku benci hal itu jadi aku mengatakan kepada sopir bahwa aku tidak akan membutuhkan dia lagi dan pergi kesekolah menggunakan motor.
Tepat di sudut, menuju ke sekolah ku, namun, motorku tergelincir. Untungnya kecelakaan itu tidak tidak terlalu besar. Aku terjatuh dari sepeda dan berguling-guling di tanah beberapa kali. Itu sangat sakit, tapi ada yang lebih buruk dari itu yaitu seragam sekolahku—sangat kotor dan hancur. Bagaimana aku bisa menghadiri pidato upacara pembukaan sekolah kakakku sedangkan keadaanku terlihat seperti ini? Fuck fuck
Ah, setelah berdiri, aku menemukan pipi kiriku tergores. Tempat menghentikan sepeda aku tidak sesuai, Aku berdiri di pojok tembok. Aku tidak tahu bagaimana, aku merasa setelah kejadian ini aku tidak terlihat senang lagi.
Aku berdiri dan menepuk-nepuk seragamku dan menyadari pipi kiriku benar-benar tergores. Aku tidak bisa meninggalkan motorku aku memutuskan untuk menaruhnya didekat dinding. Kecelakaan itu merusak suasana hati ku.
Aku menginjak tanah, siapa yang bisa kusalahkan, itu kesalahan aku sendiri. Aku mendesah dan menatap langit, sepuluh ribu mil langit yang cerah. Aku menghirup udara sejuk yang menyegarkan dan melangkah ke aula sekolah yang terlihat ramai.
Siapa yang bisa aku salahkan? Itu adalah kesalahan ku sendiri. Sambil mendesah, aku menatap langit, meregangkan otot ku dan menatap langit diatas ku. Udara segar dan sejuk. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah ke aula sekolah yang ramai.
Aku kira ada terlalu banyak siswa, kursi yang tidaklah mudah untuk menampung banyaknya siswa, beruntung, upacara pembukaan sekolah tertunda selama sepuluh menit.
Aku tidak pernah menyadari bahwa ada begitu banyak siswa, ada hampir tidak ada kursi yang tersisa. Untungnya, upacara telah tertunda oleh sepuluh menit, jadi aku tidak terlambat.
Aku hanya harus mendengar pidato hyung. Aku tahu siapa yang akan menceramahiku tentang insiden sepeda. Aku sudah bisa membayangkan Jinho hyung berteriak padaku. "Kau ingin motor baru lagi?"
Aku tidak bisa duduk di kelas aku sendiri karena banyak siswa duduk di sana, jadi aku hanya duduk di barisan terakhir. Di aula sangat berisik seperti pasar tapi hening seketika. Upacara ini akan dimulai. Seseorang naik ke atas panggung dan mengambil mikrofon. Aku mengamati panggung dengan mata berbinar-binar, seperti aku akan memberikan pidato sendiri. Meskipun aku tidak melihat hyung yang seharusnya berada di atas panggung sekarang.
Sekolah seharusnya untuk meresmikan upacara pembukaan tapi itu bukan presiden yang berada diatas. Orang-orang di aula menjadi sedikit gelisah, karena banyak orang menyukai Eunho hyung.
Ketika kakak aku tidak muncul sama sekali, aku sedikit khawatir. Bermain dengan ponsel di saku celanaku, aku bertanya-tanya apakah aku harus menelpon dia? Akhirnya, aku memutuskan untuk tidak melakukannya. Ini tidak akan menjadi ide yang baik sekarang.
Kepala sekolah mengambil alih mic dan terlihat mahasiswa di aula terlihat jengkel, waktu berjalan tetapi pidatonya tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Aku melihat di sekeliling aula. Meskipun itu awal Maret, aku sepertinya akan membeku didalam aula. Yeoja itu terlihat gemetar sembari mengeratkan mantel yang mereka pakai, membungkusnya dengan ketat agar tetap hangat. Kepala sekolah tampaknya tidak menyadari situasi para muridnya. Ia terus berbicara.
Leherku sedikit sakit. Mungkin akibat jatuh tadi? Aku menggerak-gerakkan leherku, menengok ke kiri dan kanan. Aku mulai merasa bosan sekarang sampai rasanya aku mulai pusing, hingga—
"Ah~ Mianhae"
Aku menoleh ke kiri di mana suara itu berasal. Dia sangat terlambat, siapa pun orang itu. Dilihat keributan yang dibuatnya, tampaknya ia menginjak kaki seseorang. Aku menajamkan telingaku. Suaranya halus menarik. Tidak hanya aku, aku rasa,gadis-gadis di sekitar ku juga merasakannya. Mereka saling berbisik, "Wow, tampan sekali!" dan pujian-pujian lainnya yang bisa didengar jelas.
Tanpa sadar, aku mengerutkan kening. Aku harus melihat siapa orang itu. Aku berbalik untuk melihat siapa orang itu.
"Oh…god…-"
Aku melihatnya berjalan ke tempat duduk yang sepertinya sudah disiapkan oleh temannya. Waktu rasanya berhenti. Kejadian itu telah tertanam di pikiranku selamanya. Bahkan saat aku menoleh ke arah lain, wajahnya masih saja terbayang.
Lalu aku menatapnya lagi.
Pertama kali, aku terpesona oleh mata doe berbentuk nya.
Kedua kalinya, warna kulitnya. Tak terlupakan.
Ketiga kalinya ...
Fuck it, dia tidak hanya tampan, Dia itu sangat cantik.
Ia mengenakan seragam yang sama dengan murid lain dengan rambut panjang yang menutupi telinga dan lehernya, matanya besar dan indah dengan bulu mata lentik dan panjang, syalnya yang sama sekali tidak cocok dengan seragamnya, kulitnya yang putih pucat dan tangan ramping yang menutupi tawanya—semuanya memikatku. Juga tidak lupa, bibir yang menggoda terlihat di balik jari-jarinya—sungguh—aneh. Dengan tangan menutupi mulutnya, mata besar yang melekuk seperti bulan sabit, dan senyuman yang indah, ia bukan seorang wanita, walaupun ia tampak seperti itu. Segala tentangnya, mulai dari syalnya, tampak aneh. Mataku yang terus menerus menatapnya tidak bisa berpaling lagi.
Suara-suara di sekitarku belum juga berhenti. Semuanya—pidato kepala sekolah yang membosankan, bising di aula, perlahan semuanya memudar meninggalkan hanya aku dan dia di aula yang dingin ini. Kami saling menatap. Saat-saat itu tampak sangat spesial dan berharga.
Di aula yang dingin, aku duduk menatapnya sedang berbicara dengan temannya, mataku turun ke bibir delimanya yang terus bergerak. Ia mengangkat dan meniup-niup kedua tangannya untuk membuatnya merasa hangat. Bibirnya terlihat seperti buah cheri. Oh mengapa ia terlihat sangat indah?
Tiba-tiba, suara bising di aula menyadarkanku—suara kursi yang beradu dengan lantai. Aku bahkan tidak menyadari kalau waktu telah berlalu begitu cepat, hanya karena aku memandanginya. Upacara telah selesai dan aula sudah mulai kosong. Aku masih bisa melihat rambut hitam dan syal putihnya di tengah keramaian, tetapi sedetik kemudian, ia menghilang. Meski dia kurus, ia dapat berjalan sangat cepat.
"Jung Yunho!"
Teman-temanku berjalan ke arahku. Aku bersender di salah satu pilar. Wajah-wajah temanku yang kukenal menyeretku kembali ke dunia nyata.
"Pidatonya lumayan kan? Apa yang terjadi pada Eunho? Kami tidak melihatnya dari tadi? Apa kau sudah meneleponnya?"
Mendengar perkataan temanku, aku sadar telah melupakan hyung sepenuhnya. Kurogoh ponselku dan menariknya keluar, menelepon hyung. Tetapi tidak ada jawaban. Apa telah terjadi sesuatu? Aku benar-benar khawatir sekarang. Aku pergi ke kelas hyung tetapi tidak dapat menemukannya di sana. Bahkan teman-temannya tidak tahu keberadaannya. Aku bergegas ke ruang guru dan mencari wali kelas hyung. Ia mendorongku ke pojok ruangan dan berkata bahwa hyung dilarikan ke rumah sakit. Aku bingung. Kenapa ia harus dibawa ke rumah sakit? Wali kelas hyung menepuk pundakku dan berkata bahwa aku tidak perlu cemas.
"Eunho pingsan sebelum upacara."
Aku tidak memercayai pendengaranku. Penyakit anemia hyung memang selalu menjadi masalah tetapi tidak pernah terlalu parah hingga bisa membuatnya pingsan. Kudorong temanku yang menghalangi jalanku dan berlari ke arah motorku. Salju sudah mulai lebat—dan—
"…. Fuck."
Aku meninggalkan motorku tersandar di dinding tetapi sekarang sudah tergeletak rusak di tanah, seolah-olah sudah jatuh sebanyak dua belas kali. Dimana-mana terdapat goresan, peot, dan tampak lebih parah dari tumpukan sampah. Siapa orang brengsek yang berani berbuat begini pada motor kesayanganku? Aku mengepalkan tinjuku dan melihat sekitar. Murid–murid lain melewatiku acuh tak acuh seolah tidak terjadi apa-apa. Tidak seorangpun yang tampak mencurigakan. Hyung pasti marah besar dan aku mulai takut melihat rongsokan motorku.
Ji ge ji ge— Aku mendengar suara langkah kaki mendekat.
Sepasang sepatu yang terikat rapi tertangkap mataku. Entah bagaimana, walau aku hanya melihat sepatunya, aku sudah tahu siapa itu.
Dia anak dengan syal putih tadi. Saat aku memandangnya, ternyata wajahnya bertambah pucat dan ia tersipu. Syalnya menutupi sebagian wajahnya, hanya bagian hidung ke atas yang terlihat. Syalnya menutupi bibir buah delimanya, jadi aku tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya barusan. Melihat ekspresi bingungku, ia menarik syalnya turun. Ia tampak tidak senang. Ekspresinya seperti berkata, siapa dirimu telah membuatku melepaskan syalku? Lalu ia berjalan lebih mendekat ke arahku.
"Lee Soo Hun."
Kali ini aku tidak mengenali nama itu.
"Kami berasal dari sekolah yang sama. Dia memang terkenal tukang bikin onar."
Aku baru paham sekarang. "Ah—maksudmu dia yang merusak motorku? Kau kenal dia?"
"Dia naksir padaku."
Mendengar jawabannya yang aneh, aku tidak tahu harus tertawa atau menangis. Ia menatapku serius. Tetapi melihatnya seperti ini, ia malah tampak bodoh. Si bodoh yang cantik.
"Kau tidak percaya ya?" Ia mencibir. Ia mengerutkan dahinya, wajahnya tampak sangat marah, karena aku bisa melihat dadanya naik turun.
Ah, sungguh—apa yang dilakukan anak ini?
Tetapi semuanya harus pada waktunya. Aku mengingatkan diriku sendiri kalau aku sudah tidak punya waktu lagi untuk berdiri saja atau ngobrol dengan anak ini. Aku melihat motorku dan amarahku meluap kembali. Aku menendang tumpukan besi itu dan menginjaknya. Bocah di hadapanku sedikit terkejut, melihatku melampiaskan amarahku. Aku rasa anak itu sedikit takut padaku.
"Bisa kau beritahu dia untuk menemuiku besok sepulang sekolah?"
"Ya, tentu saja."
Jawabannya yang terdengar alami itu membuatku bertanya-tanya apa ia punya rencana lain dibalik semua ini. Meski tampaknya ia berada di pihakku, tetapi aku tidak bisa menghilangkan kecurigaanku.
Sekarang yang lebih penting, aku harus menemui hyung. Bersama dengan bocah ini membuatku lupa segalanya. Kurasa aku harus menjaga jarak darinya.
Tidak diragukan lagi, aku tahu kalau dia pasti satu-satunya yang bisa menahanku dari hal-hal yang ingin kulakukan. Tidak peduli berapa lama aku mendengarnya bicara, aku tidak bisa lepas dari suara lembutnya yang bagai mantra. Suaranya tidak terlalu lantang, dan tidak terlalu pelan juga dan kata-katanya tidak pantas dengan suaranya, suaranya benar-benar indah.
"Bisa aku pergi sekarang?"
"Kenapa kau—"
"Aku ingin jalan-jalan." Ia menjawab dengan nada jengkel dan aku menatapnya kembali.
Setiap kalimat yang keluar dari bibirnya saling bercampur aduk, sama sekali tidak berhubungan satu sama lain. Anak ini cepat sekali berubah. Bukan karena aku bodoh, tetapi cara pandangan kami terhadap sesuatu berbeda.
"Aku ingin melihat wajah busuknya."
"Lee Soo Hun tidak pernah kalah sebelumnya. Fuck!"
Jadi mulut manisnya bisa berbicara kasar juga?
Melihat tatapan dinginnya, aku berusaha mengingat-ingat. Lee Soo Hun—entah bagaimana, nama itu terdengar lebih familiar sekarang. Mungkinkah dia salah satu pembuat onar yang pernah diceritakan temanku?
TBC
Ff yang diatas itu cuman sampai chapter 7
Tapi Joongie berusaha ffnya sampai tamat kok ^_^
Heheh susah juga kalau translate yah -_-
Buat temen-temen rp Joongie jangan lupa riview nde~ :P
Riview please?
