Halo semuanya,aku adalah author baru. Maaf kalau tidak dimengerti.
Tolong dimaklumi. Inipun permintaan seseorang yang tidak akan kusebutkan namanya. Jadi maaf kalau tidak enak dibaca.
Aku sering sekali melihat fic yang judulnya kemasa lalu. Tapi, kebanyakan yang dicerita si Naruto yang terlempar kemasa lalu.
Jadi aku pernah bilang ketemanku yang kebetulan suka fanfiction. Dia nyaranin aku buat cerita tentang Hinata yang terlempar kemasa lalu.
Maaf kalau aneh. Sekian dulu.
Judul:'Ke Masa Lalu'
Desclaimer: Masashi Kishimoto
Bahasa: Bahasa Indonesia
Rated: K-T
Warning : OCC, TYPO, ANEH, GAJE, DAN LAIN-LAIN
.
Pairing: NHL
Sinopsis/Summary: Hinata terlempar ke masa lalunya. Kemudian Hinata bertekad untuk mengubah sedikit takdirnya dan teman-temannya.
Selain itu, dia juga merasa senang bisa bertemu Neji kembali. Karena di perang Shinobi keempat kakaknya tewas gara-gara Uchiha Obito dan Uchiha
Mandara.
.
.
~Selamat Membaca~
.
.
Chapter 1
Hinata POV
Andai aku bisa ke masa lalu, aku tidak akan menyiya-nyiakan waktu ku.
Sekarang aku sedang berada dalam keadaan yang sangat genting.
Banyangkan saja, aku perang melawan Uchiha Mandara dan Uchiha Obito.
Aku tertekan sekali. Rasanya ingin mati saja.
Kakak sepupuku 'Hyuga Neji', Dia sudah mati dimedan pertempuran.
Aku, Naruto-kun, dan juga teman-temanku berusaha untuk mengalahkan Uchiha Mandara dan Uchiha Obito.
Tapi ditengah pertempuran yang dahsyat, aku merasa diriku mulai menjadi tembus pandang. Semua orang yang melihatku sangat terkejut.
"Hinata apa yang..." Ucap Shino tapi dia terdiam. Kurasa Shino sangat takut aku akan menghilang.
"Hinata!" Teriak Kiba menghampiriku.
Aku juga tidak tahu kenapa jadi seperti ini, tapi aku rasa aku akan menghilang.
"Hinata!" Teriak Naruto yang juga terkejut melihat diriku yang lama-lama akan hilang.
"Hinata, Kenapa... Apa yang terjadi?!" Tanya Sakura kaget melihatku cemas.
"Maaf, kalau aku sering merepotkan kalian." Ujarku pilu sambil menatap sedih teman-teman disekitarku.
"Hinata!" Teriak mereka sedih.
Terlambat, diriku sudah serasa lenyap.
Aku hanya melihat disekitarku gelap dan juga dingin.
Tapi akhirnya aku bisa melihat setitik cahaya.
Aku memejamkan mataku. Setelah itu, aku membuka mataku perlahan.
Aku melihat ada seseorang laki-laki tua berambut coklat.
Tunggu dulu, aku tahu. Itu ayahku!
Hinata End POV
"Hinata, kau sudah sadar?" Tanya ayahnya (Hiashi Hyuga) tampak khawatir.
"Aku... Tidak apa-apa," Jawab Hinata polos.
"Syukur lah," Ujar ayahnya lega. Hinata tidak menyangka keinginan untuk kembali kemasa lalu terkabul, dia sangat senang.
Dia mendapati dirinya sebagai anak perempuan berumur enam tahun.
"Hinata, ayah tadi sangat mengkhawatirkan mu. karena, saat dijalan menuju kekelasmu, kau tiba-tiba jatuh." Ujar ayahnya masih khawatir dengan anaknya.
"Yang penting aku tidak apa-apa ayah," Sahut Hinata berusaha berbicara layaknya seorang anak umuran enam tahun.
"Ya, sudahlah. Sekarang kau harus makan," Ujar ayahnya kemudian mengambil semangkok bubur yang sudah hangat.
Dia merasa senang sekali.
Bagaimana tidak, kalau dia masih diberi satu kesempatan lagi untuk mengubah sedikit masa lalunya.
Lalu ayahnya memberikan semangkok bubur padanya.
"Iya," Ujarnya mengambil semangkok bubur yang diserahkan ayahnya.
"Itadakimasu" Ucapnya kemudian memakan dengan perlahan-lahan.
"Ayah pergi dulu, " Pamit ayahnya mengecup dahi anaknya itu.
"Iya ayah," Balas Hinata pelan. Lalu, ayahnya menggeser pintu dan kemudian menggesernya kembali ke asal.
Setelah selesai makan, Hinata langsung keluar dari kamarnya, dan kearah dapur keluarga hyuga yang cukup luas.
Kemudian dia kearah pencucian piring dan segala macam untuk mencuci alat dapur.
Lalu, dia mencucinya sendiri.
Setelah itu, dia berjalan menuju keluar rumah. Mumpung ayahnya masih pergi, dia ingin bertemu Naruto.
Dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Dia langsung pergi kesebuah pohon yang sering menjadi tempat Naruto berayun sendirian.
Sesampainya di sebuah pohon yang menjadi tempat berayun Naruto, Hinata melihat Naruto yang menunduk sedih sedang berayun dibawah pohon.
Sekarang dia tidak akan malu lagi untuk menemani Naruto yang kesepian.
Dia langsung menghampiri Naruto. Terdengar suara dirinya sedang berlari kecil, kearah Naruto. Naruto mendongkakkan wajahnya.
Dia melihat seorang perempuan berambut indigo, bermata lavender, dan memakai baju Kimono Jepang bermotif bunga lavender.
"Kau siapa?" Tanya Naruto kepada Hinata dengan tatapan bingung.
"Namaku Hinata Hyuga. Namamu, pasti Uzumaki Naruto," Jawab Hinata tersenyum lembut.
"Apa kau kemari, ingin mengejekku?" Tanya Naruto salah paham.
"Bukan, hanya ingin berteman denganmu saja," Jawab Hinata tersenyum kecut.
"Kenapa kau mau berteman denganku, orang lain saja enggan berteman denganku?" Tanya Naruto heran dengan Hinata.
"Aku hanya ingin berteman denganmu, kurasa kau kesepian." Jawab Hinata tersenyum riang.
Naruto yang tadi wajahnya sedih berubah menjadi senyuman cengiran.
"Terimakasih, Hinata-chan, em... Bolehkah aku memanggilmu Hinata-chan?" Tanya Naruto pada Hinata.
"Boleh saja," Hinata tersenyum senang.
Hinata menggenggam tangan Naruto.
"Huh?" Naruto menatap bingung Hinata.
"Main petak umpat yuk, Naruto-kun." Ajak Hinata riang.
Dia bertekad akan menemani Naruto disaat sedih, senang, gembira, marah, maupun duka.
"Boleh," Balas Naruto tersenyum.
Kemudian Hinata membawa Naruto ketaman dekat dengan hutan Konoha. mereka bermain petak umpat.
Naruto bersembunyi dibalik salah satu pohon yang ada disekitar taman.
Sedangkan Hinata memejamkan matanya sambil menghitung "1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, siap atau tidak, aku datang!" Teriak Hinata kemudian membuka matanya.
Lalu dia mencari dibalik semak.
Tapi, Naruto tidak ketemu.
Dia mencari disetiap pohon. Dia hampir saja putus asa.
Tapi, dia melihat seperti rambut durian montong dibalik sebuah pohon. Dia tahu kalau itu Naruto.
Dia diam-diam kearah Naruto.
"Aku menemukanmu!" Teriak Hinata senang.
Naruto terkejut. "Ketahuan ya? Hehehe" Tawa Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Setelah puas bermain, Hinata pamit kepada Naruto. Dia melambaikan tangannya pada Naruto.
Begitu pula dengan Naruto.
Lalu Hinata berlari kecil kerumahnya.
Dia takut kalau ayahnya datang.
Bisa-bisa di ceramahi habis-habisan dengan mulut pedas ayahnya.
Dia mempercepat larinya.
Dia masuk dengan diam-diam, melepas sepatunya ketika diambang pintu, lalu, dengan gesit masuk kekamarnya lagi.
"Fyuhhh... Untung saja," Kata nya lega.
Belum sempat dia ingin berbaring sebentar, ada sebuah suara pintu rumah yang terbuka.
'kriet'. Kemudian langkah kaki besar menghampiri kamarnya.
Yang benar saja, ternyata itu adalah ayahnya.
Ayahnya mengetok pintunya. 'Tok, tok, tok'. Mendengar ada seseorang yang mengetok pintu kamarnya, dengan cepat dirinya langsung duduk dengan sopan dan berkata.
"Siapa yang ada disana?" Tanya dirinya.
"Ini ayah, bolehkah ayah masuk?" Jawab ayahnya kemudian sedikit menggeser pintu.
"Boleh,"Balas Hinata sambil merapikan bajunya yang sedikit berantakan gara-gara dia bawa berlari.
Ayahnya menggeser pintunya perlahan.
Kemudian ayahnya menghampirinya dan ikut duduk.
"Hinata. Ayah akan memperkenalkan mu pada kakak sepupumu besok," Ucap ayahnya sambil tersenyum.
'Neji-nii ya, aku akan membuatmu tetap hidup pada perang shinobi keempat nanti aku janji kak,' Tekad Hinata dalam hati.
Hinata hanya mengangguk kecil.
"Sekarang, ayah akan kekamar dulu," Ujar ayahnya langsung keluar dari kamar Hinata.
Keesokan harinya
.
.
.
.
Mata Hinata terbuka perlahan-lahan.
"Hoamm..." Dia kemudian berjalan dengan terhuyung-huyung menghampiri lemari bajunya.
Dibukanya laci bajunya.
Diambilnya satu celana dalam, baju kaos, baju kimono jepang bermotif daun, dan juga celana panjang dalaman.
Lalu menutup lacinya rapat.
Setelah itu, dia kekamar mandi.
Setelah mandi, memakai baju, dan mendandani diri, dia akhirnya keruang makan rumahnya.
Dia menghampiri ayahnya.
"Selamat pagi ayah," Sapa nya tersenyum senang.
"Selamat pagi juga," Balas ayahnya datar.
Setelah selesai makan, tidak lupa dia mencuci tangan.
"Ayo, Hinata. Kita keluar rumah. Sudah banyak yang berkumpul diluar," Ujar ayahnya sambil menarik tangan mungil Hinata.
"Iya, ayah," Sahut Hinata kemudian mengikuti ayahnya.
Banyak sekali orang dari klan hyuga berderet disamping jalan.
Kemudian, datanglah anak laki-laki yang ada disamping ayahnya yang sama miripnya dengan ayahnya.
TBC
.
(TO BE CONTINE)
.
.
.
.
TSUZUKU
.
.
.
.
Halo semuanya, apakabar? Menurut kalian apa tanggapan cerita yang ini? Mohon komentarnya ya,
Oh iya, para pembaca, aku mau tanya. Kok orang suka ya, kalau cerita kayak lemon gitu? Perasaku aneh.
Emangnya arti dari cerita lemon itu kayak apa sih? Maaf kalau menyinggung. Untuk semuanya maaf kalau kurang menarik. Tapi ceritanya gimana?
Hemmm jelek ya? Hehe maaf klo jelek amat. (Ga usah pikirin aku ini author yang gak berpengalaman. Biasaaaa. Sekian ya, tunggu chapter berikutnya.
