PROLOG
Puluhan ribu tahun berlalu, dan tibalah hari ini, saat dimana ku tak menyangka akan bertemu kembali dengan sang mahadewi yang kurindukan. Kali ini, tidak hanya sinarnya saja yang bisa kurasakan, namun sosoknya, suaranya, keindahannya, keagungannya. Mahadewi yang kucintai lebih dari apapun dan siapapun, Amaterasu. Lihatlah, Tsukuyomi mu ini telah menemukan mu, dan ia tidak akan pernah pergi dari sisimu meski itu berarti akhir dunia telah datang.
Beberapa jam berlalu sejak sang mentari keluar dari peraduannya, namun anak lelaki berbadan tinggi, berambut blonde ikal pendek, dan berkacamata ini enggan beranjak dari tempat tidurnya. Bukan karena malas atau tidak enak badan, hanya saja Tsukishima Kei merasa jika ada sesuatu yang aneh dengan dirinya akhir-akhir ini. Entah kenapa ia sering mendengar suara-suara aneh di dalam kepalanya, ditambah lagi saat tidur ia selalu memimpikan seseorang. Seseorang yang wajahnya tak dapat ia kenali karena tiap ia memimpikannya, sosok itu selalu berkilauan, bermandikan cahaya, hingga pandangan Tsukishima silau dibuatnya. Satu hal yang Tsukishima ingat dengan baik adalah senyumnya yang hangat dan riang namun terdapat kesedihan di dalamnya.
Hal-hal aneh yang dialaminya tersebut, terjadi setelah ia bertemu dengan dua orang teman seangkatannya yang akan menjadi teman satu tim nya setelah pertandingan 3 lawan 3 hari Sabtu besok. Kageyama Tobio, sang 'Ousama' dari SMP Kitagawa Daiichi dan Hinata Shouyo, si pendek nan berisik. Keduanya tipe yang sangat tak disukai Tsukishima karena menurutnya mereka merepotkan. Tetapi kenapa keanehan yang terjadi pada dirinya muncul setelah ia bertemu dengan mereka? Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya? Berbagai macam pertanyaan muncul di dalam kepalanya dan itu membuatnya pusing. Namun bukan Tsukishima Kei namanya, jika hal tidak masuk akal seperti itu bisa dengan mudahnya merebut hari-harinya yang damai. Logika dan sistem yang ada di kepalanya menolak untuk memikirkan hal absurd seperti itu lebih jauh lagi, dengan begitu Tsukishima Kei tetaplah Tsukishima Kei. Namun meskipun begitu...
'Hei bocah.. cepat bangun dan pergi sekolah sana.. Aku ingin bertemu dengan Amaterasu-ku..'
'Sial.. suara ini lagi.. Hoi.. aku tidak tahu kau itu apa atau siapa, tapi bisa jangan ganggu hidupku? Menyingkirlah dari dalam tubuhku.. '
'Hei kurang ajar sekali kau.. Kau pikir aku senang menempati tubuh bocah sepertimu? Kalau aku bisa memilih untuk menempatkan diri di tubuh siapa, aku pasti akan memilih orang yang jauh lebih baik dari kau, dasar bocah tengil!'
'Ck.. Sebenarnya siapa kau?'
'Aku? Aku adalah Kau.. Kau dari berpuluh-puluh ribu tahun yang lalu..'
'Ha? Jelaskan dengan benar..'
'Aku, Tsukuyomi..'
'Haaa? Tsukuyomi? Maksudmu Tsukoyomi Dewa Bulan? Jangan bercanda.. Jawab dengan serius!'
'Jangan membentakku dasar bocah! Kau sedang berbicara dengan Dewa, kau tau itu!?'
'Menggelikan sekali..'
'Terserah kau ingin berkata apa.. Tapi aku, adalah Tsukuyomi.. dan Kau adalah...'
'Apa? Kau mau bilang kalau aku ini Reinkarnasi mu? Titisan mu begitu?'
'Ya! Katakan saja begitu..'
'Sungguh menggelikan..'
'Terserah.. Yang jelas, aku disini, di dalam tubuh dan pikiranmu.. Dan aku punya tujuan.. Bantu aku untuk mencapainya, Tsukishima..'
'Ck.. Sebelum itu, aku ingin mengajukan syarat terlebih dahulu..'
'Apa itu? Sebutkan saja.. akan ku penuhi selama aku bisa.'
'Jangan keluarkan suaramu di dalam kepalaku saat aku berkegiatan di luar rumah, jangan pernah kendalikan tubuh, pikiranku atau semacamnya, dan setelah tujuanmu itu tercapai, keluar dari tubuhku..'
'Itu artinya kau akan membantuku?'
'Karena jika aku menolak, akan semakin merepotkan..'
'Tsukishima.. Aku tidak akan bisa keluar dari tubuhmu jika tujuanku belum tercapai.. Karena aku ini tak memiliki wujud konkrit, juga bukan sebuah jiwa, spirit atau sesuatu-sesuatu astral seperti itu, jadi aku.. emm.. Aku sudah bilang tadi, aku adalah kau.. itu berati kau adalah aku.. Kukatakan kau reinkarnasi atau titisanku karena warna jiwa kita sama..'
'Tunggu sebentar.. kau bilang kau ini bukan jiwa ato semacamnya? Penjelasanmu tak masuk akal..'
'Itu karena kau tak mendengarkanku hingga selesai..'
'Dan kau bahkan tidak pandai menjelaskan..'
'Diam saja dan dengarkan dasar anak manusia tengil..'
'Ck'
'Aku memang bukan jiwa.. Aku ini Dewa.. dan aku belum mati, aku belum kembali pada keabadian yang sebenarnya.. Aku yang ada di dalam tubuhmu ini adalah keinginanku, harapanku, hatiku, dan mataku..'
'Keinginan? Harapan?'
'Tsukishima, aku tidak akan mengendalikan tubuh atau pikiranmu atau apapun.. Aku hanya ingin bertemu dengan Amaterasu.. Itu saja.. Saat keinginanku, harapanku tercapai dan perasaanku tersampaikan, aku akan kembali ke tempatku berada..'
'Jadi Amaterasu juga memiliki titisan? Itu berati Keluarga Kaisar?'
'Ha? Tidak, bukan seperti itu.. Singkatnya, Amaterasu juga sepertiku saat ini.. namun dengan tujuan berbeda..'
'Apa tujuannya?'
'Akan kuceritakan detailnya di saat yang tepat..'
'Baiklah.. dan.. di tubuh siapa Amaterasu mu itu berada?'
'Di tubuh salah satu temanmu yang baru kau temui beberapa hari yang lalu..'
