Title : Remake Millionare's mistress

Rating : M (mature)

Genre : Romance, Drama .

Character : Choi Siwon , Kim Kibum.

Warning : Genderswitch , Typo(s).

Summary : Siwon mengira , demi pinjaman yang di incarnya, Kibum, si gadis manja yang cantik jelita akan melakukan apa saja yang dimintanya. Apalagi gosip yang beredar mengatakan gadis itu tengah mencari Suami kaya raya yang dapat membuatnya merasakan kembali kejayaan semasa ayahnya masih hidup. Dan target utamanya adalah Choi Siwon, seorang bankir muda yang sukses dan tampan.

Disclaimer : Remake from Millionare's mistress (Miranda Lee)

Happy Reading.

.

.

Siwon memandangi gadis itu dari jarak yang cukup jauh, kesal sendiri karena telah melakukan hal itu. Sekelompok pemuda tampak tengah bersenda gurau dengannya dan gadis itu terlihat sangat menikmati tatapan memuja mereka , hal itu terlihat dari gerak-gerik nya yang berlebihan terhadap setiap anak muda itu.

Siwon tidak beda jauh dengan para pemuda itu , matanya tertawan oleh gadis berambut hitam panjang dan bermata indah yang bibirnya berwarna merah penuh tawa itu.

Lalu gelak tawa gadis itu seketika lenyap, ketika seorang pemuda menariknya ke dalam air. Tak lama kemudian ia muncul sambil terengah-engah . Disibaknya poninya, lalu berenang menjauh menuju tangga dan menaikinya. Air menetes dari sosoknya yang sempurna.

Saat sudah berada di pinggir kolam renang , ia mengibas dan memeras rambutnya. Dibungkukkannya tubuhnya saat melakukannya, hingga dadanya yang indah seolah menyembul dari balik penutup dada yang dikenakannya.

Siwon mengutuk tubuhnya yang langsung merespon gairah yang melandanya. Gadis itu begitu sempurna tapi murahan, pelacur kaya yang lincah, cantik, seksi dan manja luar biasa. Siwon tak tahu siapa namanya, ia tak merasa perlu tahu. Mungkin namanya Sora, atau Sunny. Atau mungkin malah Tiffany lagi.

Siapapun namanya itu tidak penting . Gadis itu pun tidak penting. Yang penting adalah kenapa dirinya tidak juga kebal dengan tipe gadis seperti ini.

Demi Tuhan, Apakah ia tidak pernah jera juga?

Siwon menarik nafas dalam . Mestinya ia tidak usah datang ke pesta konyol ini. Sudah tidak cocok lagi dengannya. Ia menginginkan lebih dari sekedar pesta akhir-akhir ini dan ia tak menemukannya disini.

Siwon meletakkan gelasnya, lalu berbalik menuju tuan rumah.

"Tapi malam belum larut!" Seru Jung Yunho ketika tamu istimewanya minta diri.

"Maaf,"jawabnya." Minggu ini sungguh melelahkan."

"Kau bekerja terlalu keras untuk Bankmu."

"Benar sekali."

"Kau harus belajar bersantai sedikit , Siwon," nasihat Yunho tanpa diminta. "Kenapa tidak tinggal sebentar lagi? Ambil minum dan akan kuperkenalkan kau dengan gadis Kim itu." Tunjuk Yunho ke arah Kibum.

"Gadis Kim?" tanya Siwon.

"Kim Kibum. Sejak tadi kau asyik memandanginya. Bukan salahmu, ia memang sangat mengundang . Ranum dan siap dipetik."

Kibum...

Nama itu cocok sekali . Ada kesan sombong, seperti si pemilik nama. Seolah-olah ia memang sudah ranum dan siap di petik. Ia tidak dapat membayangkan seperti apa Kim Kibum di zaman sekarang ini. Kemungkinan gadis ini sudah dipetik bertahun-tahun yang lalu . Dipetik dan dilahap dengan seribu satu cara.

Siwon tahu betul gadis macam Kibum. Banyak Kibum yang sudah di kenalnya tiga tahun belakangan ini, ia bahkan menikah dengan salah satunya.

Kenangan itu serta merta membuatnya tidak enak.

"Kurasa tidak, Yunho. Gadis macam Kim Kibum hanya bagus di kagumi dari jarak jauh."

Yunho hanya tersenyum simpatik mendengar penuturan Siwon.

"Jangan biarkan perkawinanmu dengan Tiffany membuatmu sisnis. Tidak semua wanita nakal dan tidak setia seperti dia."

"Syukurlah. Meski sulit mengkategorikan Kibum sebagai wanita. Kelihatannya usianya belum 21 tahun."

Yunho menepuk bahu Siwon.

"Memang benar, Lalu kenapa? Tiffany juga baru berumur 21 tahun waktu kau menikahinya, kan?"

"Tepat," sahut Siwon ketus.

Yunho menggelengkan kepalanya melihat perubahan air muka Siwon saat ia menyebut nama Tiffany.

"Berkenalan bukan berarti kau harus menikahi gadis itu."

"Oh ya, aku tahu . Hanya saja, aku sangat tahu." Jawab Siwon malas.

"Bukan begitu , Siwon. Jangan menilai gadis itu dari ayahnya. Kim Young woon memang brengsek , tapi percayalah Kibum sangat manis."

Tawa Siwon terdengar dingin dan berat .

"Bahkan terlalu manis. Aku lebih suka yang tidak terlalu... eh... ranum. Baiklah , kapan-kapan jika bertemu dengan Kim Kibum lagi, aku akan ingat rekomendasimu. Sekarang aku harus pergi, besok pagi ada rapat penting."

.

.

Kibum memarkir Mercedes Benz SLR mclaren dan menutup gerbang otomatis di belakangnya. Tempat mobil ayahnya masih tampak kosong, dan ini membuatnya heran. Kemana ayahnya di Minggu tengah malam begini?

Beda halnya kalau ini malam Minggu. Ayahnya memang biasa main kartu dengan teman-temannya sampai dini hari. Biasanya berlanjut dengan main golf di Minggu paginya, tanpa pulang terlebih dahulu.

Tapi Minggu malam biasanya dihabiskan ayahnya bersama Jungsoo, ibu Kibum. Masih dengan kening berkerut, Kibum meraih barang-barang dari jok belakang dan berlari ke atas . Melihat cahaya lampu di celah bawah pintu kamar ibunya, ia berhenti dan mengetuk pelan.

"Umma? Belum tidur?"

"Belum sayang , masuklah."

Kim Jungsoo tengah berbaring di ranjang , bersandar di tumpukan bantal. Satu tangannya memegang novel tebal dengan kacamata baca yang bertengger di hidungnya. Kim Jungsoo masih mempesona di usia paruh bayanya , belakangan ini ia banyak mengeluhkan tentang menopause sampai terapi hormonnya.

"Umma, kau mulai nakal lagi," protes Kibum melihat ibunya yang masih belum tidur.

"Memang , sayang. Umma akan tidur sebentar lagi."

"Appa belum pulang?" tanya Kibum sambil menyeret tubuhnya ke atas ranjang raksasa orang tuanya.

"Belum. Akan kutegur dia nanti, Waktu menelepon karena tidak bisa makan malam di rumah seharusnya dia memberi tahu kalau akan pulang terlambat. Untung saja aku tidak mudah cemas."

Memang, batin Kibum, karena ibunya tak pernah merasa mempunyai beban tanggung jawab . Kim Young woon adalah kepala keluarga dalam semua bidang. Ia yang mengatur segala macam urusan rumah tangga , menggaji dan memecat pembantu, mengambil semua keputusan, dan membayar semua tagihan. Kibum maupun ibunya tidak tahu berapa banyak bisnis yang dijalankan ayahnya, selain bahwa ia membuka biro konsultasi keuangan yang sangat berpengaruh dan bekerja tanpa kenal waktu.

Kim Youngwoon tampan dan penuh karisma, ia memanjakan istri dan anaknya dengan harta melimpah. Namun ironisnya, ia tak pernah punya waktu untuk mereka.

Ada kalanya Kibum membayangkan seperti apa hubungan kakak lelakinya dan ayahnya sekiranya ia masih hidup. Tapi putra pertama Kim Jungsoo sudah tiada. Jonghyun kecil kesayangan ibunya itu meninggal karena sakit saat ia masih berumur sepuluh bulan. Dari gosip yang beredar di anatara sanak keluarganya , Kibum tahu ibunya stres berat, sampai-sampai tak mau punya bayi lagi.

Saat Kibum lahir tiga tahun kemudian, Jungsoo sudah terbentuk sempurna menjadi ibu yang "tidak pencemas" dan terlalu pengertian, dan bukannya ibu yang penuh perhatian. Kibum boleh melakukan apa saja , amat berbeda dengan limpahan perhatian yang diberikannya pada anak pertamanya dulu.

Kurangnya sentuhan ibu ditambah dengan ayah yang jarang di rumah membuat Kibum tumbuh tanpa disiplin. Ia gagal dalam sebagian besar ujian sekolahnya, padahal sebetulnya otaknya cerdas. Ini terbukti pada enam bulan terakhir masa sekolahnya. Saat itu seorang teman laki-laki sekelasnya menghinannya dangan menjulukinya gadis murahan. Ia jadi terpacu untuk belajar dan lulus dengan nilai yang mengejutkan. Lebih dari cukup untuk mengantarnya masuk ke Universitas Inha di Seoul.

Kibum melewati tiga tahun yang menyenangkan di kampus dan mengikuti berbagai macam klub, berpesta dan bersenang-senang. Namun ujiannya kembali gagal dan bahkan ia tidak lulus dua tahun berturut-turut. Awal tahun ini , ketika ia mendaftar ulang untuk jurusan yang sama , Dosen menyarankannya mencoba jurusan lain . Ia tidak tahu harus memilih apa dan memutuskan untuk mengulang untuk ketiga kalinya. Senyum manisnya berhasil meluluhkan hati sang dosen.

Untung saja ia tidak membuat dosen kecewa . Yakin akan lulus kali ini, ujian minggu ini diakhirinya dengan gembira dan ia bertekad untuk melanjutkan studinya setelah berpikir panjang .

"Senang di pesta tadi, sayang?" Ibunya bertanya sambil membalik halaman novelnya.

"Oh, lumayan, yang itu-itu juga yang datang. Seperti biasa, aku datang sendiri dan menolak di jemput Seunghyun. Dia makin menjengkelkan . Hanya karena pernah kencan dua kali denganku, pikirnya aku sudah menjadi miliknya. Waktu di pinggir kolam tadi ia menarikku kedalam air dan mencoba mencopot bajuku. Aku benar-benar marah sekali . Aku tidak sudi diperlakukan seperti itu, Mungkin orang mengira aku pernah tidur dengannya."

Jungsoo mengerling dari balik novelnya.

"Apa, sayang? Kau tadi bilang tidur dengan seseorang?"

Kibum mendesah . Meski ia bilang tidur dengan semua lelaki di fakultasnya , ibunya takkan bereaksi. Entah kapan akan ada kejadian yang mengejutkan yang bisa menguak kabut yang menyelubungi hidupnya.

"Tidak, Umma . Aku tadi bilang aku tidak tidur dengan Seunghyun. Choi Seunghyun," tandasnya. Ibunya tampak menerawang sesaat.

"Ah, iya, pemuda tampan itu. Dan kau tidak tidur dengannya? Ku akui itu membuat umma heran . Pemuda itu tampan ,tapi itulah caranya untuk menjerat mereka, sayang. Jangan tidur dengan mereka. Tak ada cara yang lebih baik. Ayahnya kan seorang CEO dan Seunghyun putra satu-satunya."

"Umma, aku tidak akan menikah dengan Choi Seunghyun!"

"Kenapa tidak?"

"Karena dia penipu kecil yang sombong dan kurang ajar."

"Benarkah? Kukira ia cukup tinggi sewaktu bertemu dengannya. Ah, sudahlah... apapun yang terbaik bagimu, sayang. Suatu hari nanti akan ada pria lain. Gadis sepertimu tidak akan pernah kekurangan penggemar."

"Gadis seperti aku? Apa maksud , umma?"

"Oh, kau tahu ," kata Jungsoo tenang." Kaya, masih sendiri dan seksi ,itu poin penting untukmu."

Kibum terperangah mendengar istilah terakhir. Para ibu lain pasti merasa lebih pantas mengatakan anaknya cantik atau manis. Kibum tidak bodoh, ia tahu setiap bercermin bahwa dirinya cantik. Tapi seksi? Tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikirannya bahwa ia seperti itu. Apalagi ia sama sekali tidak tertarik dengan seks. Teman sebayanya memang selalu heboh , dan walaupun ia tidak pernah kekurangan teman kencan , tak ada yang berlanjut lebih dari sekedar berciuman atau sedikit meraba- raba.

Sebenarnya perasaan muak yang selalu dirasakannya bahkan pada sedikit sentuhan pun senantiasa mematiakan hasratnya. Ia benci dengan segala desahan napas yang berat. Merasakan jemari panas menggerayangi payudaranya atau mulut yang basah menyapu seluruh tubuhnya, membuatnya mual.

Kibum selau memberi isyarat yang jelas setiap awal kencan. Jika teman kencannya menduga ia akan sudi diajak bermalam panjang, ia boleh berpikir dua kali. Ia tidak berminat memberi imbalan seks hanya karena diajak makan malam atau nonton. Hanya cinta sejatilah , pikir Kibum, yang dapat membuat keintiman dan segala tindakan yang menyertainya tidak lagi terasa menjijikan.

Meski jalan pikirannya tergolong unik bagi gadis zaman sekarang, Kibum tetap bergaul dan tidak pernah kekurangan teman. Ia bahagia dan tidak pernah menerima trauma seksual.

Bagi kibum seks lebih merupakan masalah daripada kesenangan.

Tentu saja banyak temannya yang tidak bisa menerima pandangan seperti itu. Eunhyuk , sahabatnya sejak kecil termasuk yang tergila-gila pada lelaki dan seks. Minggu lalu ia berkata kelak akan ada pemuda baik-baik yang menyeret Kibum ke ranjang sebelum ia sempat berkedip.

Bagi kibum perkataan seperti itu benar-benar konyol. Lelaki demikian pasti Cuma ada satu diantara sejuta dengan ketampanan dan kelihaian yang mempesona. Yang jelas bukan Choi Seunghyun!.

Setelah berhasil menepis Seunghyun dari pikirannya , Kibum melompat dari ranjang ibunya.

"Aku ingin membuat cokelat panas. Umma, mau?"

"Tidak usah , sayang. Terimakasih Cokelat panas membuatku gemuk." Ibunya menolak dengan sangat serius seraya matanya tetap fokus pada novelnya.

Dengan susah payah Kibum menjaga ekspresinya saat keluar dari kamar ibunya. Ibunya benar-benar tidak bisa berubah, tapi ia amat baik dan tak pernah marah. Merasa beruntung mempunyai seorang ibu yang sangat sayang tapi tak pernah mengatur-atur. Kibum sangat menikmati hidupnya yang bebas.

Sambil tersenyum riang dilompatinya anak-anak tangga sambil meluncurkan tangannya di ukiran tangga kayu. Ia ingat , dulu buakn hanya tangannya yang meluncur di kayu yang mengkilat . betapa indahnya masa kecilnya yang bebas dari aturan dan hukuman. Sebagian orang mengatakan ia manja dan banyak maunya. Kibum sendiri tidak merasa begitu.

Bel pintu berdering persis ketika kakinya menjejak di serambi. Sesaat ia terpana dan keheranan. Siapa yang datang bertamu malam-malam begini?.

"Siapa?" tanya Kibum tegang sambil menatap layar intercom.

"Polisi."

Polisi! Ya Tuhan...

TBC

Sorry for not change disclaimer before, Jeongmal mianhae.