You're Mine

Main Cast :

Jeon Jungkook, Kim Taehyung

Cast :

Kim Namjoon, Kim Seokjin, Park Jimin, Min Yoongi, Jung Hoseok and Others.

Gendre :

Fantasy, Romance, Family, YAOI, NC.

Rating :

M

Length :

Chaptered

Warning :

This's YAOI and NC

Don't Like Don't Read

No Bashing, No Flame, and BIG NO to copycat

Summary :

Jungkook tak tahu jika dirinya sudah ditandai sejak kecil sebagai calon inang dari Taehyung, takdir telah membawanya pada kisah cinta yang rumit dan tragis. Bagaimana Jungkook menghadapi permasalahan yang terjadi ? Lalu akan seperti apakah akhir dari kisah cintanya ?


1. Someone

Keheningan malam purnama itu terganggu dengan suara teriakan seorang pemuda kecil berusia 7 tahun yang tengah berlari dikerapatan pohon-pohon pinus tua. Pemuda kecil itu berlari seraya terus melihat ke belakang, berharap seseorang atau lebih tepatnya sesuatu yang mengejarnya tak mengikutinya.

" Hah.. Hah.. Hosh.. Umma.. " serunya tersengal-sengal.

Pemuda kecil itu menitikan air matanya, sesekali mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya pun bergetar hebat.

" Aku takut umma.. "

Dari jauh nampak sepasang mata merah menyala memperhatikan gerak-gerik pemuda kecil itu, seringaian tersungging di bibir merah pemilik mata merah tersebut.

" Aku mendapatkanmu.. "

Pemuda kecil itu merasakan jika sosok yang mengejarnya kembali mendekat, tubuhnya yang memang sudah sangat lelah dan kakinya yang tidak bisa lagi membawanya berlari hanya bersembunyi dengan terburu-buru di balik sebuah pohon pinus yang besar. Matanya memandang liar kesekeliling mencari tahu keberadaan sosok yang megejarnya meskipun tahu jika hal itu sia-sia, hutan itu sungguh sangat gelap.

" Siapa ? "

Tak ada sahutan, suasana hutan itu benar-benar sunyi dan gelap, bahkan suara serangga kecilpun tidak terdengar. Meskipun bulan bersinar dengan penuh namun karena pohon-pohon pinus yang menjulang dengan rapat membuat cahaya bulan hanya masuk melalui celah-celah kecil ranting-ranting pohon pinus yang berdiri kokoh.

" Kau milikku.. "

Sebuah suara terdengar begitu jelas di telinga pemuda kecil itu. Dia berbalik dan melihat sekeliling dengan ngeri, mencari pemilik suara, namun tak ada siapa pun. Hanya ada angin kecil yang mengibaskan poni lurusnya.

" Si-siapa ? "

Pemuda kecil itu semakin ketakutan, kaki yang menopang berat tubuhnya mulai bergetar hebat tak kuat lagi menahan beban tubuhnya.

" Si-apa di sana ? "

Tiba-tiba sosok bermata merah itu sudah ada di hadapan pemuda kecil yang kini jatuh terjerembab karena kaget. Sosok bermata merah itu menyeringai singkat. Rambut coklat miliknya sedikit bergoyang terkena hembusan angin malam, wajahnya sungguh sangat rupawan hanya saja mata merah itu begitu kontras dengan rupa rupawannya sehingga membuatnya terlihat sangat mengerikan.

" Cantik "

Sosok itu mengusap pipi pemuda kecil yang kini ketakutan. Pemuda kecil itu melotot tak percaya dan dari manik matanya terpancar ketakutan yang sangat besar.

" Si-siapa kau ? "

Sosok itu kembali menyeringai kemudian memeluk sosok pemuda kecil itu dalam satu kali sentakan. Jantung keduanya berdetak dengan begitu kontras, jantung pemuda kecil yang berdetak begitu cepat karena ketakutan dan jantung sosok bermata merah yang begitu tenang seolah-olah dirinya sudah terbiasa menikmati ketakutan yang terpancar dari sosok dalam dekapannya.

" Aku.. Soulmatemu suatu hari nanti ".


" Hah.. Hah.. Hah.. "

Jungkook terbangun dengan nafas tersengal, dirinya kembali terganggu dengan mimpi yang sama setiap malamnya. Sosok bermata merah yang selalu hadir di mimpinya itu benar-benar terasa nyata dan sangat mengganggunya.

" Lagi-lagi.. "

Jungkook kembali menghempaskan tubuhnya, berbaring menatap langit-langit kamarnya. Hawa dingin terasa saat angin malam menggelitik pipi putihnya, matanya beralih pada asal angin yang mengganggunya.

" Jendelanya terbuka ? "

Jungkook bingung melihat jendela kamarnya yang terbuka dengan lebar, gorden tipis yang menutupi jendela kamarnya sedikit tersibak dan menampakan suasana malam kota Seoul. Dirinya terpaksa bangun, menutup jendela kamarnya yang terbuka dan menguncinya.

" Aku rasa aku sudah menutupnya, apa aku lupa ? "

Jungkook mencoba mengingat apa yang dilakukannya sebelum tidur sebelum kembali berbaring di tempat tidurnya.

" Baru tengah malam ? "

Jam digital yang ada di atas nakas menunjukan pukul 12:06 AM.

" Hah.. aku tak akan bisa tidur lagi.. "

Jungkook mendesah kesal, akhirnya dia mengambil smartphone di bawah bantal tidurnya. Jarinya dengan lincah mencari kontak seseorang. Setelah menemukan kontak yang dimaksudnya, Jungkook segera menghubungi nomor tersebut.

" Ayolah angkat telponnya.. "

Jungkook tidak sabar menunggu panggilannya dijawab, setelah menunggu beberapa lama akhirnya ada yang menyahut di seberang sana.

" Ada apa Jungkook-ah ? Kau tahu, kau mengganggu waktu tidurku. "

" Maaf hyung, aku tak bisa tidur. Ayo temani aku mengobrol.. "

Sosok di seberang sana mendengus kesal. " Kau tahu ini sudah tengah malam ? Aku lelah dan ingin istirahat, bisakah kau tidak menggangguku ? " setelah mengatakan hal itu sosok di seberang sana langsung saja memutuskan sepihak sambungan telepon itu.

" Ya hyung ? Yoongi hyung ? "

Jungkook memanggil nama sosok di seberang sana, akhirnya karena tidak ada sahutan dia menatap kesal smartphone miliknya.

" Hufttt.. Jungkook terpaksa kau harus bergadang sendiri malam ini. "

Jungkook kembali menatap jendela kamarnya yang sudah terkunci, perasaannya sungguh tak tenang. Dia merasa ada yang mengawasinya, namun Jungkook tak tahu siapa dan apa. Dia tak bisa memastikannya,

' Tidurlah.. Istirahatlah.. Aku disini bersamamu.. '

Suara lembut seseorang berbisik di telinganya. Tak berapa lama setelah mendengar suara itu Jungkook menutup matanya dan tanpa waktu yang lama dirinya sudah terbuai oleh alam mimpi.

Jungkook tertidur, nampak sosok asing di depan jendela kamarnya. Sosok itu menatap wajah tertidur Jungkook dengan manik matanya yang berwarna hitam, senyuman lembut tersungging di bibirnya.

" Aku selalu menginginkanmu Jungkook. Tapi waktu itu tak lama lagi, tunggulah sebentar lagi. Setelah itu kau benar-benar jadi milikku.. "

Sosok itu menyentuh permukaan kaca jendela yang dingin seolah sedang membelai pipi putih pemuda yang tidur di dalam sana, dia kembali tersenyum dan dalam satu kedipan sosoknya telah hilang dari tempatnya berpijak.

Tanpa disadari ada sosok lain yang memperhatikan beranda kamar Jungkook, sosok bermata merah yang muncul di mimpi Jungkook.

" Kau tak akan bisa memilikinya, sudah sejak awal aku yang ditakdirkan bersamanya, Jungkook.. Kau milikku.. "

Tatapan sosok bermata merah itu beralih kearah bulan yang kini sudah menampakan setengah dirinya.

" Tak lama lagi, siapa yang lebih cepat, dialah yang mendapatkanmu.. "

" Namun aku pastikan jika kau menjadi milikku. "

Sosok itu menghilang seiring dengan terdengarnya suara lolongan anjing dari kejauhan.


Jungkook menatap malas makanan di hadapannya, Yoongi yang kini memperhatikan Jungkook hanya menatapnya heran bercampur kesal.

" Kenapa ? "

Yoongi akhirnya bertanya.

Jungkook menghela nafasnya. " Aku selalu dihantui oleh mimpi yang sama selama beberapa mingggu terakhir."

" Maksudmu ? "

Pemuda bersurai hitam itu tidak terlalu tertarik dengan jawaban yang Jungkook lontarkan.

" Entahlah, aku juga tak mengerti hyung. Mimpi itu akhir-akhir ini membuatku ketakutan, itu mimpi yang sama seperti saat ketika aku berusia 7 tahun. "

" Huh, lupakan saja lagi pula hanya mimpi kan ? "

Yoongi menyeruput es jeruknya sambil menatap Jungkook.

" Mimpi itu hanya bunga tidur. "

Jungkook memperhatikan hyung manisnya itu.

" Ya, sebaiknya aku lupakan saja. Lagi pula hanya mimpi kan ? "

Yoongi menghela nafasnya, oke dirinya bosan dan pembicaraannya dengan Jungkook tentang mimpi membuatnya semakin bosan. Jarinya bergerak pelan memainkan smartphonenya, entah karena apa tiba-tiba saja Yoongi berseru heboh.

" Oh iya, bukankah sebentar lagi ulang tahunmu ? "

Jungkook membulatkan kedua matanya, kaget karena sikap hyung-nya yang berubah tiba-tiba. Dia hendak mengumpat namun urung dilakukannya.

" Benarkah ? Aku bahkan lupa dengan ulang tahunku sendiri. "

Yoongi mendengus, mood-nya kembali turun mendengar jawaban Jungkook.

" Kau masih muda tapi kau pelupa. "

Jungkook tidak terima mendengar ucapan Yoongi, matanya mendelik kesal dan bibirnya berkedut ingin melontarkan umpatan.

" Apa maksud hyung berkata seperti itu ? Kau bilang aku pelupa ? "

Manik matanya menatap sengit pada Yoongi. " Hyung sendiri sudah tua kenapa begitu pemalas ? " balas pemuda kelinci itu.

" Tua katamu ? "

Yoongi berseru dengan tak percaya, hampir saja dia memukul kepala Jungkook jika saja pemuda kelinci itu tidak menghindar.

Jungkook mempoutkan bibir merahnya, masih kesal dengan kata-kata Yoongi yang mengatainya pelupa.

" Dasar kakek tua.. "

Jungkook mengejek Yoongi, lidahnya bahkan terjulur keluar ikut memanasi.

" Hey, kita hanya berbeda 4 tahun dan kau mengataiku kakek tua ? " sahut Yoongi galak.

" Aku juga bukan pelupa, hanya kadang aku melupakan hal-hal kecil. " balas Jungkook tak kalah galak.

" Itu sama saja !"

Yoongi berseru galak pada Jungkook, pemuda kelinci itu merajuk dan memilih menyentuh makanan yang sejak tadi tidak di perhatikannya.

" Sayang sekali kalau tidak dimakan, belinya kan pakai uang. "

Jungkook bergumam pelan seraya menyuapkan makanannya. Yoongi yang mendengar hal itu mengerutkan dahinya, dia mencium sesuatu yang tak beres tentang pemuda kelinci itu.

" Kau perhitungan sekali ya ? "

" Bukan begitu, aku tak punya uang lagi sekarang jadi harus berhemat. "

Jungkook mengatupkan mulutnya, matanya membulat kaget. Dia tersenyum canggung pada Yoongi, oke dia tahu dia sudah keceplosan.

" Hah, kau tak punya uang ? "

" Hehe.. Aku kemarin menghabiskannya untuk membeli sepatu dan baju baru, lagi pula aku belum mendapatkan gaji part timeku. Ini sudah hampir akhir bulan dan orang tuaku belum mengirimkan uang lagi. "

Yoongi menghela nafasnya, dia memijat dahinya yang mendadak pening. Berususan dengan Jungkook selain membuat emosinya naik dia juga bisa kehilangan dirinya sendiri.

" Kau sungguh sangat boros, aku harus melaporkannya pada orang tuamu. "

" Ya Yoongi hyung jangan seperti itu, Aku membelinya karena suka modelnya lagipula aku membelinya dari uang hasil kerjaku. "

Jungkook memelas, wajahnya menunjukan ekspresi imut yang membuat Yoongi jengah namun tetap saja Jungkook selalu berhasil meluluhkanya.

Yoongi akhirnya mendelik kesal pada Jungkook. " Jika uangmu habis sebelum akhir bulan, aku tak akan mau meminjamkan uangku untuk bulan ini padamu Jungkook-ah. "

" Memangnya siapa yang mau meminjam uang pada hyung ? "

" Pasti tidak lama lagi kau akan meminjam uang padaku. "

" Tidak.. "

" Kau sangat menyukai makanan, jadi kau pasti tak akan tahan. "

" Kenapa hyung mencapku seperti itu ? "

" Karena aku sangat mengenal dirimu. "

" Menyebalkan.. "

Jungkook menggerutu karena kalah berargumen dengan hyung manisnya itu.


" Taehyung.. "

Pemuda dengan surai pirang memanggil sosok tinggi yang berdiri di ambang jendela besar, sinar matahari menyeruak masuk membuat silau ke sekeliling ruangan besar itu dan membuat sosok yang dipanggil terlihat mengabur.

" Kau masih selalu memperhatikannya ? "

" Dia tak akan mengingatmu, lagi pula ini sudah hampir 14 tahun "

" Kata siapa ? Dia bahkan tak dapat melupakanku Jimin-ah.. "

Taehyung berbalik dan menatap Jimin, senyuman penuh percaya diri tersungging di bibirnya.

" Apa yang akan kau lakukan padanya ? Jangan bilang kau akan menjadikannya inangmu ? "

" Kau selalu tahu apa yang aku pikirkan hyung "

Sosok itu berjalan pelan dari tempatnya, dia menepuk bahu Jimin kemudian menghilang bersamaan dengan angin kencang yang bertiup.

" Dia keras kepala sekali. "

Jimin mengeluh sambil mengacak rambut pirangnya kasar, kemudian sosoknya pun menghilang seperti apa yang Taehyung lakukan tadi.


Jungkook menghela nafasnya, kemudian menghempaskan tubuhnya ke sofa kecil berwarna cokelat di flatnya.

" Aku lelah.. Ini sangat melelahkan. "

Jungkook merenggangkan tubuhnya perlahan, dia menatap beberapa kantung belanjaan yang tergeletak begitu saja di lantai.

" Aku menghabiskan uang simpananku untuk makanan-makan itu.. "

Jungkook berujar histeris saat sadar apa yang telah dilakukannya.

" Aigo Jungkook, harusnya kau berhemat. "

Jungkook memejamkan matanya berusaha untuk tidak menyesali apa yang telah terjadi , dia mengambil kantung belanjaannya dengan berat hati.

Jungkook berjalan perlahan menuju dapurnya, setelah itu langsung meletakan kantung-kantung belanjaan itu begitu saja di atas meja makan.

" Gerah, sebaiknya aku mandi. "

Jungkook pun menuju kamar mandi yang ada di flatnya.

Setelah Jungkook masuk kedalam kamar mandi, nampak di balkon kamarnya kembali hadir sosok yang tadi malam memperhatikannya.

" Kau pulang dengan selamat. "

Sosok itu tersenyum singkat sebelum menghilang dari balkon kamar Jungkook.

Seperti malam tadi, dari jauh nampak sosok bermata merah yang juga ikut memperhatikan.

" Lihat saja, kau tak akan mendapatnya. Sudah menjadi takdir jika dia akan menjadi milikku. "

Sosok itu berdecih sinis kemudian tiba-tiba saja dia sudah berada di balkon kamar Jungkook yang tirai tipisnya sedikit tersibak. Dia mengepalkan tangannya dan membiarkan angin membelai rambut cokelatnya.

" Hanya menghitung hari, setelah itu dia tak akan berani mendekatimu. "

Jungkook keluar dari kamar mandi dan sosok bermata merah yang ada di balkon kamarnya langsung menghilang.

" Tunggu.. "

Jungkook melihat ke balkon kamarnya, sekilas dia melihat bayangan seseorang disana.

" Sepertinya tadi ada seseorang ? "

Jungkook menggelengkan kepalanya. " Hanya halusinasiku saja. "

Jungkook membuka lemari pakaiannya kemudian memilih baju yang akan dipakainya, tanpa tahu jika sosok bermata merah itu masih memperhatikannya bahkan dari jarak yang sangat dekat. Sosok bermata merah itu duduk manis di atas tempat tidur Jungkook, manik matanya bergulir memperhatikan Jungkook yang kini sedang memakai bajunya.

' Kulit putih itu, tubuh ramping itu, dan semua yang ada pada dirimu akan menjadi milikku seutuhnya. Terdengar egois memang.. Tapi aku sungguh akan memilikimu Jungkook.. '

Jungkook sedikit tersentak ketika merasakan ada yang menyentuh kulit tangannya, tubuhnya menegang saking kagetnya. Dia melihat kesana kemari, namun tak melihat apapun di kamarnya. Hanya ada dirinya dan benda-benda mati yang jadi penghuni kamarnya.

" Bukan apa-apa Jungkook.. Lupakan.. "

Jungkook bicara pada dirinya sendiri sambil mengusap-ngusap kulit tangannya dimana sentuhan itu terasa.

Sosok bermata merah itu menyunggingkan senyumannya, hanya senyuman bukan seringaian tajam seperti biasa yang selalu tercetak di bibirnya. Melihat ekpresi yang ditunjukan Jungkook perlahan manik mata merah itu berubah menjadi sebiru lautan. Begitu pas dengan wajah rupawannya.

" Aku menyukaimu.. "

Sosok itu berbisik seraya mencium wangi dari tubuh Jungkook, dalam sekejap sosok itu pun menghilang.

Jungkook bergidik merasakan bulu-bulu halus di tubuhnya meremang, wajahnya menyiratkan ketakutan meskipun hanya sebentar.

" Apa mungkin flat ini berhantu. Apa aku pindah saja ya ? " pikirnya.


Malam ini, malam ini akan aku jadikan kau milikku Jungkook. Malam yang aku tunggu-tunggu sejak 14 tahun yang lalu, tepat saat kau berusia 21 tahun.

Waktu yang tepat untuk mendapatkanmu. Kali ini kau benar-benar menjadi milikku. Akan aku ingatkan lagi padamu kejadian 14 tahun yang lalu, dimana aku menjanjikan akan menjadikanmu sosok ratu yang mengendalikan hatiku, pendamping yang akan selalu menjadi sandaranku, dan satu-satunya orang yang paling aku cintai selamanya.

Aku akan terus memperhatikan pergerakannya, agar rencanaku untuk memilikimu tak gagal. Malam ini aku akan menampakan wujudku dihadapanmu, masihkah kau akan mengingatku ?


" Ada apa ? " tanya Yoongi pada Jungkook.

" Tidak ada. "

Jungkook terlihat sangat lesu dan berantakan hingga membuat Yoongi khawatir.

" Kenapa Kook-ah ? Kau sedang dalam masalah ?"

" Tidak hyung. "

" Lalu ? "

Yoongi berusaha mengorek apa yang terjadi pada pemuda kelinci itu. Dia mengenal Jungkook begitu lama hingga tahu jika masalah yang menimpa pemuda kelinci itu mungkin sangat serius.

" Mimpi yang akhir-akhir ini menggangguku seperti kenyataan, aku merasa diikuti. Sosok bermata merah itu.. "

Jungkook membuka suara namun tak meneruskan kata-katanya.

" Kenapa dengan sosok itu ? "

Yoongi sedikit tertarik, karena akhir-akhir ini Jungkook sering sekali menceritakan tentang mimpinya itu.

" Ah, entahlah.. "

Jungkook menghela nafas enggan meneruskan ceritanya.

" Ayo kita pulang saja. "

Jungkook mengajak Yoongi pulang, alasan saja. Dia sebenarnya tidak mau Yoongi menanyainya lagi. Yoongi terlihat sedikit tidak puas dengan jawaban pemuda kelinci itu, namun dia tak bisa memaksa Jungkook untuk menceritakan masalahnya.

" Kook-ah. "

" Ya ? "

" Kau pulang sendiri saja, aku masih memiliki urusan."

Yoongi terlihat kecewa karena tidak bisa menerima ajakan Jungkook, namun apa daya dia memiliki urusan yang tidak bisa dia tinggalkan begitu saja.

" Oh.. "

Jungkook terlihat kecewa, mood-nya yang sudah berawan terlihat semakin mendung seolah akan segera turun hujan. Dengan bahu yang turun dan wajah yang telihat pasrah dia melambaikan tangannya.

" Baiklah, sampai jumpa hyung. "

Yoongi yang merasa tak enak hati menahan lengan Jungkook yang akan pergi. " Nanti malam aku akan ke apartemenmu, kita rayakan ulang tahunmu bersama ? "

" Terserah hyung saja. "

" Ya sudah, aku pulang duluan hyung.. Bye.. "

Jungkook pun meninggalkan Yoongi yang hanya bisa menatap khawatir pemuda yang sudah dia anggap adiknya sendiri itu.

Jungkook berjalan seorang diri menuju gedung flatnya yang tinggal beberapa blok lagi. Dia memilih pulang dengan berjalan kaki dari pada naik bus dengan alasan hari masih terlalu sore. Ya itu alasan yang dipikirkannya, tapi jika melihat wajahnya yang terlihat kesal sepertinya alasan itu tidaklah benar.

" Ini ternyata melelahkan. "

" Jika saja aku tak menghabiskan uangku, aku tak akan terpaksa harus berhemat dan pulang jalan kaki begini. "

Ah, sepertinya alasan sebenarnya Jungkook pulang berjalan kaki karena terpaksa harus berhemat karena uang bulannya yang semakin menipis. Salahnya sendiri karena tidak bisa menahan godaan makanan, kemarin dia membeli beberapa kantung chips kentang dengan berbagai varian rasa, dua hari sebelumnya dia juga membeli beberapa potong cake di kafe yang baru buka dekat kampusnya dan sebelum-sebelumnya juga dia membeli beberapa makanan yang kini sudah habis dilahapnya. Hasil akhirnya ya uang bulanannya benar-benar habis dan hanya tersisa untuk beberapa hari ke depan.

" Hanya tunggu 2 hari lagi hingga aku mendapatkan gaji part time-ku, aku bisa menahannya. Ya Jungkook kau bisa menahannya.. "

Saking putus asanya Jungkook menyemangati dirinya sendiri, tapi kata-kata yang diucapkannya jauh berbeda dengan nada suaranya yang terdengar lemah dan tanpa semangat.

Sosok bermata merah memperhatikan Jungkook dari atas gedung tinggi beberapa blok di depannya tanpa pemuda kelinci itu ketahui. Bibirnya menyunggingkan senyuman gemas di wajah tampannya sebelum berubah sebuah seringaian yang mengancam.

" Kau, malam ini milikku. "


-T B C-

Hola.. balik lagi dengan ff baru.

Sebenarnya ini ff lama yang sudah sangat terbengkalai, akhirnya di remake menjadi vers TAEKOOK tentunya dengan perubahan besar dijalan ceritanya.

Kalian mungkin bisa menebak sendiri sosok-sosok misterius yang ada di cerita ini. Hee

Cerita ini mungkin tak akan terlalu panjang, diperkirakan 8-10 chapter tapi tergantung situasi dan jalan cerita juga sih. Hehe

Untuk yang menunggu Cutie Bunny chapter 2 segera meluncur.

Tanpa banyak kata, berikan review kalian jika menyukai cerita ini.

Regards,

StarSky3095