Hallo…inilah fic pertama saya. Semoga anda menikmatinya,meskipun saya tau bahwa kisah ini MUNGKIN membosankan (PESIMIS MODE: ON). Inspirasinya sih dari film Enchanted. Tapi hasil akhirnya malah gak mirip apa-apa. Harap dimaklumi, saya masih pemula dalam bidang ini. Hiks...hiks... jadi sedih. (ditimpuk karena lebay)

Disklaimer : YuGiOh bukan punya saya,tetapi punya om Kazuki dan kawan-kawan

EVER – EVER AFTER

Chapter 1

PROLOG

Some day my prince will come

Some day I'll find my love

And how thrilling that moment will be

When the prince of my dreams comes to me

Konon….,bila kita berjalan di hutan ini,semuanya akan tampak yang hijau,semak-semak pakis yang tumbuh tinggi,serta burung-burung hutan yang sibuk bernyanyi,merupakan pemandangan yang biasa kita saksikan.

Namun…..semakin jauh kita melangkah,Kita akan dibawa semakin jauh ke dalam kegelapan. Dan disana, di bawah bayang-bayang pohon paling tinggi di hutan, berdiri sebuah pondok yang dihuni oleh sepasang kakak beradik. Jounouchi dan Yugi Mutou.

Tidak ada yang tau mengapa kakak beradik ini memilih tinggal ditengah hutan yang jauh dari mana-mana. Namun,meskipun terkucil dari peradaban, mereka tetap bahagia.

Suatu hari, di sore hari yang cerah.

Yugi sedang bernyanyi-nyanyi kecil di ruang depan pondoknya. Rambutnya yang eksotis nampak melambai-lambai seiring gerakan tubuhnya. Ia sedang mengerjakan sesuatu, atau lebih tepatnya….membuat sesuatu.

"Yugi,…Apa kau melihat celanaku?" Seekor anjing pudel dengan bulu keemasan,berteriak dari dalam ruangan. Yugi yang sedang asyik bernyanyi pun menghentikan aktivitasnya dan menoleh kearah sumber suara.

"Maaf Jounoichi,aku sedang sibuk," Katanya singkat.

"Tapi, bukankah kau yang seharusnya membereskannya", Kata si anjing pudel sekali ini sambil berjalan ke ruang depan.

"Ya,..tenang saja. Nanti akan aku cari, " Kata Yugi ini tanpa menoleh kea rah Jounoichi. Di tangannya,ia memegang gunting dan beberapa helai kain. Barang-barang lain nampak berserakan di bawah kakinya. Ada Panci, Bantal Bulu, Sapu Ijuk , Kuali, Kendi….Jounoichi yang melihat pemandangan itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Apa-apaan ini, Yugi? Kau membuat seisi rumah jadi berantakan!", Kata Jounoichi sambil melangkahkan kaki ke ruang tengah yang keadaanya sekarang jauh lebih parah daripada tempat pembuangan sampah.

"Nanti juga akan kubereskan." Kata Yugi tanpa dosa,seakan-akan semua kekacauan itu bisa hilang hanya dalam satu jentikan jari.

Jounoichi yang merasa kesal hanya bisa mengibaskan ekornya dengan tidak sabar. Pandangannya meneliti satu demi satu barang yang telah diluluhlantakkan oleh Yugi. Dan semakin ia memandang, semakin ia merasa pusing. Akhirnya, setelah beberapa lama,ia memutuskan untuk tidak memandang lagi.

'Kalau begini caranya,bagaimana aku bisa menemukan celana ku?,' Gerutu Jounoichi dalam ,gerutuan itu langsung terhenti saat ia mendengar Yugi bernyanyi lirih.

I've been dreaming of a true love's kiss. And a prince I'm hoping comes with this That's what brings everaftering so happy

Sekali lagi………

And that's the reason we need lips so lips are the only things that to spend a life of endless find who you love through true love's kiss

'Apa..?True love kiss?Yugi ingin Punya pacar?', Mata Jounoichi yang tadinya setengah terpejam langsung melek mendadak saat mendengar Yugi menyanyikan kata-kata itu.

"Adikku,….Adikku yang innocence ingin punya kekasih? Jangan harap. Sampai matahari berubah hijaupun tidak akan ku biarkan." Bulu-bulu pudel Jounoichi yang halus langsung berdiri kaku. Tubuhnya membesar, dan dalam sekejap ia telah berubah menjadi Bulldog mini. Yugi yang melihat ulah berlebihan kakaknya hanya bisa menarik nafas panjang.

"Siapa bilang aku tidak boleh punya kekasih? Aku sudah besar,usiaku sudah 16 tahun, dan aku bebas menentukan masa depanku." Kata Yugi tajam. Ia melemparkan gunting yang ia pegang. Jounoichi melonjak kaget saat gunting tersebut nyaris mengenai telapak kakinya.

"AWW…HATI-HATI DONK! KAU MAU MEMBUNUH KAKAKMU HEH..?" Teriak Jouunoichi. Yugi hanya diam saja dan tidak menanggapi amarah kakaknya. Ia bukan anak kecil lagi,dan ia tidak suka dikekang. TITIK.

"YUGI….,AKU BICARA PADAMU."

Tidak ada jawaban.

"YUGI…,HENTIKAN HAL TERKUTUK YANG KAU LAKUKAN. KALAU TIDAK………….,"

"Sudah selesai….!!" Kata Yugi singkat

"AKU BELUM SELESAI,..BRENGSEK..!!" Kata Jounoichi kali ini dengan amarah yang semakin memuncak. Yugi yang melihat kakaknya marah-marah malah tersenyum. Ia pun membungkuk untuk mengelus bulu halus Jounoichi. Jounoichi nampak menikmati belaian itu. Meskipun dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri karena telah bertingkah seperti anjing.

"Tenanglah kakak..!, Aku akan menunjukkan sesuatu padamu." Kata Yugi lembut. Dan dengan kedua tangannya, ia mengangkat Jounoichi dari lantai dan menaikkannya ke atas meja.

"Lihat ....!" Kata Yugi dengan ceria. "Ini adalah miniatur dari figure pangeran impianku. Ia tampan sekali kan?"

"Figur pangeran?" Kata Jounoichi tidak percaya saat ia memandang patung kecil yang terongok di depan matanya. Patung kecil yang dibuat Yugi dengan susah payah hingga menghancurkan seisi rumah.

Patung itu tidak terlalu besar. Tubuhnya dibuat dari bongol kayu dan dibalut dengan kain merah. Kepalanya terbuat dari jerami yang disatukan, sementara rambutnya yang kaku terbuat dari sapu lidi. Di pundaknya tersampir sebuah jubah berwarna biru cerah. Jounoichi tahu dengan pasti darimana Yugi mendapatkan kain biru untuk membuat jubah tersebut.

'Pasti Yugi mengguntingnya dari Gorden Jendela,' Pikir Jounoichi dalam hati.

Dan benar saja. Saat ia memandang kearah jendela, ia bisa melihat dengan jelas lubang besar pada gordennya.

"Kau merusak perabotanku hanya untuk membuat ini?" Tanya Jounoichi sarkastik. Yugi yang di Tanya malah cengar-cengir.

"Mau bagaimana lagi? Aku kesulitan menemukan bahan yang tepat untuk membuatnya. Tapi kakak bisa melihat hasilnya kan? Sangattttttt…….Berseni."

Jounoichi memandang patung itu dengan pandangan menyelidik. Ia berjalan mengelilingi patung tersebut sambil mengendus-endus. Yugi yang melihatnya merasa sangat terganggu.

"Kakak….Hentikan." Kata Yugi tajam sambil menarik tubuh Jounoichi menjauhi patung pangerannya.

"Apa…?" Tanya Jounoichi

"Jangan mengendusi pangeranku seperti itu. Kalau kakak mau menelitinya, lakukan dengan cara yang lain. Aku tidak ingin bajunya jadi kotor karena terkena air liur kakak.."

"Maksudmu aku harus memegangnya,begitu..? Kalau saja aku bisa,tanpa kau suruhpun aku pasti sudah melakukannya." Kata Jounoichi tajam.

Yugi yang mendengar nada kecewa dalam suara kakaknya, merasa sangat bersalah. Ia tahu bahwa Jounoichi, dalam wujudnya saat ini, tidak memiliki tangan untuk memegang. Dan hidungnya merupakan satui-satunya indra yang bisa ia gunakan untuk merasakan tekstur dari suatu benda.

"Aku menyinggung perasaan Kakak ya?" Tanya Yugi merasa menyesal. Jounoichi hanya memandangnya sekilas dan tidak mengatakan apa-apa.

"Kakak……"Kata Yugi lagi. Kali ini dengan nada lebih lembut

Ia berusaha menghibur hati Jounoichi namun nampaknya semua sia-sia belaka. Jounoichi tetap saja bungkam seakan-akan tidak mendengarkan kata-kata Yugi.

"Bagaimana kalau kita nanti berjalan-jalan ke hutan? Aku akan meminta Honda untuk menjaga pondok. Jadi kakak tidak usah cemas…………."

"Aku tau,kau malu padaku kan…?" Kata Jounoichi tiba-tiba. Yugi yang kaget langsung berhenti bicara dan memandang kearah Jounoichi.

"Apa maksud kakak.?" Tanya Yugi dengan raut kebingungan yang tidak ditutup-tutupi.

"Kau tentunya malu punya kakak seekor anjing kampung seperti aku." Tanya Jounoichi tajam.

Yugi bisa merasakan nada kesedihan dalam suara kakaknya. Tentu tidak mudah menjadi Jounoichi. Seorang manusia yang terjebak dalam tubuh anjing. Sebagai seorang adik, Yugi harusnya tau itu. Tapi sekarang justru ia yang menyakiti hati kakaknya. Mengorek luka lama yang selama ini berusaha dipendam Dalam-dalam.

"Tentu saja tidak…." Kata Yugi. "Kakak jangan berfikiran seperti itu. Seperti apapun wujud kakak, Kakak tetap adalah kakakku. Jounoichi ku."

Mendengar kata-kata itu, Jounoichi tidak bisa menutupi rasa terharunya. Matanya mulai berkaca-kaca. Yugi memeluk tubuh kecil kakaknya dengan erat, seakan-akan hendak mengatakan bahwa apapun yang akan terjadi, ia tidak akan meninggalkan Jounoichi sendirian. Wujud Bulldog Jounoichi pun perlahan-lahan berubah menjadi Lapdog. Tanda bahwa emosi yang tadi sempat menguasainya, kini telah sirna.


=-=-=-Sementara itu,disisi lain hutan…..=-=-=-=

Dua ekor kuda, hitam dan putih, melaju dengan kencang melintasi semak-semak. Bunyi derap langkah kakinya menggetarkan tanah, memecah kesunyian hutan yang jarang dijelajahi orang.

'Atem, Kita sudah terlalu jauh masuk ke hutan." Kata seorang pria dengan rambut pirang sebahu yang menunggang kuda hitam.

"Ayolah Malik, masa baru segini saja kamu sudah takut?" Kata Atem, seorang pria tinggi dengan rambut tiga warna yang eksotik. Di pundaknya, dia membawa busur dan anak panah. Jubah berburunya tampak indah dan mewah. Ia menunggang seekor kuda putih dengan bulu mengkilat bagaikan salju di musim semi. Semua yang memandangnya pasti tau kalau dia berasal dari keluarga bangsawan. Tapi, apa yang dilakukan seorang pangeran seperti dia di tengah hutan gelap dan terpencil seperti ini?

"Tapi pangeran….." Kata si pirang yang dipanggil Malik. "Hutan ini kan terkenal angker. Apa pangeran tidak pernah mendengar desas-desus misterius tentang makhluk-makhluk aneh yang sering muncul di sini?"

"Maksudmu, kamu takut hantu,Begitu?"

Gleekk…….Malik menatap pangerannya dengan wajah memerah. Atem tertawa kecil saat melihat ekspresi konyol Malik. Ia pun memacu kudanya untuk melaju lebih jauh kedalam hutan.

"Ratu tidak akan suka. Aku berani menjamin itu. Ia akan marah kalau tau kita sekarang ada dimana." Kata Malik,masih berusaha meyakinkan pangerannya agar tidak masuk ke dalam hutan.

"Kalau begitu, jangan bilang apa-apa kepadanya." Kata Atem pelan seraya menyunggingkan senyum khasnya. Malik yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala

'Bila senyuman itu sudah muncul, percuma saja aku berkata-kata. Ia tidak akan mau mendengarkanku.' Pikir Malik dalam hati.

Dan dengan sekali sentakan pada tali kekang , Malik memacu kudanya agar melaju lebih kencang, mengikuti kuda putih Atem yang sekarang telah jauh berada di depan.


Inilah Chapter pertama dari story saya. Saya harap anda menyukainya.

Jangan lupa REVIEW ya…!!! Review apa saja diterima kok. Asal bukan Flame