.

.

Title : Guilty Pleasure

By : Nezumi Shizuka

Genre : Drama, hurt/comfort, smooth

Rate : M

Cast : Exo

Pairs :ChanBaek vs KrisBaek vs ChanSoo

Length : 2shoot!

.

Warning! Bed words! Tulisan ini sama sekali bukan untuk bocah.

.

Though I know it's so wrong, but it feels so right

.

.

Start!

.

죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄

.

Napas Baekhyun makin berat, terengah dengan mata semakin sayu bahkan hampir lekat terpejam. Tangannya gelisah, meraih apapun dalam jangkauan, seprai, bantal, ranjang, apapun dijadikan pelampiasan atas apa yang diterimanya. Di bawah sana, tubuh Chanyeol terus mengerjainya, masuk semakin dalam, menghentak semakin keras.

Satu hujaman kuat, Baekhyun hampir menjerit sebelum Chanyeol menyesap bibirnya tanpa ampun dibarengi sari patinya merasuki kemudian Chanyeol ambruk di atas tubuh Baekhyun.

Klimaks. Lepas. Total. Dirasakan tubuh mereka yang masih bergetar secara berbarengan. Chanyeol menatap lembut Baekhyun yang mengusap keringat di keningnya, ia membalas dengan ciuman di kening Baekhyun. Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari, tapi hawa dalam kamar seperti rumah kaca pukul 1 siang. Panas.

"Hei, Baek" Chanyeol bergeser, duduk di samping tubuh Baekhyun yang menarik selimut hingga sebatas dada, bukan apa-apa tapi takut masuk angin, "Kita... akan sampai kapan begini?"

Baekhyun menghela napas. Tidak suka sebenarnya jika diingatkan pada hal ini, "Sampai kapan memang?" ia balik bertanya. Tidak suka, tapi inilah kenyataan, tidak bisa dihindari. Ia menyenderkan kepala pada dada bidang Chanyeol yang masih mengatur napas.

Jari-jari Chanyeol mengusap pipi Baekhyun yang masih basah merona, "Bagaimana jika suatu saat Kyungsoo tahu?"

"Dan bagaimana jika suatu saat Kris tahu?" kembali Baekhyun balik bertanya.

"Tamat riwayat kita" Chanyeol menerawang, memandangi langit-langit kamarnya yang berhiaskan bintang glow in the dark, "Bagaimana jika kita putuskan mereka kemudian_"

"Kemudian aku dengan santainya mengatakan 'sudah menjalin hubungan dengan Park Chanyeol, kekasihmu' begitu?" Baekhyun mendengus kesal, "Tidak semudah itu"

Chanyeol gantian menghela napas. Ia paham dengan keadaan ini. Keadaan di mana ia berselingkuh dengan Baekhyun, kekasih saudara iparnya, Kris padahal Chanyeol adalah kekasih Kyungsoo, saudara sepupu Baekhyun. Ia hanya tidak paham mengapa mereka kembali bertemu justru setelah masing-masing punya pasangan? Maki saja acara pertemuan setelah 5 tahun berpisah.

"Baekhyun ah, apa kau tidak benar-benar sayang padaku?" suara berat Chanyeol parau di tengah suara angin dari ac.

Baekhyun mendongak, menatap Chanyeol. Tangan kanannya mengelus rahang Chanyeol kemudian meraih bibirnya, mencium dengan penekanan seolah ingin meyakinkan, "Kenapa kau bilang begitu?"

"Jangan-jangan selama ini kau bohong padaku. Ngakunya tidak pernah sama sekali melakukan bed business dengan Kris, padahal sepulang dari sini bisa saja kau naik ranjang dengannya"

"Hei, jaga bicaramu. Aku tidak pernah melakukan ini dengan Kris. Kau pikir aku semurahan itu?"

Alis Chanyeol berkerut, memandang Baekhyun meledek, "Tidak pernah disentuh kekasih sendiri, tapi terus-terusan minta ditiduri kekasih saudaranya. Itu kurang murahan?"

JLEB

BUGH

Baekhyun meraih bantal lalu melemparnya tepat di muka Chanyeol, "Sialan!"

TEP

Tepat saat akan menarik kembali tangannya, Chanyeol meraih tangan Baekhyun lalu menciumnya.

"Tak apa kau murahan. Asal hanya denganku saja" ciuman Chanyeol beralih ke pipi lalu bibir Baekhyun. Membuatnya kembali bersemu kemerahan.

"Tidur Chanyeol ah" Baekhyun menyingkirkan tangan Chanyeol yang mulai menggerayangi lagi tubuhnya yang bahkan masih basah keringat.

.

죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄

.

Baekhyun menyeret langkah masuk rumah setelah melepas sepatu sekedarnya "Aku pulang" ucapnya langsung ke menuju sofa, tidur tengkurap lalu meraih remote tv. Menyetel acara makan-makan.

Kyungsoo melongok dari pintu dapur, "Sudah sarapan Baekhyun ah?" tanya Kyungsoo memasukkan beberapa wadah makanan ke dalam kantong.

"Sudah tadi"

hanya dengan roti dan susu...

"Jika kau lapar, ada kimbap di meja. Aku buat banyak tadi"

Mata Baekhyun tidak lagi fokus pada gambar seafood mengepul di tv, hanya berpikir seberapa jahat dirinya. Pulang berselingkuh, malah diberi makan oleh pacar selingkuhannya. Kurang ajar? Jahat? Pengkhianat? Apalagi yang status yang harus Baekhyun sandang?

"Kau libur kan?" suara Kyungsoo membuyarkan pikiran Baekhyun.

"Heum. Kenapa?"

"Istirahat lah. Kau kelihatan lelah sekali"

Baekhyun menenggelamkan wajah pada bantal sofa. Kuliah, part time, ditambah sex setelahnya. Bagaimana tidak terlihat lelah?

"Dating?" tanya Baekhyun melihat Kyungsoo menempatkan kimbap di wadah makan.

"Eum... ini... aku hanya mengajaknya memanjat bukit"

Baekhyun menghela napas. Memaki habis-habisan (dalam hati) kekasih Kyungsoo. Malam meniduri selingkuhannya, pagi kencan dengan kekasihnya. Sedangkan Baekhyun, terima kasih untuk pinggang hingga pantat yang nyeri, sekedar jalan-jalan mengisi waktu Sabtu ini pun rasanya sulit.

"Kau tidak pergi dengan Kris?"

Baekhyun melirik, "Entahlah. Mungkin akan kuhubungi dia nanti" ia ganti melirik tas Kyungsoo, "Bekalmu seperti akan pergi mengitari Seoul"

"Apa... iya? Terlalu banyak? Atau lebih baik kukurangi? Pasti Chanyeol akan keberatan membawanya nanti" Kyungsoo langsung galau menatap bawaannya.

"Bercanda Kyungsoo ya. Chanyeol pasti kuat kok"

meniduriku semalaman saja kuat...

"Ah iya. Chanyeol memang kuat" Kyungsoo menunduk menyembunyikan senyum.

Baekhyun tersenyum menatap sepupunya ini. Hampir 4 bulan menjalin hubungan dengan Chanyeol, tapi masih saja bersemu, ragu, setiap ditanya tentang hubungan mereka. Manis sekali. Sangat berbeda dengannya.

TING TONG

"Chanyeol datang" Kyungsoo langsung berlari ke pintu, sedangkan Baekhyun masih terus tengkurap di atas sofa walau sebenarnya ingin melakukan hal yang sama. Let's say, menyambut pacar datang? Tapi Chanyeol jelas bukan pacarnya.

"Apa kabar Baekhyun ah?" Chanyeol datang mendekat lalu duduk di sofa tunggal di dekat Baekhyun.

Baekhyun menoleh sekilas, "Baik" jawabnya tersenyum paksa.

"Kau terlihat tidak sehat. Kelelahan? Begadang?" tanya Chanyeol dengan nada (sok) prihatin.

Baekhyun melirik dengan mata mengeluarkan invisible laser. 'Kau pikir ini salah siapa?' batinnya menggerutu.

"Benar kataku. Ia terlihat lelah. Kupikir sebaiknya tidak usah terus mengambil banyak pekerjaan hingga lembur bahkan menjelang weekend" ucap Kyungsoo sambil kembali ke dapur.

Chanyeol tercekat dengan ucapan Kyungsoo. Ia menatap Baekhyun yang tersenyum licik berbisik 'rasakan!'

Chanyeol buru-buru menyusul Kyungsoo ke dapur, "Kyungsoo ya, tapi kan memang itu sudah passion –nya, bekerja di sana. Mungkin memang itu yang ia cari" ia mengekor Kyungsoo, seperti anak anjing minta makan.

Persuasi? Takut jika Baekhyun semakin susah untuk minta ijin 'menginap karena lembur' padahal dilemburi.

Baekhyun ingin tertawa keras, namun urung. 'Mungkin memang itu yang ia cari?' Kenapa terdengar seperti seorang masochist cari masalah? Ia malah mengacungkan jari tengah pada Chanyeol yang meliriknya dari pintu dapur.

Kyungsoo balik badan, berhadapan dengan Chanyeol, "Ah terserah Baekhyun saja lah, kita tidak usah ikut campur. Ya ampun, aku sampai lupa belum ganti baju" ia kemudian kembali masuk kamar, "Oh aku tadi membuat jus untukmu Chanyeol ah. Ada di kulkas"

Chanyeol membuka kulkas, melongok tapi tidak menemukan yang dimaksud, "Tidak ada" teriaknya dari dapur.

"Baekhyun ah! Bisa tolong carikan? Tadi aku taruh di bawah jika tidak salah" Kyungsoo balas berteriak dari kamar.

Baekhyun akhirnya bangkit dari sofa, terseok menuju dapur, "Minggir" ucapnya menggeser tubuh Chanyeol dari depan kulkas lalu sambil berpegangan pada pintu kulkas, ia berjongkok membuka rak paling bawah. Memang benar, juice jar yang Kyungsoo maksud ada di sana.

"Baekhyun ah" panggil Chanyeol

"Hm?" Baekhyun mendongak dan...

CUP

Segalanya berlangsung begitu cepat. Saat Chanyeol menunduk kemudian mencium kening Baekhyun.

"Park Chanyeol!" teriak Baekhyun dengan pipi merah seperti kena radiasi kulkas.

Chanyeol malah cengengesan melihat Baekhyun terkejut. Terkejut? Jelas. Mereka bisa melakukan apapun di apartemen Chanyeol, tapi tidak di sini, di saat jelas ada Kyungsoo. Walaupun adegan tadi terhalangi pintu kulkas, tapi apa jadinya jika Kyungsoo tiba-tiba muncul dari belakang?

Baekhyun buru-buru bangkit, menyerahkan juice jar pada Chanyeol. Dengan tampang kesal tapi kemerahan, ia menyingkir dari dapur.

"Ada apa Baekhyun ah?" Kyungsoo muncul dari kamar sudah ganti baju.

"Tanyakan pada PACARMU itu!" ucap Baekhyun kesal dengan penekanan kata ganti orang bernama Park Chanyeol. Ia kembali tiduran di atas sofa, kali ini dengan wajah menghadap senderan. Anggap saja mengompres pipinya yang masih terasa panas.

"Kenapa Baekhyun?" Kyungsoo beralih pada Chanyeol yang sedang menuang jus ke dalam gelas.

"Aku mengejutkannya" Chanyeol kembali cengengesan lalu meneguk habis jus melon buatan Kyungsoo, "Sudah siap kan?"

Kyungsoo mengangguk lalu menggandeng tangan Chanyeol, yang dibalas gamitan pada pinggang, "Ayo. Baek, jaga rumah ya" kemudian terdengar suara pintu ditutup.

"Nampaknya aku juga harus menghubungi Kris" Baekhyun sempat melihat mereka pergi. Ia lalu meraih ponselnya.

.

죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄

.

Kris menekan kode pada pintu apartemen bernomor 94 di depannya. Setelah bunyi kode diterima, ia membuka pintu tanpa permisi. Dengan berjinjit, ia mendekati seseorang berambut coklat madu sedang tiduran di atas sofa dengan earphone terpasang dan buku di tangan, pantas tidak mendengar suara kode pintu. Ia mendekat, kemudian menutup mata orang itu.

"Tebak siapa"

Baekhyun tertawa, "Wu Yifan baru datang dengan pesawat ulang alik. Cepat sekali" mengingat baru 15 menit dihubungi, Kris sudah datang.

"Karena kita jarang bertemu akhir-akhir ini, begitu kau menelponku tadi, aku langsung melesat" Kris tertawa mengacak rambut Baekhyun lalu menggesernya untuk tiduran di pahanya.

"Karena calon direktur Kris juga sibuk" Baekhyun melepas earphone, mencubit dagu Kris gemas, "Eh tunggu. Bagaimana kau bisa masuk? Seingatku aku tidak pernah memberi tahu kode pintu"

"Berhubung aku tahu bahwa kau sangat pelupa, jadi aku tebak mungkin tanggal ultahmu. Dan benar!" Kris bertepuk tangan heboh sendiri.

"Terserah kau saja lah" Baekhyun pasrah dengan kenyataan bahwa orang tampan bisa agak stres juga rupanya.

"Ini baru ya?" Kris menunjukan gambar terbuka pada buku sketsa milik Kyungsoo yang tergeletak di samping sofa. Gambar siluet tubuh seorang pria terduduk meratapi sayap berwarna abu-abunya rusak.

Baekhyun melirik lalu mengangguk hingga terasa gesekan di paha Kris. Entah kenapa, ia merasa bahwa yang ada di gambar itu mirip Kris. Apa Kris akan bernasib sama dengan gambar itu jika suatu saat ia tinggalkan? Rapuh, tidak berdaya dan Baekhyun merasa sangat bersalah karenanya. Ia menutup buku lalu mendongak menatap mata Kris. Tangannya terangkat mengelus bibir bawah Kris.

Sebenarnya perasaan macam apa yang dulu ada untuk orang ini? Kenapa menguap saat ia kembali bertemu Chanyeol?

Dipandang begitu, Kris tidak tinggal diam. Ibu jarinya mengelus pertengahan kening Baekhyun lalu mengecupnya. Hanya kecupan, tidak lebih dari itu.

"Kyungsoo tidak ada? Kau sudah makan?"

Baekhyun menghela napas, teringat bagaimana tadi Chanyeol menggamit pinggang Kyungsoo saat meninggalkan rumah, "Ia pergi kencan, naik bukit atau apapun itu. Dan aku sudah sarapan, tapi jika kau bertanya makan siang, jawabannya belum"

"Bagaimana jika kapan-kapan kita kencan berempat?"

"Kencan... berempat bagaimana?" Baekhyun memandang Kris ragu. Bukan sex berempat kan? batinnya. Ngawur memang.

"Ya... jalan-jalan, makan, nonton, ke taman bermain. Sepertinya asyik"

"Terserah kau saja lah" jawab Baekhyun.

Walau kenyataanya Baekhyun tidak tahu harus bersikap bagaimana jika itu benar terjadi. Seperti ini mungkin, Baekhyun dan Chanyeol akan jalan bersama kekasih masing-masing, tapi mata tidak lepas saling curi pandang kemudian ketika ada perilaku yang agak 'membuat cemburu' dari pasangan yang satu, pasangan lain akan membalas lebih hot. Tidak akan selesai hingga Chanyeol membalas dendam pada Baekhyun, membuat pinggangnya terasa seperti habis memindahkan isi gudang beras.

.

죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄

.

Sebenarnya semuanya berjalan normal hingga 3 bulan lalu. Waktu itu Baekhyun baru saja pindah ke apartemen yang sama dengan Kyungsoo, karena kantor penerbitan tempatnya magang terlalu jauh dari apartemen sewaan yang dulu. Kris mengajak Baekhyun untuk makan malam dengan sahabat sekaligus saudaranya. Baekhyun senang tentu saja, karena menurutnya ini lampu hijau bahwa Kris sudah berpikir serius tentang hubungan mereka berdua. Apalagi mengingat bahwa Kris akan segera mewarisi perusahaan orangtuanya.

Baekhyun hanya tidak menyangka bahwa yang akan datang adalah Park Chanyeol -first crush nya, menggandeng Kyungsoo, sepupunya. Kyungsoo hanya bicara akan kencan dengan kekasih barunya, tapi siapa sangka bahwa itu Park Chanyeol?

"Kau... Byun Baekhyun?"

Baekhyun tidak menjawab, malah tertegun. Sosok tampan idola sekolah sekarang jadi jauh lebih tampan.

Sedangkan Chanyeol? Ia juga tertegun. Di mana tubuh tambun dan kacamata tebal itu? Bagaimana bisa berganti jadi sosok yang begitu mempesona begini? Jika bukan karena mata dan bibir Baekhyun yang tidak berubah –tetap menawan, mana mungkin ia bisa mengenali? Dan... berterimakasihlah pada jari-jari lentik Baekhyun saat menggaruk dahi karena gugup, masih sama seperti dulu.

"Kalian saling kenal?" tanya Kyungsoo.

"Teman sekolah dulu" jawab Chanyeol tidak melepaskan mata dari Baekhyun.

"Dunia memang sempit" sambung Kris.

"Hei" hanya kata itu yang akhirnya terucap dari bibir Baekhyun dan Chanyeol bersamaan.

Tapi sayangnya, satu kata menggema telah menabuh genderang di hati kedua manusia yang saling tatap ketika bersalaman. Seakan metabolisme baru saja distimulasi dengan jamu kuda balap, hati mereka berdebar hebat. Tubuh hampir gemetar seakan orang menahan sakau di tengah keramaian.

Kepala Baekhyun sibuk memproyeksikan bayangan seorang cupu bertubuh gemuk dan berkacamata dicium oleh pria tampan di tengah kerumunan. Lidah Baekhyun seperti baru saja menenggak satu galon perasan jeruk, kelu.

"Masih suka nonton Bon Jovi?" tanya Chanyeol.

Baekhyun tersenyum, "Mereka sudah lama tidak ada kabar akan ke korea"

"Mungkin seleramu berubah menjadi semacam One Ok Rock?"

"Cry Out?" tanya Baekhyun balik.

Chanyeol mengangguk lalu mereka tertawa bersama. Selera mereka masih sama.

Atau mungkin...

Hati juga masih sama. Baekhyun berharap tidak tahu diri

Jadwal konser Bon jovi waktu itu adalah 5 tahun yang lalu. Tepat di saat hari terakhir masuk sekolah, seorang anak SMP yang diidolakan di sekolah, mengajak kabur teman sekelasnya yang cupu untuk menonton konser di Seoul. Ia bahkan sudah berpikir mengelabui umur pada petugas dengan kartu identitas palsu.

Si cupu yang sebenarnya sedang sedih karena akan pindah ke Jepang, tidak berpikir bahwa tangannya akan terus digandeng di tengah keramaian. Ia juga tidak berpikir saat semua orang tengah menyanyikan lagu Bed of Roses, bibirnya menerima ciuman pertama dari cinta pertamanya. Sayang, besok paginya ia sudah harus berpisah dengan idola sekolah itu.

Otak membeku, hati terpaku. Pria tampan itu semakin mirip Park Chanyeol, kerumunan itu terdengar seperti konser Bon Jovi. Hati Baekhyun menggila, mengingat bahwa orang cupu itu adalah... dia sendiri.

Dan... perasaan yang sudah menguap selama 5 tahun, memuai tak terbendung.

Mungkin perasaan Baekhyun pada Kris tidak akan tergoyahkan jika saja pertemuannya dengan Chanyeol tidak terus berlanjut. Hal yang lebih parah menurutnya adalah bagaimana Chanyeol sering menelpon sebelum tidur. Awalnya hanya membahas tentang hobbi yang sama, sebatas album baru One Ok Rock atau film action keren yang akan segera tayang.

Tapi semua perlahan berubah, bukan hanya mengucap selamat malam, tapi Chanyeol merunut semua kenangan yang mereka lalui. Duduk semeja, berbagi headset, mengalunkan lagu bersama hingga berpegangan tangan di bawah meja. Hal yang Baekhyun pikir dulu hanya sebatas main-main khas anak SMP.

Seperti piringan hitam yang memutar lagu lawas, Chanyeol mengumpulkan puzzle hati yang sudah lama tercecer, lalu menyatukannya dalam sekejap.

Dan dari sekian banyak cerita yang diputar ulang, ada yang paling menyebalkan.

Yaitu di suatu malam...

Chanyeol bertanya "Aku sudah pernah mengatakan bahwa saat konser itu adalah ciuman pertamaku?"

"Sudah" Baekhyun menjawab singkat tapi dengan hati kebat kebit mengalahkan kecepatan tukang sate mengakali bara yang hampir padam.

"Dan... apa aku pernah mengatakan bahwa ciuman pertamaku itu dengan cinta pertamaku?"

Jeda...

Dengan tubuh gemetar dan air mata menetes membasahi bantal, Baekhyun menjawab, "Belum..." begitu pelan, takut Kyungsoo yang sedang tidur di kamar sebelah mendengarnya.

Sialan memang.

Namun itu belum semuanya.

Puncak perasaan mereka terjadi siang itu.

Waktu itu Baekhyun baru pulang kampus diantar Kris. Sampai di rumah ternyata Kyungsoo sudah pergi, hanya meninggalkan pesan di pintu kulkas

'makan siang di atas meja, jika perlu hangatkan saja'

"Mau makan siang?"

Kris yang baru saja duduk di sofa, beranjak menghampiri Baekhyun di dapur, "Sup dan ikan? Baguslah, ayo makan" ia langsung duduk di kursi makan, menunggu Baekhyun menempatkan nasi untuknya.

"Sebentar aku ganti baju dulu" Baekhyun berjalan ke kamar, sambil melepaskan kemeja, membiarkan kulitnya mengintip manja.

Baru saja membuka lemari untuk memilih kaos, tiba-tiba Kris muncul di sebelahnya.

"Kubilang tunggu dulu Kris, aku ganti ba_"

A deep kiss.

Ucapan Baekhyun terputus karena ciuman dari Kris. Ciuman yang tidak biasanya. Ciuman yang diselingi hisapan. Ciuman yang diselingi sentuhan di sekujur tubuhnya yang topless. Ciuman yang... meminta lebih...

Baekhyun teringat Chanyeol. Entah mengapa, ia berusaha mengelak, mendorong tubuh Kris namun tangannya malah ditangkap, disandarkan di bahu Kris.

"Santai Baekhyun ah" bisik Kris

Baekhyun tidak bisa santai. Jelas. Ia ingin mengelak, ingin teriak, tapi tangan dan bibir Kris membuat sarafnya seakan mati.

Chanyeol...

Terus nama itu terngiang di telinga Baekhyun.

PRAK

Baekhyun dan Kris sama-sama terperanjat mendengar suara itu. Mereka melihat Chanyeol berdiri dekat pintu kamar, sama terkejutnya, bahkan tidak peduli ponselnya tergeletak di lantai.

Refleks, Baekhyun langsung mendorong Kris.

Sambil tersenyum paksa, Chanyeol memungut ponselnya, "Maaf, aku tidak tahu kalian sedang sibuk" kemudian beranjak.

Baekhyun tertunduk di depan Kris, hampir meneteskan air mata, "Keluar Kris, biarkan aku ganti baju" berusaha sekuat tenaga agar suaranya tidak bergetar.

Kris menurut. Ia mengelus pipi Baekhyun baru kemudian keluar kamar, duduk di sebelah tas ransel Kyungsoo di sofa.

"Ada apa Chanyeol ah?" Kyungsoo muncul dari kamar sebelah dengan buku sketch di tangan.

Chanyeol melirik Kris sekilas "Tidak ada apa-apa. Hanya... aku mengganggu acara lovey-dovey orang lain" ia kemudian ke dapur, mencari air dingin untuk mengurangi hawa panas di dada.

Kris melirik Kyungsoo lalu beralih merogoh saku, mengambil ponselnya.

Kyungsoo mendekati Kris, "Makan siang dulu dengan Baekhyun. Aku sudah masak" ucapnya tanpa menatap. Sibuk memasukkan buku ke dalam tas. Walaupun tahu Kris adalah anak orang kaya yang sedang meneruskan perusahaan ayahnya, tapi ia tahu dari Baekhyun bahwa Kris suka masakannya.

"Iya makanlah dulu, kau pasti lapar" Chanyeol bicara keras dari dapur setelah meneguk 2 gelas air dingin di dapur. Sindiran.

Kris tidak menjawab.

Suara pintu terbuka. Kris dan Kyungsoo menatap Baekhyun yang keluar kamar dengan kaos lengan panjang warna hitam.

"Aku mengambil sketchku yang tertinggal" Kyungsoo menatap Baekhyun sekilas lalu merapatkan retsleting tas, "Ajak Kris makan siang Baekhyun ah. Aku berangkat ya..." ia kemudian memakai sepatunya yang tergeletak dekat sofa.

"Iya" jawab Baekhyun lemah. Ia beranjak ke dapur kemudian malah berpapasan dengan Chanyeol, "Chanyeol ah..." panggilnya lirih dengan tangan terulur menyentuh lengan kekar itu.

Chanyeol tidak menjawab, malah meneguk segelas lagi air dingin. Menghentak lenganya hingga tangan Baekhyun terlepas, ia kemudian menyusul Kyungsoo ke pintu, "Ayo kita berangkat" ucapnya menyatukan rongga di setiap jari tangannya dengan milik Kyungsoo.

Hati Baekhyun ngilu.

.

죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄죄

.

"Baekhyun ah, maaf tentang tadi" ucap Kris setelah memakai sepatu.

Baekhyun yang berdiri di belakang Kris, tersenyum, "Iya. Tidak apa-apa"

"Tidak seharusnya aku memaksamu, aku tahu kau belum siap"

Baekhyun kembali tersenyum, kemudian mendekat, mengecup pipi kanan Kris, "Kubilang tidak apa-apa"

"Oh iya. Katakan pada Kyungsoo, terima kasih makan siangnya. Enak"

"Iya, nanti kusampaikan padanya. Kau hati-hati di jalan ya"

Ciuman lagi. Kali ini di pipi Baekhyun sebelum Kris meninggalkannya.

Baekhyun membereskan meja makan. Memakai sarung tangan lalu menyalakan keran untuk cuci piring. Keran terus menyala kencang, tapi tidak ada yang ia lakukan. Ia hanya tercenung di depan tumpukan piring kotor, dengan air mata menggenang. Ia ingat betul tatapan dingin Chanyeol. Tidak ada yang bisa Baekhyun deskripsikan tentang perasaanya. Kosong. Seperti ada rongga besar di dadanya yang begitu menyiksa.

TING TONG

Suara bel mengagetkan Baekhyun. Membuatnya buru-buru mengusap air mata dengan lengan kaos, lalu melangkah ke pintu tanpa melepaskan sarung tangan. Ternyata ia lebih kaget lagi begitu membuka pintu, melihat siapa yang datang.

Chanyeol berdiri di hadapannya dengan napas tersengal.

"Chanyeol? Ada yang tertinggal?"

BRUGH

Tanpa aba-aba, Chanyeol langsung mendekap tubuh Baekhyun hingga menubruk dinding. Bukan berlebihan, tapi Baekhyun benar-benar bisa merasa detakan jantung Chanyeol sangat kacau di dadanya.

"Chanyeol ah, ada apa?" Baekhyun bertanya panik ketika merasa pelukan Chanyeol makin erat. Ia mulai punya firasat buruk tentang ini.

Pelukan Chanyeol terlepas. Ia memegang kencang kedua bahu Baekhyun, menatapnya tajam untuk beberapa detik, sebelum tangannya berpindah ke dagu Baekhyun. Menciumnya dalam dan tergesa.

Baekhyun belum sempat meluruskan akal sehat, ketika Chanyeol melepaskan bibirnya.

"Katakan aku gila. Katakan aku tidak waras. Tapi aku tidak rela melihatmu disentuh oleh Kris"

Dan rongga dada yang menyiksa itu, sembuh. Bagai bara api disiram dengan seember es, gemuruh hati Baekhyun padam, berganti desir menyejukkan.

Sebuah pelukan lagi. Lebih erat. Tidak peduli dengan sarung tangannya yang basah, kali ini tangan Baekhyun terangkat memeluk punggung tegap Chanyeol.

"Terima kasih. Terima kasih karena tidak merelakanku" ucapan Baekhyun teredam dada Chanyeol.

Chanyeol melepas pelukan. Kedua tanganya berpindah ke pipi Baekhyun, menatap kedua mata yang basah itu serius, "Baekhyun ah, bagaimana jika aku yang melakukannya?"

Tidak ada keraguan saat Baekhyun mengangguk, menyambut bibir Chanyeol menapak di kening, pipi, hidung turun ke bibirnya. Tidak ada perlawanan saat tangan Chanyeol melepas sarung tangan, merogoh ke balik kaos dan celananya.

Di atas sofa, mereka melakukannya.

Baekhyun menyerahkan segalanya.

Tidak ada penyesalan setelah itu semua.

.

.

Tbc

.

Judul hasil comot lagunya the sexy short boy Kim Jonghyun.Maaf jika ada pihak yang merasa tersakiti dengan terbitnya ff ini. Tuntut aja Cahyo suruh ngawini aku /lah/. Sangat menerima kritik, saran, makian juga boleh /maso lah/