Lie Detector

Naruto milik Masashi Kishimoto

Fict ini pernah kupublish diblog pribadi. Maaf kalau ngaco, masih newbie ...

o

Sebuah body biola tergeletak begitu saja di atas salah satu bangku taman. Sedangkan stik penggeseknya tergeletak di atas tanah berumput jauh dari bangku dimana pasangannya berada.

Seorang wanita berambut soft pink sebahu terlihat membungkuk sembari memegangi dadanya karena terbatuk hebat.

"Mama."

Panggilan dari suara gadis kecilnya membuat Sakura mengangkat kepalanya dan menoleh. Senyum manis ia sunggingkan mencoba agar putri kecilnya tidak kuatir.

"Mama baik-baik saja?" Nada khawatir yang keluar dari bibir putrinya membuat Sakura terkekeh pelan. Putrinya baru saja pulang sekolah.

"Mama baik-baik saja, sayang. Tidak perlu kuatir," ucapnya dan mengacak pelan rambut legam putrinya. Membuat gadis berusia sepuluh tahun itu merenggut tidak jelas dan mencoba menepis tangan ibunya.

"Tapi mama selalu bohong," ucap Sarada-gadis sepuluh tahun itu-dalam pelukan Sakura yang saat ini tengah berjongkok mensejajarkan tingginya dengan sang putri.

Sakura menatap putrinya cemberut dan mencubit hidung putrinya main-main. "Benarkah begitu? Mama rasa mama tidak pernah berbohong," katanya dengan suara yang sengaja di buat-buat merajuk.

"Tapi mama selalu bohong, apalagi di depan papa," kata Sarada mencubit kedua pipi mamanya. Membuat Sakura kembali terkekeh melihat tingkah putrinya.

"Kau ingin lagu apa, anak manis? Mungkin mama bisa memainkannya di temani biola ini," tunjuk Sakura pada body biola di atas bangku taman. Sarada yang melihatnya terbelalak senang. Sakura menatap putrinya dan mengacak rambut hitam legam seperti suaminya itu pelan, sebelum akhirnya mengambil biolanya dan memainkan lagu pilihan putrinya.

o

"Uhuk-"

Uchiha Sasuke masih dengan jas dokter lengkapnya berdiri di depan pintu kamarnya, menghela napas sejenak, ia kemudian membuka pintu ganda itu dan memperlihatkan istri merah mudanya yang sedang memegangi dadanya karena terbatuk hebat.

"Kau mencoba membohongiku, anata," ucapnya dan menghampiri Sakura yang melihatnya dengan mata terbelalak.

Sasuke mendekat ke arah Sakura dan mengelus pundak istrinya lembut. "Kau harus minum obat," ucap Sasuke tegas. Matanya menyipit tajam saat mendengar istrinya mengeluh.

"Jangan membantah, Sakura," desisnya tajam.

"Tapi aku tidak sedang sakit sampai harus minum obat, Sasuke-kun!"

Memutar bola matanya malas, Sasuke menggerakkan tangan kanannya dan mencubit hidung Sakura kemudian menyentil dahi lebar istrinya itu sedikit keras. Menyebabkan Sakura merintih kesakitan.

"Semua orang yang melihatmu juga akan mengatakan kalau kau sedang sakit, Sakura sayang," gemas Sasuke.

"Aku-tidak-sakit!"

"Keras kepala."

"Sasuke-kun!"

"Kau berbohong," kata Sasuke.

"Sasuke-kun ..., jangan mulai," keluh Sakura kemudian berbaring di ranjang mereka. Sasuke melepas jas dokternya dan mengikuti Sakura berbaring, bedanya Sasuke berbaring di atas tubuh Sakura, membuat Sakura mengerutkan kening lebarnya.

"Disini," tunjuk Sasuke tepat di mana letak jantung Sakura berada dengan jari telunjuknya.

"Terdengar jelas kalau kau sedang berbohong. Jangan coba-coba membohongiku. Aku tahu betul bagaimana kau, sayang. Dan detak jantungmu ini mendeteksi kalau kau sedang berbohong," lanjut Sasuke.

Sakura yang melihatnya menatap Sasuke malas. "Baik-baik, aku berbohong. Tapi aku hanya batuk, dan ini hanya batuk biasa, kenapa kalian keras kepala sekali menyuruhku minum obat," katanya.

Sasuke menyingkir dari atas tubuh Sakura dan membaringkan dirinya di samping istrinya. "Bodoh, batuk biasa jika tidak ditangani bisa saja menjadi batuk parah. Jangan remehkan penyakit kecil."

Tuk

Jari telunjuk dan jari tengah Sasuke mengetuk pelan kening istrinya kemudian mengecupnya lembut.

"Jangan membuatku kuatir," ujarnya.

"Hm ..., maaf," jawab Sakura menatap suaminya.

"Jangan ulangi," kata Sasuke lagi dijawab oleh anggukan mantap Sakura. [ ]