Catatan: dulu di akun lama pake english, iseng coba republish pake bahasa indonesia.

Disclaimer: Bleach bukan milik gw.


Ganda


Dia terpojok dalam gelap. Ketakutan dan putus asa. Isak tangisnya bagai luka penderitaan dan semua teror yang terdengar dalam heningnya kematian. Dia bergerak bolak-balik tanpa henti, sambil menarik tangan ke kepalanya dan menarik rambut oranyenya. Dia putus asa, tidak tahu harus berbuat apa, takut dan ingin mati.

Terdengar sebuah tawa untuk kesekian kalinya.

Tawa seorang maniak tak wajar yang hanya menyebabkan seluruh tubuh mengigil.

Tertawa seperti itulah yang menyiksanya.

"Dia telah melakukan… Telah melakukannya! Gila, yang telah dia lakukan. Dia telah melakukannya? Memang." Kalimat itu menggema berulang-ulang di kepalanya dengan mata melotot, tertawa dan tangan menutupi telinga, mencoba untuk tidak mendengarkan.

Jangan mempertahankannya! Benci dia, benci dia dengan apa yang telah ia lakukan. Karena telah membunuh.

Tidak tahu harus berbuat apa, harus berkata apa karena ia telah selesai dengannya, dan sekarang benar-benar sendirian. Dengan dia. Dengan kegilaan ganda.

Kau tidak dapat pergi.

Kau takut.

Takut dengan apa yang mungkin terjadi berikutnya.

'Apa, yang mulia?'

Mendengarkan suaranya terdistorsi bertanya, Ichigo tidak menjawab, hanya terus bergerak dari sisi ke sisi, menutupi telinganya kuat-kuat.

"Dia gila, gila, benar-benar gila," ulangnya kepada dirinya sendiri saat ia perlahan berubah pandangannya terhadap sosok dia sebelumnya, yang tersembunyi dalam gelap setelah kekejaman yang telah dilakukan. Dari sisi tergelap.

'Jangan melihatku bagai iblis seperti yang telah kau lakukan!'

Ucapan itu terjatuh diiringi tawa. Menertawakan Ichigo yang begitu membencinya.

Tentu saja tidak. Dia telah berusaha, hanya mencoba untuk menghentikannya, tapi menunggu sampai terlambat, dan itulah yang terjadi sekarang.

Ichigo melihat mayat saudara-saudaranya yang berlumuran darah lalu mendengar isak tangis lagi. Ia putus asa dan menjadi sangat takut, Ichigo berteriak memeluk dirinya sendiri di pojok ruangan.

Dia terus mencari, mencari dan mencari kesalahan lagi dan lagi yang tersembunyi dalam gelap. Makhluk yang tak disukainya. Makhluk itu mungkin tidak pernah meninggalkannya sendiri dan sekarang telah membunuh keluarganya.

Ichigo terus berpikir dan berpikir, dirinya telah jatuh ke lubang keputus-asaan dalam kesepian dan kesengsaraan.

Dan dia tidak pernah sadar, tidak menyadari tangan-tangan berdarah yang telah membuat rambutnya ternoda oleh warna merah.