Huaa, terima kasih para Senpai yang sudah berbaik hati mau menyempatkan membaca dan me-review fic pertama saya!

Olala, saya memang tidak becus dalam mengetik fic! Huee, nilai Bahasa Indonesia Lu-chan sih tidak buruk-buruk banget, tapi kalau membaca saya memang sering mengabaikan EYD. Gomen-ne, fic pertama saya hancur total, tapi Lu-chan senang semuanya pada bilang bagus, Arigato sekali lagi!

Nah, fic kedua nih, entah bagus atau tidak. Untuk rating, saya ingin mencoba T dulu, tapi mungkin kalau sudah lama coba juga bikin yang M, ;D!

~~~ooo000ooo~~~

Live in Dormitory

Disclaimer: Mang Kashi, saya pinjem tokohnya duluuu

~~~ooo000ooo~~~

Konoha High School, sekolah termegah di Konoha. Sekolah khusus para anak cowok ini adalah sekolah terfavorit di Konoha, dengan fasilitas mewah, canggih dan sempurna, tidak aneh hanya anak-anak elit sekaligus kaya (bukan kaya monyet) yang bersekolah di sana. Dilengkapi dengan fasilitas asrama dengan kamar super mewah layaknya hotel bintang 5.

Dan disanalah dia berdiri. Mungkin karena keberuntungannya dia bisa masuk disana. Karena neneknya adalah kepala sekolah di sana, mungkin dia jadi bisa masuk. Kalau tidak? Bagaimana mungkin anak dengan otak pas-pasan dan tidak begitu terpandang ini bisa masuk kesana.

Seorang pemuda berambut pirang sedang berdiri menghadap bangunan besar yang berdiri dengan kokoh di hadapannya. Dengan langkah yang gemetar dia memasuki bangunan yang bertuliskan 'Konoha High School'.

~~~ooo000ooo~~~

"Akhirnya kau datang juga Uzumaki Naruto, sudah 30 menit kau terlambat" ucap seorang wanita tua yang tampangnya muda? Siapa yang tahu wanita cantik nan jelita ini usianya sudah memasuki kepala 5?

"Maaf, Tsunade baa-chan, sekolah ini terlalu luas, jadi, untuk menemukan ruang kepala sekolahnya saja hampir butuh waktu setahun" ucap pemuda yang bernama Naruto itu dengan menggarukkan tangan ke kepalanya (padahal tidak gatal).

"Jangan beralasan yang tidak-tidak! Ngomong-ngomong kau datang kemari tepat disaat pertengahan libur semester, ada apa?" tanya Tsunade sambil meminum segelas teh hangat.

"Aku bosan di Apartemen sendirian, lagipula mulai sekarang aku akan tinggal di sini kan? Aku yakin walau sekarang libur semester tapi masih banyak siswa yang menetap disini" ucap Naruto sambil tersenyum.

"Begitu? Yaa, baiklah, kau tidak mempunyai teman sih disana" ucap Tsunade sambil mengeluarkan sebuah kunci bernomorkan 411. "Ini kunci kamarmu, baik-baik ya dengan teman sekamarmu" ucap Tsunade seraya menyerahkan kunci itu kepada Naruto.

"Benar juga, teman sekamar! Siapa teman sekamarku itu Tsunade baa-chan?" tanya Naruto menggebu-gebu. Tsunade menyeringai, "Kau akan tahu siapa nanti kan? Nah cepat pergi! Aku masih ada urusan!" usir Tsunade.

~~~ooo000ooo~~~

"Tsunade baa-chan kenapa sih? Menyebalkan!" gumam Naruto kesal sambil mencari-cari tangga. "Tangganya mana sih? Kok sekolah mahal-mahal tapi tidak ada tangga!" teriak Naruto kesal.

"Mencari tangga?" terdengar suara di belakang Naruto. Naruto terkejut dan menoleh ke belakang, dilihatnya seorang pemuda berambut merah di hadapannya. "A-ah iya, saya baru disini. Jadi kalau tidak keberatan bisa tunjukkan dimana?" ucap Naruto dengan gugup.

"Disini tidak ada tangga, adanya lift. Jadi jika kau mau mencari tangga sampai kemana pun, percuma" balasnya. "Tapi aku tidak keberatan mengantarmu, kebetulan aku juga ingin naik" ucapnya lagi.

"Ah, terima kasih, senpai! Aku Uzumaki Naruto, anak baru kelas 10-A" ucap Naruto sambil berjalan mengikutinya. "Sabaku no Gaara, kelas 10-A juga, tolong jangan panggil aku senpai karena kita ada di level yang sama" ucap Gaara. "Baik, err- Gaara?" ucap Naruto sedikit gugup, namun Naruto langsung tersenyum karena Gaara membalasnya dengan anggukan.

"Kamar nomor berapa?" tanya Gaara di lift.

"No. 411"

"Berarti lantai 4, sama sepertiku. Kamar no 411, kalau tidak salah itu kan kamarnya…" Gaara tiba-tiba tersenyum menyeringai. "Naruto, sepertinya kamu kurang beruntung" ucap Gaara lagi.

"Eh? Kenapa?" belum sempat dibalas, lift sudah mencapai lantai 4. Perlahan mereka keluar dari lift itu. "Kamar no 411 ada di pojok sebelah kanan, kamarku no 402, mampir-mampirlah" ucap Gaara sambil tersenyum lalu pergi.

~~~ooo000ooo~~~

Ketika Naruto hampir sampai di depan kamarnya, dia terkejut karena ada sekitar 3 gadis yang berkumpul di depan pintu kamarnya.

"Ukkh, Sasuke-kun, ayolah, buka pintu kamarnya!" ucap anak gadis berambut pink sebahu. "Benar, Sasuke-kun, ayo buka!" giliran gadis berambut pirang panjang yang mengomel. "Sasuke, ayolah" dan disusul dengan gadis berambut merah berkacamata.

Ruangan no 411 terbuka, tampaklah seorang pemuda berambut hitam model pantat ayam berdiri disana. "Kalian ini, sudah kubilang kan? T-I-D-A-K, sekarang pergi atau aku tidak mau melihat kalian lagi" ucap pemuda itu.

Ketiga cewek itu mendengus kesal lalu pergi. Mereka sempat melirik Naruto dengan tatapan curiga, kemudian pergi begitu saja. Giliran Naruto yang maju, sepertinya orang yang bernama Sasuke ini lebih tinggi darinya.

"Dan sekarang kamu siapa? Salah satu fan-girlsku? Yaa, aku tahu wajahmu memang manis dan imut. Sayang, aku lebih tertarik dengan cowok sih" ucap Sasuke.

'Apa dia bilang? Fan-girls?' pikir Naruto. "Te-teme! Aku ini cowok!" ucap Naruto kesal. Sasuke memandang Naruto dengan seksama, mendekatkan mukanya ke Naruto. "Kok kayak cewek? Mukamu saja imut begitu" ucap Sasuke dengan memasang tampang yang menyebalkan. "Aku ini cowok Teme! Itu benar! Aku tidak bohong, aku murid baru yang akan tinggal di asrama ini. Namaku Naruto Uzumaki, sudah masuk daftar murid kok! Dan aku jadi teman sekamarmu!" ucap Naruto kesal.

Sasuke menyeringai, 'Aku beruntung dapat teman sekamar semanis ini' pikirnya dalam hati.

"Kalau begitu perlihatkan buktinya"

"Bukti? Bukti apa?"

"Bukti kamu itu cowok, mana mungkin aku mengijinkan seorang cewek masuk ke dalam kamarku kan?"

"Baiklah. Kau mau bukti apa?"

"Lepaskan. Lepaskan celanamu di hadapanku, sekarang"

"Apa? Kau gila! Aku tidak mau!"

"Kalau begitu kamu kuanggap cewek, dan tidak kuperbolehkan masuk"

"Ta, tapi! Akh, sudahlah!" BRET, Naruto membuka baju dan jaketnya. Tampaklah dada Naruto yang rata dan bidang.

"Nah, aku cowok, sudah puas!?" teriak Naruto kesal dan langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikan Sasuke.

Sasuke menutup pintu kamarnya dengan senyuman kejahilannya. 'Aku memang benar-benar beruntung. Naruto, sepertinya kau memang sudah harus siap-siap dengan semua rencana-rencanaku' pikir Sasuke dalam hati.

Sementara Naruto yang kembali memakai pakaiannya bergidik merinding karena ada perasaan aneh muncul di hatinya. Naruto yang malang itu tidak tahu bahwa Sasuke sudah mempersiapkan rencana-rencana aneh untuknya. 'Ukh, sepertinya aku tidak beruntung soal teman sekamar' pikir Naruto dalam hati.

~~~ooo000ooo~~~

T.B.C

~~~ooo000ooo~~~

Wuhuu, sudah jadi satu chapter! Chapter depan, si Naru-chan akan dikerjain oleh Sasuke! Kira-kira apa yaa?

Tunggu sajalah chapter depan! Para senpai, ini gimana? Masih anehkah? Maafkan Lu-chan jika masih aneh! (-_-)

Saya tahu para senpai disini baik hati dan mau memberikan reviewnya! –Maksa-

Jadi, review dong, yaa, please?

Oya, Lu-chan senang Niero senpai sudah mau me-riview saya di fic pertama! (Cause, Niero senpai penggemar berat Yaoi, sama seperti saya). Saya juga tidak menyangka senpai-senpai yang lain mau membacanya. Karena hampir semua yang senpai yang suka bikin SasuNaru me-riview saya. Hiks, terharu!

Review lagi yaa

Tak menerima flame, kritik dan saran yang membangun diterima

Para SasuNaruisme, jangan HIATUS dong, kan FFN jadi sepi pairing Yaoi.