"Dengarkan aku cucuku."
"hn."
"Cucuku ... kakek sedih melihatmu hidup tanpa didampingi ayah dan ibu membuatmu sedikit berantakan... Kakek takut kau belok, menyukai sesama jenis, mabuk mabukan, tawuran dan Hobby balap liar mu. itu mengerikan. sekarang saja, saat aku masih ada kau sudah terlihat seperti laki-laki, urakan dan terkesan berantakan,"
"hn."
"Maka dari itukakek akan menikahkanmu."
"hn."
.
.
.
"Ayah dan ibu begitu hawatir padamu , nak. Kami akan meninggalkanmu yang pemalas ini pergi bertahun tahun. Siapa yang akan mengurusimu?"
"hn?"
"maka dari itu, kami akan menikahkanmu."
"hmm , ZzZZZZZzzzZZzZZZ..."
.
TITTLE: MENDOKUSAI NO AI
GENRE: ROMANCE , FRIENDSHIP , HUMOR(?) DLL
RATE: T
PAIR: SHIKAKURO
SLIGHT: SHIKATEMA , DEIKURO, SHIKAINO, GAAKURO, GAASAKU dll
-CHAPTER 1 –
Warning: semua kekurangan pasti ada di epep ini, mengingat ini epep pertama saya di epepen. Mohon dimaklum, kripik dan koran akan saya terima dgn senang hati, kalau bisa kripiknya jangan pedes-pedes takut sakit perut.
dan Shikamaru x Kurotsuchi memang belum pernah ada dicerita manapun, apalagi di Anime / manga Naruto sendiri. jadi ... yang suka silahkan baca, yang nggak suka silahkan klik Back .
nggak maksa, tapi kalo bisa RnR ya ... xD
Pagi itu begitu cerah, sinar mentari tak sedikitpun malu menampakan cahaya-nya, menghangatkan mahluk bumi dibelahan siang. Memberi energi pada mereka untuk tetap bersemangat menjalani rutinitas kehidupan-nya.
Dibalik gorden merah hati itu, terlihat bayangan seseorang yang tengah memetik gitar diiringi alunan melody gitar yang ia petik sendiri. Sinar mentari yang menyorot terang melelui celah jendela membuatnya menghentikan aktivitas memetiknya, tangan-nya mencoba menyibakan gorden, dan menampakan wajahnya yang kusut, seakan ia membuang jauh jauh kesan 'cantik' dari wajah-nya diantara kebanyakan seorang gadis, nyaris orang-orang menyangka ia lak-laki jika hanya melihat sekilas dengan penampilan urakannya. Rambut-nya yang pendek kadang acak-acakan dan setelan pakaian yang jauh dari kata 'anggun' seperti Kolor dan kaos oblong... Dan ia tersenyum kecut menyadari ia harus melewati hari ini. Gadis itu pun beranjak untuk melakukan ritual mandi kilat dan beranjak pergi meninggalkan rumah bernuansa kuno itu.
Brummmm brummm ... gadis itu menyalakan motor Drag hitam kesayangannya, dan tak lama kemudian ia melesat dengan kecepatan diatas rata-rata dan ugal ugalan tanpa helm, membuat orang-orang yang dilewati-nya menyumpah-nyumpahi-nya agar celaka. Ia melewati bangunan megah dan terdapat gerbang besar bertuliskan "IWA HIGHSCHOOL" yang merupakan sekolah-nya sebuah STM, Berhenti sejenak. Hanya itu yang gadis tomboy itu lakukan. Bukannya masuk, padahal gerbang sebentar lagi ditutup tapi ia melah melanjutkan perjalanannya dengan sang Drag hitam. Sepertinya sekolah bukan tempat favorit nya, bukatinya bukannya buku yg ia bawa, ia malah membawa Gitar dan beberapa benda tajam.
.
.
.
"Yo! Kurotsuchi!" sapa seorang pria yang wajahnya diberi coretan berwarna ungu setelah gadis itu memarkirkan Drag hitamnya disebuah bangunan kumuh, dan menghampirinya.
"Yo! Kankuro." sambut gadis yang ternyata bernama Kurotsuchi itu menghampiri Kankuro-yang menyapa-nya tadi- dan mereka pun bersalaman seperti biasa.
"Bolos sekolah lagi heh?" tanya pria lain yang di dahinya terdapat tato 'ai' , ia memainkan rythm gitar kebanggaan-nya dengan lincah didalam bangunan itu.
"Yaaa seperti biasa, kau sudah tau sendiri..." jawabnya cengengesan, dan memasuki bangunan itu diikuti Kankuro di belakang.
"Kau itu pasti sudah sering dipanggil kesiswaan karena ulahmu itu?" tebak pria bertato ai tu lagi, yang diajak bicara hanya terkekeh.
"Kau Juga Gaara..." timpal Kankuro ikut terkekeh.
"Tapi Kurotsuchi seorang perempuan Kankuro." jawab si tato 'ai' bernama gaara merengut, wajahnya terlihat manis saat berekspresi seperti itu.
"Apa bedanya?" sergah Kurotsuchi sambil membuka tas gitarnya, dan mengambil gitar Merah bermotif 'lambang negara Iwa' kesayanganya. "Lagipula aku bosan dengan Sekolah." tambahnya.
"Ya dan itu alasanmu mengapa pergi jauh hingga Suna?" tanya Gaara, bukan bertanya. Tepatnya menebak. Kurotsuchi hanya mengangkat alis dan bahunya.
"Ayo latihan!"
.
.
.
Suara gaduh dalam kelas tak lagi didengar oleh Shikamaru, pemuda dengan rambut pinaple style itu malah asyik dengan tidurnya saat guru Kakashi tidak masuk kelas. Bagi-nya ikut nimbrung dengan anak anak berisik itu merupakan hal yang merepotkan. Jika ia tidak tidur, pemuda ber-Marga Nara itu lebih memilih untuk menatap awan yang tenang diatas sana, itu lebih nyaman menurutnya.
Ring ding dongg .. suara bell pulang akhirnya terdengar juga, membuat mereka berhamburan keluar kelas, kecuali pemuda pinaple style bernama Shikamaru tadi. Ia masih terlelap. Seseorang menatapnya penuh arti. Kemudian menghampiri-nya, ia hendak membangukan sang pangeran Tidur, dengan menepuk pipi Shika pelan.
"Enghhh..." Shikamaru sedikit mengeliat, lalu membuka mata malasnya. "Ino?" gumam Shikamaru terbangun dari tidur-nya mengerenyit heran dengan kelasnya yang telah sepi dan seorang gadis pirang ponytail yang menepuk pipi-nya.
"Aku hanya ingin memberitahumu Shika, sekarang waktunya pulang." ucap gadis yang dipanggil Ino itu tersenyum lembut lalu beranjak pergi.
Shikamaru menatap punggung Ino "Terimakasih." gumamnya, masih terdengar oleh Ino.
Kemudian Shikamaru menyabet tas gendong hitamnya yg tergeletak di meja, dan keluar kelas seraya menguap lebar seperti biasa. Melangkah pelan, dan keluar dari Sekolah elit itu menggunakan mobil Sport hitam-nya dengan kecepatan rendah sambil sesekali menggumamkan kata "mendokusai," Atau merepotkan."
.
.
.
Drttt... drrtt... Handphone itu bergetar, membuat sang pemilik segera merogoh saku celana-nya dan mengambil benda persegi panjang itu. Kedua temannya menatap kesal Gadis pemilik Handphone yang tiba-tiba menghentikan permainan Melody-nya.
Flip.
"Hallo..."
"Kurotsuchi kau dimana?!"
"Tak usah berteriak seperti itu Akatsuchi! Aku dengar."
"Gomen. Kau dimana?"
"Bukan urusanmu."
"Kau pasti bolos lagi ha? Aku tak melihatmu disekolah."
"Ya, sudah ya... mengganggu saja!"
"Tunggu, kakek masuk Rumahsakit-"
Flip. Sambungan telepon diputuskan, saat Kurotsuchi mendengar kata terakhir Akatsuchi, ia tersentak dan kembali menelepon-nya.
"Seenaknya saja kau memutuskan telepon?! Aku belum selesai bicara!"
"Ahh, lalu bagaimana keadaanya Aka?"
"Kritis, sekarang ia dirujuk ke RS. Konoha kerena RS. Iwa tudak sanggup..."
"Aku akan kesana."
Flip. Kurotsuchi cepat-cepat mematikan sambungan telepon-nya lagi, krisis pulsa. Padahal disebrang sana Akatsuchi msih ingin bercuap. Kurotsuci memasukan Gitarnya ke tas gitar.
"Siapa Kuro?" salah satu temannya bertanya setelah menghentikan permainan drum-nya, Gaara.
"Sepupuku," gadis itu menganbil kunci Motor-nya yg tergeletak di meja.
"Mau kemana? Latihan belum selesai!"
"Maaf, aku buru-buru..."
"Ada apa?" Kankuro heran melihat Kurotsuchi bergegas pergi.
"Kakekku masuk Rumah sakit, dan kritis. Aku harus cepat kesana. Maaf ya?" Jawab kurotsuchi segera menaiki Motornnya.
"Hati-hati Kurotsuchi!" teriak Kankuro, disertai Gaara yang menatap-nya dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Yaa. Jaa ne... !" Kurotsuchi balas teriak dan melesatlah ia dengan kecepatan tinggi.
.
.
.
"Nyehhh Polisi bodoh... kenapa mengejarku?" Gerutu Gadis itu mempercepat laju Drag-nya. Bukannya polisi ingin uang , tapi sudah sejak dulu kan sudah ada aturan kalau DRAG dilarang dibawa berkemudi didaerah perkotaan? Kurotsuchi –gadis itu- menyerah setelah beberapa KM main kejar kejaran dengan polisi didaerah konoha, bukanya ia lelah atau kalah-mengingat balap motor adalah hobby-nya-, tapi ia ingin cepat-cepat melihat kondisi kakek-nya. Akhirnya ia berhenti di pinggir jalan dan berkacak pinggang sambil menatap polisi dengan ganas.
"Hosh..hosh..hoshh.. tadi itu, hoshh 120km/jam?" ujar Polisi berjanggut itu ngos-ngosan setelah menghentikan motor yang biasa ia pakai berpatroli itu disamping Kurotsuchi. Gadis itu memutar bola mata-nya bosan.
"Memangnya apa masalahmu?" Tanya Kurotsuchi dengan tampang polos sepolos-polosnya.
BLETAK!
"Itteiiii!" Jerit kurotsuchi setelah mendapatkan jitakan dahsyat dari polisi yang diketahui bernama 'Asuma' dari tag name-nya.
"Kau membahayakan dirimu dan pengendara lainnya, bodoh!" Sentak Asuma, Kurotsuchi hanya mengelus kepalanya yang terasa benjol.
"Bahkan kau tak memakai helm!"
"..."
"Dan mana kartu SIM mu? Perlihatkan padaku!"
"Umurku baru 16."
"Gzzz kau Ditilang dengan pelanggaran berlipat!"
"..."
"Pertama, Kau memakai DRAG di jalan Raya,"
"..."
"Kedua, Kau ugal-ugalan,"
"..."
"Ketiga, Kau tak mengenakan helm,"
"..."
"Dan terakhir, kau bahkan belum memiliki SIM."
"..."
"Menurut pasal blablabla dan blablabla, maka dari itu ..." Celoteh Asuma hingga mulutnya berbusa membuat telinga gadis yang tengah berkacak pinggang itu terasa rawing.
"STOP! Cukup... telingaku panas! Sekarang berapa yang harus kubayar agar dapat lolos darimu? Aku sedang buru buru!" Teriak gadis itu menghasilkan seringaian dari bibir sang Polisi.
"Baiklah .. hanya 500.000 Ryo!" Ucap Asuma ringan. Dan cukup untuk menghasilkan bunyi "HAAAHHHH?" dari mulut Kurotsuchi yang tengah merogoh saku lepetnya sambil membatin "Sial aku tak bawa uang cukup."
"Bagaimana?" Polisi itu semakin menyeringai lebar melihat gadis itu kalangkabut. "Atau kau mengizinkan aku membawa motormu ke Polres, dan jika sudah cukup uang kau boleh mengambilnyaa kembali." Tambah-nya. Kurotsuchi mendengus sebal.
"Kalau begitu kemarikan Kartu pelajarmu bocah..." Ucap Asuma seakan tahu yang ada didompet gadis itu.
Dengan berat hati ia melepaskan Motor kesayangannya bersama Kartu pelajar yang tadinya bertengger didompet tercinta.
.
.
.
"ARGH ... SIAL SIAL SIAL!" Jerit Kurotsuchi mengacak-accak rambut-nya sendiri yang memang berantakan, ia berjalan menyusuri trotoar jalanan dengan kesal dipunggungnya masih bertengger tas gitar-nya.
TAK... TLAK... KLANG...
Kurotsuchi menendangi setiap benda yang menghalangi jalannya, botol, kangeng bekas bahkan tong sampah. Langkahnya terhenti selelah tendangan terakhir yang mengenai tong sampah malang yang kini berantakan. Orang-orang menatap-nya aneh, menganggapnya gila? bisa jadi.
PLAK! Ia menepuk judat nya sekeras mungkin hingga terlihat semburat merah disana.
"Aww..." ia meringis merasa tolol dengan yang ia perbuat sendiri. "Dimana coba RS, konoha? Bahkan aku tak tahu."
Gadis itu terus berjalan asal-asalan mengikuti arah trotoar jalanan, lama-kelamaan ia lelah juga berjalan begitu ditambah beberapa pasang mata yang mengawasinya membuatnya risih. Ia kembali menendang kaleng bekas minuman isotonic yang menghalangi jalan-nya.
PLETAK!
Kurotsuchi menoleh, mendapati sebuah mobil sport hitam yang terkena kaleng yang ia tendang. Gadis itu memincingkan mata-nya berusaha melihat seseorang yang ada didalam sana, kaca yang gelap membuatnya sedikit kesulitan. Ia sudah membayangkan kalau-kalau orang yang didalam sana berkumis lebat, mata-nya besar, rambut-nya ikal panjang dengan tato dosekujur tubuh-nya, menyeramkan. Kurotsuchi merinding, segera ia menggapai saku celana-nya dan mengambil sebuah belati untuk jaga-jaga apabila orang yang dihayalkan-nya itu mengamuk.
"Heii untuk apa itu?" Kaca mobil itu perlahan bergeser kebawah, dan membiarkan kepala seorang laki-laki menyembul disana, ia menunjuk-nunjuk benda yang dipegang Kurotsuchi dengan tatapan malas.
"Ehh," Kurotsuchi segera memasukan belatinya kembali ketempat asalnya. Gadis itu menatap wajah pria itu, rambutnya dikucir keatas seperti nanas, ekspresi wajahnya sangat malas. Membuat gadis itu terdiam sesaat.
"Buahahahahahaha." Kurotsuchi tertawa keras atas fikiran-nya yang membayangkan rupa si pemilik mobil yang ternyata meleset jauh, si laki-laki nanas hanya sweatdrop sesaat lalu memasang tampang malas-nya kembali. "merepotkan." Gumamnya masih sedikit heran dengan gadis yang kini memegangi perutnya setelah tertawa-tawa hingga meneteskan air mata.
"Anehh," celetuk laki-laki nanas itu lalu menggumam "Mendokusai," berulang kali.
"Hei... apa katamu barusan? nanas,"
Kurotsuchi mendekati mobil itu dan berkacak pinggang. Laki-laki nanas itu hanya melempar pandangan "merepotkan." Lama tak ada yang bicara hingga gadis itu memaksa aku masuk kedalam mobil karena merasa jadi bahan tontonan orang-orang yang tadinya berlalu-lalang, gadis itu mendapat sebuah ide untuk menumpang.
"Heeii kau mau apa?" celetuk anak laki-laki itu menatapi si gadis tomboy.
"Bawa aku pergi." Ucap gadis itu seenak-nya.
"Tapi," gumam laki-laki nanas itu bingung.
"Cepat! Nanas, atau aku yang setir!" ucap gadis itu galak.
"Aku punya nama." Gumam laki-laki itu sambi menguap hingga mata-nya berair.
"Ohh, baiklah siapa namamu?" kurotsuci memutar bola mata-nya bosan.
"Namaku Shikamaru, Shikamaru Nara." Ucap laki-laki itu memperkenalkan diri.
"Baiklah, aku Kurotsuchi. Ayo pergi!"
"Kemana?"
"Err- ke RS. Konoha,"
Laki-laki yang mengaku bernama Shikamaru itu mendadak nyengir, mrmbuat Kurotsuchi heran.
"Ayo, tunggu apa lagi?"
"Tempat tujuanmu sudah didepan mata."
"Eh?" kurotsuchi mengedarkan pandangan sana kedepan, terpampang jelas tulisan RS. Konoha pada sebuah tugu bangunan besar yang merupakan tujuan-nya. Kurotsuchi garuk-garuk tengkuk malu, lalu melirik Shikamaru sekilas yang terlah memasang wajah malas sambil menguap.
TBC.
kayaknya kurang panjang ya ? =.=#salam dua jari .v
