Disclaimer © Om MK
Written © GhienaShikaTema
Story © GhienaShikatema
Warning : AU, OCC, Abal, Gaje, Typo bertebaran, Diksi bikin sakit mata, Etc…
Don't Like Don't Read…
Ku Sebut Namamu dalam Doaku
By © GhienaShikaTema
Enjoy it...
.
.
.
Temari membuka matanya perlahan. Dilihatnya sosok lelaki yang tak jauh dari jangkauan indra penglihatannya. Sosok itu berdiri tegap dengan gagahnya. Dia terlihat begitu tampan dengan tuxedo hitamnya. Raut bahagia terpancar begitu jelas dari wajahnya yang kesehariannya terlihat mengantuk. Temari tidak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum. Namun, sepertinya ia tidak bisa berlama-lama memikirkan hal tersebut. Karena,Ia harus segera memantapkan hatinya. Memantapkan langkah kakinya.
Menuju sebuah impian yang baru.
Ia pun berjalan perlahan mendekat. Mendekat pada sosok yang sedari tadi hanya dipandanginya. Ia terus mencoba untuk tersenyum. Meskipun ia tahu senyumnya itu bukanlah senyum yang sebenarnya ingin ia perlihatkan. Jujur saja saat ini ia merasa begitu canggung,saat harus dihadapkan pada sosok yang selama ini begitu ia rindukan setiap malamnya. Bahasa tubuhnya begitu mengisyaratkan dengan sangat jelas. Kalau seandainya ia bisa,ia ingin sekali berlari menjauh atau menghilang dari muka bumi ini. Agar tak berhadapan dan bertukar pandang pada sesosok lelaki yang begitu dicintainya. Entah bagaimana bisa,seorang Temari luluh lantah dunianya hanya karena seorang lelaki berambut mirip seperti nanas dan juga pemalas. Ia sama sekali tak tahu. Tapi bagi Temari,dia begitu berarti di dalam hidupnya. Sehingga setiap kalimat dalam doanya selalu ia tujukan kepada sang belahan jiwa, agar mereka berdua bisa ditakdirkan bersama.
Tapi sekarang ia merasa bersalah,bersalah pada dirinya.
Seharusnya ia tak usah datang. Karena hanya akan menambah pedih hatinya. Namun,ia sudah terlambat untuk berpaling keluar.
Ia terlalu memikirkan egonya. Percaya bahwa hatinya sudah kuat. Tapi ternyata, jauh dari segala yang ia pikirkan.
Temari menatap Shikamaru lekat. Sambil terus menampilkan senyumnya yang hambar. Dulu, senyumnya tak seperti itu. Selalu ada kebahagiaan disana. Tapi, sekarang berbeda. Hubungan mereka berbeda. Tak akan pernah lagi sama.
Bukan kamu dengan aku.
Tapi kamu dengan dia.
"Selamat," Temari mengulurkan tangannya kepada Shikamaru. "Atas pernikahanmu."
Shikamaru tersenyum singkat sebelum berujar. "Terima kasih," lalu membalas uluran tangan Temari.
Jelas sudah semuanya. Aku dan kamu tidak pernah ditakdirkan bersama.
Ia benar-benar terlambat. Terlambat menyadari bahwa cintanya bukan untuk dirinya.
Terasa sakit. Pedih menusuk ulu hatinya.
.
.
.
Namun,mau bagaimana pun juga. Aku harus menerimanya,karena dia adalah wanita pilihanmu. Sekarang, tidak hanya namamu yang ku sebut dalam doaku. Tapi, juga namanya. Agar pernikahan kalian senantiasa berbahagia.
.
.
Fin
