Six Trillion Years, and Overnigt Story

.

Disclaimer: KHR (c) Amano Akira

Rated: T for Safety

WARNING: AU, OOC, Typo(s), GaJe, dsb.

Chara: Byakuran and Bluebell


Langit Biru, dan sinar matahari yang menyinari hari ini. Berpikir, ini adalah hari yang baru, dimana semuanya bisa berubah.

Tapi...

Aku tidak pernah berpikir seperti itu.

"Kenapa aku tetap disini...?"

Hanya itu yang terlintas dikepalaku. Aku bertanya, kenapa? Kenapa aku masih tetap di dunia kejam ini. Dimana semua orang yang kucintai dan kusayangi meninggalkan ku... Kenapa?

Sungguh, Aku tidak mengerti.

.

.

.

"Hei, kau lihat dia?"

"Ah, ya... kudengar kedua orang tuanya meninggalkan dia, dan kakak lelakinya meninggal, bukan?"

Tsk, Bisikan itu lagi... Kumohon, hentikan. Aku tidak... tahu... Tinggalkan diriku sendiri.

'Tes...'

Ah, tidak... air menyebalkan ini terus mengalir dari mataku, kumohon berhentilah.

"K-Kumohon... Berhenti." Aku hanya menutup wajahku dengan kedua tanganku yang kecil dan mungil.

"Ah, Ano~!"

Tiba-tiba, suara lelaki terdengar. aku hanya menoleh ke arah sumber suara.

"K-Kau siapa...?" Tanyaku, Ragu.

"Eh?! Kau menangis, ne~?"

Sial. Sungguh Sial. Aku bahkan lupa untuk mengahapus air menyebalkan ini.

"..." Aku hanya terdiam.

"Hm, Namaku Byakuran!" Serunya tiba-tiba dengan senyuman.

Aku hanya ter—Ah, masih terdiam. Kuperhatikan lelaki yang didepanku ini. Dan, hanya beberapa detik... Aku bisa sadar...

Bahwa...

Disekujur tubuhnya penuh dengan lebam, luka, dan beberapa bekas sayatan.

Dan, Kenapa ia masih bisa tersenyum.

"Hum~! Siapa namamu ne~?" Masih, ia masih mengukir senyuman diawajah putihnya.

"A-Aku tidak mempunyai nama..."

"Eh?" Heran, ya, ia terlihat heran.

"K-Karena, seharusnya aku tidak terlahir disini! Seharusnya aku hilang, dan bahkan mati saja! Yang kulakukan selama ini hanyalah... membuat orang disekitarku terluka!" Lagi-lagi air mata ini mengalir, deras.

Sungguh, kenapa aku selemah ini? Bahkan yang bisa kulakukan hanyalah membagi kesakitan kepada orang yang bahkan tidak kukenal.

"A-Aku—"

Sebelum, aku menyelesaikan ucapanku, aku merasa tanganku yang dingin ... menjadi hangat. Ah, tidak... ini karena anak itu mengenggam tanganku.

Hangat...

"K-Kenapa...? Kenapa kau bisa tersenyum, bahwa dirimu menderita—"

"Tidak. Sejujurnya, wajar mereka memperlakukan diriku seperti ini ne~! Aku hanyalah monster, dan aku tahu bahwa suatu saat aku akan melukai seseorang, dan sendiri,"

"Tapi, Aku sadar... ketika melihat dirimu... aku tidak sendiri.. Ne, Dua lebih baik dari satu bukan~?"

Ia lalu, mengelus lembut rambut biruku,

"Biru... Biru seperti air laut yang dalam, dan Indah... Bluebell... itu nama yang cocok untukmu~!"

Senyumnya, dan tangannya yang lembut...

Yang Kurasakan ini adalah kehangatan, dan kelembutan.

"B-Byakuran-sama—"

Tiba-tiba jarinya menyentuh bibirku.

"Panggil saja Byakuran~! Bluebell~!" dengan nada dan suara khasnya ia menyebutkan nama ku.

Ia lalu mengenggam tanganku, erat. Berlari... Membuat hembusan angin seperti menerpa diriku.

Apa ini? Aku... seperti bebas...?

"Ayo, kita pulang, dan temukan tempat dimana seharusnya kita berada..." Ia lalu menoleh, membuat iris unguny bertemu dengan iris biruku.

Entah, yang kurasakan saat ini... adalah ketenangan dan kedamaian.

"Arigatou... Byakuran..." Aku hanya bisa tersenyum kecil.

-F i n-


Yeaah~! Selesai! Saya tau, ini kependekan dan singkat... gaje malah. HAHAHAHAH /dilempar/ Yah, maunya sih dibuat sekuelnya, tapi apa daya... ide kosong dan terlalu males ngetik HAHA.

Btw, Review yaps~! *wink*