Disclaimer : I own nothing but the plot. And maybe several OC's.


A Date With The Boy Who Lived

By

nessh


A Date With The Boy Who Lived

Hari Valentine akan segera datang! Dengan siapa kalian akan menghabiskan hari kasih sayang itu? Pacar? Sahabat? Keluarga? Dalam rangka merayakan hari Valentine ini, kami dari Weasley Wizards Wheezes, akan mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak di William Amonora Wizarding Orphanage Suffolk, Middleborough Orphanage for Wizards and Witches Lincolnshire dan Cornby Hold House for Orphans Yorkshire. Cukup dengan menyumbangkan Galleon kalian berkesempatan untuk memenangkan kencan satu hari dengan Harry Potter!

Caranya? Mudah!

Cukup dengan 5 Galleon kalian akan mendapatkan 1 lembar pertanyaan tentang Harry Potter yang akan kalian jawab dan kirimkan ke WWW. Lembar jawaban paling lambat dikirimkan pada 10 Februari dan pemenang akan diumumkan di Aula Besar pada 13 Februari. Semakin banyak Galleon yang kalian sumbangkan semakin besar pula kesempatan kalian untuk memenangkan kencan dengan Harry Potter ini.

Semoga sukses!

Weasley Wizards Wheezes


Neville Longbottom merasa ide dari si kembar ini benar-benar brilian. Mereka bisa mendapatkan banyak uang dari para gadis (dan pria?) untuk disumbangkan ke tiga panti asuhan khusus penyihir. Neville, seperti kebanyakan orang, tahu ada banyak sekali siswi Hogwarts yang mengagumi Harry. Semua orang tahu itu, kecuali Harry sendiri. Anak itu tidak pernah sadar dengan apa yang ada di hadapannya.

"Dan kau setuju dengan semua ini?" tanya Hermione Granger lagi dengan tatapan skeptis. Pamflet buatan Fred dan George di tangan kanannya.

Harry mengangkat bahu. "Ya. Aku bisa membantu anak-anak dan mendapatkan teman kencan untuk valentine tanpa bersusah payah." Harry nyengir.

Hermione memutar matanya. "Dan kalian akan memilih orang yang bisa menjawab pertanyaan yang kalian berikan dengan benar. Pertanyaan apa?"

"Pertanyaan tentangku. Aku tidak mungkin pergi dengan seseorang yang hanya melihatku sebagai The Boy Who Lived, benar?"

"Harry, semua gadis itu mau pergi denganmu karena kau adalah The Boy Who Lived."

"Tepat sekali!" kata Harry sambil menjentikkan jarinya. "Tapi siapa tahu, diantara gadis itu, ada seseorang yang cukup mengenalku dan tidak hanya melihatku sebagai The Boy Who Lived tapi sebagai Harry?"

Hermione menghela nafas. Logika Harry tidak salah disini. Namun ia masih sanksi ada gadis (atau laki-laki) di luar sana yang melihat Harry sebagai Harry. Bahkan Ginny Weasley yang meng-klaim dia menyukai Harry bukan The Harry Potter, sebenarnya tidak mengetahui siapa Harry sebenarnya dan masih berpegang pada cerita yang diceritakan ibunya. Hermione tidak bisa memikirkan siapa yang menyukai Harry sebagai Harry. Kecuali Luna. Tapi Luna jelas-jelas menaruh rasa pada putra bungsu keluarga Weasley, Ron.

"Baiklah. Terserah. Tapi aku masih tidak yakin." Hermione bangkit dari sofa dan mengambil tumpukan buku di meja yang saat ini sedang dipakai Harry menulis. "Aku ke perpustakaan dulu."

Harry mengucapkan sampai nanti pada Hermione tanpa mengangkat wajahnya dari perkamen yang sedang ditulisinya. Hermione mengusap rambut Harry sambil lewat dan mencium puncak kepalanya sekilas sebelum memanjat keluar dari ruang rekreasi Gryffindor. Neville mengangkat alisnya melihat pemandangan tadi. Mereka berdua terlihat seperti pasangan dan kenapa mereka tidak pacaran saja? Hanya Merlin tahu kenapa, pikir Neville sambil menggeleng pelan.

"Pertanyaan apa yang akan kau berikan?" tanya Neville, tertarik dengan apa yang Harry rencanakan dengan si kembar dan melupakan apa yang tadi ia pikirkan.

Harry mengangkat wajahnya dan nyengir lebar pada Neville. "Sebentar, aku akan menyelesaikan ini sebentar lagi." Harry kembali menunduk dan menulis di perkamennya.

"Jadi yang kau kerjakan dari itu pertanyaan untuk acara ini?"

"Yap. Gred dan Forge memintaku memberikan ini pada mereka sore ini." Harry menghela nafas puas dan menyodorkan perkamen tadi pada Neville. "Katakan padaku apa yang kau pikirkan tentang ini? Aku merasa sepuluh pertanyaan ini tidak terlalu sulit."

"Yeah aku tahu lima pertanyaan pertama ini sangat mudah. Nama lengkap dan tanggal lahir. Itu semua sudah ada di buku sejarah sihir moderen, Harry." Neville mengangkat alisnya pada Harry dari balik perkamen yang dibacanya.

"Aku ingin memberi mereka sedikit harapan."

"Yeah tentu." Mata Neville kembali ke perkamen, membaca sisa pertanyaannya. "Aku rasa tidak semua orang tahu tentang lima pertanyaan terakhir. Jadi kalian akan memilih orang yang bisa menjawab pertanyaan ini dengan benar? Yang paling banyak?"

"Yup. Bukankah ini menyenangkan?" tanya Harry lagi sambil nyengir.

Neville tertawa pelan. "Aku rasa begitu."


"Bagaimana kalian tahu siapa yang menulis ini jika mereka tidak menulis nama mereka?" tanya Ronald Weasley pada kedua kakak kembarnya.

Fred (atau George?) nyengir lebar dan berkata, "Itu, adik kecil, hanya membutuhkan mantra kecil yang ditemukan oleh temanmu yang sangat jenius itu. Miss Hermione Granger! Dia menemukan mantra dimana kita bisa membuat si kertas terbang ke penulisnya."

"Dengan cara itu kita akan tahu siapa penulisnya!" tambah George (atau Fred?).

"Berapa banyak yang kalian dapat dari ini?" tanya Luna tenang.

"Banyak. Aku rasa beberapa orang menyumbang lebih dari 5 Galleon jadi mereka bisa mendapatkan lebih dari 1 kertas. Benar Fred?"

"Benar George. Dengan ini kita bisa membeli banyak hal untuk anak-anak itu."

"Sebentar. Sebenarnya darimana kalian mendapat ide ini?" tanya Ron lagi. Ia melemparkan batu ke danau. Batu itu memantul dua kali sebelum tenggelam ke dasar danau.

"Hermione. Dia mengunjungi Panti Asuhan muggle musim panas lalu bersama orangtuanya. Lee Jordan mendengarnya dan dia bercerita tentang panti asuhan khusus penyihir." Jawab Luna tenang.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Ron sambil melempar-lempar batu di tangannya.

"Hermione memberitahuku beberapa hari lalu. Saat aku memasukkan 5 Galleon ke kotak yang disimpan Fred dan George di dekat Aula Besar."

Jawaban Luna hampir membuat Ron hampir terpeleset. "Kau ikut kuis ini?!"

"Ya." Jawab Luna enteng.

"Kenapa?!"

"Karena aku bisa membantu anak-anak itu dan kencan dengan Harry. Mungkin kau tidak sadar ini, tapi Harry tampan kau tahu."

Ron cemberut. Bahkan pacarnya sendiri mengatakan Harry itu tampan! Dan bagaimana kalau dia menang?! Ron tidak akan bisa pergi kencan dengan pacarnya sendiri di hari valentine padahal ia sudah menyiapkan kejutan untuk Luna.

Melihat ekspresi itu Luna tersenyum, "Tenang Ronald. Aku tahu aku tidak akan menang."

"Bagaimana kau—"

"OOY! LOVEBIRDS!"

Ron dan Luna menoleh untuk melihat si kembar sudah berjalan menjauh dari danau hitam.

"AYO! MAKAN MALAM AKAN SEGERA DIMULAI—"

"—DAN KITA AKAN MENGUMUMKAN SIAPA PEMENANG DARI KUIS INI!"

Luna tersenyum dan menarik Ron untuk segera mengikuti si kembar kembali ke kastil dan menuju Aula Besar. Otak Ron masih berputar, kenapa Luna begitu yakin dia tidak akan menang?


Dumbledore senyum-senyum dari meja panjang. Si kembar, Fred dan George Weasley, sudah meminta ijin pada Dumbledore sebelumnya untuk mengumumkan siapa pemenang dari kuis yang mereka adakan sejak akhir tahun lalu. Dumbledore mengakui si kembar sangat cerdas dengan menggaet Harry dalam penggalangan dana ini. Siapa yang tidak mau kencan satu hari dengan Harry Potter? Dumbledore tahu sebagian besar gadis di sekolahnya menginginkan itu.

"Tenang semua tenang!" suara Fred dan George menggema di seluruh Aula Besar, mengundang perhatian seluruh penghuninya. Keduanya tersenyum lebar.

"Jadi, Gred dan aku—"

"—sudah selesai mengumpulkan semua uang dan jawaban kalian—"

"—kita mengumpulkan…berapa Gred?"

"Hampir 1500 Galleon, Forge. Banyak, huh?"

"Lebih banyak dari modal awal kita membuka Weasley Wizards Wheezes dan bicara soal WWW, kita memiliki produk baru yang mungkin akan menarik untuk kalian. Hubungi kami untuk produk itu lebih lanjut, terima kasih."

"Selesai soal iklan dan uang. Siapa yang tertarik mendengar siapa yang mendapatkan kencan satu hari bersama Harry Potter?"

Aula Besar riuh dengan suara para gadis yang memekik dan berteriak girang. Para siswa bersiul dan bertepuk tangan. Dumbledore tertawa kecil melihat antusiasme para siswa. Ia bisa melihat Ronald Weasley memukul punggung Harry sambil tertawa dan Hermione Granger memutar matanya dengan senyum kecil di wajahnya. Harry hanya tertawa, tapi ia juga terlihat gugup.

"Harry! Kami butuh kau di atas sini!"

Harry melotot.

"Ayolah! Apa aku dan Fred perlu turun ke sana dan menyeretmu kemari?"

Harry cemberut. Namun Ron mendorong-dorongnya sampai akhirnya dia menyerah dan menghampiri Fred dan George di podium. Aula Besar semakin riuh mengiringi Harry berjalan sebelum akhirnya ia tiba di podium.

"Sekarang, karena Mr Potter sudah ada disini, kita akan umumkan siapa gadis—"

"—atau pria—"

"—yang beruntung untuk mendapatkan—"

"—satu hari kencan dengan Mr Potter!"

Harry memutar matanya.

"Siap Fred?"

"Siap George!"

Fred mengeluarkan selembar kertas dari jubahnya dan menggumamkan mantra pada kertas. Kertas itu membentuk seekor kupu-kupu dan terbang dari telapak tangan Fred ke tengah Aula Besar.

"Pemenang dari acara ini adalah seseorang dengan nama samaran Perwinkle Blue. Siapapun itu, kertas tadi bisa menemukan siapa yang itu Perwinkle Blue, berkat mantra yang ditemukan oleh teman kami tersayang, Miss Hermione Granger," kata George, mengedipkan matanya pada pada Hermione.

"Dan siapapun itu, kami akan meminta dia untuk datang ke podium—"

"—dan menerima ciuman dari Mr Potter, disini."

"APA?!" Harry melotot kaget. "Kita tidak membicarakan i—"

Fred membungkam Harry dengan satu ayunan tongkat. "Now now Mr Potter, ciuman itu untuk mengunci perjanjian." Katanya sambil tersenyum lebar.

Seisi Aula terdiam saat si kupu-kupu mulai terbang menurun. Para gadis (dan beberapa pria) terlihat kecewa karena mereka sudah tahu bukan mereka yang terpilih. Namun semua orang di dalam ruangan terlihat sangat tidak sabar melihat siapa yang akan menghabiskan hari valentinenya dengan Harry Potter. Ronald Weasley hanya berharap kupu-kupu itu tidak menghampiri Luna Lovegood. Dia jelas-jelas tidak mau menghabiskan hari valentinenya sendirian dan melihat pacarnya ciuman dengan Harry. Aula kembali riuh saat kupu-kupu mendarat di bahu—

Hermione Granger.


thank you for reading!

xoxo

nessh