WARNING: This fanfiction may contain inappropriate words and adult things. Readers whom age under the specified story rating are not allowed.
Some typo, OOC type of characters, AU is the part of this fanfiction.
All characters in this story is a part of Naruto © Masashi Kishimoto
RED is written by Flo Deveraux
ENJOY!
Summer is end today. Itulah bunyi "headline" status twitter para siswa sekolah menengah Konoha. Ya, musim panas berakhir dan itu bukan kabar baik bagi siswa. Itu berarti? Kembali ke sekolah, duduk di belakang meja yang sudah dibersihkan kembali dan menjadi murid yang baik dengan mendengarkan sang guru "bercerita".
"Ayolah, Sakura. Besok kita ketemu 'The Prince'! Tidak biasanya kau malas sekolah?" suara dari handphone Sakura mencoba memberi semangat.
"Tapi aku masih mau libur, Inooooo!"
Terdengar suara Ino Yamanaka, seseorang ditelepon, menghela nafas. "Sakura, kau masih ingat kan rumor setelah musim panas akan ada anak baru?"
"Lalu?" balas Sakura malas.
"Siapa tau dia seganteng 'The Prince', jadi kalau aku dapat pangeran kau dapat yang baru, hehe," jawab Ino semangat.
"Hei, babi centil. Dengar ya, aku yang akan dapat si pangeran. Now or never!"
"Never!"
"Lagian iya saja kalau dia lebih tampan dari Prince, kalau tidak?"
"Ah, kukira kau akan tetap doyan kalau dia orang kaya."
"Sok tahu!"
"Kalau tidak tahu bukan Yamanaka Ino, dong! Lagian aku sudah tau beritanya dari guru Kakashi, kok."
"Terserah deh!"
"Sakura Haruno! Get down here and eat your dinner!" suara dari lantai bawah menembus pintu kamar Sakura yang serba pink.
"Sebentar, ibu! Ino menelpon!"
"Cepat atau kuseret kau!" teriak ibunya lagi.
"Makan dulu, Sakura. Kau tidak mau kalah dariku kan? Makanlah makan malammu, nanti kurus lho, si pangeran kan naksir cewek seksi. Bisa dibilang yang sepertiku."
"Kau? Dengar?"
"Suara ibumu seperti toa, tahu! Ya dengar lah."
"Aku tidak menyangka punya teman sepertimu, pig. Yasudahlah, aku makan dulu. Nanti aku saja yang sms. Bye pig!"
"Bye pinky forehead!"
Sakura menutup saluran teleponnya dan meletakkan smartphone itu di atas meja belajarnya. Ia menuuju ke lantai bawah dan sekilas mendengar suara dari ruag tamu. 'Sepertinya ada tamu' pikirnya.
Menyadari bahwa dirinya hanya memakai hot pants dan sehelai tank top, kakinya berniat untuk kembali ke atas dan berganti pakaian.
"Yo, Sakura!" Sakura mengurungkan niatnya sejenak, membalikkan badan dan menyapa balik laki-laki yang sedang menuju dirinya. "Hai Shika."
"Aku Cuma mengantar Ibuku saja ke sini. Sepertinya ada sesuatu yang perlu dibahas dengan ibumu."
Mata emerald Sakura menyapu pandangan ke ruang tamu, melihat bahwa ibunya dan seorang wanita Nara sedang asyik berbincang. "Dasar, ibu-ibu. Aku akan makan," katanya sambil menuju dapur. Membatalkan niatnya untuk berganti pakaian. "Want some?"
"Tidak terimakasih. Hanya perlu sesuatu yang segar." Shikamaru duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan di dapur, menatap Sakura yang sibuk dengan isi kulkas. Gadis itu kemudian menuangkan jus jeruk ke dalam sebuah gelas ukuran besar, menyodorkannya ke arah Shikamaru Nara.
"Tidak keberatan kalau aku makan?"
"Tidak." Sakura mulai menyendokkan dan memakan pasta yang dibuat oleh ibunya tadi sore.
"Bagaimana perkembanganmu dengan 'The Prince'?" tanya Shikamaru basa-basi.
Sakura memutar bola matanya. "Seperti biasa, tidak ada hasil. Lagi pula dengan sifatnya yang dingin seperti itu tidak akan membantu siapa pun mengerti tipe ceweknya. Aku kan jadi tidak bisa mengakali."
Shikamaru meneguk isi gelasnya hingga tersisa setengah. "Lupakanlah dia, Sakura. Aku ini temannya dan kurasa kau bukan tipenya."
"Lalu siapa tipenya?" tanya Sakura penasaran.
"Ino pig mungkin?" Sakura tersedak. "Tidak bermaksud menghinamu Sakura, dia pernah cerita dia suka dengan gadis berambut pirang."
"Are you kidding me?"
Shikamaru mengangkat bahunya, tanda tidak tahu apa yang harus dia katakan. "Lagi pula Ino itu cantik dan pintar meskipun sedikit merepotkan."
"Oh, jangan bilang kau naksir padanya!"
"Kau tahu aku tidak."
"Jadi masih setia dengan si Hyuuga, hm?"
"Not her, forehead! Cewek itu merepotkan."
"Maafkan kami tuan nanas, karena kami tidak seperti Anda laki-laki yang kelakuannya seenak jidat, atau bisa dibilang lebih merepotkan, hm?" ejek Sakura dengan nada bicara yang dibuat-buat.
Shikamaru mendengus. Ia paling benci berdebat dengan anak ini. Ia meneguk habis jus jeruknya dan menatap Sakura sampai si gadis selesai dengan santapan makan malam itu.
Sakura menuju ke mesin pencuci piring dan meletakkan piring kotornya di rak mesin tersebut. Dia melirik ke luar jendela, terbelalak saat mendapati sebuah supercar mewah merk BMW terpakir manis di depan rumahnya.
"Whoa!"
"Ada apa?"
"Kau kah yang membawa mobil mewah itu?"
Shikamaru berjalan menuju Sakura dan melirik ke depan rumah lewat jendela dapur. "BMW M8 keluaran 2012. Kau suka?"
"Plus kalau mobil itu warnanya pink!"
Shikamaru menatap Sakura kemudian kembali melihat supercar hadiah ulang tahun ke 17 nya.
Sakura masih tercengang dengan teman baiknya ini. "Untuk apa mobil itu? Supaya kau kelihatan dewasa?"
"Seperti yang kau bilang, when a boy become a man it will be in their 20. Aku masih berumur 17, jadi belum dewasa. Puas?"
"Sepertinya kau mulai mengakui bahwa perempuan lebih dewasa ketimbang laki-laki."
"Dewasa umurnya, bukan kelakuannya." Sakura hanya membalas dengan mengerucutkan bibirnya. Kalah. Lagi. "Ayahku membelikan itu atas prestasi di sekolah dan klub basket yang jadi juara satu nasional kemarin."
"Dasar orang kaya," kata Sakura pelan sambil meninggalkan dapur dan menuju ke kamarnya. "Kau diam saja di situ atau ikut?"
Shikamaru menguntit temannya itu masuk ke dalam kamar serba pink Sakura dan merebahkan dirinya di kasur empuk Sakura. Gadis itu ikut merebahkan dirinya di samping Shikamaru, menyibukkan jemari untuk ber-twitter-ria.
"Hey, Sakura," panggil Shikamaru pelan.
"Hm?"
"Berhentilah mengejar Sasuke."
"Kenapa?" sahutnya sambil asyik membalas mention di twitter.
Shikamaru menyilangkan tangannya di belakang kepala. "Karena aku punya berita bagus."
"Hm?"
"Tentang anak baru yang besok ke sekolah."
Sakura mematung. Iphone yang sedari tadi menyibukkan dirinya diletakkan. Memposisikan tubuhnya setengah bangkit dan disangga oleh tangan kanannya.
"Sudah kuduga itu akan mengalihkan perhatianmu."
"Aku mendengarkan, Nara."
"Sakura-chan!"
Sakura menoleh. Yamanaka Ino melambaikan tangan sambil berlari menuju dirinya.
"Ino pig!"
Ino mengatur nafasnya saat sampai di samping Sakura.
"Hosh hosh, sampai di, hosh, sekolah!" kata Ino ngos-ngosan.
Sakura memandang ke atas, ke gerbang sekolahnya, membaca tulisan yang ada di sana dalam hati. Tertulis dengan jelas "Konoha Senior High School". Yah tidak terasa musim panas telah berlalu begitu cepat.
"Jadi sepertinya kita kembali ya, Ino?"
Ino menyilangkan tangannya di depan dada. "Iya."
Sakura menyapu pandangan. Sekolah itu telah mendapat renovasi di setiap detail bangunannya. Membuatnya semakin terihat megah.
"Konoha High yang baru ya?"
"Searasa jadi anak baru lagi."
Sakura dan Ino berjalan masuk ke halaman sekolah. Selama perjalanan ternyata hampir semua orang membicarakan anak baru yang hari itu digosipkan mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siapa sebenarnya anak ini? Kenapa berita yang tadinya hanya rumor menjadi buah bibir semua siswa? Seberapa istimewa anak ini? Apakah berpengaruh terhadap sekolah? Dari mana ia berasal? Tapi pertanyaan yang menghujani otak Sakura menghilang ketika menyadari sebuah mobil sport memasuki lapangan parkir dan semua siswi yang melihat berteriak layaknya anak kecil yang minta untuk dibelikan mainan Barbie.
"Itu Sasuke-kun!" teriak Ino.
'The Prince' julukan yang diberikan oleh seantero siswa Konoha Senior High untuk seorang Uchiha Sasuke. Cocok untuk perannya sebagai pangeran bagi para siswa perempuan di sekolah itu dan lawan terberat untuk dikalahkan bagi para siswa laki-laki. Bagaimana tidak? Ia adalah seorang jenius, kedua setelah Shikamaru Nara memang, tergabung dalam tim inti basket yang menjadi kebanggaan Konoha Senior High, pandai bermain gitar, berparas tampan, berkulit putih, tubuh yang proposional dan juga menarik, juga merupakan seorang anak keturunan keluarga terhormat. Siapa sih yang tidak mau seperti Sasuke? Apalagi untuk para gadis-gadis, menjadi kekasihnya?
Namun sepertinya hal itulah yang sulit. Sasuke selalu bersikap dingin, dengan perempuan sekaligus. Ia tidak pernah terlihat berdua dengan seorang perempuan kecuali ibunya. Bahkan ada gossip bahwa dia seorang gay. Bagaimana pun juga, Uchiha Sasuke merupakan 'role model' Konoha Senior High.
"Ah dia makin tampan saja ya, pig?" kata Sakura tanpa berkedip melihat Sasuke yang keluar dari mobilnya.
"Sepertinya begitu…" jawab Ino dengan reaksi yang sama dengan Sakura.
"Sasuke-kun! Marry me!" teriak seorang siswi ketika Sasuke melintas di depan gerombolan siswi.
"Sasuke!"
"Uchiha-senpai!"
"Kau tampak segar hari ini, Sasuke!"
"Sasuke-kun semakin tampan saja ya?!"
Gaduh oleh suara anak perempuan. Pemandangan sehari-hari di Konoha Senior High setiap si pangeran lewat di depan mereka.
"Dasar genit! Lihat saja siapa yang akan jadi kekasih The Prince nanti!" kata Ino sambil berkacak pinggang.
Sakura menggelengkan kepalanya,"In your dream, pig!"
Ino memberi tatapan maut nya kepada Sakura. "You have my words, forehead!"
"This means war, yellow pig!"
"Aku tidak takut, jidat lebar!" Sakura menjulurkan lidahnya ke Ino.
Masih ricuh terdengar bahkan sampai Sasuke sudah bergabung bersama kelompoknya. Tetapi semua teriakan itu dihentikan oleh sebuah klakson Fisker Karma putih yang meminta orang-orang di sekitar gerbang sedikit menyingkir untuk jalan lewat.
Mobil itu tampak asing dan tampak terlalu mewah untuk berbaur dengan area parkir Konoha Senior High. Tidak seorang pun siswa yang pernah melihat mobil tersebut memasuki halaman sekolah itu sebelumnya. Banyak anak orang kaya yang menuntut ilmu di sekolah itu dan memamerkan mobil mereka di sekolah, tetapi sebuah Fisker Karma bukanlah tipe anak-anak di situ. Ya, mobil itu baru. Orang yang mengendarainya juga mungkin baru.
Ino dan Sakura bertatap-tatapan. Alis mereka sama-sama saling bertatut, memikirkan satu hal yang sama. Sakura angkat bicara,"Mungkinkah dia…"
"Si anak baru?" sahut Ino cepat.
"Wow!" komentar kedua gadis itu bersamaan.
Dalam sekejap si putih itu telah menyita hampir semua mata siswa yang ada di halaman, terutama yang dekat dengan lapangan parkir. Bahkan siswa di lantai gedung atas pun berkumpul merapat ke pembatas untuk melihat siapa gerangan yang datang.
Mobil tersebut semakin kontras ketika parkir dengan mulus di samping mobil sport Sasuke.
"Hei, Sasuke. Sepertinya kau punya saingan," Kiba menyeletuk. Sasuke menoleh kea arah Kiba yang menunjuk sebuah mobil putih di area parkir. Sasuke menyusuri ke mana Kiba menunjuk. Kemudian ia memandangi mobil yang ditunjuk Kiba tersebut, melihat apa yang akan terjadi setelah ini. Penasaran.
Pintu mobil itu terbuka. Pelan. Seperti film yang diberi efek slowmotion. Dan kalau telinga Sakura tidak salah dengar seperti ada backsong Party In The USA yang dibawakan penyanyi asal Amerika, Miley Cyrus mengiringi pemuda yang ada di dalam mobil tersebut keluar dari mobil.
'Segitukah?' pikir Sakura.
Sneakersnya kini terlihat menginjak aspal halaman parkir itu. Semakin banyak mata yang tertuju.
Seorang pemuda berambut kuning dan spiky dengan seragam yang sama dengan siswa lainnya keluar dari mobil, akhirnya. Ia melepas rayband yang menutupi matanya kemudian melemparkan kacamata itu ke dalam mobil.
Kini puluhan pasang mata yang melihat, terutama perempuan, berdecak kagum. Kulit cokelatnya seakan bersinar ketika sinar matahari menjadi lampu sorot bagi pemuda tersebut. Ia menengadah sedikit, tangannya menutupi bagian atas matanya agar tidak sialu. Ia kemudian menutup pintu mobil, mencangklongkan tasnya di pundak kanan kemudian melenggang pergi. Sebagai finishing adegan itu, tidak lupa ia mengunci pintu mobilnya.
"Shikamaru benar."
Ino menoleh dan mendengarkan Sakura melanjutkan kata-katanya,"Dia adalah…"
"Naruto Uzumaki." Shikamaru yang ternyata sedari tadi berdiri di belakang Sakura dan Ino menyahut.
Kedua mata Ino terbelalak ketika mendengar nama anak itu. "K-Kau bilang dia… Uzumaki?" tanyanya memastikan dengan suara setengah berbisik.
Shika dan Sakura mengangguk bersamaan.
"Whoa!"
Ternyata telinga di sekitar mereka sungguh peka. Ketika mereka mendengar nama belakang pemuda berambut kuning tersebut semua yang menghalangi jalan Naruto dengan sendirinya menyingkir.
"Dia… tampan," Sakura tidak berkedip saat jarak Naruto dan dirinya semakin dekat.
"Sangat… tampan," Ino melengkapi.
"Dan bersinar," sahut Shikamaru.
Tiba-tiba kumpulan siswa-siswa di samping Sakura bertambah jumlahnya. Saling berlomba mendapat posisi terdekat untuk membunuh rasa ingin tahu melihat siapa yang sebenarnya dibicarakan siswa-siswa Konoha Senior High selama ini. Seorang laki-laki yang lebih tinggi dari Sakura tidak sengaja menyenggolnya, Sakura terdorong ke depan dan kakinya tersandung sebuah batu, membuat gadis itu terjatuh ke depan karena kehilangan keseimbangan. Sebelum Sakura terjatuh ke atas pavling yang keras, anak baru tadi menahan Sakura dari depan.
Sakura kaget. Ia menegakkan dirinya kembali dibantu anak baru tadi. Ia mengangkat kepala untuk melihat orang yang menolongnya. "A-A-Ariga-gatou," katanya tergagap.
Ia tersenyum manis, senyuman yang melehkan gadis-gadis yang ada di sekitar mereka. "Sama-sama. Kau tidak apa-apa, kan?"
"I-Iya. Berkatmu."
"Bagus kalau begitu. Naruto," ucap pemuda itu sambil mengajak Sakura berjabat tangan. "Uzumaki. Naruto Uzumaki."
"Sakura Haruno," jawab Sakura sambil membalas jabatan Naruto.
"Duluan ya."
Ketika Naruto berlalu, gerombolan massa bubar dan Ino tercengang melihat adegan barusan.
"Whoa, Sakura!"
Sakura memutar bola matanya,"Apa?"
"Barusan itu!"
"Sudahlah, pig. Kau bilang dia boleh jadi milikku."
"Ta-Tapi tapi, dia…"
"Apa? Buatku saja?" Sakura tersenyum, menang.
Ino mengendus. "Tapi kan kau sudah diberi tahu Shika! Sama saja kau curang, kan tidak adil!"
Sakura kembali tersenyum senang. "Dia bilang setelah aku menutup telepon kita semalam."
"Tidak bisa. Kau curang!"
"Ya sudah, kalau mau ambil saja. Dia bukan tipeku sih."
"Ayo kalian berdua! Mau masuk kelas tidak?"
Ino dan Sakura mengikuti Shikamaru menuju kelas sambil berdebat tentang 'The Prince' dan anak baru seakan merekalah yang akan mendapat kedua laki-laki yang, mungkin akan jadi, terpopuler di sekolah mereka. Dan tentunya melupakan satu hal.
Hanya satu hal kecil…
"Jadi namanya Naruto," seorang gadis pirang panjang menyeringai. "He's mine."
A/N: Gaje kah? Temanya tentang Naruto dan high-school-life nya. So if it's too bad would you please tell me what I have to do, senpai? Readers? Write your own review, critics below! Arigatou.
