Disclaimer Semua Chara ini milik Masashi Kisimoto tapi cerita ini milik Kanaze dan terinspirasi sama dark-san dan kirin-san. Jadi pinjam charanya ya Kishimoto-sensei, dan sedikit idenya dark-san dan kirin-san.

Warning : Yaoi, nyempet Mpreg tapi usahain tetep T, Typo dll

Pairing : NaruGaa

Kana peringatkan ya! Yang gak suka YAOI/BOYXBOY/HOMO/ShonenAi silahkan tinggalkan halaman ini.

(Bagi yang gak keberatan dengan hal-hal diatas silahkan RnR)

Our Destiny

Di Lembah Kematian

Dua kelompok besar shinobi dari dua desa sedang berhadapan, saling memandang (?) mengamati satu sama lain, mereka tetap bertahan di posisi masing - masing, udara yang dingin dan mencekam turut menemani kondisi saling memperhatikan(?) ini. Mereka sedang apa? Tentu bukan sedang saling memahami. Suasana tegang dan sunyi ini, tatapan tajam dari kedua pihak, walau terselip perasaan kalut yang tergambar jelas di raut wajah masing – masing shinobi itu. Ya, mereka sedang bersiap untuk kemungkinan terburuk yaitu perang antara dua desa ninja Konoha dan Suna.

Tidak ada orang yang menginginkan perang, begitu juga shinobi dari kedua desa ini, apalagi setelah perjuangan bersama aliansi 5 shinobi melawan Madara Uchiha. Setelah perang tersebut, persaudaraan antara kedua desa ini semakin erat namun dalam beberapa tahun ini terjadi kisruh politik berkepanjangan yang menyebabkan kedua desa ini kembali bersitegang. Puncaknya setelah kejadian terbunuhnya salah satu tetua suna oleh seseorang yang tidak dikenal yang mereka yakini adalah Anbu konoha. Al hasil, peperangan sudah di depan mata hanya tinggal menunggu perintah pemimpin mereka yang sedang melakukan perundingan. Dalam hati mereka berdoa semoga perundingan itu berhasil dan perang dapat di cegah.

Di tenda perundingan

Aura dingin dan mencekam sangat terasa di dalam tenda. Terlihat dua pemimpin desa beserta antek - anteknya tengah duduk berseberangan dibatasi dengan meja panjang yang bertugas sebagai batas antara kedua kubu.

Di bagian kiri meja panjang tersebut Kazekage paling muda dalam sejarah dunia shinobi terlihat duduk tenang tanpa ekspresi, pemuda itu memang terkenal dengan keahliannya menyembunyikan- atau pelit- ekspresi, Sabaku no Gaara didampingi dua Penasehat yang tak lain adalah kakak kandung dari pemuda tersebut serta Tetua desa Suna. Sementara di seberang sana, Hokage juga terlihat tenang dengan Penasehat dan tentunya para Tetua yang mendampinginya. Sejak pertemuan beberapa menit yang lalu ini, belum ada yang berani bersuara, hingga…

"Mari kita mulai perundingan ini." suara dari sang Hokage mengawali perundingan tersebut.

Semua mata memandang sang Hokage dengan tatapan serius, kemudian tatapan mereka beralih kepada Kazekage muda yang memberikan anggukan singkat tanda setuju.

"Untuk mempersingkat perundingan ini, silahkan anda sampaikan tujuan Hokage-sama mengusulkan perundingan ini" suara barintone dari Kazekage mewakili peserta perundingan dari Suna. Sedang sang empunya suara tetap tenang dengan tatapan lurus menatap sang Hokage di seberang sana.

Hokage mengedarkan pandangan ke seluruh peserta perundingan dari desa Suna sebelum akhirnya memandang Kazekage dengan tatapan tajam tetapi lembut(?). "Pembunuhan salah satu tetua suna memang dilakukan oleh anbu dari Konoha." Pernyataan yang dikeluarkan Hokage kontan membuat seluruh peserta perundingan terkejut, marah, dan panic.

"Sudah kami duga. Dan perundingan macam apa ini? Ini lebih tepat disebut pernyataan perang!" sungut salah satu Tetua Suna.

"ini penghinaan untuk desa Suna, Kazekage sama tolong segera keluarkan perintah!."

"benar Kazekage sama" sahut Tetua yang lainnya.

Gaara memejamkan mata, menghela napas pelan masih mempertahankan sikap datarnya. "Apa maksud Hokage-sama memberikan pernyataan ini? Bukankah seharusnya perundingan ini untuk mencegah perang?" ucapan Gaara ini menyiratkan kekecewaan pada pemimpin desa Konoha yang sedang menatapnya dengan tenang.

Seringai muncul di wajah Hokage ketujuh tersebut sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari Gaara.

"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" bukan jawaban yang terlontar dari mulut Hokage itu, tertapi sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab melihat kondisi yang ada diantara dua desa ninja tersebut ditunjukkan kepada Gaara.

"Apa maksudmu Hokage-sama?" balas Gaara yang mulai tidak mengerti kemana arah pembicaraan Hokage desa daun tersembunyi tersebut.

"Perang?" Tanya Hokage lagi.

"Uzumaki Naruto!." bentak gaara yang tidak suka dengan perkataan Hokage ketujuh tersebut.

"Hari ini aku datang bukan untuk perang. Tetapi untuk bertunangan- " Naruto memberikan jeda pada kata – katanya. melihat seluruh mata yang ada sebelum akhirnya memusatkan pandangannya pada sosok Kazekage diseberangnya.

"- denganmu, Sabaku no Gaara." Sambung Naruto dengan nada serius.

Semua peserta perundingan itu terkejut tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar dari pemimpin desa Konoha tersebut, Sabaku no Gaara juga melototkan matanya mendengar pernyataan sepihak dari lawan bicaranya itu, tetapi tidak lama karena ia langsung menutupi keterkejutannya dengan ekspresi datarnya lagi. Sementara seringai di wajah Uzumaki Naruto atau Hokage ke tujuh semakin melebar, puas melihat ekspresi terkejut dari semua orang yang hadir disitu termasuk dari pihaknya.

Kata – kata Naruto itu jelas sekali menimbulkan kebingungan, bagaimana bisa medan perang akan berubah menjadi tempat pertunangan? Dan lagi yang bertunangan adalah kedua pemimpin desa yang keduanya sama – sama laki –laki, entah lelucon apa yang sedang dilakukan oleh orang penuh kejutan nomor satu di Konoha ini tidak ada yang tau kecuali dia sendiri.

Setelah pernyataan itu, ruangan yang tadinya sunyi menjadi gaduh, mereka semua menuntut penjelasan dari pernyataan Hokage itu, semua yang ada di ruang itu syok, tidak percaya, kebingungan, apalagi melihat respon dari kedua Kage yang berhadapan itu yang hanya saling memandang dengan tanpa menjawab semua pertanyaan yang dilayangkan kepada mereka.

"Ini sudah pernah kita bicarakan Gaara, hanya saja waktunya dipercepat!" kata Naruto membuat tenda perundingan yang tadinya gaduh menjadi hening atau lebih tepatnya peserta perundingan 'terserang' syok yang kedua, mendengar 'pernyataan' tidak lucu dari Hokage ketujuh tersebut.

"Apa maksud anda pertunangan ini sudah direncanakan?" salah satu Tetua dari Suna yang telah sembuh dari 'serangan' dadakan tadi menyuarakan pertanyaan dari seluruh pendengar yang telah sembuh dari 'serangan' itu, mereka semua menunggu penjelasan dari Hokage ketujuh itu.

"Aku sungguh tidak mengerti, kenapa kalian ingin menyerang kami? Bukankan masih ada cara lain untuk menyelesaikan perseteruan ini?" ucap Naruto sambil memandang Tetua desa Suna. lagi - lagi yang dikeluarkan oleh naruto bukan sebuah jawaban yang mereka inginkan, malah pertanyaan baru yang jauh dari pertanyaan mereka tentang pernyataan pertunangan tadi.

Para Tetua yang di layangkan pertanyaan tersebut menyergit tidak senang dengan pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka tersebut, sedangkan Gaara hanya memejamkan mata, menenangkan diri, dia sendiri tidak paham dengan pernyataan dan pertanyaan yang dilayangkan pemimpin desa Konoha sekaligus sahabat pertamanya tersebut.

"Sudah jelas yang dilakukan konoha adalah pelanggaran hukum dengan membunuh salah satu orang yang berpengaruh di desa Suna, dan kalian telah mengakui jika itu memeng perbuatan anbu dari Konoha, itu adalah bukti penghianatan yang dilakukan Konoha dan pernyataan yang mengakui kejadian tadi merupakan 'penghinaan' terhadap desa Suna!" salah satu tetua menjawab pertanyaan naruto, sengaja memberikan tekanan pada kata 'penghinaan'.

Naruto terlihat tenang menghadapi pernyataan memojokkan dari tetua suna tersebut. "baiklah. pada akhirnya kalian semua akan meninggal- " naruto menghela napas berat untuk kesekian kalinya. "-dan kami semua juga akan meninggal. Kita tahu shinobi desa kita masing - masing adalah shinobi yang kuat, jika sudah terjadi peperangan, anda pikir ada yang bisa selamat sendirian tanpa kehilangan keluarga, saudara, dan teman?."

Naruto menatap para Tetua dengan tajam. "scenario yang akan terjadi adalah Konoha dan Suna akan hancur bersama – sama"

Baki salah satu tetua Suna terkekeh pelah, " heh, jadi maksud anda pertunangan yang anda bicarakan akan menyelesaikan masalah ini? Dan kalian Konoha akan membuat Suna menjadi salah satu daerah kalian? Jangan bercanda anak muda!"

Naruto tidak merespon lebih tepatnya Naruto terlihat sedang menenangkan diri menahan emosi.

"Pertunangan berarti akan dilanjutkan dengan pernikahan, hal ini bukanlah main – main, maaf lancang Hokage sama" kata salah satu Tetua Konoha memecah ketegangan, tetapi para pengawal dan anbu masih dalam posisi nya siap menyarang kapan pun.

"Lanjutkan Ibiki-san" kata Naruto mempersilahkan Tetua tersebut berbicara

"Pernikahan ini akan sia – sia jika tidak akan menghasilkan keturunan Hokage –sama. apalagi Hokage-sama dan Kazekage-sama sesama lelaki, ini adalah hubungan terlarang! Dan sejak kapan kalian menjalani hubungan ini?" Ibiki tak sungkan menanyakan hal tersebut, sementara yang lainnya juga setuju dengan pendapat Ibiki.

Naruto memejamkan mata, seperti sedang memikirkan jawaban yang tepat atas penolakan secara halus dari salah satu Tetua Konoha tersebut.

"Kami saling mencintai-" ucap Naruto seraya membuka matanya perlahan, menunjukkan warna langit yang beberapa saat lalu terpejam. "-hubungan kami memang sengaja kami rahasiakan, karena menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya, dan sekaranglah waktu yang tepat."

Naruto memandang Gaara, terlihat anggukkan kecil dari Gaara. "Perlu kalian tahu, Gaara adalah orang yang istimewa, dia diberi anugerah oleh kami-sama berupa rahim sejak dia lahir, jadi kalian tidak usah khawatir mengenai keturunan. Dan kurasa tidak ada peraturan yang melarang pernikahan sesama jenis baik di Konoha maupun di Suna, bukankah itu benar?."

Semua orang di ruangan itu terkejut tetapi tak lama kemudian mengangguk, membenarkan jika tidak ada peraturan yang melarang pernikahan sesama jenis. Naruto menyeringai puas melihat respon yang mereka berikan.

"Yang menjadi masalah antara desa Suna dan Konoha adalah lemahnya ikatan dan kepercayaan, oleh sebab itu pertunangan ini akan memperkuat ikatan antara dua desa. Tidak akan ada yang merebut dan direbut disini, aku dan Gaara yang akan menjamin semua itu." Jawab Naruto tanpa mengurangi ketegasan dalam setiap kata – katanya.

Semua peserta perundingan tercengang dengan pernyataan Naruto. membutuhkan waktu untuk memproses semua informasi dan mepertimbangkan untung dan ruginya pernyataan tersebut.

"Tidak ada yang menginginkan perang, perang ini akan menimbulkan banyak kesengsaraan. Mengenai anbu desa Konoha yang membunuh salah satu pejabat suna sedang dalam pengejaran, saya sendiri yang akan melakukan penyelidikan mengenai motif apa dibalik pembunuhan tersebut, kita juga belum tahu, apakah itu benar anbu Konoha atau ulah pihak yang sengaja ingin Konoha dan Suna saling membunuh" sambung Naruto lagi, sementara yang lain masih diam dan mempertimbangkan apa yang dikatakan Hokage tersebut.

Salah satu Tetua suna terlihat berbisik pada Tetua yang bernama Baki tersebut, Baki terlihat tngah mempertimbangkan usulan dari salah satu tetua tadi, dan tak selang lama kemudian mengangguk. Tetua yang berbisik tadi membenarkan posisi duduknya.

"Baiklah, akan kami pertimbangkan usulan Hokage sama, kami akan merundingkan ini secara pribadi untuk pihak Suna" sahut Baki mantap.

Naruto menggebrak meja di depannya tidak menerima usulan dari pihak Suna, kontan para anbu dan pengawal pribadi Kazekage dan Hokage bersiap melindungi pemimpin mereka seraya menodongkan senjata ke pihak lawan. Suasana menjadi semakin tegang, dan tanpa sadar mereka semua menahan nafas bersiap untuk kemungkinan terburuk.

"Jika kalian setuju dengan pertunangan antara Konoha dan Suna, aku perintahkan kalian untuk menurunkan senjata dalam lima menit, jika tidak-" naruto menatap sekeliling tajam sebelum akhirnya pandangannya pertemu dengan mata jade Gaara. "-bunuh aku disini!." Ketegasan yang terkandung dalam setiap kata itu membuktikan bahwa Naruto sedang tidak main – main.

Semua memandang Naruto dengan tajam dan tidak percaya, bagaimana bisa Hokage merelakan nyawanya dengan begitu mudahnya. Hal ini juga membuat Gaara terkejut dan memberikan tatapan tidak rela untuk Naruto seraya menggelengkan kepala pelan, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Dengan tenang dan masih menatap lurus pada Gaara, Naruto melanjutkan kata-ktanya. "lagi pula jika nantinya setelah kalian berunding akan mengtakan 'tidak, terimakasih' pada tawaran ini, dan kalian akan tetap menyerang, apakah meninggal sekarang atau nanti-" naruto sengaja memberikan jeda pada kata – katanya." -Ada bedanya?" kata Naruto pilu membayangkan pertumpahan darah jika peperangan ini berlanjut.

Semua tercengang mendengar kata – kata Naruto itu. Sementara Naruto dan Gaara hanya saling berpandangan, mencoba tetap tenang meski sedikit terlihat kekhawatiran dari keduanya.

"Kankurou, Tolong serang aku tepat di titik vital ku dan biarkan aku langsung meninggal." Ucap Naruto dengan tenang seraya menatap kankurou sebentar kemudian beralih menatap Gaara kembali seakan tidak rela mengalihkan pandangannya dari walau sejenak.

Kankurou terkejut dengan apa yang dikatakan Naruto, meskipun mudah baginya membunuh Naruto mengingat dia tidak akan melakukan perlawanan, tapi dia adalah ninja sejati bukan pembunuh berdarah dingin yang mampu membunuh orang yang tanpa perlawanan.

Semua Tetua kebingungan tetapi tidak dak mengatakan apa – apa, sibuk dengan pemikiran masing – masing. Sementara Naruto dan Gaara masih dalam posisi tenang mereka. Hingga tidak terasa lima menit berlalu.

"Bagaimana, apa keputusan kalian?" Tanya Naruto tegas.

Semuanya serempak melirik kea rah Naruto. Mereka semua diam, tidak ada yang berani angkat bicara.

"Jadi, perang ya…" kata Naruto pilu

"Baiklah. Kankurou, bunuh aku! Tetuamu ingin berperang dengan kami-" Naruto menatap tajam ke arah kankurou."-aku Hokage, satu serangan padaku sudah cukup menyebabkan perang."

"Ta-ta-tapi… Naruto a-aku…" sebelum kankurou menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba pasir Gaara perlahan menyelimuti tubuh Naruto. Semua orang panic tidak terkecuali Naruto yang tidak menyangka bahwa Gaara akan melakukan hal ini.

"Haruskah aku membunuhnya?" kata Gaara tertuju kepada para Tetua.

"Kenapa? Kalian pikir karena ini adalah orang yang aku cintai, kalian berpikir aku tidak bisa membunuhnya? " kata Gaara sarkastik dan sedikit mengancam. "Setelah aku membunuh orang ini, aku akan membunuh diriku sendiri" kata Gaara tajam tanpa mengalihkan pandangannya dari Naruto yang mulai terbungkus pasirnya.

"Gaara!" Temari mencoba menghentikan Gaara tetapi tidak dihiraukan, pasir Gaara tetap bergerak membungkus dan meremas tubuh Naruto, dapat dilihat Naruto mulai kesulitan bernapas. Suluruh anbu dan pengawal Naruto panic bukan main, dan segera memposisikan diri menyerang Gaara.

Gaara mulai mengeluarkan segelnya untuk menghancurkan tubuh Naruto. "Sabaku…"

"Tunggu!" tetua dari kedua desa panic. Ibiki tetua Konoha berpandangan dengan Baki tetua Suna kemudian mengangguk bersama.

"Baik, kami akan menyetujui pertunangan ini." Kata Baki dan Ibiki disambut helaan nafas lega dari semua orang yang ada dalam tenda tersebut. Begitu juga dengan Naruto dan Gaara yang saling melemparkan senyum. Pasir yang tadi menyelimuti tubuh Naruto juga sudah hilang. Pengawal dan para anbu juga sudah kembali pada posisi masing masing.

Semuanya tersenyum lega, Naruto menghampiri Gaara dan membisikkan sesuatu di telinga Gaara kemudian tersenyum pada Gaara dan dibalas senyum pula oleh Gaara. Tanpa sadar terlihat gurat merah muda tersemat di pipi hokage ketujuh tersebut ketika melihat gaara tersenyum manis padanya.

"Baiklah, apa kita bisa mulai pertunangannya sekarang?" Tanya Naruto dengan cengiran khasnya yang sedari tadi tidak tampak di wajahnya, sepertinya Naruto sengaja menyembunyikan cengiran lima jarinya dari tadi agar terlihat serius-atau keren mungkin, hanya dia dan beberapa orang saja yang mengetahui itu.

Di lembah kematian

Terlihat anbu dari masing masing desa membawakan informasi hasil perundingan yang baru saja selesai dilaksanakan pada komandan mereka, terlihat disana Shimura Sai, salah satu komandan dari pasukan Konoha terkejut kemudian mengangguk disertai senyum palsu khasnya.

Sai berbalik menghadap pasukan shinobi yang dipimpinnya, lengkap dengan senyum palsunya memberikan isyarat yang berarti 'perundingan berhasil, perang dibatalkan!'. Begitu juga yang terjadi di pihak pasukan Suna, kontan mereka semua bersorak gembira, ada yang menangis karena lega akhirnya perang tidak terjadi. Mereka semua saling berpandangan, bertukar senyum dan mengucap syukur.

Tidak lama setelah itu, terlihat pemimpin kedua desa berjalan beriringan di belakangnya pengawal serta para Tetua desa menuju ke tengah di antara pasukan Konoha - Suna. Kazekage ke lima dan Hokage ke tujuh itu melempar senyum lega ke arah pasukan shinobi desanya masing – masing dan disambut teriakan lega dari pasukan mereka.

Naruto memberikan anggukan kecil dan seketika seluruh pasukan yang tadi bersorak gembira menjadi hening. Mereka menunggu apa yang akan dismpaikan Hokage ke tujuh tersebut.

"Hari ini kita berkumpul disini bukan untuk berperang, tetapi untuk pesta pertunangan antara aku, Uzumaki Naruto dan Sabaku no Gaara!" kalimat yang terlontar dari bibir sang Hokage ke tujuh itu kontan membuat seluruh pasukan terkena 'serangan jantung' dadakan, bukan perang tapi pertunangan? Antara Kazekage dengan Hokage? What the hell?

Kalimat sederhana tersebut membuat semuanya speechless, ada yang langsung tumbang, ada yang terngaga lebar sampai tanah(?), ada yang berteriak tidak rela (FG Gaara dan Naruto).

Melihat keadaan ini, Naruto menunjukkan cengiran lima jarinya sedangkan Gaara hanya menatap lurus dengan ekspresi datar nya, sementara para tetua geleng – geleng melihat dua 'makhluk' yang sangat bertolak belakang itu.

….30 detik kemudian….

Sorak sorai bahagia terdengar di seluruh penjuru, meskipun kabar yang baru saja mereka dengar sangat mengejutkan dan agak tidak masuk akal, tetapi mereka percaya dengan pemimpin mereka, para prajurit itu memberikan selamat dan turut berbahagia dengan pertunangan kedua pemimpin desa tersebut, meski masih ada yang tidak rela. Mereka sangat menghargai pengorbanan pemimpin mereka untuk mencegah perang yang hampir saja terjadi antara dua desa tersebut.

Pertunangan pun akhirnya dilaksanakan disaksikan semua shinobi dari kedua desa, mereka semua tampak bahagia melihat kedua pemimpin desa tersebut. Sementara sang hokage dan kazekage hanya tersenyum menanggapi ucapan selamat yang ditujukan pada mereka.

'semoga kami-sama mengampuni kita, maaf telah membohongi kalian' batin naruto dan gaara bersamaan.

Flashback

Akhirnya perundingan berhasil, semuanya tersenyum lega, Naruto menghampiri Gaara dan membisikkan sesuatu di telinga Gaara, "bagaimana actingku Gaara? Kita sukses!" kemudian Naruto tersenyum pada Gaara dan dibalas senyum lembut oleh Gaara. Tanpa sadar gurat merah muda tersemat di pipi hokage ketujuh tersebut ketika melihat gaara tersenyum kepadanya.

'wah, gaara manis sekali. Ugh.. apa apaan, aku kan straight! Ugh...Tapi gaara memang manis sih… hehe' gumam naruto dalam hati.

Beberapa hari yang lalu

Kurasa semua sudah hadir disini." Shikamaru memulai rapat rahasia yang dihadiri oleh perwakilan dari Suna dan Konoha, hari ini mereka mengadakan rapat khusus untuk mencari solusi terbaik dari masalah yang tengah menimpa Suna dan Konoha. Rapat ini hanya dihadiri oleh beberapa ninja muda dari desa masing – masing. Kenapa disebut pertemuan rahasia, karena memang rahasia (apaan sih nih autor? #plakk)

Pertemuan ini mereka atur tanpa sepengetahuan dari Tetua desanya, mereka tengah mencari jalan keluar dari kemungkinan perang antara dua desa ini, tentu aja mereka akan melakukan apa saja untuk mencegah terjadinya perang, apalagi mengingat perdamaian yang sudah susah payah mereka dapatkan. Shinobi muda dari Suna dan Konoha juga sudah berteman baik, bahkan Hokage dan Kazekagenya juga adalah sahabat baik. Ngomong – ngomong Hokage, sejak setengah tahun yang lalu, kursi Hokage telah berhasih diduduki oleh ninja penuh kejutan nomor satu di Konoha, Yak Hokade Konoha sekarang adalah Uzumaki Naruto menggantikan sang Guru Hatake Kakashi yang memilih pensiun. Sementara kursi Kazekage masih dipegang oleh Sabaku no Gaara. Walaupun usia mereka rata – rata baru 19 tahun, tapi mereka adalah shinobi – shinobi kebanggaan desa.

"Aku sungguh tidak habis pikir, siapa orang yang telah menyamar menjadi shinobi Konoha dan membuat kita jadi diambang perang seperti ini?" Hokage muda itu menghela napas panjang seraya menyenderkan punggungnya pada sandaran kursinya.

"Mungkin ini ulah dari orang yang ingin mengadu domba Konoha dan Suna" Temari menjawab pertanyaan Naruto tadi, sebelum melanjutkan, "Tapi siapa?"

"Kita masih melakukan pengejaran terhadap orang itu, kita hanya bisa menunggu hasil penyelidikannya." Sasuke ikut bersuara, mengingat dia salah satu ketua anbu konoha. (disini, Sasuke udah tobat dan kembali mengabdi pada Konoha).

"Tapi kita tidak bisa menunggu terlalu lama, para Tetua sudah tidak bisa diajak kompromi" temari menyuarakan keresahannya.

"Dari pihak kami juga demikian" kali ini Shikamaru yang menimpali perkataan Temari.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Sakura angkat bicara. Pertanyaan Sakura tadi membuat peserta diskusi kecil ini memutar otak, berhrap menemukan solusi yang tepat.

"Merepotkan!, ini semua timbul hanya karena rasa takut dan percaya." Shikamaru menghela napas panjang.

"Apa maksudmu shika?"

"Begini ..." Shikamaru menjelaskan apa yg dia maksud pada semua temannya yang ada disitu.

Semua yang di dalam ruangan itu mengangguk mengerti, "lalu apa yang akan kita lakukan untuk meyakinkan mereka?"

"Satu satunya cara adalah melalui pernikahan, tapi bukan pernikahan biasa"

"Apa maksudmu shika?"

"Satu – satunya rencana kita untuk membuat ikatan antara Suna dan Konoha menguat dan menghentikan perang adalah dengan pernikanan antara dua pemimpin desa"

Semua peserta nampak mengangguk 'masuk akal' pikir mereka.

1 detik

5 detik

10 detik

"APA?! MANA MUNGKIN?!" Naruto yang baru sadar kalau dia adalah salah satu pemimpin yang dimaksud langsung tidak setuju dengan rencana ini.

"hah.. merepotkan!" Shikamaru hanya menghela napas pasrah melihat kehebohan yang dibuat pemimpin desanya yang telmi tersebut.

Sementara Gaara tampak kaget hanya saja tidak seheboh naruto.

Nampaknya mereka baru dapat mencerna perkataan shikamaru tadi, bagaimana bisa melakukan pernikahan kalau calonnya sesama laki-laki? Itu yang ada dalam pikiran mereka masing – masing, sementara Shikamaru hanya menguap dan terlihat tenang-atau tidak peduli(?) dengan tatapan penuh tanya yang dihadiahkan padanya.

"kau bercanda kan Shika?" Naruto tampak kebingungan dan terlihat keringat sebesar biji jagung menetes dari pelipisnya, tidak pernah difikirkan olehnya kalau jadi Hokage harus menikah dengan Kazekage yang notabene berjenis kelamin sama dengan dia. Dia kan masih mengukai wanita yang ber-bip-besar dn mempunyai -bip- yang laki – laki tidak punya, tak pernah terbayangkan sebelumnya akan menikah dengan laki-laki, mereka kan tidak punya bip-dan-bip. Naruto menggeleng gelengkan kepalanya kuat – kuat, tidak dapat membayangkan lebih jauh lagi. (entah kenapa pikiran naruto langsung menyerempet hal mesum begini, dasar rubah mesum! #autor di rasenggan naruto).

"Ide Shikamaru ada benarnya, kan tidak harus menikah juga, bisa melakukan pertunangan terlebih dahulu, nanti kalau situasinya sudah terkendali kita bisa membatalkan pertunangan itu." Kata Sakura mantap.

Kata – kata sakura tadi mendapat anggukkan dari seluruh peserta perundingan rahasia ini.

"Kalau begitu sih aku tidak masalah, bagaimana dengan mu Gaara?"

"Aku tidak menyukai perang, aku akan melakukannya"

"Kalau begitu semua beres, kita hanaya butuh rencana kapan kita memulai sandiwara ini"

"Tapi kalau mereka tidak menyetujuinya bagaimana?"

"Itu yang harus kita pikirkan!" kata Shikamaru seraya memandang teman – temannya.

Dan mereka menyusun rencara atau scenario untuk melaksanakan rencana mereka itu. Setelah tiga jam merencanakan scenario yang harus dijalankan oleh Naruto dan Gaara alias si pemeran utamanya, mereka memutuskan untuk makan – makan seraya melepas rindu dengan sahabat jauh mereka.

Naruto yang dari tadi tidak melihat Gaara pun bertanya kepada kakak Gaara di mana pria bersurai merah itu berada. "Dia ada di balkon penginapan, dari dulu dia tidak suka terlalu ramai jadi dia mencari tempat yang tenang" Temari menjawab pertanyaan Naruto. Naruto segera beranjak dari tempatnya menuju balkon tempat Gaara berada.

"Ternyata kau disini Gaara" Naruto menghampiri Gaara yang tengah memandang bulan dengan wajah stoicnya. Gaara hanya memandang Naruto dari ekor matanya tanpa berbalik pada orang yang menyapanya.

Naruto agak kesal karena Gaara tidak membalas sapaannya, tapi sadar kalau sahabatnya itu memang pendiam. "Apa yang sedang kau pikirkan Gaara?"

"Aku sedang memikirkan, kenapa orang tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki."

Naruto menegerti apa yang dimaksud Gaara, dia sendiri juga bingung. "kita sudah berusaha semaksimal mungkin Gaara, tapi memeng dasarnya sifat manusia tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki, itulah perasaan Iri". Naruto takjub sendiri dengan apa yang dia katakan karena sebenarnya dia juga tidak mengerti.

Gaara hanya mengangguk pelan sambil terus memandang rembulan yang dari tadi menemani mereka seakan memberi dukungan dengn sinarnya yang menenangkan. Gaara perlahan menatap Naruto. "Apa menurutmu cara ini akan berhasil?." Meskipun terlihat ada keraguan yang tergambar jelas dari mata Gaara, tapi kata - kata yang dikeluarkan tetap datar dan tenang.

Naruto memendang jade Gaara, sejenak larut dalam keindahan jade tersebut. "kita pasti berhasil Gaara, kita akan menghentikan perang ini. kau tidak usah cemas" Naruto meyakinkan Gaara. Dia sendiri tidak yakin tapi setidaknya dia harus berusaha dulu kan? Tidak menyerah sebelum mencobanya.

"Ada yang aku khawatirkan Naruto, penyangkalan pasti akan keluar dari para tetua dan mereka pasti akan menanyakan ini-" gaara tidak melanjutkan kata – katanya, terlihat jelas dari mata seindah rerumputan itu perasaan resah dan sedih yang menghantui pemilik mata indah itu.

"Ka-kau ke-kenapa gaara?" naruto bingung melihat sorot mata gaara yang biasanya dingin menjadi seperti tengah menyimpan luka(?).

"Sejak lahir, aku mempunyai sesuatu yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang laki-laki seperti ku-" Gaara menggantung kalimatnya, Naruto hanya menunggu Gaara menyelesaikan kalimatnya karena merasa tidak seharusnya menyela kata – kata gaara.

"-aku mempunyai rahim" lanjut Gaara, kemudian ia memandang Naruto, dia ingin tau bagaimana reaksi Naruto, mungkin dia akan merasa jijik mengetahui bila ada seorang laki – laki memiliki rahim.

"Sugoi... benarkah itu gaara?" tanya naruto dengan menggebu – gebu, tidak terlihat jijik sama sekali, yang ada Naruto palah terlihat kagum. Mungkin dugaan Gaara kalau sahabatnya ini akan merasa jijik meleset total, yang ada shabatnya ini terlihat sangat antusias(?).

Gaara mengalihkan matanya kearah rembulan dan menghela napas pelan, tidak salah kalau sahabatnya ini dijuluki orang penuh kejutan nomor satu di Konoha, pasalnya memang sahabatnya ini adalah ninja penuh kejutan.

"ne.. ne.. berarti kita bisa punya anak donk gaara?" tanya naruto innocent.

TWICH

Persimpangan muncul di pelepis kazekage muda itu. Gaara langsung memandang tak percaya pada Naruto, berharap tadi dia salah dengar. Tapi dia palah disambut dengaan tatapan berbinar dan penuh harap(?) oleh Naruto.

"Aku tidak bilang mau punya anak darimu Naruto!". Tidak terima dengan perkataan Naruto barusan.

"Ehhhh?" naruto memandang tidak percaya pada gaara.

Gaara hanya geleng – geleng melihat respon naruto. " bukankah kau straight naruto? Dan aku juga normal"

"E-Ehhhh?!. Ma-ma-maksudku bu-bukan..." naruto yang tidak tau harus berkata apa karena baru menyadari apa yang baru saja dia katakan segera pundung dipojokkan balkon dengan aura depresi yang menguar dari tubuhnya.

"HAahhh... " gaara hanya bisa menghela napas panjang melihat sahabatnya yang terlalu polos-atau bodoh itu.

Entah kejutan apa lagi yang akan terjadi kalau aku benar – benar harus menikah dengannya. Pikir Gaara dalam hati.

mereka tidak tau kalau ada takdir yang menunggu mereka.

_TBC_

Kana terinspirasi sama ceritanya dark-san dan kirin-san, tapi kana mau membuat versi lainnya, semoga ceritanya menghibur yaa.. coz ini tulisan pertamaku, pengen buat cerita tetang kaname dan zero di vampire knight sih tapi masih belum berani mosting dan pengen belajar dulu, jadi mohon reviewnya yaa! Terimakasih. J