Final Decision
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance, Drama
Rated : T
Warning : Typo (s), gaje, OOC
Summary : Sejak Sakura masuk ke KHS, orang-orang yang terdekat dengan dirinya satu persatu mulai tersakiti. Apa keputusan Sakura setelah akhirnya mengetahui yang menyebabkan semua adalah dirinya?
Sakura POV
Di mana kau sekarang ? Aku menunggumu selalu, tanpa mengenal lelah. Berharap engkau akan kembali lagi. Berharap aku dapat kembali melihat wajahmu yang datar, senyummu, dan juga melihat wajahmu yang tampak sedih saat kau sendirian. Aku sangat merindukanmu. Tak tahu sudah berapa lama sejak kau meninggalkan kami, teman-temanmu di kota ini. Konoha-lah tempat di mana kamu lahir, mendapat teman, dan tempatmu kembali. Ataukah kau sudah melupakan tempat kelahiranmu, tempat di mana kau tumbuh dan bermain bersama kami ? Mungkin kita memang baru beberapa tahun bersama. Namun, apakah kau begitu cepat dapat melupakan kami ? Kami di sini selalu menunggumu, terutama aku. Setiap hari aku pergi ke tempat di mana kita berdua sering menghabiskan waktu saat senggang sambil melihat awan yang bergerak, aku selalu menunggumu di atap sekolah impian kita, Konoha High School. Sekarang sudah 4 tahun sejak kau pergi dan aku kini telah mendaftar ke sekolah impian kita, KHS. Tinggal menunggu beberapa hari saja untuk mengetahui aku diterima atau tidak. Yang pasti, aku akan tetap menunggumu, Uchiha Sasuke.
Sasuke POV
Aku berjalan dalam diam.'Tempat ini tak banyak berubah,' aku tetap berjalan mengelilingi kota yang telah cukup lama aku tinggalkan, Konoha. Tempat di mana aku lahir, tumbuh, dan mendapatkan teman. Aku pun masih mengingat tempat favoritku dan Sakura. Aku dan Sakura tak sengaja bertemu di sana. Aku memutuskan untuk ke sana, atap Konoha High School atau bisa disingkat KHS.
~Flashback On~
Angin berhambus kencang. Aku sangat suka saat ada angin yang berhembus, seakan angin tersebut membawa semua masalahku. Sehingga membuat aku merasa nyaman. Aku melangkah mendekati pagar pembatas. Kupejamkan mataku, menajamkan semua inderaku. Berusaha untuk merasakan bagaimana rasanya bebas dari semuanya. Aku masih tetap dalam posisiku. Sampai aku mendengar pintu terbuka. Aku membuka mata, namun masih tak bergerak. "Ternyata ada orang ya," sapa orang itu. Dari suaranya aku tau bahwa ia perempuan. "Di sini enak ya.. Bisa merasakan angin dan melihat awan. Eh maaf, Namaku Haruno Sakura, kau?" ia berjalan mendekatiku dan berdiri di sampingku. Sakura melambaikan tangan di depan mukaku. "Sasuke. Uchiha Sasuke." mataku kembali terpejam merasakan angin yang kembali berhembus. "Sasuke-kun, aku boleh memanggilmu seperti itu kan, Sasuke?" Sakura bertanya sambil melihat ke arahku. "Hn," aku menjawab dengan malas.
Setiap hari kami bertemu di sana. Aku dan Sakura sudah makin dekat. Yah, walaupun Sakura lah yang paling sering bicara. Sampai ketika aku harus menjelaskan pada Sakura bahwa aku akan pergi meninggalkannya. Memang sih, aku akan kembali lagi, namun aku saja masih gak tau berapa tahun akan pergi. Aku memutuskan untuk menjelaskan sekarang.
"Sasuke-kun, kalau kita sudah besar, aku ingin kita bersekolah di sini. Bersama lagi," Sakura mengucapkan dengan tersenyum. "Hn." Aku biasa saja menanggapinya, aku juga sebenarnya setuju dengan Sakura. Aku menarik nafas panjang. Aku merasa sangatlah sulit untuk mengatakan pada Sakura. Akhirnya aku memutuskan tidak perlu menjelaskan padanya. "Sakura, bagaimana kalau suatu saat nanti aku pergi?" Aku memutuskan untuk bertanya seperti itu saja. "Hmm, ya yang pasti aku sedih, tapi aku yakin bahwa kau pasti akan kembali lagi dan aku akan menunggu sampai kapanpun juga," jawab Sakura tersenyum.
Aku merasa tenang, tapi juga merasa sedikit bersalah karena menyembunyikan kepergianku yang entah berapa lama. Akhirnya aku meninggalkannya tanpa mengucapkan salam perpisahan.
~Flashback Off~
Aku bersandar ke tembok dan memejamkan mataku. Kudengar suara langkah kaki di tangga semakin mendekat. Aku bersembunyi. Dan ternyata Sakura. Ia masih mengingatnya ternyata, batinku.
"Kapan kau akan kembali, Sasuke?" Sakura mengatakannya dengan nada sedih. Aku tahu bahwa ia merindukanku, sangat malah, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan padanya bahwa aku sudah kembali.
Aku terkejut ketika mengetahui bahwa saat ini ia menangis. "Kenapa? Kenapa kau tidak memberi tau aku dulu bahwa kau akan pergi secepat itu? KENAPA HAH? Padahal aku kan ingin bertengkar lagi denganmu." Ia berteriak. Aku sedikit terkejut, tapi tetap melihatnya dari sini saja. Sebenarnya aku tau bahwa Sakura mendaftar di sini. Aku pun juga mendaftar di sini juga.
'Kasihan, Sakura. Apa ia begitu tersiksa selama ini?' batinku, Apa yang kau pikirkan Sasuke. Tapi perasaan ini aneh sekali. Aku keluar dari tempat persembunyianku ketika Sakura sudah turun. Kuputuskan untuk kembali ke rumahku saja dan mempersiapkan penyamaranku untuk hari esok karena besok adalah pengumuman penerimaan siswa baru.
Sakura POV
Hari ini adalah hari yang sangat penting bagiku. Yeah, hari ini adalah hari pengumuman penerimaan siswa baru. Aku segera bersiap-siap, tak mau terlambat.
Hatiku berdebar-debar ketika dalam perjalanan menuju KHS. Sampai di sana ternyata sudah banyak anak yang datang. Aku melihat Ino menungguku di gerbang.
"Sakura, kamu lama banget sih?" tanya Ino dengan berkacak pinggang. Bukannya menjawab pertanyaan Ino aku langsung saja menarik tangan Ino karena pengumumannya sudah ditempel. "Hei hei, Sakura. Pelan-pelan dong!"
Aku mencari-cari namaku apakah ada atau tidak. "Ino, aku diterima!" seruku girang. Ino yang awalnya kelihatan cemberut karena aku tak menjawabnya sekarang sudah berubah lagi karena, "Sakura! Aku juga! Lihat, kita sekelas," teriak Ino yang tak mau kalah dariku.
Aku masih senyam-senyum karena senang. kulihat sekeliling. Terlihat banyak anak yang sedih, mungkin karena tidak diterima. KHS memang sekolah favorit dan tes masuknya saja susah. Ternyata dari 777 anak yang mendaftar ke sini hanya 111 saja yang dibutuhkan oleh KHS. Aku merasa sedikit kasihan dengan anak yang tidak diterima. Kulihat sekeliling, banyak sekali anak yang terlihat kecewa.
Setelah aku melihat kembali pengumuman itu dan memastikannya aku akan pulang dan menyiapkan segala keperluanku untuk besok. Aku berjalan santai menuju pintu gerbang sekolah bersama Ino. Kami berencana akan mengadakan pesta bersama Naruto, Hinata, Neji, Tenten, Kiba, Lee, Gaara, Sai dan Shino.
Ada orang yang sangat misterius ketika aku melewati gerbang. Orang itu menggunakan kacamata hitam dan berjalan dengan sangat keren layaknya bangsawan. Aku merasa seperti mengenalnya. Aku rasa orang itu mirip dengan seseorang yang pernah aku kenal. Aku menghentikan langkahku.
"Sakura, ayo cepat!" Ino melambaikan tangannya. Aku masih penasaran dengan orang itu. Saat aku berbalik dan melihat dia lagi aku baru ingat. Dia...apakah ia Sasuke? Tanyaku dalam hati. Aku segera berlari menuju orang itu. Aku tak memedulikan Ino yang dari tadi meneriakiku dan mengatakan untuk cepat pergi. Tiba-tiba saja orang itu menghilang di balik kerumunan. Aku menghela nafas panjang sedikit kesal dan berbalik menuju tempat Ino menungguku.
"Sakura! Kenapa kau tak mendengarkanku? Ah~ sudahlah, Ayo cepat!" omel Ino. "Gomen." Kami langsung berjalan menuju rumah Ino karena pestanya diadakan di sana.
Normal POV
Pesta itu diadakan di rumah Ino karena orang tua Ino sedang tidak ada di rumah. Jadi mereka bebas melakukan apapun. Setelah semuanya datang, pesta langsung dimulai.
Walaupun seharusnya senang namun Sakura masih memikirkan orang itu. Siapa sebenarnya ia? Apakah Sasuke? Batin Sakura. Sakura yang masih melamun tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Ino. "Ayo Sakura, jangan murung bergitu. Ayo kita berpesta!"
"Iya Sakura-chan. Jangan sedih bergitu," seru Naruto sambil mengajak Sakura bergabung. Sakura hanya menganggukan kepala. Sakura adalah seorang yang pendiam. Ia bahkan tak pernah berbicara panjang lebar.
Dulu Sakura tak seperti ini. Dulu ia periang dan banyak bicara, namun ia berubah 1800. Itu dikarenakan pertama, Sasuke yang pergi begitu saja tanpa ada berita dan yang kedua karena orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.
Tak ada satupun orang yang tahu kalau sebenarnya Sasuke dan Sakura memiliki tempat khusus. Teman-teman mereka mengira bahwa Sasuke dan Sakura adalah teman biasa namun sering bertengkar maupun adu mulut. Mereka berdua memiliki tempat khusus bukan karena sebenarnya mereka itu pacaran atau semacamnya. Namun karena di sanalah tempat mereka bisa mendinginkan pikiran mereka saat memiliki masalah dan terkadang di sana pertengkaran mereka jauh lebih heboh.
Hari pertama di KHS di mulai dengan upacara penyambutan siswa-siswi baru. Para senpai yang memiliki prestasi juga ikut memberikan sambutan. Diantara para senpai yang akan memberi sambutan, Sakura tertarik pada salah satunya. Senpai itu sepertinya mirip sekali dengan Sasuke namun yang membedakan adalah kerutan di bawah matanya dan rambutnya yang lebih panjang dan dikucir ke belakang.
Siapa dia? Kok mirip sama Sasuke, batin Sakura. Saat senpai yang membuat Sakura jatuh cinta pada pandangan pertama akan memberi sambutan, Sakura seperti terhipnotis dengan ketampanannya.
"Saya Uchiha Itachi. Saya sebagai senior kalian mengucapkan selamat datang pada kalian yang telah berhasil lulus dari ujian masuk. Sekian dari saya." Sebelum Itachi turun, ia dan Sakura sempat bertatapan cukup lama. Namun Itachi langsung pergi menuju kelasnya.
Dan yang terakhir yang akan memberi sambutan adalah kepala sekolah KHS, ia adalah Tsunade. "Terima kasih pada Uchiha-kun yang mau memberikan sambutannya pada murid baru. Dan perlu kalian ketahui bahwa Uchiha-kun adalah siswa KHS yang sangat membanggakan, ia selalu menduduki peringkat pertama di sekolah ini. Bahkan di Konohagakure dialah yang terbaik. Baiklah, saya ucapkan selamat pada kalian yang telah berhasil masuk ke KHS. Semoga kalian dapat bertahan di sini. Karena nilai minimal di KHS tahun ini adalah 9 dan bagi yang tidak dapat memenuhinya silahkan keluar dari sekolah ini."
Suasana menjadi tegang setelah Tsunade memberikan sambutannya. Siswa-siswi baru menjadi takut. Namun itu tak berarti bagi Sakura dan Sasuke (yang juga diterima walaupun sampai saat ini belum kelihatan batang hidungnya). Karena mereka berdua memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata.
Upacara penyambutan selesai dan siswa baru langsung masuk ke kelas masing-masing.
Sasuke hari ini hanya mengikuti upacaranya saja karena ia masih banyak hal yang harus diurus. Kakaknya, Itachi, selalu saja menolak untuk melanjutkan perusahaan milik ayah mereka. Katanya karena ia ingin membuat perusahaan dengan jerih payahnya sendiri. Maka dari itu Sasuke-lah yang sekarang menjadi pemimpin Uchiha Corp. Otou-san mereka, Uchiha Fugaku, sudah meninggal 1 bulan yang lalu.
Walaupun di usia yang cukup muda, namun Sasuke tetap bisa menjalankan tugasnya dengan baik, sangat malah. Setiap ada kesalahan walaupun sekecil apapun, Sasuke langsung menanggapinya dengan sigap dan tak membuang-mbuang waktu. Semua karyawan di Uchiha Corp sangat menghormati Sasuke.
Sakura POV
Hari ini cukup melelahkan. Padahal baru pertama kali masuk sudah ditakuti seperti itu (bagaimana tidak takut kalau ancamannya seperti itu). Aku tak begitu memedulikan Tsunade-sama mau berbicara apa.
Sasuke kapan kembali ya? Sudah lama sekali. Kulihat langit sudah mulai menunjukan bahwa akan hujan. Aku langsung bangkit dan beranjak pulang. Aku tinggal di rumah sendirian mulai sekarang. Dan tak kuduga aku dapat pulang dengan cukup cepat karena jarak tempat tinggalku dengan sekolah cukup jauh.
Aku segera masuk ke rumahku. Hujan mulai turun, perlahan-lahan semakin deras. Aku menuju ke dapur dan membuat teh. Sambil menunggu aku melihat ke luar jendela. Itachi-senpai? Pikirku. Ternyata Itachi sedang berteduh di toko depan rumahku. Aku segera keluar dan menghampiri Itachi-senpai.
"Itachi-senpai?" Aku bertanya untuk memastikan. Itachi menolehkan kepalanya dan menatap ke arahku. Perlahan orang-orang yang ikut berteduh itu mulai pergi. Mungkin mereka memiliki urusan yang sangat penting sehingga rela menerjang derasnya hujan. Kini tinggal aku dan Itachi saja yang berada di sana.
"Kau Haruno Sakura kan?" Itachi masih melihatku. Mata onyx-nya menusuk kedalam mataku, mecoba mencari-cari sesuatu di sana. Aku mengangguk. "Itachi-senpai, ayo ke rumahku kebetulan aku sedang membuat teh jadi minum teh dulu. Kan sedang hujan."
Normal POV
Itachi ingin menolak namun Sakura sudah terlebih dahulu menarik tangannya. Mereka sudah masuk ke rumah yang hangat itu. Sakura langsung memberikan handuk dan pakaian kering pada Itachi. "Pakailah ini dulu. Ini milik Otou-san. Boleh untuk senpai."
Itachi sedikit tak mengerti. "Milik Otou-san mu?" Sakura mengangguk. "Iya, Otou-san juga tak memerlukannya lagi, karena ia telah..." Sakura terdiam sejenak, meninggal"
Walaupun Sakura mengatakan kata yang terakhir dengan pelan, namun Itachi tetap bisa mendengarnya. Entah dirasuki setan apa, Itachi memeluk Sakura. Sakura terkejut atas perlakuan senpainya itu. Itachi melepaskan pelukannya. "Lupakan saja apa yang tadi aku lakuakan padamu."
Itachi bertanya di mana letak kamar mandinya dan langsung melesat untuk mengganti baju. Sakura menuju ke dapur untuk membuat teh.
Itachi POV
Apa yang aku lakukan tadi? Memeluk Sakura? Untuk apa? Apa karena aku ingin menenangkannya? Argh! Kenapa aku jadi seperti ini? Mata emeraldnya begitu memikatku.
Aku keluar dari kamar mandi dan menuju ruang tamu. Sakura tidak berada di sana. Mungkin ia sedang di kamarnya mengganti bajunya yang tadi juga basah.
Sakura datang dengan membawa 2 cangkir teh. Ia duduk disampingku. Sepertinya Sakura sudah melupakan kejadian tadi. "Itachi-senpai, diminum dulu tehnya."
"Hn," Aku menjawab seperti biasa dan meminum teh buatan Sakura. Aku merasa cukup hangat karena teh ini. "Itachi-senpai, apakah senpai kakaknya Sasuke-kun?"
Aku cukup tertegun mendengar nama Sasuke. Bagaimana Sakura tau? Apa Sakura dulu adalah teman Sasuke? Kenapa baka otouto gak pernah bilang? "Kamu kenal dengan otouto ku?"
"Kami dulu adalah teman. Aku saja tidak tau kami benar-benar teman atau bukan karena setiap kali bertemu pasti bertengkar. Haha" Sakura mengucapkannya dengan tersenyum. Aku terpesona dengan senyumannya, namun bukan Uchiha jika seperti itu saja dapat membuat Itachi merubah ekspresi datarnya.
Normal POV
Itachi dan Sakura terlibat percakapan yang cukup panjang. Sakura terlihat sangat menikmati alur pembicaraan ini. Itachi juga cukup menikmati percakapannya dengan Sakura. Walau Itachi hanya menanggapi pertanyaan Sakura dengan jawaban yang singkat.
"Sakura, apa kau menyukai Sasuke?" tanya Itachi. Sakura terkejut dengan pertanyaan Itachi. Ia hanya terdiam. Sakura memang menyukai Sasuke walau hanya sedikit. Itachi seperti tersenyum melihat ekspresi Sakura yang terkejut. "Aku tak tahu Itachi-senpai,"jawab Sakura akhirnya. Namun sepertinya kau telah berhasil mengambil hatiku yang tadinya hampir menjadi milik Sasuke, Senpai, lanjut Sakura dalam hati.
"Baiklah, hujan sudah reda dan aku harus segera pulang," kata Itachi. Sakura mengantar Itachi sampai pintu depan rumah. Itachi terlihat telah berjalan menjauh dan menghilang di tikungan. "Sepertinya kau telah membuatku tergila-gila akan dirimu, Itachi-senpai."
Tak kusangka dapat bertemu lagi bahkan mengobrol dengannya. Pesonanya tetap tidak berubah, batin Sakura sambil tersenyum. Sakura masih berdiri di pintu, sampai ia tersadar dan masuk ke rumahnya. Tanpa Sakura sadari ternyata ada 2 orang yang memperhatikannya dari jauh sejak Itachi keluar dari rumah Sakura sampai Sakura masuk ke rumahnya. Dua orang itu memperhatikan dari tempat yang berbeda. Orang yang pertama berkata dengan senyum yang dapat membuat kaum hawa terpukau, "Sakura, besok akan jadi hari yang mengejutkan bagimu." Dan yang kedua berkata dengan seringai mengerikan, "Haruno Sakura, besok kau akan melihat orang yang kau cintai terbaring tak berdaya, khukhukhu."
-To be continued-
Siapa sebenarnya orang pertama dan kedua itu? Author saja belum tahu *plak
Tunggu di chap berikutnya
Maaf banyak kekurangannya... RnR please
