THIN LINE
Prolog
.
.
.
Mereka bagaikan dua hal yang tidak utuh. Rusak. Cacat. Terluka oleh sebuah kenyataan pahit yang menohok. Jatuh terpukul sebuah masalah dan menolak bangkit. Memilih untuk terus terkapar, membiarkan rasa kecewa mengambil alih persepsi.
Yang satu tidak lagi percaya pada hidup, Sementara yang satu tidak percaya cinta.
Yang satu menolak kenyataan bahwa masih ada harapan. Sementara yang satu mencemooh Tuhan.
Menyedihkan bukan? melihat kedua nya yang sama sama memiliki luka menganga.
Tapi mereka juga berbeda. Disaat yang satu bersifat tenang, bagaikan laut tidak beriak. Sementara yang satu memiliki emosi yang meledak ledak. Yang satu menjunjung aturan dan berfikir dengan logika sementara yang lain membiarkan insting menuntunnya
Mereka serupa tapi tidak sama. Mereka terlihat sempurna tapi terluka.
Jika kedua hal negatif bertemu, apa kah akan menciptakan sesuatu positif atau hanya membuat semua menjadi rumit?
Jika kedua kepingan itu bersama, apakah akan membuat sesuatu yang utuh atau hanya semakin menyakiti diri mereka sendiri?
Faktanya, Tuhan selalu memiliki alasan dan tujuan dari sebuah pertemuan.
Entah hal baik atau pun buruk
.
.
.
.
Jika kedua kutub magnet yang berbeda bisa bersatu, apakah pertemuan kita ini juga bermakna bahwa kita akan bersama?
Atau hanya sebuah titik yang akan mengantarkan kita pada jalan yang bersimpangan?
.
.
Entah apapun jawabannya. Aku hanya ingin kau disini. Selama mungkin
.
.
TBC
A/N:
yayaya aku tau ini bisa dikatakan langkah ceroboh karena bikin cerita baru. tapi gimana dongggg:" aku dapet inspirasi baru.
ff yang lain akan aku lanjutin (asal jangan banyak siders aja hehe)
gomawo, kutunggu tanggapannya
-moza*
