DESTINY

rassiumins

EXO FAN FICTION

RATING : T

GENRE : Romance/Drama

WARNING : Yaoi, Boys love,

Standart Disclaimer applied

.

.

.

The unbelievable destiny…

.

.

Drrt…drrrtt..drrrtt… Jongin merogoh saku jeansnya malas, mengangkat ponsel silvernya yg lebar dan berdecak sebal saat melihat nama yg tertera di layar,

Chanyeol Park Calling….

Menimbang sejenak, akan menjawab atau tidak, tapi ini sudah lewat 2 jam sejak jadwal latihan band mereka, dan Chanyeol pasti akan mengomel hal itu di telepon, jadi Jongin meletakkan ponselnya tengkurap di bangku taman yg ia duduki, dia tak ingin diganggu sekarang.

Kembali pada kegiatannya semula, mendongak menatap pohon oak rimbun yg sedang terayun terkena hembusan angin, menggugurkan beberapa daunnya, mengenai bunga lily putih dibawahnya, dengan background bangunan indah lawas khas korea, sedikit berpikir pemandangan ini seperti dalam video klip saja,

Ahh~ Jongin menepuk dahinya,

berbicara tentang video klip, ia baru teringat kalau melewatkan kelas vokalnya, dia baru seminggu diterima sebagai siswa kelas vokal milik mantan penyanyi terkenal Korea di Seoul, untuk yah, sekadar menyalurkan hobi. dengan beban pewaris perusahaan tunggal, tentu tak akan ada orang di keluarganya yg menginginkan ia mengambil jurusan seni di kuliah, jadi Jongin menemukan dirinya pasrah duduk mengikuti mata kuliah bisnis milik tiap hari di Sungkyunkwan university. Dia memang bisa menyanyi, tapi bukan jenis suara yg bisa mencapai nada tinggi, melalui audisi sangat sulit, separuh dari pengajar yg sebagian besar adalah pria itu menolak Jongin untuk berada dalam kelas vokal, tidak ada yg spesifik,

"suaramu tidak buruk nak, tapi penari mungkin lebih tepat untukmu" mereka berkata seperti itu, tentu saja, menari adalah hidupnya, tapi seperti utara-selatan, Logaritma-antilogaritma, sinus-arcsin, Adenine-Thymine, menyanyi adalah pasangan sejati seorang penari, perumpamaan sepasang lubang hidung, kau tak akan bisa bernafas normal jika hanya punya satu, dan itu aneh

jadi atas kepercayaannya itu Jongin merendahkan dirinya untuk merajuk melakukan aegyo, memasang muka memelas pada sang pemilik galeri agar diterima, berjanji akan belajar lebih tekun bahkan menambahkan mau membantu membersihkan galeri jika diperlukan, itu perjuangan yg berat dan err.. sedikit memalukan sebenarnya, berita gembiranya ia diterima, dan berita buruknya ia membolos hari ini, bagaimana tanggapan Park Seonsangnim nanti, Jongin memejamkan mata membayangkan ekspresi marah Park Seonsangnim guru pembimbingnya yg tambun.

"kalau kau mengajakku kesini hanya untuk menemani mu melamun, sebaiknya aku pergi! "

Seru suara lantang disebelahnya,

Jongin memutar wajahnya menatap pemuda yg memasang wajah marah disampingnya, sedikit terkejut

ia memang sedang melamun,

"ada yg ingin kubicarakan pada mu!" sahut Jongin dengan nada tak kalah ketus

"tapi sedari tadi kau hanya menatap pohon dan tidak berbicara sedikitpun, !"

"sabarlah, memangnya kau orang penting yg banyak urusan sehingga harus tergesa-gesa seperti itu !"

"setidaknya ada banyak hal penting yg bisa kulakukan selain hanya duduk di taman menemani seseorang melamun !"

Jongin mengusak surai hitamnya frustasi, berpikir, mengingat tujuan awal ia menggeret paksa pemuda mungil ini dari kelasnya tadi, mengabaikan pandangan heran mahasiswa lain.

"kau harus punya alasan yg logis untuk perbuatanmu yg memalukan ini! "

Jongin menengok cepat, menatap tak percaya, ooh~ memalukan katanya? diajak seorang Kim Jongin? memalukan katanya ? bahkan gadis-gadis lain berusaha menabrakkan diri atau berakting tanpa sengaja terjatuh di kantin, koridor atau di kelas agar bisa mendapatkan sebuah skinship dari Jongin, dan pemuda ini? oh tunggu, Jongin lupa kalau ia tengah bersama pemuda, salahkan bentuk tubuhnya yg sedikit lebih feminin,hei tapi itu sama saja kan? Ia terkenal disemua kaum, dan seharusnya pemuda ini besorak atau melompat atau bahkan berguling kegirangan karena seorang Kim Jongin dengan sengaja mengenggam tangannya, Yah walaupun sedikit sakit mungkin, karena ia lebih tepat menyeret daripada menggandeng lembut,

"tanganku sakit tahu, kau kasar sekali! " keluh pemuda mungil kemudian, mengurut pergelangan tangannya yg memerah

"aku.. aku minta maaf.. " Jongin benar-benar menyesal untuk itu

"jadi ?"

"jadi… apa..mungkin kau mau kuantar ke ruang kesehatan dulu…?"

"TIDAK USAH ! CEPAT JELASKAN SAJA ALASAN KAU MENYERETKU KESINI KIM JONGIN !"

Pria lain disana menutup telinganya, "Oh ya Tuhan, tidak usah berteriak Kyungsoo, aku tidak tuli ! "

seseorang yg dipanggil Kyungsoo itu mendengus kesal, menghentak-hentakan kakinya ke tanah tidak sabar, betapa ia merasa ingin memukul wajah pria disampingnya itu, yg sedari tadi hanya memasang wajah bodoh tanpa dosa, umm mungkin tidak akan cocok hidung berdarah di wajah tampannya tapi ia sedang marah sekarang, seusai Lee Seonsangnim keluar dari kelasnya tadi, pria berkulit tan ini tiba-tiba masuk, Kyungsoo tak menyadari apa yg terjadi karena ia sedang sibuk memasukkan peralatannya ke dalam tas sebelum mendengar teriakan ribut dari gadis-gadis dikelasnya meneriakkan sebuah nama yg familiar, dan sebuah tangan kuat yg memaksanya berdiri dan berjalan terseok dengan langkah buru-buru, oke tunggu dia tak tahu pemilik tangan lancang ini, tubuh tinggi, bahu lebar, rambut hitam pekat, dan….

"Jongiiiinnn…. Apa yg kau lakukannnn ? Jonginn…..Jonginnn ? siapa yg kau ajak…. ? Kim Jonginnnn… jangann!

Oh,

Satu kesadaran dalam otak Kyungsoo

ia akan mempunyai banyak musuh mulai hari ini

.

"Kita harus menemukan jawabannya segera ! " Jongin memulai percakapan lagi

Kyungsoo memutar bola matanya malas, "jawaban apa lagi ? "

"jawaban apa ? kau tahu tidak ? ini sungguh sangat menggangguku !" memegang dadanya, menatap Kyungsoo dengan manik elangnya sungguh-sungguh,

"sudah aku bilang, kita tidak usah membahas hal ini lagi!, anggap saja tidak ada!"

Jongin melongo melihat si mungil ini berbicara sambil mengibaskan tangan acuh,

"apa kau tak merasakannya ? " tanyanya setengah memohon, mendekatkan wajahnya mencoba bertemu tatap tapi lawan bicaranya memalingkan wajah dengan cepat, menggeser tubuhnya lebih jauh

"tentu saja aku merasakannya! "

"jadi kita harus mencari jawabannya! "

"Tidak! " bentak Kyungsoo, memberi glare menakutkan

kepalanya jadi pusing, oh sungguh, ini juga sangat mengganggunya, tapi jika ia meladeni ini dan berencana mencari jawaban, berarti ia harus selalu bertemu dengan Jongin, dan itu juga berarti ia akan mempunyai masalah baru dengan para penggemar fanatik pria ini, musuh dimana-mana, bullying, rencana kuliah di Korea dengan tenang dan mendapat banyak teman akan pupus, sirna sudah. No way!

Di seberang Jongin mengerang, meremas kausnya,

"kita hanya harus saling menjauhi satu sama lain" ucap Kyungsoo penuh penekanan

Jongin mendelik, "Ya! Kita satu kampus! Kecuali kalau salah satu dari kita pindah ke kampus ilmu alam CheonCheondong disana, atau pindah dari SunkyunKwan ! "

"ide bagus, kau saja yg pindah ! " potong Kyungsoo cepat, menatap tajam pada pria disebelahnya, Jongin membulatkan mata nya dan membuat ekspresi kaget berlebihan, alis terangkat, mulut yg menganga

Kyungsoo berpikir Pria ini mungkin bisa mengikuti audisi menjadi aktor di sebuah agensi karena reaksi dramatis yg dipunyainya,

"ini tidak masuk akal ! " protesnya

"dari awal sudah tidak ada yg masuk akal Jongin, jadi kita tidak usah bertindak seperti orang tak waras menuruti hal seperti ini ! "

Jongin mendengus keras, memukul dada kirinya, tempat dimana ia selalu merasa berdebar tak karuan saat bertemu sengaja atau tak sengaja dengan Kyungsoo, debaran yg dalam, ketukan yg tidak sama seperti biasa, bahkan ia bisa mendeteksi keberadaan Kyungsoo hanya dengan debaran ini, Jongin bisa merasakannya, jantungnya berdegup, dan akan semakin cepat saat posisi Kyungsoo sudah semakin dekat.

Jongin pernah berdebar-debar saat meniup lilin kue ulang tahunnya saat masih kecil, tidak

Jongin pernah berdebar saat ia mengikuti semua ujian sekolah, tidak

lalu berdebar saat pertama kali ia jatuh cinta, tidak

debaran Jongin saat ia ketahuan merusak mobil mewah milik ayahnya, tidak juga,

bahkan debaran paling ekstrim yg pernah dirasakannya bersama sahabatnya Chanyeol saat hampir tergilas truk tronton di hari pertamanya mengemudi di korea, tidak bisa mengalahkan betapa kerasnya degup jantung ini saat bersama Kyungsoo, seperti saat ini

begitu dalam, jauh, seperti jatuh ke dasar hatinya, merongrong jiwanya

dan terasa menyakitkan,

belum lagi mimpi-mimpi aneh yg selalu datang tiap malam

sungguh mengganggu

Jongin menengok, mendapati Kyungsoo masih duduk disampingnya, pemuda itu diam menatap lurus kedepan, dengan bola mata bulatnya yg terlihat jernih

Hembusan angin menggerakkan satu-satu helaian rambut cinnamon nya perlahan,

Jongin tak pernah mengenal Kyungsoo sebelumnya, tidak pernah

ia memang lahir di korea tapi besar di Amerika, tinggal bersama wanita cantik yg mewariskan kulit tan ini padanya, setelah orang tuanya bercerai sejak berusia 3 tahun, kemudian setelah lulus high school, ayahnya datang menjemput dan meminta Jongin bersekolah di tanah kelahirannya, Korea Selatan.

Jadi Jongin tak mengenal Kyungsoo sebelumnya, bahkan pemuda ini dulunya tinggal di China, dan baru 3 tahun berada di korea! aneh sekali bukan ?

Oh Tuhan, berikan alasan paling logis untuk semua kejadian ini, doa Jongin dalam hati

….

"Jongin.. ?"

….

"Jongin …?"

"YA! JONGIN ! "

Jongin melonjak, "AKU SUDAH BILANG TIDAK USAH BERTERIAK! ! DAN KAU TIDAK SOPAN , BAGAIMANAPUN AKU LEBIH TUA DARI MU !"

Kyungsoo hanya mendecih "kenapa kau terus saja melamun huh ? aku benar-benar akan pergi ! dan satu lagi, disini aku yg lebih tua dari mu ! " susah sekali menahan diri untuk tidak berteriak, apalagi dihadapan pria yg kelihatan idiot, terus saja melamun, Kyungsoo meragukan kehebatan Kim Jongin yg selalu diperbincangkan

"sebentar, aku… .. HEY MAU KEMANA ? AKU BELUM SELESAI ! "

Jongin berusaha menggapai tangan Kyungsoo saat melihatnya berdiri dengan cepat dan bersiap melangkah pergi, tapi pemuda itu menepis tangan Jongin kasar, ia sontak berdiri, berusaha meraih lengan itu, Kyungsoo melawan dengan seluruh kekuatannya

"Lepaskan, aku mau pulang Jongin ! " Jongin bisa saja menarik tangan mungil itu lebih kuat, tapi teringat bahwa beberapa waktu lalu ia telah membuat bekas merah di tangan pemuda itu, bahkan masih bisa dilihat olehnya, Jongin tak tega, Ia hanya bisa mendengus kesal ketika sang pemberontak berhasil lolos dengan mudah,

"KYUNGSOO !Kembali ! aku belum selesai bicaraaa… ! " teriaknya hampir putus asa

"maaff, aku haruss pulanggg… ! " sahut Kyungsoo sambil terus berlari menjauh,kerudung hoodie birunya bergerak naik turun

Jongin menatap dengan kesal, sebelum melihat tubuh itu tiba-tiba berbalik dan berteriak

"AKU MEMBENCIMU KIM JONGIN! "

Jongin menganga, tak percaya

"AKU LEBIH MEMBENCI MU!" pekiknya kemudian tak kalah keras,

Kyungsoo meledeknya dari kejauhan dan membuat Jongin geram, pemuda itu mengangkat kedua tangannya tinggi, dan Oh,

Mengacungkan jari tengah

Tak terima, Jongin segera berlari secepat yg ia bisa untuk mengejar pemuda disana, tubuhnya yg lebih pendek memungkinkannya berlari lebih cepat, awas saja bila tertangkap, kepalanya harus dipukul dengan keras, Kurang ajar!

Tapi sebuah getaran dari saku menginterupsi larinya, Jongin memperlambat langkah dan mengecek nama yg tertera di layar ponselnya, Chanyeol Park Calling…

Lagi-lagi,

Jongin menggeram sebelum menekan option yes dan menempelkan asal ponsel di telinga, masih berlari,

ia menyesal, seharusnya tak menjawab panggilan ini, satu gerakan reflek menjauhkan ponsel dari telinganya cepat, dan meringis mengusap telinganya , bahkan suara bariton dari seberang masih terdengar dengan jelas,

"YA ! KEMANA SAJA KAU KIM JONGIN! AKU SUDAH MENGHUBUNGIMU 37 KALI SORE INI! KAU MEMBOLOS LATIHAN BASKET, KAU JUGA MENGACAUKAN JADWAL BAND KITA, ! "

Ya Tuhan kenapa hari ini semua orang suka sekali berteriak

"ahh Chanyeol, maafkan aku… ada sesuatu yg penting yg harus kukerjakan tadi.. jadi…"

"AKU TAK PEDULI! KEMBALIKAN MOBILKU DALAM 10 MENIT ATAU AKU AKAN MEMATAHKAN LEHERMU ! "

Ah ya, kenapa ia bisa lupa, tadi ia pergi dengan mobil Chanyeol, anak itu pasti masih berada di kampus menunggunya,

"KENAPA KAU DIAM! AKU BENAR-BENAR AKAN MEMBUNUHMU GGAMJONG! "

Jongin tersentak, segera mematikan sambungan telepon, ia melihat punggung Kyungsoo sudah hilang dari pandangannya, mungkin ia sudah berbelok, atau bersembunyi, entahlah, Jongin mengacak rambutnya kasar, lalu berbalik, memaksa kakinya berlari secepat mungkin atau lehernya akan benar-benar patah,

"Aakkhh sial!"

.

.

.

.

"aku kan menjemputmu disini.. "

"janji ? "

"aku berjanji..! "

"Aakhhhh…!"

Jongin menjerit, menendang selimutnya hingga terlempar ke arah jendela,

Merutuk, kenapa selalu mimpi ini, kenapa?

Ia mengusak wajahnya frustasi,Bersumpah serapah,

Lagi-lagi ia mengalami mimpi berada di sebuah pantai,

Pantai pasir putih dan deburan ombak biru

Suara burung camar, bau amis khas pantai, langit cerah tanpa awan,

Pantai mana, Jongin sendiri tidak tahu, bukan pantai di Amerika yg pasti, tidak ada pantai sesunyi itu di Amerika, atau pantai di Korea ? Jongin tidak tahu, ia belum pernah berekreasi ke pantai sejak tiba disini, atau hanya pantai dalam mimpi ? Lalu, ia selalu melihat seorang wanita berdiri membelakanginya, menatap laut dengan rambut hitam terjalin sepanjang pinggang, dan gaun kuning gading mencapai betis berkibar lembut diterpa angin,

Dan sebuah suara selalu terdengar selama itu, sebuah suara berat yg tak dikenalinya, memanggil nama seseorang dengan suara sayup-sayup, tapi wanita di depannya tak pernah menengok sama sekali, hanya melihat lurus ke depan, Jongin juga tak bisa mendekatinya, selalu, ia seperti hanya diperbolehkan menonton tanpa terlibat, dan yg paling mengganggunya adalah perasaan perih yg menusuk saat ia berada disana,

Berdebar-debar, dan sakit

Seolah nyata,

Jadi ketika terbangun, alih-alih menjadi segar, ia akan mendapati dirinya berteriak frustasi dan mempunyai mood yg jelek untuk seharian penuh, dan sialnya mimpi itu terus menghantuinya setiap hari sejak penerimaan mahasiswa baru 3 bulan yg lalu, yg jelas sejak Do Kyungsoo masuk menjadi mahasiswa baru Sungkyunkwan university!

Setiap hari sepanjang malam, selama 3 Bulan, pernah sekali waktu dia tak mendapat mimpi itu selama 2 hari, Jongin benar-benar bahagia dan lega, ia bahkan merayakannya dengan mentraktir Chanyeol semangkuk besar mie ramyun di kedai dekat stasiun, tapi malam harinya ia kembali bermimpi seperti itu, dan Jongin benar-benar merasa akan meledak

Ia sudah sangat sangat tidak tahan,usaha apapun, pergi ke gereja, dan Jongin sudah berdoa setiap malam sebelum tidur, memohon agar dijauhkan dari mimpi yg menurutnya menyeramkan itu

Tapi Tuhan tidak mengabulkannya

Jongin ingin hidup tenang seperti manusia normal

Tidur nyenyak, mimpi indah, atau mimpi apapun yg jelas bukan yg seperti itu

Mau tidak mau, ia harus bisa memaksa Kyungsoo untuk mencari tahu apa yg terjadi dibalik semua ini,

yah, Harus!

.

.

.

To be continued


Haloo^^..

I just left my thoughts, n here my fanfic with official pair….

Sesuatu tentang Minseok (lagi) sedang saya pikirkan atau sequel dari cerita lalu (Ren_Chan maaf, masih belum) dan lanjutan dari yg sudah ditulis, tapi apa aku malah memikirkan Kaisoo TT, and I spilled it, bagaimana tentang Chanbaek?

Saya mau bilang terimakasih banget banget buat semua yg udah komen,favorit,dan follow fanfic saya, tulisan saya masih berantakan, kalian semua kece! Yosh! Lav yu!

Tentang Kaisoo, mungkin rate nya bisa berubah nanti, Kaisoo keknya tidak afdol klu rate nya hanya T (?) :D so anticipate it!

Buat Kaisoo shipper, yg seperti ini bagaimana? Buat exostan dimanapun kalian berada kita semua adalah bersaudara! :3

Katakan padaku apakah ini harus lanjut atau tidak? Leaving review guys..

Terimakasih :)

Salam hangat

rassiumins