Annyeong, akhirnya bisa publish ff baru lagi. Sebenarnya sudah lama nulisnya, tapi baru sempat publish *curhatan gak penting* pokoknya senang deh, bisa publish lagi \^.^/
Happy reading ^^
Disclaimer
All cast belong to God and themselves but the ff is pure belong to me
Cast
Lee Donghae
Lee Hyukjae
And all of Super Junior member
Length
Two shoot
Warning
Yaoi, Boys Love, Shonen-ai, Boy x Boy, semi canon. Rated M karena bahasa yang vulgar, no NC. I had warn you, so, DON'T LIKE DON'T READ! NO BASHING AT PAIRING, PLEASE!
Summary
'Sial! Aku tidak percaya aku baru saja membayangkan bercinta dengan Eunhyuk sementara dia benar-benar sedang melakukannya bersama orang lain.'
LUMPUH
Dua orang namja tampan terlihat baru saja keluar dari pintu khusus kedatangan yang disediakan untuk penumpang VIP Incheon International Airport dan langsung disambut oleh teriakan histeris beberapa fans yang mengenali mereka. Orang-orang mulai menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang diteriaki. Namja yang lebih tinggi di antara keduanya melambaikan tangan ke arah fansnya, sedangkan namja yang lebih pendek dan memakai kacamata hitam hanya memberikan senyum singkat. Namja tersebut sedang tidak ingin berbasa-basi dengan para fansnya. Dia sudah tidak sabar untuk segera pulang dan menemui namjachingunya. Dengan dikawal oleh lima bodyguard, akhirnya mereka berhasil keluar dari serbuan fans yang semakin bertambah.
"Sampa jumpa besok di kantor, Siwon-ah."
"Ne, Donghae hyung."
Kedua namja tersebut yang tidak lain adalah Siwon dan Donghae Super Junior—boyband yang saat ini paling bersinar di Korea. Mereka baru saja pulang dari Taiwan. Siwon dan Donghae memang terlibat syuting drama yang sama di negara tersebut. Oleh karena itu, mereka sering bolak-balik Korea-Taiwan untuk keperluan syuting. Sebenarnya, syuting mereka dijadwalkan masih hingga dua hari ke depan. Tetapi karena syutingnya berjalan lancar tanpa banyak pengulangan adegan mereka bisa kembali lebih cepat.
Siwon dan Donghae masuk ke dalam mobil yang terpisah. Siwon memang tidak tinggal di dorm seperti member Super Junior lainnya. Oleh karena itu, dia masuk ke dalam mobil jemputan yang dikirim dari rumahnya. Sedangkan Donghae dan manajernya masuk ke dalam mobil yang lain. Mobil yang ditumpangi Siwon melaju di depan, diikuti oleh mobil yang ditumpangi Donghae. Sesampainya di pintu gerbang bandara, mobil mereka bergerak terpisah.
Donghae sengaja tidak mengabari Eunhyuk—namjachingunya—karena ingin memberikan kejutan kepadanya. 'Apa yang sedang kau lakukan Eunhyuk-ah?' Sambil menyeringai, Donghae langsung membayangkan Eunhyuk yang sedang berbaring di tempat tidur, tubuh telanjangnya diselimuti selimut sutra yang menutupi hanya sebagian badannya dan memperlihatkan punggung dan pahanya yang putih mulus. Donghae nyaris mengerang kalau tidak diingatnya manajer dan supir yang duduk di kursi depan.
Tetapi tanpa bisa dicegahnya ingatan akan saat-saat yang dihabiskannya bercinta dengan Eunhyuk membanjir keluar. Keringat yang mengaliri tubuh mereka saat mereka berdua saling menindih satu sama lain, deru nafas mereka yang memburu, suara desahan dan erangan Eunhyuk saat menyebut namanya, semuanya terasa begitu nyata. Donghae kembali berjuang keras menahan erangannya, meyakinkan dirinya kalau sebentar lagi Eunhyuk akan berbaring di ranjangnya, telanjang, menunggunya.
Tubuh… Eunhyuk… dua kata yang jelas-jelas menggairahkannya saat disebutkan dalam satu kalimat. Eunhyuk selalu menghidupkan segala fantasi yang pernah dipikirkannya, dan dia ingin memuaskannya; berulang kali, bercinta dengan segala posisi yang memungkinkan dan beberapa yang tampak mustahil.
Kali ini Donghae tidak yakin bisa menahan erangannya, jadi digigitnya lidahnya dengan kuat. Lidahnya terasa bengkak. 'Great. Sekarang aku tidak bisa mencium Eunhyuk,' pikirnya. Hey—kau tidak perlu menciumnya untuk bercinta dengannya, sahut sebuah suara dalam kepalanya. 'Cukup!' Donghae ingin mencium Eunhyuk. Ingin merasakannya saat ia menggeliat di bawah tubuhnya. Dan Donghae akan mendapatkannya. Hanya itu yang bisa dipirkannya dalam perjalanan pulang yang terasa tiada akhir.
Tak ada yang lebih penting selain merasakan segala kenikmatan yang dijanjikan tubuh Eunhyuk. Tak ada yang lain. Apa Eunhyuk sedang menggeliat panas menantinya? Akankah Eunhyuk menggumamkan namanya? Meminta lebih—
Mendadak ada tangan yang mengguncang bahunya, mengembalikannya ke alam nyata.
"Kenapa berhenti hyung?"
"Kita sudah sampai, Dongahe-ah. Gwaenchanayo?" tanya manajernya.
"Ne, hyung, gwaenchanayo," jawab Donghae.
Donghae bergegas turun dari mobil dan mengambil langkah panjang menuju lift yang ada di basement apartemen dan masuk ke dalamnya. Tidak dihiraukannya manajer dan supir yang sedang mengangkat koper-koper dan bermaksud menggunakan lift yang sama untuk membawa mereka ke atas. Donghae langsung saja menekan angka sebelas yang ada di panel dan pintu langsung mengayun tertutup. Manajernya hanya bisa mengumpat tertahan melihat kelakuan Donghae.
Senyum tidak pernah lepas dari wajah tampan Donghae, bahkan saat keluar dari lift, dia masih memasang senyumnya, bergidik sendiri membayangkan berbagai rencana kotor yang baru saja terlintas di benaknya dan ingin segera dipraktekkannya kepada Eunhyuk. Sedikit permainan kasar pasti akan sangat terasa nikmat mengingat sudah lima hari dia tidak pernah menyentuh Eunhyuk. 'Shit! Kau harus mendapat hukuman Hyukkie karena sudah membuatku sangat bergairah bahkan hanya dengan membayangkanmu saja.'
Sesampainya di depan pintu dorm, Donghae segera memasukkan password dan terdengar bunyi klik tanda pintu tersebut tidak lagi terkunci. Dia lebih memilih membuka sendiri pintunya dengan password yang dimilikinya daripada memencet bel dan menunggu seseorang membukakan pintu untuknya. 'Sepertinya tidak ada orang,' pikirnya setelah melihat keadaan dorm yang sunyi senyap. Sambil meremas rambutnya frustasi karena tidak bisa langsung bertemu dengan Eunhyuk, dia mengambil handphonenya yang terselip di kantong sebelah kanannya dan mulai memencet nomor yang sudah sangat dihapalnya.
Belum selesai memencet nomor telepon Eunhyuk, Donghae sayup-sayup mendengar ada suara yang berasal dari kamar namjachingunya. Dihapusnya nomor yang ada di layar handphonenya dan menyelipkannya kembali ke kantong celananya. Dilangkahkannya kakinya menuju kamar Eunhyuk.
"… sempit sekali, Hyukkie…"
'Seperti suara Sungmin hyung, tapi apa yang dilakukannya di kamar Eunhyuk?' Donghae kini sudah berdiri tepat di depan kamar Eunhyuk.
"Pelan-pelan, hyung, sakit nih…" kali ini suara Eunhyuk yang terdengar.
"Kalau kau bergerak-gerak terus, aku tidak bisa—"
Donghae tidak sanggup lagi mendengar lebih lanjut. Dia sudah tahu apa yang sedang mereka lakukan. 'Beginikah yang kau lakukan saat aku tidak ada di sini, Hyukkie?' Dia langsung membuka pintu tanpa repot-repot menutupnya.
"Sudahlah hyung, sepertinya aku akan meminjam celanamu saja. Yang ini sudah terlalu sempit," kata Eunhyuk pasrah setelah tiga kali mencoba memakai celana yang kini teronggok di lantai.
"Ya, sudah. Aku akan mencarikanmu celanaku yang lama, semoga tidak terlalu kebesaran untukmu," kata Sungmin yang ikut membantu Eunhyuk memakai celananya. "Lebih baik kau suruh seseorang untuk membawa semua celana kotormu ke laundry."
Eunhyuk menatap tumpukan celana kotornya yang ada di sudut ruangan. Belakangan ini Eunhyuk memang sangat sibuk dengan pertunjukkan musikalnya sehingga lupa membawa pakaian kotornya ke laundry. Kalau untuk sekedar latihan sih, dia masih bisa memakai celana training, tetapi untuk pertunjukkan, bisa-bisa dia jadi bahan tertawaan selama berbulan-bulan di media. Diambilnya tumpukan pakaian kotornya dan dimasukkannya ke dalam kantong plastik.
"Kalau begitu aku ke laundry dulu membawa ini, hyung," pamitnya kepada Sungmin.
"Ne, aku akan ke kamar dan mencarikanmu celana."
Saat ini mereka memang hanya tinggal berdua di dorm. Kyuhyun sedang pergi ke dorm DBSK untuk mencoba kaset game yang baru dibelinya bersama Changmin. Ryeowook sedang ke supermarket untuk belanja bahan makanan bersama Yesung yang juga ingin membeli makanan untuk Ddangko brothers—kura-kura peliharaannya.
"Hyung, apa Kyuhyun sudah pulang?" teriak Eunhyuk dari ruang tamu setelah melihat pintu yang terbuka.
"Belum. Kenapa?" tanya Sungmin dari dalam kamarnya.
'Aish, pakaian ini bau sekali,' Eunhyuk sibuk menutupi hidungnya sambil memegang kantong berisi pakaiannya agak jauh. "Tidak apa-apa hyung." Eunhyuk memutuskan untuk bergegas ke laundry dulu sebelum memikirkan masalah pintu yang terbuka.
Donghae masih terus berjalan. Tidak diperdulikannya arah yang dia tuju. Dia memutuskan untuk tidak kembali ke dorm dan langsung memencet angka satu pada panel lift dan berjalan menjauhi apartemen yang disewakan SM Entertainment sebagai dorm mereka. 'Sial! Aku tidak percaya aku baru saja membayangkan bercinta dengan Eunhyuk sementara dia benar-benar sedang melakukannya bersama orang lain.'
Donghae kini berdiri di pinggir jalan dan sepertinya dia akan menyeberang. Donghae begitu saja melangkahkan kakinya tanpa memperhatikan lampu lalu lintas yang masih berwarna hijau. Dia bahkan tidak menengok ke kanan ataupun kiri dan terus saja berjalan. Tiba-tiba bunyi klakson yang meraung-raung terdengar dari sebelah kirinya. Donghae membalikkan badannya. Hal terakhir yang dilihatnya adalah sebuah mobil sedan berwarna merah berjarak lima belas sentimeter darinya dan semuanya berubah menjadi hitam.
LUMPUH
"Uljima, Hyukkie-ah. Tenanglah, Donghae sedang ditangani oleh ahlinya," kata Leeteuk mencoba menenangkan Eunhyuk yang sejak mendengar berita kecelakaan Donghae langsung menangis.
Para member Super Junior terlihat berkumpul di depan pintu Unit Gawat Darurat Seoul Hospital. Mereka semua langsung menghentikan semua aktifitas dan membatalkan jadwal mereka hari ini untuk melihat keadaan Donghae. Bahkan Siwon yang baru saja tiba di rumahnya segera pergi lagi setelah mendapat telepon dari Kyuhyun.
"Hae…" Eunhyuk masih setia dengan tangisnya.
"Hyuk-ah, jangan menangis lagi. Seharusnya kita mendoakan Donghae sekarang, semoga operasinya berjalan lancer," kata Leeteuk menasehati.
Eunhyuk mencoba menahan air matanya yang sepertinya tidak mau berhenti menangis. Bajunya sudah basah dan lusuh karena dipakainya menyeka air matanya. Dia bahkan masih menggunakan training yang dipakainya tadi ke laundry. Satu jam kemudian, pintu UGD terbuka, Eunhyuk langsung menyerbu dokter dengan pertanyaannya.
"Bagaimana keadaan Donghae, dokter?" tanyanya dengan mata yang masih sembab.
"Donghae-ssi sudah melalui masa kritisnya. Kami akan memindahkannya ke ruang rawat, kalian bisa menjenguknya di sana. Tetapi masuknya satu-satu, ya!" jelas dokter Jung panjang lebar.
Tiga orang perawat sedang mendorong tempat tidur yang di atasnya terbaring Donghae dengan perban di kepala dan kaki yang digips. Eunhyuk segera bergabung dengan ketiga perawat tersebut dan ikut mendorong tempat tidur Donghae menuju kamarnya. Air matanya kembali mengalir. Member yang lain mengikutinya dari belakang.
"Apa lukanya parah, dok?" tanya Leeteuk yang masih berdiri bersama dokter Jung.
"Kami masih belum tahu pasti karena masih harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tadi kami baru memberi pertolongan pertama dengan membersihkan dan menjahit luka-luka Donghae-ssi agar darahnya berhenti keluar. Mungkin Donghae-ssi akan sadar lebih lama karena banyaknya darah yang keluar. Selain itu, belum ada yang perlu dikhawatirkan."
"Tolong kerahkan semua kemampuan Anda, dok, untuk menyembuhkan adik saya."
"Pasti, pasti, Leeteuk-ssi."
Setelah itu dokter Jung meninggalkan Leeteuk sendiri. Leeteuk memutuskan untuk menyusul dongsaengdeulnya. Dia melihat perdebatan kecil di depan kamar yang ditempati Donghae sesampainya di sana.
"Giliranmu akan segera tiba, Kyuhyun-ah," kata Sungmin.
"Tapi mau sampai kapan Eunhyuk hyung di dalam sana, hyung. Aku juga mau melihat keadaan Donghae hyung," protes Kyuhyun.
"Kita semua juga mau melihat keadaan Donghae Kyu. Tapi kau lihat sendiri kan, Eunhyuk yang paling terpukul melihat keadaan Donghae. Biarkan saja dia di dalam sana lebih lama," kata Siwon mencoba bersikap bijak.
"Tapi bukan Eunhyuk hyung saja yang khawatir. Aku juga—"
"Ada apa ini? Kalian tahu kan, ini di rumah sakit," kata Leeteuk yang langsung menyuruh mereka diam.
"Hyung, Eunhyuk hyung sudah di dalam sana dari tadi dan belum keluar-keluar juga. Kita kan, juga ingin melihat keadaan Donghae hyung," adu Kyuhyun.
"Siwon benar, Kyuhyun-ah. Biarkan saja Eunhyuk menemani Donghae hari ini. Dia pasti akan menolak dan sangat sedih kalau kita menyuruhnya pulang atau keluar. Kau bisa menengok Donghae nanti."
"Tapi hyung…" rengek Kyuhyun lagi.
"Sudahlah Kyu."
LUMPUH
Sudah dua hari berlalu tetapi Donghae belum juga sadar. Setelah memaksa Eunhyuk untuk istirahat yang keras kepala tetap ingin menemani Donghae sampai dia sadar, member yang lain bersepakat mengatakan bahwa Eunhyuk sangat bau dan sebaiknya pulang untuk mandi, akhirnya Eunhyuk mau juga. Dia bergegas pulang dan mandi dan kembali ke rumah sakit satu setengah jam kemudian. Saat ini semua member sudah bisa menengok Donghae bersama-sama.
Eunhyuk duduk di samping kiri tempat tidur Donghae dan menggenggam tangannya.
"Donghae-ah, cepatlah sadar."
Para member lain sudah kembali beraktifitas, kecuali Eunhyuk yang keras kepala mengatakan bahwa dia akan menjaga Donghae sampai sembuh dan tidak ingin meninggalkannya sebentar pun. Sore ini hanya ada Leeteuk, Yesung, Siwon, dan Kyuhyun yang datang menemani Eunhyuk.
Eunhyuk merasa Donghae menggerakkan tangannya dan benar saja, sepertinya Donghae sudah dibukanya matanya dan mengamati keadaan sekitarnya.
"Donghae-ah? Syukurlah kau sudah sadar."
Eunhyuk kini sedang menghapus air matanya dengan baju yang dipakainya. Dia tidak mau membuat Donghae sedih dengan melihatnya menangis, walaupun dia tidak mungkin menyembunyikan matanya yang bengkak. Hanya dengan mendengar suaranya saja, seketika bayangan akan kejadian hari itu menerpa Donghae dan dia memegang kepalanya yang sakit karena banjir kenangan.
"Kyuhyun-ah, cepat panggil dokter Jung," suruh Leeteuk.
"Donghae-ah, gwaenchanayo?" Eunhyuk mencoba memegang Donghae, tetapi Donghae menepis tangan Eunhyuk dengan kasar.
"PERGI KAU! AKU TIDAK MAU MELIHATMU LAGI!" bentak Donghae.
"Hae… ini aku Eunhyuk."
Eunhyuk kembali mencoba memegang Donghae tetapi Donghae kembali menepisnya dengan membabi buta yang menyebabkannya jatuh dari tempat tidur. Eunhyuk yang melihatnya menangis putus asa sambil membantu Donghae bangun. Para member yang lain sangat kaget melihat Donghae membentak Eunhyuk. Mereka ikut membantu Donghae bangun, sementara Donghae kembali membentaknya.
"JANGAN SENTUH AKU DENGAN KEDUA TANGAN KOTORMU! PERGI KAU!" kali ini Donghae bukan hanya membentak, tetapi juga mendorong Eunhyuk.
"Ada apa denganmu, Hae-ah? Aku hanya—" Eunhyuk masih tetap berusaha memegang Donghae, tidak diperdulikannya rasa sakit yang menyengat punggungnya saat berdiri dari jatuhnya.
Siwon dan Kyuhyun berhasil mengangkat Donghae ke tempat tidur.
"—Jangan pernah menyebut namaku lagi dengan mulut kotormu! Aku tidak sudi namaku dikotori orang hina sepertimu. PERGI!" wajah Donghae penuh dengan amarah.
"Aku akan kembali lagi nanti. Hyung, Siwon-ah, Kyuhyun-ah, tolong jaga Donghae!" kata Eunhyuk sambil berjalan dengan gontai keluar.
Setelah Eunhyuk menutup pintu, Donghae mulai tenang. Leeteuk, Yesung, Siwon, dan Kyuhyun memandangi Donghae dengan tatapan heran. Mereka tidak benar-benar yakin dengan apa yang baru saja terjadi. Yang mereka tahu—dan yakini—Donghae tidak akan pernah sekalipun membentak Eunhyuk, apalagi sampai memaki-makinya dengan kasar.
"Gwaenchanayo, Donghae-ah?" tanya Leeteuk.
"Kenapa kakiku tidak bisa digerakkan, hyung?" Donghae mengabaikan pertanyaan Leeteuk dan malah bertanya balik.
Dokter Jung dan seorang perawat masuk.
"Biar dokter Jung yang menjelaskannya padamu," jawab Leeteuk.
"Aku akan menjawab semua pertanyaanmu setelah aku memeriksamu, Donghae-ssi."
Eunhyuk benar-benar tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Tidak pernah sekalipun Donghae memperlakukannya seperti tadi. Donghae selalu mengatakan hal-hal yang romantis dan menyenangkan. Suaranya juga sangat lembut jika sedang berbicara dengannya. Tetapi tadi, Donghae membentak bahkan menghinanya. Eunhyuk meremas bagian kiri dadanya yang terasa sangat sakit, bahkan tangisan pun tidak bisa meredakan sakitnya. Setengah jam kemudian, Siwon keluar dan mengajak Eunhyuk masuk.
"Donghae hyung sudah tidur, masuklah hyung!"
Eunhyuk segera bangkit dari duduknya—dia memang tidak ke mana-mana, hanya menunggu di samping pintu kamar Donghae—dan mengikuti Siwon ke dalam.
"Apa kalian sedang ada masalah?" tanya Leeteuk begitu dilihatnya Eunhyuk.
"Anni, Teukie hyung. Apa Donghae tidak apa-apa? Apa kata dokter Jung?"
"Besok Donghae akan menjalani city scan untuk memastikan keadaannya."
"Apa… apa Donghae tidak mengatakan apapun tentang kejadian tadi?"
Mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka sama penasarannya dengan Eunhyuk.
"Aku masih ada syuting. Aku pergi dulu ya, Eunhyukkie. Kalau kau mau kutemani, kau boleh menelponku kapanpun," kata Leeteuk.
"Aku juga harus pergi, Eunhyuk-ah. Nanti aku akan kembali setelah menjemput Sungmin dan Ryeowook di Sukira," kata Yesung. "Kita keluar sama-sama hyung."
"Ne, kalau ada apa-apa aku akan mengabari kalian."
"Ayo, Kyu. Kita juga harus pergi!" ajak Siwon.
"Tapi aku—"
Kyuhyun yang tidak punya jadwal apa-apa malam ini menolak ajakan Siwon. Dia mau di sini saja. Siwon memberinya tatapan ayo-kita-keluar-sekarang-nanti-aku-jelaskan-di-luar. Kyuhyun dengan terpaksa mengikutinya. Eunhyuk tidak begitu memperhatikan mereka. Tatapannya terpaku pada wajah Donghae yang sedang tertidur.
"Hyung, kami akan keluar sebentar. Kau mau menitip sesuatu?" tanya Siwon.
"Tidak perlu."
"Jangan begitu hyung, aku tahu kau belum makan seharian ini. Aku akan membelikanmu nasi goreng kimchi," kata Siwon keras kepala.
"Terserah kau saja," balas Eunhyuk tidak bersemangat.
"Baiklah, kami pergi dulu hyung," pamit mereka berdua.
Setelah pintu mengayun tertutup di belakang mereka, Kyuhyun langsung menanyai Siwon.
"Jadi, kenapa kita juga harus keluar, Siwon hyung?"
"Kau lihat kan, tadi, betapa marahnya Donghae hyung pada Eunhyuk hyung? Aku hanya ingin memberi mereka kesempatan untuk membicarakan masalah mereka berdua setelah Donghae hyung bangun," jelas Siwon.
Kyuhyun hanya mengangguk-angguk paham. Mereka pun meninggalkan kamar tersebut dan pergi mencari restoran terdekat. Mereka tidak bisa pergi ke kantin rumah sakit yang pastinya ramai dengan para pengunjung.
LUMPUH
Malam sudah turun ketika Donghae sadar. Dia menengok ke sebelah kirinya, melihat siapa yang sedang memegang tangannya. Dilihatnya pemilik tangan tersebut yang sepertinya sedang tidur dan perasaan rindu yang amat sangat melandanya. Perlahan diangkatnya tangannya yang bebas untuk mengusap-usap kepala Eunhyuk, tetapi segera diurungkannya saat perasaan marah dan cemburu kembali datang mengingat apa yang sudah dilakukan Eunhyuk padanya. Ditepiskannya tangannya yang masih dipegang Eunhyuk dengan kasar. Eunhyuk tersentak bangun dan terkena pukulan tangan Donghae yang sedang mencoba melepaskan tangannya dari genggaman tangan Eunhyuk.
"Auwww… Hae-ah, kau sudah bangun? Apa kau lapar? Aku akan—" tanya Eunhyuk khawatir dan tidak memperdulikan kepalanya yang sakit akibat pukulan tadi.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Donghae dingin.
"Aku hanya ingin—"
"Bagian mana dari aku-tidak-ingin-melihatmu-lagi yang tidak kau mengerti, hah?"
"Ada apa, Hae-ah? Aku benar-benar tidak mengerti. Apa aku sudah berbuat salah padamu? Aku minta—"
"Tidak. Kau tidak salah, aku yang salah. Aku salah karena aku sudah pernah jatuh cinta padamu. Aku yang salah karena aku pernah memercayakan hatiku padamu. Aku yang salah karena begitu bodohnya ditipu olehmu."
"Aku…" mata Eunhyuk mulai berkaca-kaca.
"Dan aku tidak akan mengulang kesalahan itu. Sekarang pergi dari hadapanku!" bentaknya.
"Mianhae, Hae-ah, jeongmal mianhaeyo… tapi aku mohon beritahu aku apa salahku. Jebal!"
"Sudah kubilang kau tidak salah, aku yang salah. Jadi pergi sajalah!"
"Hae-ah, kau tidak bermaksud mengatakan bahwa cinta kita adalah kesalahan, kan?"
"Cinta? Kedengarannya menjijikkan kalau keluar dari mulutmu," kata Donghae sinis.
"Hae-ah…"
"Sudah ku bilang jangan sebut namaku lagi dengan mulut kotormu!"
Eunhyuk tidak tahan lagi, dia segera menghambur memeluk Donghae. Dia tidak sanggup mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut namjachingunya itu. Donghae memukul-mukul punggung Eunhyuk dan mendorong bahunya sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari pelukan Eunhyuk.
"Kau boleh menghinaku sesukamu… tapi kumohon jangan menyebut cinta kita menjijikkan dan kau… kau menyesal karenanya," kata Eunhyuk disela-sela tangisnya.
"Lepaskan aku!"
Donghae memukul Eunhyuk dengan membabi buta. Eunhyuk menahan erangannya. Dieratkannya pelukannya pada Donghae, merelakan tubuhnya menjadi sasaran kemarahan Donghae. Hal itu malah membuat Donghae semakin kalap, bukan hanya punggung Eunhyuk yang menjadi sasaran, tetapi kepalanya juga. Beberapa pukulan lagi dan Eunhyuk pingsan. Donghae mendorongnya jatuh dari tempat tidurnya. Dia menutup hatinya sepenuhnya.
Siwon dan Kyuhyun yang baru saja pulang dari membeli makanan, buru-buru meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja dan menghampiri Eunhyuk yang terbaring di lantai dengan darah yang mengalir dari belakang kepalanya. Siwon segera membopong Eunhyuk dan menghentikan seorang dokter pertama yang ditemuinya. Sementara Kyuhyun mencoba mencari keterangan dari Donghae dan tidak mendapat jawaban apa-apa. Siwon segera menelpon Leeteuk dan semua member sudah berkumpul di kamar Donghae dalam waktu satu jam.
"Aku tidak bermaksud mencampuri urusanmu dengan Eunhyuk, tapi—" kata Leeteuk memulai.
"—Aku tidak punya urusan apa-apa dengan dia," potong Donghae.
"Apa maksudmu, Donghae. Bukankah—" Sungmin ikut angkat bicara.
"—Aku juga tidak punya urusan apapun denganmu," kata Donghae yang menekankan pada kata mu.
"Apa maksudmu bilang begitu padaku?" tanya Sungmin yang mendengar nada sinis dalam kalimat Donghae barusan.
"Bisakah kalian meninggalkanku sekarang? Aku mau istirahat."
"Kami tidak akan mengganggumu kalau kau sudah selesai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Eunhyuk."
"Aku tidak berhutang penjelasan apapun pada kalian. Sekarang tinggalkan aku sendiri!"
"Kau berhutang banyak penjelasan, Lee Donghae! Bagaimana mungkin kami membiarkanmu setelah kau membuat Eunhyuk terluka? Dia tidak pernah beranjak dari sisimu semenjak mendengar berita kecelakaanmu. Aku juga tidak yakin dia pernah sempat makan selama dua hari ini. Dan kau—" kata Sungmin yang mulai marah mendengar kalimat acuh dari Donghae.
"—Sepertinya kau perhatian sekali dengannya, Lee Sungmin!"
"Oh, jadi ini ada hubungannya denganku. Sekarang jelaskan padaku atau aku akan membuat bukan hanya kakimu yang lumpuh," ancam Sungmin.
"Sungmin! Donghae! Cukup! Jangan bertingkah seperti anak kecil. Kita masih bisa membicarakannya baik-baik!" kata Leeteuk menengahi.
"Aku sedang tidak ingin membicarakan apapun, hyung," kata Donghae keras kepala.
"Donghae-ah, hyung mohon! Aku tidak bisa melihat kalian seperti ini. Lagipula, kau tidak kasihan pada Eunhyuk?" bujuk Leeteuk.
"Aku tidak perduli padanya," kata Donghae dingin.
"Kalau begitu, jelaskanlah demi persahabatan di antara kita, kalau kau masih menganggap aku sebagai hyungmu."
To Be Continued
Aa~ aku nangis sendiri nulis ff ini T.T *Author labil
So, eoteohke?
Kota Daeng, 09-11022012
