Konnichiwa minna... Kyo author baru di sini. Berhubung kyo lagi mood nulis cerita pertama, kyo langsung publish deh... Gomen ne kalo ceritanya rada absurd... kan newbie..*ditabok reader* trus antara judul ama cerita rada gak nyambung jadi mohon jangan gentayangin kyo!

untuk sementara gak ada pairing... tapi seiiring waktu pasti tau lah...

oke gak usah banyak bacotan lagi. check it out!


Otou-san,tolong lepaskan aku!

.

.

.

.

disclaimer: Kuroko no Basket punya Fujimaki-sensei

klo fanfic gak jelas ini punya kyo

enjoy!

.

.

.

Chapter 1: the begin of story.

Malam yang sunyi, terlalu sunyi bagi seorang anak kecil berada dijalan raya sendirian. Anak dengan surai kuning keemasan itu kini tengah menangis seperti kehilangan sesuatu atau mungkin tersesat.

"Okaa-san…" lirih anak laki-laki itu. Air mata yang sudah jatuh sejak tadi mulai deras. Sepertinya memang anak itu tersesat. "Okaa-san, doko ni iru-ssu?*" ucap anak itu yang mulai berhenti dan diam di tengah kota.


Disisi lain, 6 orang baru saja pulang dari pertandingan basket street mereka. Yah, mumpung hari ini mereka dapat libur dari pekerjaan mereka, jadi mereka mengadakan reuni bersama walau hanya bermain basket. Lelah, sudah pasti. Maka dari itu mereka memutuskan untuk pergi ke Maji Burger untuk sekedar mengganjal perut mereka yang memang sudah kelaparan sejak tadi. Mereka bercanda sampai mereka menyadari ada sesuatu yang kurang.

"Oy, apa kalian tidak merasa ada yang kurang?" Tanya Kagami. Yang lainnya berpikir keras. Perasaan mereka tidak ada yang kurang. Kalaupun ada, dari tadi mungkin mereka akan panic sejak tadi. Aomine yang menyadari bahwa Kuroko tidak ada memberitahu yang lain "Ngg…minna… Tetsu kemana yah?". TING TONG! Itu dia yang hilang! Kuroko! Entah kemana perginya anak itu?

"Minna…".

"HWUAAAAAAA!" Aomine dan Kagami mulai koor (teriak)

"Nani yo, Aomine-kun, Kagami-kun? Soshite, kimi-tachi no koe*…." ucap Kuroko dengan muka datar sembari menutup sebelah telinganya.

"Sudah kubilang berapa kali Kuroko! Jangan pernah muncul tiba-tiba!" teriak Kagami yang diikuti dengan anggukan dari yang lain.

"Ngomong-ngomong kau bawa anak siapa kuro-chin?" Tanya Murasakibara yang kelihatannya sadar bahwa kuroko sedang mengendong anak kecil.

"Entahlah,Murasakibara-kun. Aku sendiri melihatnya di lorong gelap dan menangis sendiri." Ucap Kuroko sambil mengelus kepala anak itu.

"Tetsuya, bisa kau ceritakan bagaimana kejadiannya sampai kau bisa menemukan anak ini?" Tanya Akashi(atau lebih tepatnya memerintah).

"Baik,Akashi-kun. Namun, lebih baik jika kita masuk dulu dan nanti akan ku ceritakan semuanya" ucap Kuroko sopan yang dibalas anggukan dari Akashi.

Mereka pun masuk kedalam Maji Burger dan memesan makanan mereka. Mereka lalu duduk disatu tempat yang sama.

"Sekarang apa kau bisa menceritakannya,Tetsuya?"Tanya Akashi

"Baik Akashi-kun. Ku mulai…"


Flashback:on (Kuroko's PoV)

Waktu itu, aku ingat kalau persediaan makanan Nigou hampir habis. Maka dari itu, aku memutuskan untuk membeli persediaannya. Namun, saat sampai di toko langgananku, ternyata toko itu sudah tutup. Saat berniat untuk kembali, aku mendengar suara isak tangis anak kecil. ' Suara tangis? Darimana asalnya?' pikirku. Aku mencari darimana asal suara itu. Ternyata asal suara itu dari lorong yang lumayan gelap. Aku masuk kedalam lorong itu dan mencari asal suaranya sampai aku menemukan ada anak kecil duduk bersender dan memeluk lututnya. ' Anak kecil? Apa yang dilakukan anak ini malam malam begini?' batinku.

Anak itu mempunyai rambut bewarna kuning keemasan. Wajahnya terlihat berantakan karena air matanya. Tubuhnya penuh dengan goretan luka dan lebam. Aku mendekati anak itu dan bertanya keadaan dari anak itu. Namun, anak itu hanya terdiam dan melanjutkan menangis. Yang keluar dari mulutnya hanya "okaa-san". Kupikir anak ini tersesat atau kabur dari rumah, jadi aku ingin mengajaknya bersamaku. Jika aku tinggal disitu sendirian, takutnya nanti ia bisa bertemu dengan orang yang punya maksud tidak baik.

"ne,apa kamu mau ikut oni-san? Oni-san takut jika kamu disini terlalu lama,nanti akan ada orang yang punya maksud buruk padamu…"ucapku lembut.

Anak itu hanya mengangkat kepalanya menghadapku. Aku bisa melihat iris coklat madunya yang dipenuhi air mata dan wajahnya yang sepertinya terkena tamparan. Dalam hati,aku ingin sekali mengutuk siapa yang berbuat seperti itu pada anak kecil tak berdaya sepertinya. Tak lama, anak itu mengangguk dan aku pun menggandeng tangannya dan pergi kembali. Tapi lama kelamaan anak itu terjatuh. Aku kaget dan memeriksa keadaannya. Saat ku periksa denyut nadinya agak lemah dan kedinginan. Aku pun melepaskan jaketku dan menyelimutinya, setelah itu aku menggendongnya dan membawanya kembali.


"Jadi begitu ceritanya,minna…" Kuroko mengakhiri ceritanya. Kagami dan Midorima hanya bisa menatap kasihan pada anak itu. Akashi kelihatannya berpikir apa yang harus dilakukan nanti. Sedangkan yang lain hanya bisa diam.

"hei, jadi kita apakan anak ini?" Tanya Aomine.

"entahlah, tidak mugkinkan anak ini kita bawa bekerja. Yang jelas aku juga tidak mau menjaganya,nodayo" ucap Midorima. Tsundere kok dipelihara..

"Aku mungkin bisa menjaganya. Aku akan membawanya ke tempat penitipan anak tempatku bekerja." Ucap Kuroko kalem.

Hening kembali melanda. Mereka masih menatap anak itu. Kagami yang menyadari sesuatu langsung angkat bicara.

"Hei! Ada darah mengalir dari lehernya!"

Kuroko yang mengendong anak itu langsung melihat kearah leher dari anak itu. Panik,bingung dan khawatir adalah hal yang pertama mereka rasakan. Untungnya, Midorima cepat menanggapi hal tersebut.

"Baringkan anak itu! Biar aku urus lukanya!" perintah Midorima.

Mereka membaringkan anak itu dan memberi ruang untuk Midorima untuk bekerja. Akashi menatap miris pada anak itu. 'anak ini…kenapa nasibnya begitu miris?' pikir Akashi.

"Che, baru saja bertemu dan bahkan kita gak kenal dengan anak ini. Dan dia sudah merepotkan saja." Ucap Aomine.

"Jangan bicara begitu,Mine-chin. Anak ini mungkin punya beban yang besar untuk anak seukurannya. Pasti ada alasan dibalik ini sehingga dia seperti ini." Murasakibara menenangkan Aomine.

Mereka menunggu hingga Midorima menyelesaikan pekerjaannya. Untuk mereka satu setik terasa seperti satu jam. Terasa lama sekali untuk menunggu. Hingga akhirnya Midorima menyelesaikan pekerjaannya.

"Bagaimana Midorima-kun?" Tanya Kuroko yang memang sudah sedari tadi khawatir.

"Dia tidak apa-apa sekarang. Hanya luka kecil. Tapi tadi aku menemukan pecahan beling. Aku tidak yakin, tapi mungkin ia terkena pukulan dari benda beling atau semacamnya" jelas Midorima.

"Orang gila apa yang memukul anak kecil dengan beling. Maksudnya, apa dia tidak punya otak?!" bentak Kagami.

"Tenang,Taiga. Kita akan mengetahuinya saat anak itu bangun. Begini saja, aku sudah memikirkannya dari tadi. Menginaplah dirumahku untuk menjaga anak ini. Bukankah kita masih ada beberapa hari sebelum kembali bekerja?" jelas Akashi.

Mereka berpikir sejenak. Mereka memang tidak tahu siapa anak itu. Tapi, sepertinya anak itu sudah menyita perhatian mereka hanya untuknya. Mereka merasa tidak tenang jika meninggalkan anak itu sendirian. Ide bagus dari Akashi. Karena mau bagaimana? Mereka hanya menyewa apartemen dan tidak cukup menampung banyak orang,sementara masion Akashi pasti lebih besar dan mungkin cukup –bahkan lebih- untuk menampung mereka.

"Baik,kami ikuti ide mu. Mohon bantuannya,Akashi-kun." Ucap Kuroko sopan.

Tidak lama setelah itu, anak itu mengigau.

"Otou-san…kumohon, jangan.. jangan hukum..aku…" lirih anak itu sambil menangis.

Kuroko yang notabenenya adalah penyayang pada anak kecil –sesuai dengan pekerjaan nya sebagai guru di tempat penitipan anak- langsung memeluk anak kecil itu dan memberikan beberapa kata penenang pada anak kecil itu. Merasa anak itu sudah tenang lalu ia kembali mengendong anak itu, mengelus punggungnya dan menggumamkan lagu lembut agak anak itu kembali tidur.

"Akashi-kun karena sudah terlalu malam, bagaimana jika kita segera pergi ke mansion mu?" Tanya Kuroko sopan

"Ho…tenang Tetsuya. Limousine ku sedang dalam perjalanan." Jawab Akashi kalem.

Suasana hening masih setia menemani mereka. Tak seperti biasa saat mereka berkumpul dulu. Apa pengaruh dari anak itu? Entahlah. Tapi yang pasti mereka ingin segera tau apa yang terjadi pada anak itu. Penasaran? Pasti. Bahkan dari raut muka mereka sepertinya mereka penasaran setengah mati tentang masalah yang ada pada anak itu. Namun mereka hanya bisa bersabar karena memang Cuma itu yang bisa mereka lakukan.

Tak lama, terdengar bunyi klakson mobil dari luar. Akashi yang menyadari bahwa itu ada limousine yang akan menjemputnya langsung mengajak teman-temannya (baca:budaknya) untuk menaiki kendaraan tersebut.


Sesampai di Akashi's Mansion, para maid yang berada didepan mansion langsung menyambut mereka dengan sopan dan bertanya apa yang harus mereka lakukan pada Akashi. Akashi ingat jika ada satu kamar yang lumayan besar yang bisa dipakai mereka semua untuk menjaga anak itu bersama. Akashi pun menyuruh maid tersebut untuk membersihkan dan menyiapkan kamar itu. Maid itu mengagguk sopan dan melangkah pergi. Akashi mengajak para temannya untuk duduk di ruang tamu sembari menunggu.

"terima kasih akashi-ku sudah bersedia mengijinkan menginap di rumah mu untuk menjaga anak ini." Kuroko berkata kalem.

"tidak apa,Tetsuya. Aku juga kasihan melihat anak ini" ucap Akashi sambil mengelus kepala anak itu yang sedang tertidur.

'Akashi rupanya juga punya rasa kasihan' pikir midorima dan aomine.

"Tentu aku punya Daiki, Shintarou, kalian kira aku ini apa?"

ohh...mereka lupa kalau Akashi punya err-indra yang lebih untuk mengetahui pikiran kalian. Jangan lupa,nak. Mungkin saja nanti kalian akan digentayangi gunting merah nanti.

Seiring berjalannya waktu, anak itu pun terbangun. kuroko yang menyadari anak itu terbangun berniat ingin bertanya keadaan anak itu.

"Dik, kamu tidak apa apa? "

"ungh…. Ah? HAAAAA! JANGAN OTOU-SAN! KUMOHON JANGAN!" teriak anak itu.

"Kau kenapa dik?" Tanya Kuroko.

"KU MOHON JANGAN MENDEKAT! TOLONG JANGAN LUKAI AKU! JANGAN PUKUL AKU"

"kami tidak akan melukaimu!" ucap Kagami.

"TIDAK! KUMOHON! JANGAN!"

"tenang dik,apa yang sebenarnya terjadi?"

"b-beling...a-a-ayah, takut...aku takut"

Akashi yang sebenarnya punya indra lebih untuk mengetahui pikiran seseorang saja tidak bisa mengetahui apa isi pikiran anak ini.

'pikirannya gelap, aku tidak bisa melihat apa apa dari pikirannya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan anak ini?' batin Akashi

To be Continued


translate:

*okaa-san, doko ni iru-ssu: ibu, ibu dimana?

*soshite, kimi-tachi no koe: lalu, suara kalian itu...


hyaa! jangan tuntut kyo! *dijitak asisten terlalu berisik* yah.. pasti pada ngira ceritanya rada aneh. Tapi, kyo usahain kyo bikin ceritanya lebih bagus...

Buat yang lain klo mau request cerita, silahkan... kyo usahain kok...

trus karena selama 1 minggu kyo bakal ada Ujian jadi kyo hiatus bentar jadi jangan rindu kyo ya! (yukari:siapa juga yang rindu)

ok.. jaa mata ashita..

Kyoya Misaki.