Let Your Heart Be Mine Chapter. 1
Title : Let Your Heart Be Mine
Author : Putri ChanBaek26
Casts : - Byun Baekhyun - Park Chanyeol
- Kyungsoo – Luhan - Kai - Sehun
Pairing : ChanBaek
Genre : T
Warning! : SHOUNEN-AI! BOY X BOY, BOYS LOVE, & TYPO(s)
Summary : Baekhyun si angkuh melakukan apapun agar bisa dekat dengan Chanyeol, termasuk dengan berbohong. Bagaimana kalau kebohongannya itu diketahui oleh Chanyeol dan teman – temannya?
Chapter 1
Happy Reading!
Tatapan matanya yang tajam terpokus kearah satu titik dihadapannya, dagunya yang tirus terangkat keatas seolah ingin mengatakan betapa angkuh dirinya. Tak sekalipun ia memandang kearah kiri dan kanannya, mengabaikan tatapan kagum maupun tidak suka yang ditujukan pada dirinya.
Namanya ByunBaekhyun, lelaki berperawakan mungil. Mata seperti bulan sabit yang ketika tanpa eyeliner akan terlihat bak puppy, namun ketika memakai eyeliner akan terlihat tajam seperti silet. Wajahnya yang tirus impian semua wanita, dagu lancip alami tanpa polesan dokter bedah, bibir mungil semerah cerry, hidung bangir yang membuat gemas siapa saja yang melihat. Ia benar – benar sosok idaman yang diinginkan untuk menjadi pasangan siapapun yang melihatnya.
"Menyingkirlah dari hadapanku, dasar sampah!" Kata lelaki mungil yang bernama Baekhyun itu dengan ketus.
"Maaf." Ucap lelaki manis yang berada dihadapan Baekhyun takut – takut. Ia segera menyingkir, namun matanya tak lepas menatap kearah Baekhyun.
Baekhyun mendengus tidak suka, ia segera memasuki ruangan kelasnya. Disana telah duduk empat orang temannya, yang tentu saja sama seperti dirinya. Mereka adalah kumpulan lelaki kaya yang sombong dan angkuh, mereka tidak akan segan – segan mengejek atau bahkan mengutuk dengan kata – kata kasar orang yang menurut mereka mengganggu, atau bahkan merusak penglihatan mereka.
"Pagi – pagi sudah badmood." Kata seorang lelaki bermata belo, namanya DoKyungsoo, ia yang paling dekat dengan Baekhyun.
"Ada sampah yang menghambat jalanku, aku sudah menendangnya ke tong sampah." Ucap Baekhyun kejam, ia segera duduk dihadapan seorang lelaki tampan yang menatapnya dengan alis yang bertautan. Tatapan biasa yang sulit Baekhyun artikan.
"Hahaha. Dasar kejam!" Lelaki berkulit tan tertawa mendengar perkataan Baekhyun tersebut, namanya Kai.
"Bukankah kau lebih kejam?" Kata lelaki berkulit albino, ia menatap Kai dengan pandangan menghakimi. Ia bernama OhSehun.
"Yak! Terakhir kali kau membuat gadis kutu buku depresi karena cintanya kau tolak!" Teriak Kai tidak terima.
"Sudah seharusnya! Ketampananku bukan untuk gadis seperti itu." Ucap Sehun membela diri.
"Lagipula paling setidaknya aku bukan lelaki yang menggoda dosennya sendiri, setelah digauli lalu ditinggalkan begitu saja." Lanjutnya dengan senyum mengejek.
Kai hendak menarik kerah baju yang dikenakan Sehun dengan wajah penuh emosi, namun Baekhyun segera menghentikannya.
"Bisakah kita berhenti membicarakan hal tidak penting ini? Aku tidak mau melihat pertempuran darah hanya karena hal konyol!" Baekhyun menatap keduanya dengan pandangan jengah. Kyungsoo hanya mengangguk seolah ikut membenarkan.
"Baik." Ucap Kai dengan tidak rela, ia hampir meninju Sehun tadi. Sedangkan Sehun hanya mengangkat bahunya bersikap cuek.
"Jadi guys, liburan musim panas kali ini kita akan pergi kemana?" Tanya Kyungsoo sambil menatap wajah teman – temannya.
"Bagaimana kalau Hawai atau Bali?" Lanjutnya, kali ini dengan antusias.
Kai membulatkan matanya, ia juga terlihat antusias.
"Aku setuju, yang penting pergi kepantai. Aku ingin melihat wanita sexy memakai bikini. Kalau aku beruntung mungkin aku juga bisa melihat Baekhyun memakai bikini."
Baekhyun memerah, ia menatap lelaki tampan yang sedari tadi berdiam diri dihadapannya.
"A-apa kau gila? Yak!" Teriaknya pada Kai, namun pandangannya tidak lepas dari lelaki tampan yang berada dihadapannya.
"Kau melecehkanku! Aku tidak terima!" Kali ini Baekhyun menatap tidak suka kearah Kai.
"Aku hanya bercanda!" Ucap Kai cepat – cepat. Takut kalau sampai Baekhyun mengamuk.
"Tidak lucu! Dasar brengsek!" Maki Baekhyun, masih tidak terima.
Kai hanya tertawa konyol, paling setidaknya berpura – pura gila agar Baekhyun tidak tega menghajarnya.
"Aku juga setuju." Ucap Sehun.
"Setuju apa? Setuju kalau aku memakai bikini?" Baekhyun sudah berkacak pinggang. Bersiap – siap untuk mengahajar dua makhluk dengan perbedaan warna kulit yang kontras itu.
"Ayolah, apa kau sedang datang bulan? Aku hanya mengatakan kalau aku setuju liburan ketempat yang Kyungsoo katakan." Balas Sehun cepat, takut kesalahpaham Baekhyun semakin besar. Kai tertawa mengejek diam – diam.
"Kau juga melecehkanku, aku tidak datang bulan! Aku bukan wanita!" Teriak Baekhyun makin tidak terima.
Melihat pertengkaran dihadapannya membuat Lelaki tampan yang sedari tadi berdiam diri mulai membuka suara bass sexy-nya.
"Apa kalian tidak bisa berhenti?" Ucapnya dingin.
Baekhyun terdiam, ia menundukkan kepalanya.
"Maaf." Baekhyun berucap pelan. Kai yang melihat itu hanya bisa berdecak kesal, Baekhyun akan jinak hanya pada lelaki tampan itu.
"Oh iya, aku tidak bisa pergi untuk liburan musim panas kali ini. Karena aku harus menemui orangtuaku di N-NewYork. Yah, NewYork." Kata Baekhyun agak gugup, keringat tampak menetes dipelipisnya.
"Ah tidak asik, bagaimana denganmu Chanyeol-ah?" Tanya Kyungsoo pada lelaki tampan yang ternyata bernama Chanyeol itu.
"Aku juga tidak bisa." Jawab Chanyeol singkat.
"Yak! Kalian ini bukan ingin berlibur atau bulan madu bedua saja kan?" Ujar Kai curiga.
Baekhyun lagi – lagi memerah, bagaimana bisa Kai mengatakan hal seperti itu secara gamblang.
"Apa kau gila?!" Baekhyun sudah berada dibatas kesabaran. Ia mendekat kearah Kai, lalu dengan kejamnya menarik rambut Kai yang mulai memanjang.
"Akh! Sakit!" Kai mengaduh kesakitan, membuat Sehun dan Kyungsoo tertawa keras.
Baekhyun tak juga mengendurkan tarikannya hingga sebuah tangan kekar menarik pinggangnya.
"Berhenti." Bisik Chanyeol pelan.
Baekhyun berhenti menjambak Kai, ia lalu kembali kekursinya dengan wajah semerah tomat.
"Dasar kejam! Bagaimana nanti kau dengan suamimu? Bisa – bisa kau menjambaknya tiap hari."
Alih – alih membalas ucapan Kai, Baekhyun justru menatap Chanyeol dengan pipi merona. Kai baru saja berbicara soal suamikan? Nah, suami impian Baekhyun ada didepan matanya.
"Jadi bagaimana? Tidak seru kalau hanya kami bertiga saja." Kyungsoo menatap Baekhyun dan Chanyeol dengan tatapan memelas, mengabaikan segala kejadian yang baru saja berlangsung.
"Maaf Kyungsoo-ah, aku tidak bisa." Kata Baekhyun mencoba meminta pengertian.
"Baiklah, bagaimana kalau kita ke New York saja?" Usul Sehun.
Baekhyun membulatkan matanya, ia terlihat panik sekarang.
"Yak! Jangan! M-maksudku lebih baik kalian pergi kepantai saja, ini kan musim panas. Lagipula aku tidak mau diganggu di NewYork." Ucap Baekhyun masih dengan wajah panik, hingga tidak menyadari bahwa Chanyeol sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Hmm. Baiklah." Kata Kyungsoo akhirnya.
-oOo-
Baekhyun tersenyum menatap kearah seorang lelaki tampan bertubuh tinggi yang berada dihadapannya, lelaki itu terlihat cekatan saat merebut bola dari lawannya. Itulah salah satu alasan Baekhyun menyukai lelaki itu, selain tampan dan kaya, lelaki itu—Park Chanyeol juga sangat pintar dalam bermain basket, dan semua yang ada pada diri Chanyeol adalah apa yang ia inginkan selama ini, oleh karena itu Chanyeol adalah lelaki idamannya.
Menatap Chanyeol membuat ingatan Baekhyun kembali dimana saat ia pertama kali masuk kuliah 3 tahun yang lalu, matanya tak pernah lepas dari sosok Chanyeol yang kala itu terlihat masih sedikit kekanakan. Wajahnya yang tampan, tubuhnya yang tinggi, suaranya yang sexy membuat Baekhyun jatuh cinta pada pandangan pertama.
Baekhyun tidak pernah merasakan perasaan itu, ia hanyalah anak kampung yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke kota Seoul. Ia tidak pernah melihat lelaki seperti Chanyeol sebelumnya, oleh karena itu ia sangat menginginkan Chanyeol untuk dirinya.
Namun semua itu ada hambatannya, ya cinta memang butuh perjuangan. Cinta sejati tidak akan mudah didapatkan. Begitupun yang terjadi pada Baekhyun, bahkan untuk mendekati Chanyeol saja pun terasa susah untuknya.
#Flasback~
Baekhyun menatap kagum kearah gedung kampus impiannya, matanya berbinar kala melihat bangunan mewah yang sebentar lagi akan menjadi kampusnya. Ada perasaan bangga dalam dirinya ketika melihat bagaimana perjuangannya agar bisa masuk ke universitas yang sangat terkenal se-Korea itu. Ia bahkan berjuang mati – matian agar bisa mendapatkan beasiswa dikampus itu, belum lagi sulitnya mendapatkan ijin dari orang tuanya. Orang tuanya itu hanyalah orang miskin yang tinggal dikampung, jadi mengijinkan anak bungsu mereka untuk sekolah di kota besar seperti Seoul adalah hal yang sangat sulit. Mereka takut terjadi sesuatu pada Baekhyun, karena mereka tau Seoul itu adalah kota yang kejam.
Masih dengan perasaan bangga, Baekhyun lalu melangkahkan kakinya menuju ke gedung tempat ia menuntut ilmu nantinya. Namun langkah kakinya terhenti ketika seorang lelaki tinggi dengan wajah tampan lewat dihadapannya, lelaki itu menatap sekilas kearahnya lalu berlalu begitu saja. Walaupun Cuma sebentar, namun perasaan Baekhyun benar – benar menjadi tidak beraturan, apalagi detak jantungnya yang tiba – tiba menggila.
"Astaga, apa yang terjadi padaku?" Baekhyun memegang dada sebelah kirinya. Ia tidak mengerti dengan perasaan baru yang tiba – tiba menyergapnya.
"Apakah ini cinta?" Ia seolah bertanya pada dirinya sendiri.
"T-tidak mungkin!"
-oOo-
Baekhyun memasuki kelasnya dengan riang, ia tersenyum kepada siapa saja yang yang menatap kearahnya. Ia benar – benar ingin segera menemukan teman, teman dari Seoul.
"Hei, boleh aku duduk disini?" Seorang lelaki berwajah manis berdiri disamping kursi Baekhyun, ia tersenyum sangat ramah.
"T-tentu saja boleh. Ini kan bukan kursi milikku. Hehe." Baekhyun mempersilahkan sambil tersenyum manis.
"Aku Xi Luhan, aku berasal China. Dan kau?" Lelaki itu memperkenalkan dirinya setelah duduk disamping Baekhyun.
"Woah! Benarkah? Aku Byun Baekhyun. Senang berkenalan denganmu, kuharap kita bisa menjadi teman!" Ucap Baekhyun antusias.
Luhan tersenyum sambil mencubit pipi Baekhyun dengan gemas.
"Tentu saja Baekhyun-ah!"
Baekhyun tersenyum senang karena memiliki teman baru, namun senyumnya berganti dengan wajah kaget saat seorang lelaki tampan yang ia temui tadi masuk kedalam kelasnya. Ternyata mereka berada dikelas yang sama, dan itu membuat Baekhyun kaget sekaligus senang. Apalagi saat merasakan debaran didadanya yang semakin cepat.
"Ah, Chanyeol! Kemari lah!" Seorang lelaki berkulit tan memanggil kearah lelaki tampan yang ia panggil Chanyeol tersebut.
Baekhyun membulatkan bibirnya saat mengetahui nama dari lelaki tampan itu, benar – benar nama yang bagus, sesuai dengan orangnya.
"Gila! Aku tidak menyangka kita semua sekelas!" Ucap lelaki berkulit albino, ia segera merangkul Chanyeol.
"Sesuai dugaanku, kita memang ditakdirkan bersama." Kali ini seorang lelaki bermata belo yang berucap.
Chanyeol hanya tersenyum miring, ia duduk dibangku yang paling dekat dengan teman – temannya.
"Kukira karena uang orang tua kalian sehingga kita bisa berkumpul kembali disini."
Mendengar ucapan Chanyeol tersebut membuat ketiga temannya memelototkan mata secara bersamaan. Berbeda dengan Baekhyun, ia justru memelototkan matanya karena kaget mendengar suara berat yang terdengar sangat sexy itu.
'Ya Tuhan, aku bisa hamil seketika.' Bathin Baekhyun yang mendadak berpikiran liar. Walaupun ia hanya lelaki kampung bukan berarti ia tidak mengerti semua itu.
Baekhyun masih sibuk dengan pikiran – pikiran anehnya, hingga tidak menyadari teman barunya menuju kearah Chanyeol dan teman – temannya.
"Hai semua! Perkenalkan, aku Xi Luhan!" Ucap Luhan tiba – tiba, ia tersenyum ceria.
Tidak terduga teman – teman Chanyeol menatap kearah Luhan dengan sinis, mereka bahkan melihat Luhan dari bawah keatas bergantian. Seolah menghakimi.
"Apakah menurutmu kami mau berkenalan dengan lelaki miskin sepertimu? Jangan mimpi!" Kata lelaki yang bermata belo dengan pedas. Semua yang mendengar itu sangat terkejut, termasuk juga Baekhyun.
"A-apa?" Tanya Luhan dengan wajah Shock.
"Kalau kau miskin kau tidak akan bisa berteman dengan kami, jadi menyingkirlah!" Kali ini yang berkulit tan yang mengusir.
Wajah Luhan memerah ia benar – benar hendak menangis. Baekhyun hampir mendekati Luhan ketika matanya beradu pandang dengan Chanyeol. Lelaki itu juga menatapnya seolah mengatakan bahwa ia juga miskin, dan itu membuatnya terdiam ditempatnya seketika.
"Dengar! Kami ini berasal dari keluarga yang terpandang, jadi jangan harap kalian bisa berteman dengan kami! Kecuali kekayaanmu setara dengan keluarga kami. Apa kalian mengerti?" Teriak yang bermata belo memperingatkan, kontan saja semua yang berada dikelas itu menundukkan kepala mereka. Tak terkecuali dengan Baekhyun, ia juga merasa tertohok karena ia juga miskin.
-oOo-
Baekhyun mendekat kearah seorang lelaki tampan yang tampak sedang duduk tak jauh darinya, lelaki itu terlihat sedang bersama dengan teman – temannya dikursi Cafetaria khusus untuk orang kaya seperti mereka.
"H-hei." Sapa Baekhyun memulai. Ia terlihat sangat gugup.
Lelaki tampan itu—Chanyeol menatap kearahnya dengan alis yang bertautan, seolah bertanya kenapa bisa lelaki seperti Baekhyun menyapanya.
"Kenapa kau menyapa Chanyeol? Apa kau merasa layak untuk menyapanya?" Tanya lelaki bermata belo sinis. Sebenarnya Baekhyun tidak merasa berkepentingan untuk menjawab pertanyaan dari lelaki itu, namun ia tidak bisa mengabaikan begitu saja.
"T-tentu saja aku merasa layak." Jawab Baekhyun dengan sedikit gugup, namun ia berusaha untuk bersikap percaya diri.
"Oh ya?" Lelaki bermata belo itu memandang remeh dari atas kebawah.
"Dari penampilanmu, sepertinya kau tidak layak." Lanjutnya sambil tertawa mengejek, yang lain juga ikut menertawakannya.
"J-jangan menilaiku dari penampilan, aku hanya tidak suka bermewah – mewahan. Apa kalian tidak kenal dengan Appa-ku? Keluarga Byun yang paling kaya di Seoul adalah keluargaku." Ucapnya dengan percaya diri, entah dari mana keberanian yang ia dapatkan untuk berbohong seperti itu.
"Benarkah?" Kali ini lelaki yang berkulit tan menatap ia tidak percaya.
"T-tentu saja benar, kalian bisa cari tau sendiri kalau tidak percaya." Baekhyun meneguk liurnya dengan susah payah setelah mengatakan hal itu.
Ketiganya saling berpandangan seolah bertanya apakah mereka harus mempercayai lelaki mungil itu atau tidak, sementara Chanyeol hanya menatap sekilas lalu bersikap acuh.
"Baiklah, kami percaya padamu. Tapi awas saja kalau kau berbohong. Tamat riwayatmu!"
Baekhyun bergidik ngeri mendengar ucapan lelaki bermata belo itu, namun mau bagaimana lagi. Ia sudah terlanjur berbohong, ia tidak mungkin menarik kata – katanya kembali.
"Baiklah, aku Do Kyungsoo, dan ini adalah Kai dan Oh Sehun. Sepertinya kau telah mengenal Park Chanyeol, jadi aku tidak usah memperkenalkannya kepadamu." Kata lelaki yang ternyata bernama Kyungsoo itu.
Baekhyun mengangguk senang, ia tidak menyangka kebohongannya dipercaya dengan begitu mudahnya.
"Kau boleh bergabung dengan kami." Lanjut Kyungsoo hingga membuat Baekhyun membesarkan mata sipitnya.
"B-benarkah? T-terima kasih. Aku Byun Baekhyun! Senang berkenalan dengan kalian."
-oOo-
Luhan mendekati Baekhyun ketika melihat lelaki mungil itu masuk kekelas, ia langsung duduk begitu saja. Wajahnya terlihat sangat penasaran.
"Ku dengar keluargamu adalah keluarga Byun yang sangat kaya itu, apakah benar?" Tanya Luhan masih dengan raut penasaran.
Baekhyun menundukkan kepala karena gugup, ia tidak berani menatap Luhan karena takut kebohongannya terbongkar. Sejujurnya ia adalah orang yang paling susah berbohong, namun entah kenapa saat berbohong didepan Chanyeol dan teman – temannya bisa ia lakukan. Mungkin karena perasaan ingin selalu dekat dengan Chanyeol, sehingga ia bisa melakukan apapun.
"B-benar." Jawab Baekhyun sambil tersenyum gugup. Namun ia tidak berani memandang kemata Luhan.
"Woah! Keren! Ku kira kau anak yang biasa – biasa saja, sama sepertiku."
Baekhyun hendak menjawab ketika Kyungsoo tiba – tiba masuk dan menariknya.
"Kukira kau harus tau sesuatu, kalau kau bergabung dengan kelompokku itu berarti kau harus memiliki sikap yang sama dengan kami. Jangan pernah berteman dengan orang miskin seperti dia! Apa kau mengerti?" Kata Kyungsoo sambil menatap Luhan sinis.
Baekhyun meneguk liurnya dengan susah payah, seumur hidupnya ia tidak pernah bersikap sombong. Tapi sekali lagi, ia sudah memulai semuanya demi Chanyeol.
"A-aku mengerti." Ucap Baekhyun sembari menjauhi Luhan. Namun wajahnya seolah mengatakan maaf pada lelaki manis itu. Begitupun Luhan, ia tampak sangat sedih sekaligus shock.
-oOo-
"Baekhyun!" Luhan berteriak memanggil ketika melihat Baekhyun hendak memasuki gerbang kampus. Mendengar teriakan Luhan tersebut membuat Baekhyun menghentikan langkahnya.
"Baekhyun-ah, aku ingin bicara padamu." Kata Luhan ketika sudah berhadapan dengan Baekhyun.
"Bicara apa? Katakan saja."
"Baekhyun-ah, aku tau kau orang kaya. Tapi tidak seharusnya kau berteman dengan mereka. Mereka itu bukan orang baik Baekhyun-ah! Mereka itu buruk, kalau kau bergabung dengan mereka itu sama saja kau juga akan terlihat buruk." Ucap Luhan dengan ekspresi memohon.
"Tidak buruk kok, mereka baik padaku."
Luhan menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Baekhyun tersebut.
"Mereka itu baik karena kau juga kaya, coba kalau kau miskin sama sepertiku. Tentu mereka tidak akan mau berteman denganmu. Terlebih orang seperti Kyungsoo dan Chanyeol. Mereka itu buruk dan jahat. Aku tidak mau kau seperti mereka."
Baekhyun memanas mendengar perkataan Luhan tersebut, ia tidak suka mendengar Luhan mengatakan hal yang buruk tentang Chanyeol.
"Tau apa kau tentang Chanyeol? Dia itu baik! Jangan mengatakan hal yang tidak – tidak tentangnya! Pergi saja kau sana! Kyungsoo benar, aku tidak boleh berteman dengan orang miskin sepertimu!" Setelah mengatakan itu Baekhyun berlalu dari hadapan Luhan dengan wajah kesal, meninggalkan Luhan dengan wajah terkejut. Tidak menyangka Baekhyun akan mengatakan hal itu padanya.
"B-Baekhyun.. Tega sekali kau padaku.."
-oOo-
"Hey Chanyeol!" Sapa Baekhyun sambil mendekat kearah Chanyeol, lalu ia memeluk lengan lelaki tampan itu.
"Apa yang kau lakukan?! Menyingkirlah!" Ucap Chanyeol dengan wajah kesal, ia menolak Baekhyun hingga menjauh. Kontan saja Baekhyun menatapnya terkejut, ia kira selama ini ia akan bisa sedekat itu dengan Chanyeol. Tapi sepertinya Chanyeol masih belum mau dekat dengannya.
"Memangnya kenapa?" Tanya Baekhyun pelan, ia berusaha mengatur detak jantungnya.
"Memangnya kenapa? Kukira kita tidak sedekat itu sehingga kau bisa bebas memelukku." Jawab Chanyeol dengan alis menukik tajam, ia memandang Baekhyun dengan pandangan mengintimidasi.
"Maaf." Pada akhirnya Baekhyun menunduk dan mulai merutuki dirinya karena senekat itu mendekati Chanyeol.
"Jangan terlalu dekat denganku. Tolong mengertilah!"
#Flashback END
-oOo-
Pada akhirnya setelah permintaan Chanyeol untuk tidak terlalu dekat dengannya membuat Baekhyun benar – benar menjaga jarak dengan lelaki tampan itu. Ia mulai bersyukur bisa selalu ada disamping Chanyeol meskipun tidak terlalu dekat. Apalagi setelah itu ia mengetahui bahwa Chanyeol sebenarnya telah memiliki seorang kekasih yang notabene adalah seorang model cantik, tapi sekali lagi Baekhyun harus bersyukur karena Chanyeol telah putus dengan pacarnya tersebut setahun yang lalu. Dan Chanyeol masih sendiri sampai sekarang.
Baekhyun sendiri bisa berbohong selama 3 tahun berkat beberapa lelaki kaya yang Baekhyun jadikan kekasih, padahal sebenarnya ia hanya memanfaatkan kekayaan para lelaki kaya itu saja. Karena kalau tanpa mereka mungkin kebohongan Baekhyun pasti akan ketahuan, tapi sekali lagi apapun akan Baekhyun lakukan agar bisa selalu ada didekat Chanyeol. Meskipun bukan sebagai sepasang kekasih.
-oOo-
Baekhyun dan Kyungsoo sedang berjalan di trotoar kampus ketika berpapasan dengan Chanyeol, lelaki tampan itu tampak masih menggunakan seragam basketnya. Peluh tampak membanjiri wajah tampannya, membuat siapa saja siap untuk menghapus cairan asin itu dari wajah tampannya. Tentu saja Baekhyun termasuk salah satunya, ia bahkan sudah menahan napas ketika Chanyeol tepat berada dihadapan mereka.
"Kau tidak ganti baju?" Tanya Kyungsoo heran, tidak biasanya Chanyeol pulang tanpa mengganti pakaiannya, biasanya ia juga mandi di kamar mandi team basket.
"Aku sedang malas saja. Mana Kai dan Sehun?" Chanyeol balik bertanya tanpa memandang keberadaan Baekhyun.
"Sudah pulang, ayo kita pulang bersama." Ajak Kyungsoo sambil menggandeng tangan Chanyeol.
Tentu saja melihat hal itu membuat Baekhyun kesal, memang sudah biasa mereka melakukan skinship seperti itu. Namun tetap saja Baekhyun cemburu, karena hanya Baekhyun yang tidak pernah melakukan skinship dengan Chanyeol.
"Oh ya Baekhyun-ah? Apa kau tidak dijemput pacarmu? Ah, pacar yang mana sekarang? Pacarmu terlalu banyak, dasar playgirl!"
Baekhyun merengut kesal mendengar perkataan Kyungsoo tersebut, ia benci dicap buruk. Padahal kan ia memang seperti itu.
"Aku bukan playgirl! Kau pikir aku wanita?!" Teriak Baekhyun kesal, namun Kyungsoo hanya tertawa mengejek.
"Apa kau akan berangkat ke New York besok? Apa perlu kami mengantarmu?" Kyungsoo mengalihkan percakapan ketika melihat wajah Baekhyun semakin merengut.
"T-tidak perlu. Aku kan bukan pergi selamanya." Ucap Baekhyun agak sedikit gugup, apalagi Chanyeol yang berjalan tepat dihadapannya menoleh kebelakang.
"Ya sudah baguslah, dengan begitu aku akan bisa pergi berkencan dengan Chanyeol."
"Aku tidak bisa Kyungsoo-ah, aku juga harus pergi." Chanyeol kembali berjalan mendahului kedua lelaki pendek itu.
"Yak tunggu! Mau pergi kemana?"
"Tentu saja liburan."
"Ya Tuhan, aku tidak percaya kau tidak mengajakku ikut serta."
Baekhyun menatap punggung keduanya dengan tajam, ia benar – benar cemburu bagaimana Kyungsoo bersikap seolah – olah ia adalah pacar Chanyeol. Walaupun ia tau Kyungsoo mungkin saja hanya bercanda namun tetap saja ia merasa cemburu.
-oOo-
Chanyeol mengerutkan dahinya ketika melihat Baekhyun memasuki sebuah bus yang Chanyeol tau menuju kota Eoyeondo, itu adalah kota kecil. Perjalanan kesana memakan waktu selama berjam – jam, belum lagi harus menaiki kapal agar sampai ke pulau itu. Oleh karena itu Chanyeol begitu penasaran kenapa lelaki mungil itu menaiki bus itu, karena setaunya Baekhyun akan berlibur ke New York. Ia sejak pagi telah mengikuti lelaki mungil itu karena penasaran merasa ada sesuatu yang lelaki mungil itu sembunyikan, dan sekarang rasa penasarannya semakin memuncak.
Ia pun menjalankan mobilnya mengikuti bus yang membawa lelaki mungil itu didalamanya, kemana pun Baekhyun pergi akan ia ikuti untuk menuntaskan rasa penasarannya.
-oOo-
"Astaga! Aku penat sekali!" Teriak Baekhyun sambil menggerakkan badannya.
"Yak! Kecilkan suaramu! Aigoo kau selalu membuat keributan, padahal kau baru saja sampai." Ucap Eomma Baekhyun berdecak kecil,
"Badanku seperti ingin remuk saja! Seharusnya kota kecil ini pindah saja ke Seoul. Jadi aku tidak perlu pergi kesini lagi."
"Kau saja yang pindah ke Seoul, jangan pulang kesini!"
"Apa Eomma baru saja mengusirku?" Baekhyun berkacak pinggang namun Eomma malah melengos pergi ke dapur meninggalkannya.
"Aish! Eomma benar – benar kejam." Baekhyun hendak menuju kamar ketika dua kepala bocah muncul didepan pintu rumahnya.
"Baekhyun noona!" Baekhyun memutar bola matanya malas saat kedua bocah itu memeluknya.
"Sudah berapa kali hyung katakan panggil hyung! Jangan noona! Aish! Bocah – bocah ini!" Baekhyun memijit kepalanya karena mendadak pusing.
"Tapi hyung kan cantik." Ucap yang berpipi gembul, sementara yang bermata sipit mengiyakan.
"Terserah! Ini cake buat kalian anak – anak nakal. Jadi sekarang silahkan pergi dari sini." Ucap Baekhyun mengusir. Namun kedua bocah itu malah kegirangan diberikan cake dari Seoul.
"Terima kasih hyung! Tapi sebenarnya kami kesini karena ingin memberitahukan sepertinya ada seorang ahjussi dari Seoul didepan sana, soalnya ia datang setelah hyung, apalagi ia seperti sedang mencari seseorang. Mungkin saja itu teman hyung." Kata yang bermata sipit sambil memakan cakenya.
"Kau pikir hyung berteman dengan ahjussi – ahjussi hah? Sudah pergi sana!" Usir Baekhyun dengan teriakan mautnya.
Mendengar keributan Eomma Baekhyun segera keluar dari dapur, ia sudah berkacak pinggang.
"Yak! Ada keributan apa ini? Aigoo telingaku!"
"Ahjumma! Ada seorang ahjussi didepan sana! Ahjumma harus liat! Mungkin dia pacar Baekhyun noona!" Teriak yang gembul lalu secepat kemudian pergi bersama temannya takut dijadikan kimchi oleh Baekhyun.
"Aish! Anak – anak nakal itu benar – benar!" Baekhyun menjambak rambutnya frustasi, ia baru sampai dan sudah dibuat sakit kepala oleh anak – anak nakal itu.
Eomma hanya menatap malas lalu berjalan kedepan.
"Eomma akan melihat kesana, mungkin saja dia benar – benar pacarmu."
Setelah mengatakan itu Eomma benar – benar pergi, meninggalkan Baekhyun yang tambah frustasi mendengar perkataan Eomma-nya.
"Yak! Yak! Yak!"
Baekhyun pun segera menidurkan tubuh mungilnya ke ranjang kamarnya, pikirannya melayang mengingat bagaimana Kyungsoo selalu menggandeng tangan Chanyeol. Ia benar – benar cemburu, rasanya ia ingin mencakar wajah lelaki bermata belo itu. Seharusnya kan hanya ia yang pantas menggandeng Chanyeol, bukan wanita – wanita mantan pacar Chanyeol, apalagi Kyungsoo.
"Awas saja kalau Kyungsoo berani mendekati Chanyeol! Awas saja!"
Baekhyun mulai menutup matanya mencoba untuk tidur, ia benar – benar lelah berjam – jam harus duduk di bus. Rasanya bokongnya mulai menebal. Namun mata sipitnya kembali terbuka ketika mengingat perkataan anak – anak nakal itu, apalagi sudah beberapa menit Eommanya belum kembali juga.
"Ahjussi apanya? Memangnya tampangku suka dengan ahjussi? Walaupun gay aku pilih – pilih juga tau!" Ucap Baekhyun seakan kepada dirinya sendiri.
Ia pun segera beranjak dari ranjangnya, rasa penasaran mulai menjalarinya menerka – nerka siapa ahjussi yang berasal dari Seoul itu. Kalau benar – benar ahjussi tua bau tanah akan ia abaikan sekalipun ahjussi itu kaya.
Ketika sampai pintu depan ia melihat Eommanya berjalan mendekat dengan seorang lelaki bertubuh tinggi, Eomma-nya tampak menggandeng mesra lengan lelaki itu. Ia pun mengernyit berusaha memfokuskan matanya, namun mata sipit itu tiba – tiba membelalak kaget saat menyadari siapa lelaki tinggi itu.
"ASTAGA! CHANYEOL?!" Pekiknya kaget.
"T-tidak mungkin! B-bagaimana ini!" Baekhyun segera berlari memasuki kamarnya, dan mulai menutup pintunya rapat – rapat.
"Ya Tuhan! Bagaimana mungkin ia berada disini! Astaga tamatlah riwayatku!"
Pintu depan mulai terbuka dan Baekhyun dapat mendengar Eommanya berbicara sebentar dan itu semakin membuat jantungnya berhenti berdetak, ia benar – benar gugup sekarang. Bibir mungilnya bergerak cepat merapalkan doa yang ia ketahui.
"Yak! Baekhyun-ah! Keluarlah! Ada temanmu disini!" Teriak Eomma menggelegar keseluruh penjuru rumah, lalu mulai menggedor pintu kamar Baekhyun.
"Habislah aku!"
.
.
TBC
Hello! Ini FF-ku yang paling terbaru, ff ini belum pernah dipublish dimanapun. Jadi ini FF comeback aku didunia per-FF-an.
Jadi aku bakal ngelanjut FF ini sesuai dari review dari para reader, karna jujur rasanya malas bgt kalau review-nya dikit atau bahkan cuma bilang next atau lanjut. Aku kepengen di review ngasih saran atau apapun itu yang bersifat positif. Karena masukan dari kalian itu sangat berarti buat aku, dan jadi penyemangat aku buat ngelanjut cerita abal – abal ini.
Terima kasih!
