Hai! Eve author baru disini... :D

Eve mencoba untuk membuat fanfic, tapi idenya bukan 100% punya Eve karena Eve mengambil inspirasi dari Black Cat karya Kentaro Yabuki. Tapi Eve usahain gak terlalu mirip... :D

Tambahan : Sebelum terjadi kesalahan saat memanggil author, mending Eve kasih tau sekarang kalau Eve tuh cowok. (Cape dikira cewek mulu)

Happy reading! :3


Disclaimer :

Blonde Cat © Lunatic Eve HellScythe

Vocaloid © Yamaha and his/her owner

Black Cat © Kentaro Yabuki

Rated :

T semi M (maybe)

Genre :

Humor (gak yakin), Drama, Sci-Fi

Warning :

Sebelumnya Eve sudah peringatkan kalau ini terinspirasi dari Manga Black Cat, jadi gak usah ngefalem bilang 'Gak kreatif bener jadi orang' dan semacamnya. Eve bukan gak kreatif, cuma takut aja ntar ceritanya discontinued karena keseringan lupa idenya.

Sedikit gore (cuma darah bereceran), OC nyelip entah kapan, bahasa non baku, Typo(s) tanpa disadari, marga chara tidak sama seperti aslinya (misalnya Kagamine Len marganya bukan Kagamine), gak suka langsung out!

Summary :

Seorang anak yang berpenampilan urakan dan seakan tidak peduli bahaya yang berprofesi sebagai sweeper ternyata memiliki masa lalu yang gelap dibalik sebuah organisasi. Siapakah dia? RnR if you like...


Disebuah kota yang tak dikenal (karena Eve males mikir nama kotanya *diinjek readers*), terjadi keributan pinggiran kota yakni kejar-kejaran antara seorang pemuda bertampang preman dengan dua orang bertampang shota *dihajar sang pengejar*. Sang pemuda bertampang preman terlihat panik karena jalan dihadapannya tertutup oleh dinding yang tinggi sementara dikiri dan kanannya terhalang oleh sebuah bangunan.

"Berhenti disana!" teriak pemuda berambut honey-blond yang agak berantakan. Dia mengancungkan pistolnya kearah preman tadi.

"Mau apa kalian?" balas pemuda tadi ketakutan. "Kenapa kalian mengejarku?"

"Jangan pura-pura tidak tahu!" ucap teman pemuda honey-blond tadi yang berambut biru "Jack Frost (namanya terpintas begitu saja, jadi kalau ada yang bernama sama Eve minta maaf) copet spesialis wanita dan orang tua yang beroperasi disekitar sini. Hadiah penangkapan 100.000 yen..." ucap pemuda itu sambil menunjukan sweep list * kepada preman tadi.

"Si-Siapa kalian? Kalian bukan polisi kan?" tanya preman itu sedikit takut.

"Kami? Kami adalah sweeper*," kata pemuda honey-blond tadi.

"Menyerahlah kalau kau tidak ingin merasakan angin menembus tengkorakmu..." kata pemuda honey-blond tadi dengan sopan -?- sambil menempelkan mulut pistolnya ke kening preman tadi.

"Ba-Baik, aku menyerah..." kata preman itu sambil menyerahkan tangannya.

"Bagus! Kali ini kita bisa makan enak!" teriak pemuda honey-blond itu semangat.

"Kenapa kau ini selalu bertingkah seperti anak kecil Len? Kau itu sudah 18 tahun!" ucap temannya sambil facepalm.

"Berisik kau BaKaito! Aku sudah bosan makan makanan kaleng... Terlalu banyak memakan makanan seperti itu bisa membuat tubuhku sakit..." ucap pemuda honey-blond yang bernama Len Heartnet tadi kepada temannya, Kaito Vollfied.

"Ya sudah, sekarang kau tunggu disini. Aku akan mengambil hadiahnya..." kata Kaito sambil menyeret preman tadi. Len yang merasa bosan memutuskan untuk berkeliling melihat-lihat isi kota tersebut. Setelah cukup lama berkeliling dia merasa lelah, lalu memutuskan untuk tiduran sebentar dikursi taman. Tak beberapa lama kemudian terdengar bunyi dering hape yang berasal dari Len. Len menjawab panggilan tersebut dengan ogah-ogahan "Apaan sih? Aku masih mengantuk tahu!" ucap Len sebelum sang penelpon ngomong barang satu huruf saja.

"BAKA! Sudah kubilang tunggu ditempat tadi! Kenapa kau malah menghilang? Sekarang kamu ada dimana?" tanya orang diseberang yang ternyata adalah Kaito.

"Dikursi taman dekat tempat tadi, sekitar 800meter..." jawab Len lalu memutuskan telponnya dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu (Mohon jangan ditiru)

"800 meter dekat? Dia bisa tidak sih memebedakan jauh dan dekat? Dan juga kenapa telponku langsung diputus begitu saja?" umpat Kaito sambil merutuki kenapa dia bisa bertemu dengan orang seperti itu.

Lunatic Eve HellScythe

"Baiklah pak, sekarang tanda tangan disini..." ucap seorang perempuan kepada om-om dihadapannya.

"Saya baru 25 tahun! Berapa kali harus kubilang jangan memanggilku pak!" balas om-om tadi *dihajar Kaito* sedikit membentak lalu menandatangani kertas yang diberikan perempuan tadi.

"Maaf om, eh pak, eh dik, eh..." perempuan tadi bingung mau memanggil Kaito seperti apa.

"Terserah kau sajalah mau memanggilku apa..." rutuk Kaito sambil menyerahkan kembali kertas tadi.

"Ini uangnya Vollfied-san..." kata perempuan tadi sambil menyerahkan amplop berisi 100.000 yen.

'Dengan ini ami bisa bertahan hidup untuk 5 hari kedepan...' inner Kaito sambil memasukan uang tadi kekantongnya. Dia langsung keluar dari gedung tadi menuju ketempat Len menunggu.

"Mengambil uang saja lama banget. Aku sudah lapar nih..." kata Len sambil mengelus perutnya yang sudah memainkan orkestra tanda minta diisi.

"Iya bawel. Sekarang kita pergi ke cafe disana saja..." kata Kaito lalu menyeret Len ke sebuah cafe.

-Skip-

CrypCafe, sebuah cafe yang sangat terkenal dan nomor satu dikota itu, CrypTown. Dipojokan terlihat dua pemuda yang berpacaran *ditonjok Len dan Kaito* maaf, maksudnya terlihat dua pemuda yang sedang menyantap pesanan mereka.

"Hah..." keluh Kaito sambil melihat beberapa sweep list yang dia jejerkan diatas meja.

"Ng? Adwa apwa?" tanya Len dengan mulut penuh makanan.

"Telan dulu makananmu sebelum ngomong. Aku sudah berusaha mencari, tapi sisa buronan disini harganya murah semua. Masa paling mahal cuma 25.000 Yen?" ucap Kaito sambil melihat-lihat lagi sweep listnya karena mungkin ada yang terlewat.

"Sudah lah, kita tangkap saja semuanya. Nanti juga kita akan banyak uang," jawab Len enteng. Kaito langsung menjitak Len.

"Itu hanya menghabiskan tenaga kita dasar baka! Dan juga uang kita tidak akan cukup untuk ongkos dari satu tempat ke tempat lainnya kalau harus menangkap mereka semua..." kata Kaito sambil memakan es krimnya. "Sepertinya kita salah pergi ke tempat ini, terlalu tenang..."

Tepat 2 detik setelah Kaito mengatakan itu, terdengar suara pistol yang ditembakan diluar cafe tersebut. Bahkan hujan peluru tersebut sampai kedalam cafe sehingga membuat orang-orang yang ada didalam cafe tersebut panik.

"Damai, huh?" tanya Len sambil meminum jus pisangnya.

"Bukan saatnya untuk berkata seperti itu. Kita hentikan keributan itu sekarang juga..." kata Kaito berusaha melompat dari tempat duduknya tapi ditahan oleh Len.

"Kau tenang saja. Nanti mereka sendiri yang akan masuk kesini..." balas Len. Dan ternyata benar, mereka langsung masuk kedalam cafe tersebut.

"Kemari kau tikus! Percuma kau berusaha lari dari kami!" teriak salah satu dari mereka yang berpenampilan mafia. "Menyingkir kalian atau kalian akan kutembak saat ini juga!" teriaknya lagi yang langsung membuat semua pengunjung disana menyingkir.

"Rayne Viper..."

"Hah? Apa maksudmu?" tanya Kaito yang heran dengan ucapan Len.

"Nama tikus itu Rayne Viper. Anggota organisasi Black Bullet yang cukup terkenal dikota ini. Hadiah penangkapannya 2.000.000 Yen..." ucap Len menjawab pertanyaan Kaito.

"Darimana kau tahu tentang itu?" tanya Kaito bingung.

"Aku pernah melihat posternya dulu didaftar buronan bernilai tinggi. Kau meragunakan daya ingatku?" tanya Len sambil menujuk-nujuk kepalanya sendiri.

"Ya sudah kalau begitu. Segera tangkap orang itu," ucap Kaito sedikit kencang membuat mafia tadi menoleh kearah mereka.

"Siapa kalian yang ribut disana hah?" bentak mafia tadi sambil mengancungkan pistolnya kearah Len dan Kaito.

"Kau tidak perlu tahu siapa kami..." kata Len yang sudah berada didepan Mafia tadi.

"Ap-" belum sempat mafia tadi berkata, Len dan Kaito sudah kabur sambil membawa tikus tadi. "HEI KALIAN! KEMBALI!" teriak mafia tadi sambil mengejar Len dan Kaito.

"Dasar bodoh! Mana mungkin kami mau kembali..." ejek Len sambil terus berlari.

"Si-Siapa kalian? Kenapa kalian menolongku?" tanya orang bernama Rayne itu kepada Len dan Kaito.

"Menolong? Kami ini berusaha untuk menangkapmu. Kalau kau terbunuh kami tidak akan mendapatkan uang hadiahnya..." kata Len sambil membawa orang tadi ke sebuah tempat peristirahatan. "Kami adalah sweeper. Apakah kau mau kami bawa ke penjara?" tanya Len kepada orang tadi.

"Ternyata kau benar, dia memang buronan bernilai tinggi," kata Kaito sambil melihat buku yang dia pegang "Rayne Viper, seorang mata-mata organisasi Black Bullet yang kabur sekitar 1 bulan yang lalu. Jadi orang-orang tadi juga anggota organisasi?" tanya Kaito pada Rayne. Rayne hanya menganggukan kepalanya.

"Aku lebih memilih dipenjara daripada harus tetap bersama mereka. Sekarang bawalah aku kemanapun kalian mau..." kata Rayne sambil menyerahkan tangannya. Kaito langsung mengeluarkan borgolnya dan langsung memborgol tangan Rayne. "Tapi, sebelumnya bisakah aku minta tolong kalian untuk membawaku ke rumah anakku?" tanya Rayne pada Len dan Kaito.

"Gak menarik. Kukira bakal ada pertempuran seru..." ucap Len kecewa. "Tapi, aku mau menolongmu.." lanjut Len.

"Hei, apa kau yakin?" tanya Kaito pada Len.

"Sudahlah, tidak apa-apa kan? Lagipula aku sedang bosan. Sekalian kita bisa jalan-jalan..." jawab Len. "Tapi, kenapa paman minta tolong kepada kami?" tanya Len pada Rayne.

"Aku sudah berada di organisasi itu selama 2 tahun. Dan selama itu aku tidak menghubungi keluargaku karena aku takut keluargaku terancam bahaya," jawab Rayne. "Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menolongku. Setelah bertemu dengan anakku, aku akan ikut kalian..." kata Rayne.

"Baiklah kalau begitu, kalian tunggu didepan saja. Aku mau menyewa mobil dulu..." kata Kaito lalu pergi terlebih dahulu. Len dan Rayne menunggu didepan tempat mereka tadi.

"Terima kasih sudah mau menolongku..." kata Rayne sambil tersenyum. Tak beberapa lama berselang munculah Kaito yang bersimbah darah diperutnya.

"He-Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Rayne khawatir seraya mendekati Kaito, tapi tidak dengan Len. Dia malah berteriak kearah Rayne. "Paman! Menghindar!" "Eh," belum sempat Rayne menoleh, Kaito langsung menembak jantung Rayne. Rayne langsung terkapar tak berdaya ditempat itu.

"Fuh! Ternyata kau memang bodoh..." kata Kaito yang ternyata orang yang sedang menyamar. "Kalau begitu, aku permisi..." kata orang tadi lalu pergi begitu saja. Kemudian munculah Kaito yang asli sambil membawa mobil sewaan.

"Paman!" teriak Len kearah Rayne. Rayne yang sudah kehabisan tenaga langsung mengeluarkan sebuah foto dari dompetnya.

"Len! Apa yang terjadi?" tanya Kaito pada Len yang sedang memegang foto yang diberikan Rayne tadi.

"I-Itu adalah... Fo-Foto anak-ku... Be-Berikan itu pada-nya..." ucap Rayne terputus-putus lalu menutup matanya untuk selamanya. Len yang tidak terima langsung mengeluarkan aura pembunuh yang sangat kuat.

"Sudah lama aku tidak melihat Len begitu marah..." ucap Kaito lalu menutupi jasad Rayne dengan selimut. Len langsung mengejar orang yang menembak Rayne tadi ke atap sebuah bangunan. Orang tadi yang menyadari kehadiran Len langsung menoleh kebelakang.

"Hoh~ Kau mengejarku sampai kesini? Nekat sekali kau..." kata orang tadi sambil membuang puntung rokoknya yang baru saja habis dihisap olehnya.

"Beraninya kau membunuh paman!" bentak Len dengan aura membunuh yang kuat.

"Memangnya kau mau apa hah? Apa kau mau menyusulnya?" teriak orang tadi sambil mengeluarkan kedua pistolnya. Len langsung menunjukan pistolnya yang berornamen hitam berukiran angka XIII di badan pistolnya.

"Pistol berornamen? Itukan milik pembunuh legendaris bernama Blonde Cat?" tanya orang tadi masih tetap mengancungkan pistolnya.

"Ternyata kau tahu tentang dia..." kata Len masih tetap tenang, tapi aura membunuhnya masih tetap sama.

"Tidak ada orang yang berada dijalan kegelapan yang tidak tahu dengan nama itu. Blonde Cat adalah pembunuh legendaris yang paling ditakuti oleh semua orang, terutama oleh pejabat kotor. Tapi beredar kabar kalau dia sudah mati 2 tahun lalu karena berusaha mengkhianati organisasi tempat dia bergabung," jelas orang itu panjang lebar.

"Fuh, kau benar, Blonde Cat sudah mati. Dan sekarang dia menjadi Len Hearnet," kata Len enteng.

"Dasar bocah sok!" teriak orang itu lalu menembak Len dengan brutal. Tapi semua pelurunya berhasil ditahan oleh Len hanya dengan badan pistolnya.

"Ap-Apa?" kata orang itu kaget karena semua peluru yang dia tembakan berhasil ditahan oleh Len.

"Fuh, nyaris! Hades, temanku ini memang tidak pernah mengecewakanku," kata Len sambil mengarahkan pistolnya lalu menembakan dua peluru kearah kedua pistol milik orang tadi masing-masing satu tembakan. Peluru tersebut tepat masuk ke dalam moncong pistolnya yang mengakibatkan pistol tersebut meledak.

"Mustahil!" teriak orang tadi berusaha mundur, namun dia terpojok karena kalau mundur lebih jauh maka dia akan terjatuh.

"Sampaikan salamku pada paman di alam sana ya..." kata Len sambil tersenyum jahat lalu menembak kepala orang tadi. Kaito yang sepertinya sudah bisa membaca kejadian ini hanya diam saja.

-Skip-

Tok! Tok! Tok! "Iya, tunggu sebentar..." teriak seserang dari dalam rumah yang diketuk tadi. "Loh? Tidak ada orang?" tanya orang tadi heran. Saat tidak sengaja dia melihat kebawah, ada foto dirinya bersama kedua orang tuanya. "Siapa yang mengirim foto ini?" tanya orang tadi bingung, namun tetap membawa foto itu kedalam.

"Akhirnya usaha kita sia-sia..." kata Kaito sambil mengeluh.

"Sudahlah. Kau tidak lihat wajah anak perempuan tadi? Meskipun terlihat bingung tapi dia senang..." kata Len sambil memakan cake pisang yang dia beli sebelum mampir kerumah tadi. "Kau mau?" tanya Len sambil menyodorkan makanannya.

"Aku tidak lapar. Kau habiskan saja..." jawab Kaito sambil tetap mengemudi. Len melanjutkan melahap makanannya.

To be Continued


Dictionary:

Sweeper : Pemburu hadiah

Sweep List : Daftar buruan

Author corner:

Chapter pertama sudah selesai! *tebar-tebar kertas sobekan

Bagaimana ceritanya? Mungkin terlalu mirip sama aslinya, tapi sudah Eve usahain agar beda meskipun gak terlalu mencolok... T_T

Mind to RnR? :3