Our Innocent Hokage

(Twisted!Fic Our Young Hokage)

Rated : T

Genre : Friendship/Humor

Pairing : AllxFem!Naru, Fem!NaruxUndecided

Warning : Fem!Naru, VeryStrong!Naru, AntiSocial!Naru, Good!Kyuubi.

.

Summary : Uzumaki Naruko adalah ninja jenius yang dilatih oleh Hiruzen dan Jiraiya selama 12 tahun dan disembunyikan keberadaannya karena statusnya sebagai Jinchuuriki Kyuubi dan anak dari Yondaime Hokage. Hingga saat usianya akan beranjak 13 tahun, ia kembali ke Konoha dengan penyamaran sebagai laki-laki. Bagaimana jika saat ujian Chuunin berlangsung Hiruzen meninggal dan memberikan wasiat untuk menjadikan Naruto sebagai Hokage kelima? Dalam usia 13 tahun dan tidak pernah menjadi seorang Gennin, Chuunin, dan Jounnin?

.

Apakah Naruto bisa membuktikan kalau ia bisa menjadi Hokage yang terbaik?

.

.

Note : Ujian Chuunin yang diadakan saat Hiruzen tewas di cerita ini tidak terdapat Gaara dan hanya Rookie 11 selain Naruto dan ditambah Sasuke.

.

Chap. 1, The Death of Hiruzen Sarutobi and a new Hokage.

.

"Apakah kau yakin kalau ia sudah siap sensei? Maksudku, ia baru berusia 13 tahun..."

"Kau tahu kalau ia bukan anak sembarangan bukan," pria tua dengan pipa rokok di mulutnya hanya bisa menghela nafas dan menghembuskan asap putih itu dari mulutnya, "tidak ada yang bisa kita ajarkan padanya lagi. Ia menyerap semua informasi tentang desa yang kuberikan padanya, semua yang kita ketahui sudah kita ajarkan padanya. Kukira ia sudah lebih kuat darimu, bahkan dariku kalau saja ia menggunakan chakra Kyuubi..."

"Ia benar-benar jenius seperti ayahnya," Jiraiya menatap seorang anak perempuan yang sedang berlatih di sebuah lapangan latihan di halaman itu, "bagaimana dengan pendapatnya?"

"Ia sangat setuju, ia ingin keluar sejak dulu dan melihat desa tempat ayahnya berasal. Dan yang lebih penting, ia selalu ingin mencari tahu siapa yang melepaskan Kyuubi dari tubuh ibunya, yang membuat Minato dan Kushina tewas malam itu," wajah anak itu memang mirip seperti sang Red Habanero dari Konoha. Namun, sifatnya benar-benar seperti sang Kiroi no Senko ayahnya.

"Kalau begitu, baiklah sepertinya aku tidak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya bukan?"

"Masalahnya adalah, satu hal yang ingin ia lakukan selama berada di Konoha..."

{1}

"Ini adalah Konoha?" Dengan rambut panjang yang diikat satu ke belakang, anak berambut kuning itu menoleh pada desa di depannya. Sementara pria berambut putih yang menemaninya tadi tampak mengangguk dan menepuk kepalanya, "desa yang besar..."

"Ayah dan ibumu tinggal dan bertemu disini, kau akan menyukainya Hi—Naruto..."

"Selamat datang Jiraiya-sama, sudah lama anda tidak kembali ke Konoha," dua penjaga gerbang itu menunduk pelan sebelum matanya tertuju pada anak berambut panjang yang ada di depannya saat ini dengan tatapan bingung.

"Dimana Hiruzen-sensei?"

"Ujian chuunin akan segera dilakukan minggu depan, beliau sedang mengadakan rapat dengan beberapa Jounnin," Jiraiya mengangguk-angguk saja dan menoleh kearah Naruto setelah selesai menandatangani berkas untuk masuk ke dalam desa, namun tidak menemukan seseorangpun disana.

"Anak itu..." Jiraiya hanya bisa menghela nafas, masih ingat dengan apa yang diinginkan oleh Naruko sebelum mereka pergi ke Konoha.

{1}

"Menyembunyikan identitas sebagai seorang perempuan?"

Jiraiya menatap Hiruzen dengan tatapan bingung, seolah tidak mengerti apa yang dikatakan oleh mantan gurunya itu. Hiruzen mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh Jiraiya.

"Kenapa?"

"Karena menurutnya, ia akan diremehkan kalau menjadi seorang perempuan," Jiraiya sweatdrop mendengarnya. Ia yakin kalau semuanya melihat kemampuan anak itu, walaupun ia berusia 10 tahun ataupun anak perempuan mereka akan benar-benar bertekuk lutut padanya, "masih ada sisi kekanakan Kushina dalam dirinya..."

"Bagaimanapun ia masih anak-anak sensei, tentu saja..."

"Yah, biarkan ia melakukan apa yang ia mau. Dan aku tidak akan membiarkanmu menghilangkan kepolosannya Jiraiya, jadi—kalau ada pertanyaan-pertanyaan aneh seperti 'Jiji, apa itu sex' sekali lagi kau akan tahu akibatnya," Hiruzen tersenyum sambil menatap Jiraiya yang memalingkan wajahnya. Satu-satunya pelaku yang membuat Naruko menanyakan tentang hal itu.

"Bagaimana dengan bagian tubuhnya?"

"Henge miliknya memiliki tingkat S, apakah kau meragukan kalau ia akan ketahuan bahkan oleh Danzou?" Jiraiya menggeleng. Tentu, bahkan dengan sharingan sekalipun ataupun Byakugan akan susah untuk mengetahuinya, "baiklah, aku akan mengandalkanmu untuk menjaga Hime..."

{1}

"Team Kakashi yang beranggotakan dua orang semuanya lolos pada babak final. Lalu tim Gai juga, sementara Tim Kurenai, Hinata Hyuuga dikalahkan oleh Neji Hyuuga dan Tim Asuma, Akimichi Chouji dan Ino Yamanaka sudah kalah dan hanya tinggal Shikamaru Nara," semua instruktur ujian Chuunin menemui Hiruzen di ruangannya dan melaporkan hasil akhir.

"Baiklah, sebaiknya kalian bersiap untuk ujian Chuunin 1 minggu lagi. Aku akan—"

"Yo, jiji!" Naruko—atau sekarang bernama Naruto tampak melakukan shunshin dan muncul begitu saja di depan Hiruzen yang sedang melakukan apel pada semua Jounnin disana. Semua yang ada disana tampak cukup terkejut melihat bagaimana anak kecil itu muncul tanpa bisa dideteksi oleh mereka, "akhirnya aku menemukanmu!"

"Naruto, tidak seharusnya kau menggunakan itu," itu bukan Shunshin biasa, mungkin setingkat diatas Shunshin dan sedikit dibawa Hiraishin. Entah bagaimana, Naruto bisa mempelajari Hiraishin yang merupakan jutsu andalan dari ayahnya. Walaupun belum sempurna, namun itu cukup untuk menyamai ayahnya, "jantungku bisa melemah kalau kau tiba-tiba muncul."

"A—ah, maafkan aku jiji... Aku hanya tidak sabar bertemu denganmu dan—" Hiruzen tertawa pelan mendengar bagaimana Naruko terlihat panik dengan apa yang ia katakan. Menepuk kepala anak itu dengan pelan dan ia tersenyum, "jangan menakutiku seperti itu!"

"Maaf-maaf, kemana Jiraiya—kufikir tadi kau bersama dengannya?"

"Ero-jiji terlalu lama, aku segera datang saat merasakan chakra jiji di ruangan ini—eh? Ehm, maaf aku tidak tahu jiji sedang bekerja," Naruko tertawa dan menggaruk kepala belakangnya, "kalau begitu, aku tidak akan mengganggu, sampai jumpa nanti jiji!"

"Ah Naruto, aku sudah menyiapkan apartment untukmu di dekat tempat tinggal dan kantor Hokage. Kau bisa menanyakannya pada Jiraiya," anak itu hanya mengangguk cepat dan melakukan Shunshin keluar dari ruangan itu meninggalkan beberapa orang yang masih tidak mencerna apa yang terjadi.

"Maaf Sandaime-sama, siapa anak laki-laki,"—Hiruzen menahan tawa, sepertinya Naruko berhasil bahkan mengecoh Jounnin Konoha—,"yang datang tadi?"

"Aku tidak bisa memberitahukannya sekarang, mungkin setelah Ujian Chuunin ini kalian akan mengetahuinya."

Entah itu firasat, ataukah sesuatu yang sudah direncanakan oleh Hiruzen, semua tidak mengetahuinya.

{1}

"Ini monumen MIA?" Melihat kearah ukiran nama-nama disana, tampak nama ayah dan ibunya, juga nama-nama yang pernah ia dengar dari Hiruzen dan juga Jiraiya. Ia tidak pernah bertemu dengan siapapun kecuali Jiraiya dan juga Hiruzen, "orang-orang yang tewas saat perang dan ditambah dengan penyerangan Kyuubi..."

...

'Maafkan aku...' Meskipun ia tahu kalau ini bukan salahnya, tetapi tetap saja ia merasa apa yang terjadi pada mereka adalah salahnya.

Suara kunai yang bertabrakan dan suara langkah yang terdengar seperti berlari. Ia tahu persis apa yang dilakukan disana, dan tentu saja ia sangat tertarik melihatnya. Akan berbelok dan tampak melihat pada sebuah lapangan yang ada disana, dimana tiga orang sedang berlatih bersama. Pria berambut perak, pemuda berambut raven, dan anak perempuan berambut pink.

'Sepertinya latihan yang menyenangkan, aku tidak pernah sama sekali bertarung dengan orang lain selain Hiru-jiji dan juga Ero-jiji,' Naruko mengintip dari balik pohon dan menatap semua yang ada disana, "apakah kalau aku tinggal disini aku akan bisa berlatih dengan mereka?"

Pria berambut perak itu tampak menoleh kearah dimana Naruto berada dan melemparkan kunai padanya.

"Kakashi-sensei, ada apa?!"

"Keluarlah," Kakashi tidak mendengar gadis berambut pink itu dan menatap kearah dimana Naruko bersembunyi sebelum beberapa saat kemudian anak itu keluar dengan kunai yang ia tangkap. Naruko yang menyamar menjadi seorang anak laki-laki dengan rambut panjang pirang dan diikat satu ke belakang dan rendah itu mendekati mereka.

"Siapa dia?"

"Maaf kalau aku mengganggu kalian, aku sedang melihat monument itu saat aku melihat kalian berlatih," jawabnya menunjuk monument MIA yang ada di belakang mereka.

"Kami tidak pernah melihatmu di Konoha sebelumnya, kau pendatang?"

"Ah begitulah, baru saja aku sampai di Konoha," Naruko menoleh pada saat Kakashi menatapnya seolah menyadari sesuatu. Walaupun belum memperkenalkan diri, ia sudah tahu pria yang berambut perak itu. Copy ninja dari Konoha—Hatake Kakashi yang merupakan salah satu murid ayahnya juga.

"Namaku adalah Haruno Sakura dan mereka adalah Hatake Kakashi dan juga Uchiha Sasuke, siapa namamu?"

"Naruto, namaku adalah Uzumaki Naruto!" dan nama yang disebutkan oleh Naruko tampak membuat Kakashi sedikit tersentak. Ah benar juga tidak mungkin murid kesayangan ayahnya sampai tidak tahu kalau sang guru akan memiliki anak, "hei, bolehkan aku berlatih dengan kalian?"

"Eh? Tetapi," Sakura melihat Naruto yang memang tidak memiliki Hitai Ate karena tidak pernah melalui test untuk memasuki tahap Gennin, Chuunin, dan juga Jounnin walaupun kemampuannya diatas itu semua, "kau shinobi?"

"Secara resmi tidak, aku tidak memakai hitai ate kau lihat," Naruto menunjukkan dahi dan tubuhnya yang tidak menggunakan benda itu sama sekali, "makanya, bagaimana kalau latihan fisik saja?"

"Tetapi—"

"Ayolah, aku benar-benar tertarik untuk berlatih dengan kalian. Aku tidak pernah berlatih sekali dengan jiji," Naruko tidak sama sekali mencoba untuk membuat mereka terpengaruh oleh senyuman polosnya. Senyuman itu begitu saja keluar, itu adalah senyuman alaminya.

"Baiklah," dan mereka menjawab serentak, entah kenapa wajah mereka semua memerah dan memalingkannya dari anak laki-laki yang sebenarnya perempuan itu.

"Ah, tetapi kalau tidak bisa menahannya—kalian boleh menggunakan ninjutsu untuk membalas atau menahannya…"

{1}

"Hime baru saja keluar dari kantorku beberapa saat yang lalu…"

Jiraiya yang berjalan dari kantor Hokage tampak menghela nafas. Gerakannya benar-benar menyamai ayahnya yang dijuluki Yellow Flash Konoha—ia jadi bingung apakah anak perempuan itu benar-benar berusia 13 tahun atau tidak.

"Dimana dia berada kira-kira… di patung ayahnya tidak ada, dan—" melihat pada bukit yang menuju ke monument KIA, satu tempat yang selalu ditanyakan olehnya saat sedang mempelajari sejarah Konoha bersama dengannya dan Hiruzen, "kenapa tidak terfikirkan olehku…"

Ia berjalan mendekati tempat itu, namun saat ia melihat apa yang ada di depannya, tentu saja ia cukup terkejut. Naruko atau yang sekarang bernama Naruto berdiri dimana Kakashi, Sasuke, dan juga Sakura tumbang dengan luka di tubuh mereka.

"Ma—maafkan aku, aku terlalu bersemangat…"

"Bagaimana kau—" Sasuke menatap Naruto tajam membuatnya sedikit tersentak namun tidak menunjukkan rasa takut.

"Oi, gaki!" Suara itu tampak membuat semua orang menoleh dan menemukan Jiraiya yang melambaikan tangannya saja. Jarang berada di Konoha membuat Jiraiya tidak begitu dikenal wajahnya dan hanya Kakashi serta Naruto yang mengenalnya, "oh Kakashi!"

"Sudah lama tidak melihat anda Jiraiya-sama," nah, kalau namanya tentu membuat Sakura dan Sasuke membulatkan matanya, terkejut dengan siapa yang ada di depannya, "apa yang membawa anda kemari?"

"Menjemput anak ini,"—menepuk kepala Naruto—, "dan melanjutkan risetku~"

"Aku menunggu buku lanjutan dari anda Jiraiya-sama..." Kakashi tersenyum lebar, ia menghormati Jiraiya bukan hanya karena ia Sannin Konoha, tetapi tentu karena ia adalah penerbit buku yang ia gemari, "jadi, anda kenal dengan anak ini?"

"Begitulah, aku kembali ke Konoha untuk mengantarkannya. Ah, aku harus pergi—" Jiraiya melihat kearah langit di atasnya yang sudah menunjukkan cukup sore, "baiklah, maaf kalau anak ini merepotkan. Aku akan membawanya pulang."

{1}

"Ujian Chuunin!" Naruto tampak menatap kearah arena yang terlihat dari tempat duduk Hokage. Dimana anak laki-laki (yang sebenarnya perempuan) itu tampak sangat bersemangat dan menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, "kau benar-benar tahu apa yang kuinginkan jiji…"

"Tentu, kau selalu bersemangat saat aku menceritakan tentang ujian Chuunin. Jadi, duduklah sekarang," Hiruzen yang sudah duduk di kursi Hokage tampak tertawa dan menunjuk pada kursi yang ada di samping kanannya, yang disiapkan untuk anak itu—walaupun diberikan tatapan aneh oleh para Jounnin dan Chuunin yang membantu persiapan. Sementara di samping kirinya tampak Kazekage yang duduk tenang sambil melirik pada Hiruzen dan Naruto.

"Apakah itu adalah cucumu Hokage-sama?"

"Tidak, tetapi ia sudah kuanggap cucuku sendiri. Maaf kalau itu mengganggumu Kazekage-sama…"

"Tidak sama sekali, lagipula aku menyukai anak yang bersemangat—" Naruto menoleh pada pria itu yang tampak menyeringai dibalik kain yang menutupi mulutnya. Ia tahu, walaupun ia tidak melihatnya. Ia memegang erat jubah Hokage Hiruzen, seolah jika ia melepaskannya akan terjadi hal buruk pada sang Hokage.

"Ada apa Hime?"

"Sudah kukatakan untuk tidak memanggilku seperti itu jiji!"

"Maaf, tetapi panggilan itu menurutku sangat cocok untukmu," Naruto hanya menghela nafas mendengarnya. Asalkan tidak sama sekali terdengar oleh orang selain Jiraiya dan juga Hiruzen ia tidak akan protes.

"Berhati-hatilah dengannya jiji…"

Hiruzen tampak menatap Naruto yang menatap sang Kazekage dengan tatapan waspada. Dan ia hanya mengangguk, mengerti kalau insting Naruto yang mengatakan hal itu. Berharap kalau itu hanyalah sebuah pemikiran yang salah.

Tidak akan ada yang terjadi…

{1}

"Lepaskan aku!"

"Sandaime-sama menyuruh kami untuk tidak membiarkanmu mendekat, kami tidak bisa melakukan itu—" Naruto hanya bisa melihat dari jarak yang cukup dekat, bagaimana Kekkai yang terbentuk itu berwarna keunguan. Dimana beberapa saat yang lalu Hiruzen tampak terjebak disana dengan Kazekage yang ternyata penyamaran dari muridnya.

"Aku melihat orang itu membangkitkan Shodaime dan juga Nidaime, kalau sampai ia juga membangkitkan Yondaime," Naruto menggigit bibir bawahnya. Ia tahu bagaimana sepak terjang dari ayahnya selama masih hidup. Ditambah dengan Orochimaru mantan murid Hiruzen, apalagi dengan Shodaime dan juga Nidaime, Hiruzen tidak akan menang.

Chakra Hiruzen tampak sedikit demi sedikit memudar, ia tahu hal itu—ia bisa merasakannya.

"Che, lepaskan aku sekarang juga…" suara yang dalam dan juga sangat datar itu terdengar dari Naruto saat ia menoleh dan menatap beberapa ANBU yang menahannya dengan pupil berwarna merah. Dan tanpa sadar karena tekanan dari tatapannya, ANBU yang memegangnya tampak melepaskan pegangan itu dan Naruto segera mendekati kekkai itu.

"Jiji!" ia memegang kekkai itu seolah mencoba untuk menganalisa apa yang ada didepannya, "pasti ada yang menjaga Kekkai ini agar tetap utuh. Tetapi siapa…"

Sebelum ia bisa melihat siapa, tampak chakra besar yang ia rasakan. Ia tahu apa yang dilakukan, dan saat ia melihat sebuah siluet dari makhluk yang berwarna keunguan, ia tahu apa itu. Ia mengetahui semua jutsu yang ada di dalam buku—dan itu adalah satu jutsu yang tidak pernah ia ingin lihat.

Shiki Fujin…

'Ayahmu menggunakan Shiki Fujin untuk mengunci Kyuubi dalam tubuhmu. Ia tewas karena menggunakannya…'

'Tidak…' ia bisa melihat bagaimana makhluk itu berada diantara pepohonan yang tumbuh karena jurus dari Shodaime itu, "hentikan jiji!"

Namun ia tahu kalau jutsu itu tidak akan mungkin bisa dihentikan saat Shinigami sudah muncul untuk mengunci mangsanya. Dan saat makhluk itu menghilang bersama dengan kekkai yang menyelubungi tempat itu dan kepergian seseorang yang dibantu beberapa orang, ia tahu kalau yang tertinggal disana—

"Jiji!"

—hanyalah tubuh dari seorang Sandaime yang sudah tidak bernyawa.

{1}

Kabar kematian dari sang Sandaime Hokage menyebar dengan cepat seolah sebuah api yang menyala dalam lautan minyak. Begitu juga pada Jiraiya yang pada saat kejadian tidak berada di Konoha. Ia segera kembali dan menuju ke Rumah sakit dimana Naruto yang sepertinya cukup shock dirawat disana.

"Bagaimana keadaan anak itu?"

"Tidak ada luka serius, tetapi—ia mengalami sedikit guncangan. Ia tidak menyentuh makanan sejak saat itu—" sudah 3 hari lamanya? Kalau saja Kyuubi tidak dalam tubuhnya mungkin Naruto benar-benar akan sakit saat ini.

Setelah berterima kasih pada sang Iryo-nin, tentu saja Jiraiya segera bergegas ke kamar dimana Naruto dirawat. Membuka pintu dan menemukan Naruto yang duduk di tempat tidur dan menerawang pada jendela di sampingnya.

"Kenapa jiji harus menggunakan jutsu itu? Dan meninggalkanku seperti otou-san dan okaa-san…?" Jiraiya tidak menjawab pertanyaan itu, "kenapa Nidaime-sama harus membuat jutsu seperti itu? Kalau saja tidak ada—mungkin…"

"Kau tidak akan berada disini Hime," Jiraiya menatap Naruto dengan tatapan serius, "ayahmu, ibumu, kau, dan semuanya akan tewas karena tidak aka nada yang mengunci Kyuubi. Hiruzen-sensei menggunakan itu untuk melindungi desa. Karena ia mencintai desa ini sama seperti ia menyayangimu…"

"Apakah tidak ada cara lainnya?"

"Apakah Hiru-jiji yang kau kenal pernah melakukan sesuatu tanpa memikirkan resikonya?" Naruto menggelengkan kepalanya, "kalau begitu, ia pasti tidak menemukan cara untuk melakukan hal lainnya selain menggunakan jutsu itu."

"Aku bisa membantunya mengalahkan orang itu," tentu, Jiraiya juga percaya kalau Naruto bisa melakukannya. Seseorang bahkan yang baru berusia 13 tahun kurang sudah mendapatkan pengakuan dari seorang Hokage.

"Kau tahu kalau Orochimaru adalah mantan murid Hiruzen-sensei sama sepertiku. Sensei sudah sekali melepaskannya, dan ia hanya merasa bertanggung jawab dengan apa yang terjadi saat itu," Jiraiya menepuk kepala Naruto, "sudahlah, bagaimana kalau kuajak ke Ichiraku Ramen?"

"Tidak, aku akan ada di patung otou-san…"

Dan dengan begitu Naruto segera melakukan Shunshin dan menghilang dari hadapan Jiraiya yang menghela nafas. Ia baru saja akan kembali keluar saat tiba-tiba salah satu ANBU muncul sambil menunduk padanya.

"Ada apa?"

"Sandaime-sama menitipkan surat ini pada kami. Kalau saja terjadi sesuatu padanya saat ujian Chuunin berlangsung," Jiraiya mengambil surat yang diulurkan padanya. Bingung apa yang dituliskan oleh sang guru namun tentu yang bisa ia lakukan membuka dan melihat isinya.

'Aku mencurigai sesuatu akan terjadi saat ujian Chuunin berlangsung.

.

Ada yang aneh dengan keadaan Kazekage, dan aku merasakan firasat buruk tentang apa yang akan terjadi. Dan jika surat ini sampai ke tanganmu, itu artinya aku sudah tewas entah karena apa. Aku tahu kalau aku tidak akan punya kesempatan untuk mengatakan keputusanku ini—dan aku yakin kalau kau akan mengatakan kalau aku terlalu terburu-buru.

.

Jika aku tewas, aku tahu kalau kau—orang yang paling kupercaya untuk menjadi penerusku tidak akan mau melakukan itu. Maka, aku memutuskan untuk menunjuk seseorang yang juga paling kupercaya untuk meneruskan pekerjaanku.

Siapa? Kakashi, ataukah Tsunade?

'Dia adalah—'

{1}

"Maaf jiji, aku tidak menghadiri pemakamanmu. Tetapi aku hanya tidak ingin percaya kalau kau akan meninggalkanku sama seperti yang dilakukan oleh otou-san dan okaa-san," Naruto menatap pada patung yang ada di samping ayahnya, "aku tidak pernah mengerti bagaimana perasaan ingin melindungi yang kau rasakan. Aku tidak mengerti bagaimana kau memberikan rasa cintamu pada orang sebanyak ini."

"Yang selama ini kurasakan—rasa cinta dan juga rasa sayang dan ingin melindungi…mungkin aku hanya merasakannya saat aku bersama denganmu dan Ero-jiji," Naruto tertawa dan menggaruk kepala belakangnya, "kau mengatakan kalau menjadi Hokage adalah menjadi seseorang yang mencintai desa."

Berbaring diatas patung ayahnya dan menutup matanya.

"Kalau aku menjadi Hokage—apakah aku akan merasakannya juga?" merasakan hembusan di atas kepalanya, "mungkin, namun aku juga tidak yakin."

"Kalau ayahmu bisa, kenapa kau pesimis mengatakan tidak bisa Hime?" suara itu membuatnya menoleh dan menemukan Jiraiya yang tersenyum dan melambaikan tangannya, "angin hari ini cukup kencang, kau bisa sakit."

"Aku tidak apa-apa, dan aku bukan pesimis—otou-san memiliki banyak teman saat kecil dan memilikimu serta okaa-san. Dan sekarang ini, aku hanya memilikimu," Jiraiya duduk dan menepuk kepala Naruto, "perasaan itu berkurang. Dan aku tidak yakin kalau aku menjadi Hokage aku akan bisa merasakan hal yang sama seperti otou-san dan juga Hiru-jiji…"

"Bagaimana kalau kau menunjukkannya Hime?"

"Eh?"

{1}

"Aku memilih Kakashi Hatake sebagai kandidat dari Hokage selanjutnya."

"Kufikir lebih baik juga Danzou yang menggantikannya—" semua ketua klan tampak menatap dengan alis terangkat saat Homura mengusulkan Danzou sebagai Godaime Hokage, "ia memiliki talent dan juga memiliki pengalaman yang lebih banyak. Ia cocok sebagai Hokage selanjutnya."

"Aku lebih memilih Jiraiya-sama…" Shikaku memangku kepalanya.

"Aku setuju dengan Shikaku." Dan diikuti beberapa anggukan lagi.

"Tidak, aku tidak mau melakukannya," suara itu membuat semuanya menoleh dan menemukan Jiraiya yang tersenyum dan menatap mereka semua, "lagipula keputusan kalian akan kalah dari apa yang menjadi keputusan Sandaime bukan?"

"Ia sudah tewas, kami yang memiliki hak untuk memilih Hokage selanjutnya."

"Tidak, karena ia meninggalkan wasiat tentang penerusnya selanjutnya," Jiraiya tampak melemparkan surat yang ia dapatkan tadi pada Hiashi yang berada paling dekat dengannya, "semuanya tercantum disana, alasan dan juga sebuah nama."

Semuanya menunggu bagaimana Hiashi menyelesaikan itu. Alisnya berkerut dan matanya sedikit membulat sebelum menoleh pada Jiraiya.

"Ia meminta untuk memberikan kepercayaan sebagai seorang Godaime Hokage pada seseorang bernama Uzumaki Naruto?"

"Uzumaki? Kukira Uzumaki terakhir yang diketahui hanyalah Uzumaki Kushina, Jinchuuriki setelah Uzumaki Mito."

"Kenyataannya Hiruzen-sensei dan aku menyembunyikan satu orang Uzumaki lagi selama beberapa tahun ini. Dan kukira Hiashi-sama sudah membaca alasan yang diinginkan oleh Sandaime-sama dan bukti tertulis." Semuanya menoleh pada Sandaime untuk meminta penjelasan.

"Ya, tetapi—ia mengerti semua masalah desa karena Hiruzen mengatakannya, lalu list jutsu yang kau berikan rasanya tidak mungkin…"

"Bagaimana kalau kau mencoba untuk membuktikannya pada orangnya sendiri?" Jiraiya menoleh pada belakangnya saat Naruto yang memakai hoodie hitam saat itu berjalan ke samping Jiraiya dan semua tatapan langsung mengarah padanya.

"Siapa anak itu?"

"Perkenalkan, namaku adalah Uzumaki Naruto—dan tahun ini usiaku adalah 13 tahun…"

Dan dengan segera keheningan melanda tempat itu saat mendapati kenyataan kalau kandidat yang dipilih langsung oleh Hiruzen adalah seorang anak laki-laki berusia kurang dari 13 tahun.

"Apakah ini adalah lelucon? Aku tidak mungkin percaya kalau anak itu menguasai 20 jutsu level S, lalu 35 jutsu level A, dan juga puluhan jutsu level B hingga E," semuanya tampak mengerti kenapa Hiashi terlihat terkejut. Bahkan untuk mereka, rekor jutsu itu adalah mustahil untuk didapatkan.

"Aku memang bisa melakukannya…"

"Ia bisa melakukan Hiraishin dan juga Rasengan walaupun tidak sempurna," jawab Jiraiya menepuk pundak Naruto dan menatap kearah semua orang disana yang tentu saja tidak percaya dua jutsu andalan Yondaime Hokage itu bisa dilakukan anak seusianya, "kau bisa menunjukkannya?"

"Ya," Naruto mengeluarkan sebuah kunai—hanya kunai biasa namun memiliki segel yang hampir sama dengan kunai ayahnya di pegangannya. Melemparnya dengan segera sebelum ia menghilang dan muncul di kunai yang berjarak cukup jauh untuk muncul begitu saja dengan Shunshin. Semuanya tampak memucat—bahkan anak itu bukan seorang Shinobi, "kunai milik Yondaime memiliki berat yang lebih besar karena terbuat dari bahan yang menyerap chakra. Ini hanyalah kunai biasa, kalau aku menggunakan kunai cabang tiga Yondaime aku bisa melakukannya lebih cepat."

...

"Apakah kau pernah mendapatkan pelajaran resmi dan gelar ninja resmi?"

"Tidak, Jiji dan Ero-jiji yang mengajariku selama 12 tahun ini."

"Kukira apapun yang menjadi keputusan adalah mutlak di tangan Hokage, dan kau tidak bisa membatalkannya..."

"Daripada harus menghancurkan desa, aku lebih baik menentang hukum itu," beberapa orang tampak hanya mengangguk dan Jiraiya memegang lengan Naruto sangat protektif. Ia tahu kalau akan terjadi penolakan seperti ini, "dasar bodoh, apa yang dilakukan Hiruzen hingga berfikir anak ini bisa melindungi desa..."

"Ia bisa membunuh kita semua kau tahu..."

"Berhentikan menjelek-jelekkan Jiji, aku tidak akan membiarkan kalian melakukan itu," suara dan nada itu tampak sekali lagi terdengar. Dan saat mereka menatap Naruto yang mendeathglare mereka, rasanya seperti menatap sang Yondaime yang sedang marah. Aura yang tidak akan pernah dimiliki oleh seorang anak berusia 13 tahun, "aku akan menjadi Hokage, dan aku akan membuktikan kalau kalian salah!"

Naruto menggembungkan pipinya kesal dan menyilangkan tangannya di depan dada. Membuat semua orang yang ada disana kembali sweatdrop karena perubahan yang diberikan Naruto.

"Aku setuju," semuanya menoleh saat mendengar itu dari Danzou. Satu orang yang tidak pernah disangka akan setuju dengan keputusan ini mengingat Danzou yang menginginkan posisi itu, "lagipula, anak ini bukan anak sembarangan."

"Apa maksudmu Danzou?"

"Ia adalah Jinchuuriki bukan?"

{1}

Ia bisa mendengar beberapa argumen dan juga beberapa yang tampak tidak setuju. Naruto pada akhirnya disuruh untuk meninggalkan ruangan rapat untuk mereka membahas keputusannya. Duduk di depan kantor Hokage, tampak hanya menghela nafas dan menunduk.

'Kenapa jiji memintaku yang bukan shinobi Konoha untuk menjadi Hokage? Maksudku, aku masih 13 tahun dan tidak akan ada yang percaya denganku...' Ia bahkan tidak sadar saat seseorang tampak menatapnya dari jauh dan berjalan mendekat. Dan saat ia menoleh karena bayangan yang ada di dekatnya, ia bisa melihat pemuda berambut raven yang ada di dekat monumen tadi berada di dekatnya.

"Ah, Uchiha-san benar?"

"Hn," duduk di samping Naruto yang tampak bergeser sedikit, "sedang apa kau disini?"

"Menunggu Jiraiya-jiji untuk datang..."

"Oh, apakah kau akan menjadi shinobi?" Naruto menoleh pada Sasuke. Shinobi, tidak terlalu salah karena ia mungkin akan menjadi Hokage yang merupakan Shinobi.

"Semacam itu... Kenapa?"

"Kelompok kami baru berjumlah dua orang sementara yang lainnya berjumlah tiga orang," jeda sejenak dan menutup matanya, "mungkin kita akan menjadi rekan satu tim?"

"Mungkin, karena aku juga tidak yakin dengan itu. Memang kalau aku berada di kelompok yang sama denganmu kenapa?"

"Kau kuat, bahkan tanpa menggunakan ninjutsu," Naruto jadi ingat bagaimana ia berlatih bersama dengan Sasuke, Sakura, dan Kakashi, "aku ingin berlatih denganmu lagi agar menjadi kuat. Kalau seperti itu, mungkin saja aku bisa mengalahkan kakakku..."

Naruto terdiam sejenak, tampak memikirkan nama Uchiha Sasuke hingga ia sadar akan nama itu. Satu-satunya yang selamat saat pembantaian klan Uchiha ketika usianya 7 tahun. Yang sebenarnya adalah misi yang diberikan anggota Council pada Itachi.

...

'Tunggu, kalau jiji tewas tidak akan ada yang bisa melindunginya...'

"Kau tidak apa-apa?"

"Ah ya," mengangguk dengan segera dan menatap Sasuke. Ia tidak mungkin mengatakan tentang Itachi padanya sekarang, "kekuatan bukan segalanya kau tahu. Mungkin seharusnya kau melihat dari sisi lain, dimana tidak semuanya adalah tentang kekuatan."

Sasuke terdiam saat melihat Naruto yang tersenyum padanya. Mulutnya terbuka dan akan mengatakan sesuatu pada Naruto saat dari arah lantai dua tampak Jiraiya yang berteriak memanggil Naruto.

"Ah jiji, sampai jumpa Uchiha-san..."

{1}

"Kami sudah memutuskan kalau kau akan menjadi seorang Hokage. Namun dengan pengawasan dari Jiraiya dan juga ANBU ROOT selama beberapa bulan," Koharu yang pertama kalinya membuka pembicaraan dan menatap Naruto yang hanya diam saja, "kalau selama itu kau dianggap tidak kompeten, kau akan digantikan dengan Danzou..."

...

"Satu hal yang kutanyakan," Inoichi tampak menatap anak laki-laki yang seusia dengan anak perempuannya, "ini memang keputusan dari Sandaime-sama dan sepertinya kau mengiyakan karena itu adalah perintahnya. Tetapi, bagaimana dengan pendapatmu sendiri? Kau ingin menjadi Hokage? Karena pangkat itu bukanlah hanya sebuah pangkat tanpa beban yang berat."

"Ya, dengan kemampuan Hiraishi dan Rasengan yang bahkan belum sempurnapun kau bisa memilih tingkatan yang kau inginkan selain Hokage." Chouza menambahkan apa yang dikatakan Inoichi. Namun Naruto hanya menggelengkan kepalanya.

"Jiji percaya kalau aku akan menjadi penerusnya. Aku akan membuktikan padanya kalau keputusannya benar, dan akan menghilangkan keraguan kalian," kembali dengan aura yang dewasa dari dalam tubuhnya, yang seolah menunjukkan kalau ia bukanlah seorang anak laki-laki yang berusia 13 tahun, "aku akan menjadi Hokage."

"Akan banyak yang menentang, karena usiamu. Statusmu sebagai seorang Jinchuuriki tentu akan kami sembunyikan..."

"Aku sudah yakin, aku akan melakukannya Nara-san..."

...

"Baiklah, tetapi—memang kau harus melaksanakan tugasmu sebagai seorang Hokage," menghela nafas dan menutup matanya, Homura yang sekarang berbicara, "tetapi kami mendengar kalau kau belum pernah melakukan pekerjaan tim sebelum ini. Dan itu akan menjadi sedikit masalah. Karena itu, kami ingin kau juga masuk dalam kelompok Gennin untuk melatih kerja sama timmu. Selain ujian Chuunin, kau akan ikut bersama dengan mereka."

Naruto hanya mengangguk sekali lagi.

"Baiklah, kami akan memanggil tim yang akan kami tunjuk nanti. Jiraiya akan memberikan jaket jounnin padamu, dan jubah Hokage sementara sampai kami benar-benar mengukur badanmu," karena memang tubuh Naruto terbilang kecil, bahkan daripada Sandaime.

"Baiklah..."

{1}

"Kenapa Jiraiya-sama memanggil kita Kakashi-sensei?"

Sakura tampak berjalan bersama dengan Kakashi dan Sasuke menuju ke bangunan kantor Hokage tepatnya ke ruangan Hokage. Kakashi sendiri tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sasuke? Diam.

'—kekuatan bukan segalanya kau tahu. Mungkin seharusnya kau melihat dari sisi lain, dimana tidak semuanya adalah tentang kekuatan.'

Perkataan Naruto sepertinya masih menjadi fikirannya. Dan saat ia sadar, mereka tampak berada di depan ruangan hokage. Kakashi mengetuk pintu sejenak sampai suara dari dalam yang samar terdengar itu menjawab. Bukan suara Jiraiya, namun seolah mereka pernah mendengarnya.

"Jiraiya-sama, kami datang sesuai perintah..."

"Ah, masuklah Kakashi, kami sudah menunggumu," Jiraiya tampak berada di samping meja kerja yang penuh dengan tumpukan kertas. Sementara di sampingnya tampak pemuda berambut kuning yang menompang kepalanya dengan sebelah tangan, "Hi—Naruto, kau harus berhenti untuk terlalu konsentrasi hingga tidak memperdulikan sekelilingmu."

Memukul kepalanya dengan sebelah tangan, Naruto hanya menggerutu pelan dan memegangi kepalanya.

"Tidak perlu memukulku bukan Jiji?" Menoleh pada Kakashi, Sakura, dan Sasuke yang berada di depannya, "maaf, aku harus membaca hampir semua laporan disini secepatnya."

"Tetapi bukankah laporan itu harusnya bersifat rahasia dan hanya Hokage yang mengetahuinya Naruto?" Sakura menatap pada Naruto yang menggaruk dagunya dan tampak sedikit gugup. Menatap pada Jiraiya dan memintanya untuk membantu menjelaskan.

"Mungkin kalian akan banyak bertanya terutama kau Kakashi," tentu saja, Naruto bukanlah satu nama yang tidak familiar di telinga Kakashi. Namun, yang ia ketahui pemilik namanya adalah seorang perempuan bukan laki-laki, "tetapi sekarang yang bisa kukatakan pada kalian hanyalah dua hal."

...

"Ia adalah rekan ketiga dari tim tujuh kalian, dan mulai minggu depan ia akan resmi menjadi seorang Godaime Hokage."

{To be Continue}

Oke, ada yang baca versi Inggrisnya?

Banyak perbedaan disini, tetapi inti cerita tentu saja sama selain perbedaan kalau yang ada di sini adalah Fem!Naru yang nyamar jadi Male!Naru.

Disini ReversedHarem!Fem!Naru ^^ tapi pairing akhirnya terserah pembaca :3

.

Inti cerita disini adalah Naruto sebagai ninja jenius yang diajarkan Politik, Sosial, ekonomi dan segala tentang desa bahkan negara Hi no Kuni dan juga yang lainnya, serta jutsu-jutsu yang diketahui Hiruzen dan Jiraiya.

.

Karena adanya ancaman dari Kumogakure dan takut kalau orang-orang Konoha yang mengetahui kalau ia adalah Jinchuuriki Kyuubi melampiaskan kebenciannya pada Naruto, pada akhirnya mereka berdua menyembunyikan keberadaan Naruto. Sampai saat ujian Chuunin Orochimau membajak dan membunuh Hiruzen, ternyata Hiruzen sudah kasih surat dengan tanda tangan dia, kalau dia bakal kasih jabatan Hokage pada Naruto walaupun usianya baru 13 tahun.

.

Yah, pokoknya ini bakal isinya cerita tentang gimana Naruto yang ditentang sama orang-orang buat jadi Hokage bisa ngebuktiin kalau dia juga bisa jadi Hokage yang baik :D

.

Dimohon RnRnya ya :D