Shin Sung Ah present

.

.

.

.

.

.

.


.

.

.

.

.

Rumah itu berada di pinggiran kota seoul. Berada di gang sempit dan untuk mencapainya harus menaiki ribuan tangga. Rumah yang di depannya tertulis 'rumah ramal shin guk'. Saat ini rumah ramal itu sangat terkenal di kota seoul. Ramalannya selalu tepat. Ratusan bahkan ribuan orang silih berganti datang ke rumah ramal itu. Begitu juga dengan dua orang namja yang terlihat seumuran,mungkin umurnya telah mencapai 30 tahun.

Mereka berdua duduk bersebelahan dan di depan mereka ada seorang yeoja dengan pakaian sangat nyentrik. Dengan pakaian serba hitam,rambut lurus yang terlihat kusut seperti tak pernah disisir selama beberapa tahun. Kuku panjang dengan kuteks hitam. Jangan lupa dengan eye shadow dan lipstick berwarna hitam juga. Membuat penampilan yeoja paruh baya itu terlihat menyeramkan dan ssangat suram.

Salah satu dari namja itu,yang terlihat sangat cantik bagai seorang yeoja,mencibir akan penampilan yeoja paruh baya itu. 'Meskipun aku seorang namja. Aku tak akan pernah mau berpenampilan seperti dia. Sangat tidak fashionable'

"Jadi,keluhan anda berdua apa? Hingga bisa datang kemari?" Suara pelan dengan aksen serak yang menyeramkan. Memotong keheningan yang tercipta.

Kedua namja itu saling pandang. Hingga namja cantik itu berkata,"kau saja yang mengatakannya teukie"

Namja yang di panggil teukie oleh namja cantik itu menganggukkan kepala. Kalau di lihat-lihat,teuki juga tak kalah cantik oleh namja yang duduk di sebelahnya. Mungkin lebih tepat teuki sangat manis,jika di bandingkan dengan namja kebanyakkan. "Ne,begini..." teuki menarik nafas beberapa kali sebelum melanjutkan. "Saya dengan adik ipar saya begitu juga dengan kedua adik saya telah menikah. Kami memiliki keturunan dari keluarga yang memiliki rahim pada tubuh kami meskipun kami semua adalah seorang namja"

Yeoja paruh baya itu terdiam,menyimak dengan serius setiap perkataan yang terucap oleh teuki.

"Tapi,sampai saat ini. Saya sudah menikah selama hampir belasan tahun,begitu juga dengan dongsaeng saya. Tapi kami belum mempunyai keturunan. Kami semua seudah memeriksakan ke dokter kandungan. Tak ada yang salah pada diri kami"

Yeoja paruh baya itu menganggukkan kepala,sepertinya dia mengerti inti perkataan teuki. "Jadi,kalian kesini ingin mencari tahu kenapa kalian belum juga memiliki keturunan?"

"Ne"

"Tunggu sebentar,aku akan menerawang masa depan keluarga kalian" yeoja paruh baya itu memejamkan kedua matanya. Kedua tangannya mengusap-usap bola ramal yang berada di depannya.

10 menit berlalu. Membuat teuki dan adik iparnya harap-harap cemas menunggu.

"Aku sudah melihatnya" yeoja paruh baya itu membuka mata dan menatap teuki dan adik iparnya secara bergantian. "Kau adalah anak pertama dari lima bersaudara?"

Teuki menganggukkan kepala. "Ne,benar"

"Kau dan ketiga adikmu telah menikah dan tinggal magnae kalian yang belum"

"Benar"

"Menurut masa depan yang kulihat. Kalian berempat akan memiliki keturunan yang kalian inginkan. Tapi,dengan syarat..."

"Apa syaratnya?" Tanya adik ipar teukie tak sabar.

"Sst,jangan memotong chulie"

"Miane"

Yeoja paruh baya itu berdeham. "Dengan syarat. Magnae kalian harus menikah dan hamil di tahun ini juga. Setelah magnae kalian melahirkan,kalian berempat akan segera mengandung di saat bersamaan"

"Ne?!" Teukie dan chullie saling berpandangan. Seakan-akan mereka berbincang lewat mata mereka. 'Bagaimana caranya mereka membujuk sang magnae menikah tahun ini?'

.

.

.

.
TBC

Padahal fanfic yang lain saja belum tamat. Aku udah buat yang baru. Maaf :)

Otte? Bagus untuk di lanjutkan kah?

Untuk pertama kalinya aku mau mencoba fanfic yaoi

Kalau bagus,aku akan melanjutkannya nanti saat Matchmaker tamat xD

.