"Selamat naru-chan"

Nada dan kata-kata itu berdengung berkali-kali ditelingaku. Sungguh ini bukan keinginanku. Kutatap pria yang berdiri disebelahku yang hanya menanggapi kata itu dengan anggukan dan ekspresi terkesan tidak peduli. Entah karena merasa diperhatikan atau apa pria itu menoleh kearahku sambil tersenyum, mungkin lebih tepat ku sebut menyeringai dan wajahnya itu seolah berkata "aku tidak sabar untuk menu yang berikutnya"

'WTF, tidaaak'

Frustasi, mungkin itulah yag sekarang terjadi, aku tidak sanggup untuk memikirkannya. Hanya untuk kali ini aku berharap –Acara ini jangan pernah berakhir, kalau tidak aku dimakan iblis- WtH pemikiran apa itu. Acara ini pasti berakhir sebentar lagi mengingat tousan dan keluarga pria ini akan pergi keluar negeri melanjutkan bisnis mereka masing-masing.

Melanjutkan bisnis masing-masing? Masing-masing... masing-masing... artinya aku disini hanya dengan orang ini. Tidaaak, seharusnya aku tahu dari awal.

.

.

.

*Half Weeding Versi SasuFemNaru*

## Namaku Namikaze Naruto, usiaku 16tahun dan kau pasti tahulah bagaimana ciri-ciriku jadi aku tidak perlu memberitahukannya, aku juga seorang siswi di Konoha International High School, dikonoha aku hanya tinggal dengan tousanku. Sudahlah kupikir cukup perkenalanku karena aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskannya, alasannya sudah jelas sekarang aku berada di posisi yang sangat rumit.

Flasbek

1minggu yang lalu, tepatnya diruang keluarga kediaman Namikaze.

"apa? Tousan akan keluar negeri lagi?" nampak seorang gadis dengan ciri-cirirambut pirang sepunggung bermata biru (ah sudahlah author malas ngejelasin) setengah berteriak kepada pria yang duduk didepannya, sebut saja tousannya. "naru pikir, tousan tidak akan pergi lagi mengingat 3tahun ini kita sudah tinggal disini" lanjut gadis yang bernama naruto itu, kali ini tatapannya sedikit sendu.

"Hmmm, tousan juga tidak menyangka naru, teman tousan menawarkan kerja sama untuk pembangunan perusahaan barunya" jawab pria yang duduk didepan naruto sebut saja minato, ayah naruto.

"apakah kali ini naru bisa tetap tinggal disini, paling tidak hingga naru selesai sekolah" sela naruto saat ayahnya masih menjelaskan.

"untuk yang itu tousan pikir, tousan masih tidak bisa meninggalkan-mu sendirian" ucap minato seolah meminta pengertian anaknya lagi.

Lagi? Ya lagi, karena sejak dulu kala keluarga namikaze yang terdiri atas anak dan ayah ini selalu hidup berpindah-pindah (kayak manusia purba aja) dikarenakan pekerjaan sang ayah yang tidak lain adalah seorang arsitek. What? Arsitek mesti pindah-pindah? Yup, karena setiap desainnya, minato pasti akan menjadi penanggung jawab hingga grand opening.

Back to story

"tapi tousan, inikan sedang ajaran akhir 2minggu lagi naru test kenaikan kelas" bela sang anak.. "Tidak adakah jalan lain supaya naru bisa tinggal disini tousan?" lanjut gadis itu penuh harap.

"Mengertilah naru, keluarga kita hanya kau dan tousan saja disini, tousan tidak mungkin meninggalkanmu sendiri disini" jawab minato.

"seharusnya tousan yang mengerti naru, dari dulu naru tidak pernah menolak diajak tousan untuk kemanapun, hanya kali ini tousan" tolak naruto. "Tousan tahu, sekolah baru, teman baru, guru baru, lingkungan baru. Naru mendapatkan itu semua sejak dulu" lanjutnya.

Melihat anaknya yang menjadi muram. Minatopun menghela nafas, sungguh ia sangat tidak bisa melihat putrinya yang selalu ceria menjadi sedih dan bahkan tidak ada senyum diwajahnya itu.

"Baiklah, tousan akan pikirkan. Sekarang sebaiknya kau segera tidur" ucap minato sambil beranjak dan memberikan ciuman di puncak kepala naruto sambil mengeus rambut putrinya itu.

"Oyasumi, tousan" ucap naruto, seraya beranjak menuju kamarnya.

Sepeninggal naruto minato hanya bisa menghela nafas berkali-kali. Sesekali ia teringat bayangan saat naruto yang berkali-kali sedih berpisah dengan teman-temannya karena harus pindah mengikuti ayahnya yang paling lama 5bulan untuk tinggal di kota itu.

"Adakah yang bisa kulakukan?" gumamnya sambil mengambil sebuah foto keluarga yang terbingkai indah di meja ruang keluarga itu.

"Seandainya kau masih disini, mungkin naruto tidak akan seperti selama ini" lanjutnya sambil manapaki foto wajah seorang wanita berambut merah yang tengah memangku seorang bayi dan minato yang memeluknya, wanita itu adalah uzumaki kushina, istri sekaligus kaasan naruto.

Beberapa saat minato tertegun melihat foto keluarga itu. Seolah mendapat wahyu apa ia 1tersenyum. "jika tidak memiliki keluarga maka buatlah keluarga" gumamnya.

.

.

.

Naruto Pov

2 hari sudah sejak tousan mengatakan akan pindah, tapi tousan tidak meberitahukan apa-apa, tidak ada yang terjadi tousan tidak ada mengatakan akan membatalkan keberangkatannya atau mengijinkanku tinggal disini. Semua normal sampai malam ini tousan memanggilku untuk bicara, aku harap ini berita baik.

"Naru, tousan sudah putuskan kau bisa tinggal di konoha. Tapi dengan syarat ada keluarga kita selain tousan yang menjagamu disini" kata tousan memulai pembicaraannya.

"Keluarga, tapi kita tidak memiliki keluarga disini kan tousan?" tanyaku bingung.

"karena itu, tousan sudah berbicara dengan teman tousan. Mereka bilang bisa membantumu. Rencananya besok kami akan mengadakan reuni keluarga" jawab tousan.

"Reuni keluarga?" lanjutku bertanya sebab aku tidak paham dengan maksud tousan.

"hn, kau tau keluarga uchiha kan?" tanya tousan padaku.

Aku hanya mengangguk seingatku uchiha adalah nama sebuah perusahaan software terbesar senegara hi, bahkan perusahaan itu sekarang sudah merambah ke beberapa negara di Eropa.

"uchiha fugaku dan uchiha mikoto adalah sahabat lama tousan dan kaasan-mu, bahkan dulu ketika kau belum lahir kaasan-mu pernah bilang akan membuat keluarga kita bersatu, jadi mungkin ini saat yang tepat karena mereka bersedia membantumu untuk tinggal disini. Bagaimana?" tanya tousan.

"Yosh, apapun akan naru lakukan demi tinggal disini" ucapku bersemangat, sungguh ini berita yang baik selama 2 hari masa suram ini.

End Naruto pov

.

Tersenyum, mungkin ini memang keputusan terbaiknya, tadinya minato berpikir putri semata wayangnya itu akan menolak mentah-mentah yang akan dikatakannya. Namun dalam hati miris juga mendengar bahwa ternyata naruto lebih memilih berpisah dengannya. Padahal dahulu setiap di iming-iming akan ditinggal naruto akan selalu mengekor seolah takut benar-benar ditinggalkan.

"Baiklah, kalau kau sudah setuju. Besok tousan akan memintakan izin dengan sekolahmu, sebab besok kita harus bertemu dengan keluarga uchiha"Kata minato seolah menutup pembicaraan mereka.

"Arigatou tousan" kata naruto diiringi dengan memberikan pelukan dan ciuman di pipi sang ayah. "oyasumi, tousan"

"Oyasumi, naru" balas minato sambil memberi ciuman selamat tidurnya seperti biasa di puncak kepala naruto.

.

.

Keesokan harinya

Konoha Grand Hotel, salah satu hotel bintang 5 yang menjadi salah satu hotel terbaik yang memiliki fasilitas modern dan berkelas internasional. Mungkin jika ditelusuri lebih dalam hotel ini merupakan satu rancangan desain oleh minato. Who care? Ini sudah lama, mungkin semenjak minato kuliah dan memenangi lomba desain senegara Hi, sehingga konoha meminta agar minato menyetujui jika desainnya di abadikan. sebagian mungkin sudah lupa (Poor minato). Dan disinilah mereka.

"Tousan, apakah harus disini?" tanya naruto yang sedikit tidak terbiasa dengan tempat yang mereka kunjungi.

"Hmm, keluarga uchiha menginap di Hotel ini jadi mereka mengudang kita di restoran disini" ucap minato.

Tak lama setelah seorang pelayan mengantar mereka ke meja yang sudah di booking.

Naruto pov

Setelah kami duduk tousan menceritakan banyak tentang persahabatannya dengan keluarga uchiha, meskipun aku tidak pernah bertemu langsung dengan keluarga yang tousan ceritakan, tapi aku yakin mereka keluarga yang sangat baik.

"lama tidak berjumpa minato, kalian sudah lama menunggu?" tiba-tiba seorang pria yang tampaknya seumur dengan tousan menyapa kami. Jika dilihat mungkin orang tidak akan percaya mengingat wajah tousan yang terliat muda dan menampakannya lebih terkesan seperti kakak bagiku, tapi bagiku dia tetap tousan dan umurnya hampir setengah abad. sedangkan yang menyapa tousan berparas tegas dan terkesan sangat berparas ke orang tuaan.

"senang bertemu kalian Fugaku, Mikoto" balas tousan sambil menjabat tangan teman-teman lamanya.

"Maaf aku terlambat" tiba-tiba datang lagi seorang pria yang kalau diperkirakan usianya 23atau24tahunan.

"Silakan" kata tousan mempersilakan keluarga uchiha duduk dihadapan kami.

"Sebelumnya maafkan kami minato sepertinya adik itachi agak terlambat" kata kepala keluarga uchiha itu.

"tidak apa-apa, kita bisa nostalgia dahulu selagi menunggunya" kata tousan. "nah, naru perkenalkan ini keluarga uchiha yang sudah tousan ceritakan" lanjut tousan.

"Senang bertemu kalian" ucapku sambil menunjukan cengiran khasku.

"Wah manisnya, kau mirip sekali dengan kushi-chan naru. Sekarang kau sudah besar yah, rasanya baru kemarin kushi-chan membawamu ke reuni keluarga" puji mikoto istri keluarga uchiha itu, yang ikuti senyum suaminya. "Pasti keluarga kita akan lebih menyenangkan setelah naru menjadi menantu kita nanti" lanjutnya.

Terdiam, itulah yang saat ini kulakukan setelah mendengar bibi mikoto mengatakan tentang menantu. "baasan, apa maksudnya itu?" tanyaku spontan.

Terdiam sesaat, itulah yang terjadi sekarang, mata keluarga uchiha itu menatap bergantian kearahku dan tousan.

"Biar kutebak minato, kau tidak memberitahu perjodohan ini kepada putrimu?" tanya kepala keluarga uchiha kepada tousan.

1Detik

5Detik

10Detik

"Perjodohan" ucapku setengah berteriak, setelah itu kutatap keluarga uchiha bergantian kemudian kualihkan tatapanku kearah tousan seolah meminta penjelasan.

"Bukankah, kemarin kau sudah setuju, bahkan kau bilang akan melakukan apapun untuk tetap tinggal disini" jawab tousan, dan jawaban tousan sukses membuat otakku seolah memutar ulang kejadian saat aku dan tousan berbicara.

"Jadi naru-chan sudah menyetujuinya?" tanya istri keluarga uchiha lagi.

"Ya, Aku sangat senang tousan, kaasan. Ternyata calon..." sambung anak keluarga uchiha (itachi), tapi belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya aku sudah mengintrupsi "aku tidak mau menikah dengannya" tunjukku kearah itachi, kemudian meninggalkan restoran itu.

"Tunggu naru" itulah kata-kata terakhir yang kudengar setelah meninggalkan meja itu.

End Naruto Pov

.

Melihat naruto meninggalkan restoran minato bergegas mengejarya setelah sebelumnya berpamit kepada teman lamanya itu untuk mengejar putrinya. Setelah melewati beberapa kamar akhirnya minato melihat putrinya tengah berdiri didepan lift. "naru, tunggu tousan akan menjelaskannya" teriak minato seraya mempercepat larinya. Naruto yang menyadari tousannya sudah didekatnya segera bergegas memasuki lift tanpa peduli orang yang baru saja hendak keluar terpaksa harus bertahan di lift itu karena lift tertutup dengan cepat dan kembali menuju lantai utama.

Ting...

Pintu lift terbuka. Didepan lift itu tampak seorang pria mengenakan syal biru dongker dan kacamata dengan lensa cokat tengah berdiri. Tidak lama setelah naruto keluar dari lift itu, lift kembali tertutup. Naruto menatap heran pria yang berdiri didepan lift itu. 'kenapa dia tidak masuk?'

Tapi naruto enggan untuk menanyakannya, toh dia tidak kenal dengan orang itu. Saat ini ia tengah mengobrak-abrik tasnya mencari handphonenya yang entah dimana saat ia perlukan malah tidak ditemukan.

Ting

Lift dibelakangnya kembali terbuka pria itu bergegas masuk setelah sebelumnya sepertinya menerima pesan.

"Sekarang kau mau kemana bocah"tiba-tiba minato muncul dihadapan naruto yang tengah asyik mengobrak-abrik tasnya. Seolah menyadari bencana besar menanti, naruto langsung menghalau pintu lift yang hampir tertutup itu dan bergegas masuk kedalam lift yang segera tertutup dan menanjak naik kembali setelah naruto masuk.

.

.

.

Minato pov

"Apa-apaan bocah itu, bisa-bisanya ia menarik ucapannya seperti itu" gumamku sambil terus berdiri didepan lift yang belum terbuka sejak beberapa detik aku tiba dilantai ini. Yah sebenarnya aku bingung juga bukankah ini lantai yang kami tinggalkan, kenapa sekarang kembali kelantai ini lagi, haaaah...mungkin benar kata pepatah –Penjahat pasti kembali ke lokasi kejadian-

Ting...

Lift didepanku terbuka, dan hal itu sukses membuyarkan semua pikiran konyolku.

"hei apa-apaan kau bocah?" sontak aku langsung menarik putriku, begitu melihat yang hal menurut seluruh orang tua akan mengalami serangan jantung sesaat. Apa itu?

; Ya setelah pintu lift terbuka penuh aku melihat naruto tengah berdiri membelakangi pintu lift yang terbuka dan sebelah tangan orang yang didepan putriku melingkar di pinggangnya dan sebelah lagi memegang tengkuk putriku. Orang yang di depan putriku tampak sekidit menunduk, sedangkan putri sendiri agak berjingkit dan kedua tangannya tengah melingkar di leher pria itu.

What the...? seandainya aku memiliki penyakit jantung mungkin aku sudah mati berdiri;

"tousan, lepaskan naru" ucap putriku sambil berontak setelah kutarik paksa dari kegiatannya.

"Tidak, kau harus jelaskan semua ini" ucapku sambil menatap kearah putriku yang tertunduk setelah mendengar penolakanku. Marah? Tentu saja. Orang tua mana yang tidak marah setelah melihat putrinya yang kabur setelah menolak perjodohan dan kembali lagi membawa adegan panas *woooi*

"maaf paman, bukankah sikap orang tua seharusnya mendukung keputusan anak-anaknya" tiba-tiba pemuda yang bersama putriku angkat bicara.

"Siapa kau?" ucapku dingin berharap pemuda itu meninggalkanku dan naruto.

"Namaku Sasuke, dan... kekasihku sudah menceritakan padaku bahwa ayahnya ingin menjodohkannya, aku kemari setelah ia menelponku untuk membatalkan perjodohannya, jika paman tidak bisa membatalkan perjodohan ini maka biarkan aku yang mengatakan untuk membatalkan perjodohan ini" ucap pemuda yang ternyata bernama sasuke.

'Tu...tunggu, sasuke? Sasuke bukankah nama...' batinku, tanpa kusadari peganganku kepada naruto mengendur, naruto langsung melepaskannya dan kembali kearah pemuda itu dan memeluknya. Sedangkan aku hanya bisa tertegun setelah mendengar seluruh ucapannya. Setelah itu aku tersenyum singkat (baca:menyeringai)

"baiklah bocah, buktikan kata-katamu. Aku minta kau bertanggung jawab atas ini semua" ucapku sambil menatap mata yang terhalang kacamata coklat pemuda itu, sambil berbalik kembali ke restoran tempat aku meninggalkan temanku dan keluarganya.

End Minato Pov

.

.

.

.

##Hell yah, begitulah kejadiannya. Sekarang aku terperangkap dengan pemuda ini, mungkin harus kuakui jika pepatah -bersekutu dengan ibliz siap-siap lah kau menjadi tumbalnya-. Kami-sama aku harap tousan segera kembali dari perjalanannya.

.

.

Owari

.

.

6tahun yang lalu

"Hey, itu dia" teriak seorang gadis berambut merah. Menunjuk kearah seorang pemuda yang mengenakan kaos biru cerah dan celana pendek putih, dikedua lengannya terpasang band tangan yang menutupi hingga sikutnya (bayangkan sasuke pas diakademi, naruto season 1). "Kyaaa sasuke, tungguuuuu" teriak gadis itu diikuti teman-temannya.

Anak lelaki a.k.a Sasuke yang merasa nyawanya terancam langsung melarikan diri sekuat tenaga.

BRUUUK

"ittei..." ringis seorang yang di tabrak sasuke. "Kau..." ucap gadis itu setelah berdiri sambil menunjuk kearah sasuke. Sasuke yang ditunjuk menunjukan deathglarenya kegadis yang ditabraknya. "kalau jalan hati-hati teme, dimana kau taruh matamu" teriaknya dengan nada 5oktaf lebih tinggi, yang tentu saja membuat telinga sasuke berdenging dan sukses menghentikan gerombolan yang tadinya tengah mengejar sasuke. Sesekali terdengar bisik-bisik "anak itu lagi, kupikir dia sudah pindah" gadis yang dimaksud menatap horor kearah anak-anak yang berhenti itu dan sukses membuat gerombolan itu bubar.

"Wah, kupikir aku harus kabur tadinya" gumam sasuke.

"Apa maksudmu teme?" tanya gadis itu bingung.

"Hn, terima kasih sudah menolongku" ucap sasuke sambil mengulurkan tangannya.

Gadis itu heran seharusnya ia memarahi anak lelaki didepannya, tapi diurungkannya niatnya itu dan dibalasnya uluran tangan sasuke, sambil menunjukan cengiran khasnya.

"naruto sudah saatnya kita berangkat" tiba-tiba panggilan seorang pria dewasa menginterupsi jabat tangan itu. "Sebaiknya kau segera pamit, tousan tidak mau kita terlambat" lanjut pria itu lagi sambil memakaikan syal kearah gadis didepan sasuke.

"Ne, teme senang bertemu denganmu" ucap gadis itu sabil melepaskan syal yang dipakaikan tousan gadis itu dan menyerahkannya pada sasuke. "lain kali tutupi kepala ayammu dengan topi kalau kau tidak ingin dikejar teman-teman-mu lagi" ucap gadis kecil itu lagi sambil melepaskan topi tousannya dan memberikannya kearah sasuke. "jaa ne" ucap gadis itu sambil digandeng tousannya. Tampak tousannya kesal dengan sikap sang anak karena seenaknya memberikan topinya dan syalnya sendiri kepada orang lain. Tetapi ekspresi itu tidak berlangsung lama karena setelah sang anak menunjukan cengirannya yang hangat bagaikan matahari itu sang ayah langsung tertawa.

Sasuke hanya terdiam menatap kedua orang yang meninggalkannya itu. "Dasar ,dobe..." gumam sasuke setelah mobil yang membawa kedua orang itu hilang di ujung gang itu.

The End