Ehem... Karena ini fanfic pertama saya (yang pertama kali di post disini ), jangan kasar-kasar amat a ngekritiknya DX
Cerita ini dapet inspirasi dari Battle Royale (tapi cuma dapet informasinya dari Wiki). Saya nggak suka nulis cerita romantis, apalagi Shonen-Ai ama Yaoi, jadi jangan harap ada pairing2 macam USXUK disini. Tolong jangan bacok saya.
Abis baca direview ya~ Makin banyak review, ceritanya saya lanjutin makin cepet dan plot saya bikin akan (mungkin) lebih menarik.
Negara yang diperkirakan akan muncul : Italia Utara & Selatan, Jerman, Prusia, Jepang, Amerika, Kanada, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Spanyol, Finlandia, Swedia, Denmark, Islandia, Norwegia, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Austria, Hungaria, Ukraina, Belarus, Latvia, Lithuania, Estonia, Polandia, Turki, Yunani, Swiss, Liechtenstein.
(belum ditentukan siapa yang benar-benar beraksi dan siapa yang cuma cameo. Mohon jangan bakar saya)
Warning : Sadis, banyak kekerasan, darah, sumpah serapah(sengaja tidak saya tulis sebagai 'cursing'), alur nggak jelas, dan beberapa karakter sedikit OOC.
Disclaimer : Kalo saya punya Hetalia, ceweknya saya banyakin sampe setengah dari cowok!
Gelap.
Hal terakhir, dan satu-satunya yang dijumpai oleh sang Adidaya hingga sekarang.
Alfred merasakan dirinya terbaring di suatu tempat, yang gelap. Hitam pekat. Ia yakin matanya sudah terbuka lebar, tetapi sekitarnya tetap terlihat hitam. Bahkan ia tak bisa melihat seujung jarinya walaupun sudah diangkat ke depan matanya, kalaupun ia dapat melakukannya. Seluruh tubuhnya -tentunya kecuali kepala- diikat oleh rantai yang tebal dan sangat kuat, bahkan dengan kekuatannya yang luar biasa, rantai-rantai itu tak dapat dibuatnya bergeming. Kedua lengannya diposisikan kebelakang untuk membatasi gerakannya. Pelan-pelan dicoba menggerakkan jemari-jemari tangannya, merogoh apapun yang bisa ia pegang. Ia dapat merasakan terdapat gembok yang menyatukan rantai-rantai itu. Tetapi mencoba mematahkan gembok dengan beberapa jari saja nyaris mustahil bahkan untuknya.
Siapapun dia, orang yang menculiknya pasti tahu keberadaan dirinya sebagai Negara. Inkarnasi dari Amerika Serikat. Tidak mungkin mereka akan mengikat orang biasa dengan rantai setebal Tembok Cina.
Sejauh yang bisa Alfred ingat, ia tengah mengemudikan mobilnya (Yang bermerek Honda XD*digampar Alfred*) di suatu daratan gurun yang luas setelah sebelumnya ia dapat laporan bahwa ada Crop Circle baru di suatu peternakan kerbau Texas. Pada tengah harinya, Alfred yang lapar mampir di restoran Fast Food McDo*ald yang lumayan sepi, dan beberapa saat setelah ia melangkah masuk, tiba-tiba seluruh jendela dan pintu tertutup oleh teralis besi dan gas tidur yang muncul entah darimana berhamburan masuk. Ia tak ingat apa-apa lagi setelah itu.
Sayup-mayup terdengar suara gemuruh ombak, yang disertai oleh kicauan burung-burung laut. Lalu ia mengambil kesimpulan, ia diculik, lalu dimasukkan ke suatu tempat/box/paket/kotak/dus/kerangkeng, dan kini ia berada diatas kapal yang sedang berlabuh, atau masih berada di pelabuhan. Ia mencoba teriak, tetapi mulutnya sudah disumbat oleh kain yang diikat kebelakang kepala, mencegahnya untuk menggerakkan lidah sekalipun. Ia mencoba duduk dan berdiri, tetapi ikatan rantai yang terlampau kuat menyulitkannya untuk bergerak. Kalaupun ia berhasil duduk atau berdiri, tidak akan banyak membantu membuatnya nyaman. Sekali lagi ia mencoba meronta-ronta untuk memutuskan rantai tersebut, tetapi hanya menguras tenaganya. Akhirnya sang Amerika hanya terbaring pasrah di tempat yang gelap itu.
Alfred merasa matanya semakin berat, tetapi tidak bisa tertidur. Semua rantai-rantai itu membuatnya terus terbangun dengan syaraf yang senantiasa tegang dan posisi yang tidak nyaman. Benar-benar membuatnya tersiksa. Lalu ia merasa ingin buang air kecil. Tapi apa daya, membuka sleting celananya pun tak mampu. 'Apa penculiknya melupakan hal ini atau memang sengaja? Apakah mereka saking teganya membiarkan Amerika Serikat yang hebat ini kencing dicelana gara-gara nggak bisa bergerak bebas? Atau jangan-jangan mereka ingin gua yang hebat ini menahan kencing hingga kena gangguan kencing batu dan mati! Itu cuma gara-gara pipis, bagaimana dengan BAB?' Pikiran Alfred mulai kacau. Berdiam diri di tempat gelap yang terasa seperti ribuan jam ini benar-benar membuatnya sangat bosan.
Ia sama sekali tidak peduli apa yang akan mereka lakukan kepadanya setibanya di tujuan. Tak ada gunanya mengancam untuk membunuhnya. Ia adalah inkarnasi dari Amerika Serikat, roh berwujud dari negara itu sendiri. Tak peduli apakah ia tertembak di kepala atau ditusuk jantungnya, atau dipenggal kepalanya, dihancurkan otaknya, atau bahkan hancur berkeping-keping sekalipun, tubuhnya akan selalu melakukan regenerasi secara cepat atau lambat. Ia akan baru benar-benar mati jika Amerika Serikat telah hilang dari peta dunia, seperti yang terjadi pada Ivan dimana Uni Soviet telah 'mati' (Lagipula, beberapa saat kemudian anjing komunis tersebut bereinkarnasi menjadi Negara Federasi Rusia).
Kini ia hanya berdoa semoga saja penculiknya tidak melakukan hal-hal gila pada dirinya.
'Amerika, kami sebenarnya adalah para fangirl setiamu, dan tujuan kami membawamu kesini adalah untuk jadian sama Arthur. Tolong wujudkan keinginan kami yang telah kami pendam selama tujuh tahun tujuh turunan ini dan menikahlah dengan Uke sejatimu sebelum kami potong Florida-mu dan kami pajang di ruang rapat kalian!' Ohmaigod, demi Tuhan jangan sampai itu terjadi! Amit-amit jabang bayi!
Setelah beberapa lama yang terasa seperti setahun, tubuh Alfred mulai lemas. Pikiran maupun penglihatannya mulai kabur. Benar juga, terkurung di tempat tanpa celah sama sekali, tentu saja oksigen cepat atau lambat akan habis. Nafasnya menjadi sangat berat, mencoba menghirup udara yang terasa sekeras batu bata. Dan lagi, Negara seperti dirinya tak akan benar-benar mati, jadi cukup dengan mengurungnya di tempat tertutup selama beberapa saat, dan ia akan lemas sendiri dan jatuh pingsan. Cara yang pintar untuk menghemat gas tidur, meski hanya berlaku untuk Immortal sepertinya. Alfred terus berusaha bernafas, mengembang-kempiskan dadanya yang terasa sesak. Rantai-rantai yang membelenggunya membatasi setiap pergerakan ototnya. bahkan paru-paru pun tak dapat bergerak bebas. Cara bius yang sangat menyakitkan. Beberapa saat kemudian, sang Amerika Serikat tergeletak lemas, tak bergerak, tak bernafas.
(-)
"...es...!"
"Ba...n!"
"..ed...on...!
"..mer...ikat!"
"..."
PYAAAR!
"Augh...!" Seketika Alfred terbangun dari tidur panjangnya sambil megap-megap. Semprotan air membasahi mukanya, dan sedikit banyak daripadanya masuk ke mulutnya yang setengah menganga. Setelah melap muka basahnya dengan bajunya, ia terduduk dan melihat sekeliling.
Sejauh mata memandang, hanya terlihat pohon dan beberapa gumpal semak. Hutan lebat.
Alfred hanya terpana memandangi hutan di sekelilingnya. Rasanya, beberapa menit yang lalu dirinya masih terikat oleh rantai di tempat yang gelap. Kini ia berada di suatu tempat lain entah dimana yang dipenuhi pepohonan berbatang besar yang menjulang tinggi pada tengah hari.
"Akhirnya kamu bangun! Alfred F Jones! Amerika Serikat!"
Alfred tersentak kaget mendengar suara asing diatas kepalanya. Saat ia mendongak, ia mendapati sebuah bola metalik seukuran bola voli yang melayang dengan baling-baling diatasnya, didepannya terpasang sebuah lensa kamera. Di sisi kiri dan kanannya terdapat banyak lubang kecil yang berfungsi sebagai speaker. Benda itu melayang-layang dengan aktif di atas kepala Amerika yang hanya 'cengo' memperhatikan Unidentified Flying Object tersebut. Disisi bawahnya terdapat pipa kecil yang tersambung ke semacam tangki di belakang. Barangkali itulah darimana air itu muncul, pikir Alfred.
"Dengan begini, seluruh Negara sudah bangun, dan acara akan dimulai!" Benda tersebut kini melayang lebih tinggi dan sedikit menjauhi Alfred, tetapi suara yang berasal dari speaker masih terdengar jelas. Suara yang disamarkan. Tidak ketahuan siapa yang berkata, jenis kelamin, atau umur kira-kira penyuara tersebut. Alfred yang masih diam seribu bahasa, berdiri dari duduknya dan terus memperhatikan bola melayang itu.
"Mulai sekarang kami akan set mikrofon, jadi jika ada yang punya pertanyaan, dapat langsung ditanyakan, silahkan!" Setelahnya, sayup-mayup dapat terdengar suara-suara lain saling bersahutan di speaker tersebut. Bukan suara yang disamarkan. Suara yang Alfred kenal.
"Saya dikemanain ini? Ini dimana, aru!"
"I-ini dimana? Kamu makhluk apa?"
"Vee~~! Takuuut! Mana Ludwig?"
"Woooi! Ngapain gua ditaro disini? MAU LO APA, NJING!"
"... Sebenarnya, apa yang kalian rencanakan!"
"Aduh! Gua digigitin nyamuk!"
"BAJINGAN! PADAHAL GUA LAGI UPDATE BLOG! BALIKIN HAPE GUA! KANCUT LO SEMUA!"
Suara-suara itu... Alfred kenal sekali beberapa suara paling keras, ia mendengar suara Feliciano, samar-samar suara Kiku, suara Francis, satu suara cewek (dia lupa namanya), paling keras suara si... itu, Negara yang pernah ke pantai bareng dia... yang bikin blog... lagi-lagi lupa namanya.
"Baik, suaranya kami kecilkan dulu..." Setelahnya suara yang saling tumpang tindih bersahut-sahutan tersebut terdengar lebih pelan, hanya suara yang disamarkan yang terdengar lebih jelas.
"Setelah kami simpulkan, kebanyakan pertanyaan kalian adalah 'Dimana ini?' dan 'Kenapa saya disini?' kalau begitu, kita langsung saja beralih kepada perkenalan."
Suasana sunyi sebentar sebelum dilanjutkan lagi oleh suara di dalam speaker bola melayang tersebut.
"Selamat datang di Nations' Deathmatch, Acara terbaru kami dimana kalian, para Negara, akan berjuang bertahan hidup di pulau tak berpenghuni dan membunuh satu sama lain."
...
Apa katanya?
Saling membunuh?
Mohon reviewnya... kalo nggak ntar Feliciano nangis, loh!
Kalo itu nggak cukup, ntar Chibitalia juga nangis!
Kecepatan update dan kualitas cerita tergantung banyaknya review~
