Untittled Love

Cast : Jung Yunho (27 years old)

Kim Jaejoong (24 years old)

Go Ahra (25 years old)

Jung Hyunno as Jung Hyunno (YJ's son, 2 years old)

Shim Changmin as Jung Changmin (22 years old)

Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun (22 years old)

Summary: Jaejoong adalah simpanan seorang direktur kaya bernama Jung Yunho. Sudah hampir tiga tahun lamanya Yunho dan Jaejoong menjalin hubungan terlarang ini, tak banyak yang tau kecuali sahabat mereka. Namun ada kalanya Jaejoong ingin menjadi yang pertama, satu-satunya istri Yunho. Mampukah Jaejoong melakukannya?

Genre:Romance,Hurt/comfort (edisi author pengin nistain Jae Mom xD #durhaka)

Author : Kim Fabia/ Kinomoto Fabia

Warning:no edit, typo(s) everywhere,yaoi

Disc:This story is mine ^^

"Mamama….ppapapa….appa…." ujar seorang anak laki-laki berusia dua tahun yang terlihat sangat manis sembari menarik-narik ujung kaos namja cantik yang tengah sibuk membaca novel fantasy.

Menyadari akan tindakan anaknya, namja cantik itu menutup novelnya dan membawa anaknya ke dalam pangkuannya, menciumi puncak kepalanya yang telah ditumbuhi rambut hitam nan halus, persis seperti rambutnya. "Mmamama….appa….appa…." ujar anak kecil itu lagi, kini ia mulai memukul-mukul pelan dada namja didepannya yang tak lain adalah ibunya sendiri.

"Sabar, nde, Hyunnie sayang, sebentar lagi appa pasti pulang" ujar Jaejoong sembari menciumi wajah putranya dengan gemas, membuat Jung Hyunno tertawa karena geli.

Untuk beberapa saat, perhatian Hyunno yang tengah menanti kedatangan ayahnya teralihkan oleh ulah jahil ibunya.

Ah, sepertinya aku lupa mengenalkan siapa namja cantik didepan kita ini. Tanpa banyak bicara, tentu kalian sudah bisa menebak namanya. Yup, dialah Kim Jaejoong. Atau tepatnya Jung Jaejoong selama 3 tahun ini. Dia adalah seorang istri sah dari Jung Yunho, meski bukan istri yang pertama. Dibanding istri, Jaejoong lebih pantas disebut sebagai simpanan Jung Yunho. Yah, tiga tahun sudah seorang Kim Jaejoong hidup dan menjadi simpanan Jung Yunho yang notabenenya adalah direktur sebuah perusahaan entertainment yang menaungi artis-artis berbakat dan ternama di Korea Selatan. Jika kalian bertanya, apa Jaejoong menginginkan semua ini terjadi padanya tentu saja jawabannya tidak. Ia sama sekali tidak menginginkannya, hidup dibawah bayang-bayang Go Ahra, istri pertama Yunho sama sekali bukan keinginan Jaejoong. Kalau bukan karena cintanya yang sangat besar pada Yunho dan juga Hyunno, putra mereka, Jaejoong pasti sudah lari dari kenyataan ini.

Menjadi yang kedua, itulah yang tengah Jaejoong rasakan, menjadi istri kedua dari seorang Jung Yunho. Menyebalkan memang, sangat menyebalkan. Entah sudah berapa kali Jaejoong mencoba menahan rasa untuk tidak marah pada Yunho, mencoba menyimpan rasa sakitnya karena menjadi yang kedua, mencoba mengalah pada seorang Go Ahra, meski hatinya sangat sakit. Namun, meski begitu, Jaejoong tetaplah manusia biasa yang tak bisa berbuat lebih. Sebenarnya, ia sangat ingin meminta pada suaminya untuk menceraikan Ahra saja, tapi jelas itu tidak mungkin. Suaminya pasti akan curiga dan menganggapnya tak tau diuntung. Meski begitu, terkadang Jaejoong masih bisa tersenyum, karena ia tau cinta Yunho padanya, jauh melebihi cinta Yunho ke Ahra, bahkan ke putrinya sendiri (hasil pernikahannya dengan Ahra), Jiyool. Yah, perbandingannya sekitar 80%:20%.

"Aku pulang" sapa seseorang yang tak lain adalah Jung Yunho. Ia menghampiri istri dan anaknya, mengecup mereka sayang.

"Anyeong, Yunnie. Tumben kau pulang cepat" ujar Jaejoong pada suaminya yang kini tengah mengajak putra mereka bermain.

"Nde. Aku merindukan kalian" ujar Yunho.

Jaejoong tersenyum mendengar kata-kata suaminya, semburat pink muncul di pipinya. "Gombal" ujarnya sembari menepuk pelan lengan suaminya.

Yunho tertawa menanggapinya. "Hahaha. Aku tidak bohong kok. Lagi pula pekerjaanku sudah aku selesaikan dua hari kemarin" jawabnya. Ia meraih pundak Jaejoong dan memajukan bibirnya, hendak mencium pipi istrinya.

Jaejoong langsung menghalang wajah Yunho dengan tangannya. "Ya! Mandi dulu sana. Bau" ujar Jaejoong cepat sebelum suaminya itu menciumnya.

"Yah….meski aku bau pun kau akan tetap mencintaiku kan?" canda Yunho yang sekali lagi membuat istrinya malu.

"Apaan sih" ujar Jaejoong sembari memalingkan wajahnya dan bersiap pergi ke kamar mereka. "Jja! Kau ajak Hyunno main dulu. Aku mau menyiapkan air hangat dulu setelah itu akan kumasakkan makan malam. Kau mau makan apa?" cerocos Jaejoong panjang lebar.

"Terserah saja. Apa pun yang dimasak istriku pasti enak" ujar Yunho membuat istrinya kembali blushing ria untuk yang kesekian kalinya. Dan setelah itu Jaejoong memutuskan untuk langsung meninggalkan suaminya sebelum ia berubah menjadi kepiting rebus karena kebanyakan mendengar gombalan suaminya.

XoXoXoXo

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam ketika Jaejoong dan keluarga kecilnya tengah duduk di ruang tenga. Ia memeluk lengan Yunho dan menyandarkan kepalanya disana. "Yunnie, bisakah kau lebih sering kemari? Kami merindukanmu" ujar Jaejoong dengan nada manja, sesekali matanya melirik ke Hyunno yang tengah sibuk bermain di karpet. Bocah kecil itu nampak tak terlalu peduli dengan orang tuanya yang tengah bermesraan.

Yunho membelai lembut tangan Jaejoong yang memeluk lengannya. "Bukankah sekarang aku disini? Apa kau masih merindukanku?" balas Yunho lembut.

"Tapi Yunnie hanya kesini seminggu tiga kali. Itu pun tidak tentu. Kadang kalau kau sedang sibuk malah cuma mampir sekali" gerutu Jaejoong mempoutkan bibirnya. Membuat Yunho mati-matian menahan keinginannya untuk tak menerkam Jaejoong didepan putra mereka.

Yunho terkekeh kecil menanggapi Jaejoong. "Jangan bicara begitu, Boo. Kan kau tau sendiri aku harus sering-sering ada di rumah kalau tak mau Ahra curiga. Kau–"

"Ya! Yunnie sebenarnya cinta Joongie tidak sih? Aku ini kan juga istrimu! Memangnya kau pikir aku tidak membutuhkan kasih sayang dan cintamu? Terus saja pedulikan anak dan istri pertamamu dan abaikan aku. Aku kan hanya simpananmu, jadi setelah kau bosan kau pasti bisa membuangku" potong Jaejoong panjang lebar. Dia bahkan sudah pindah tempat dan menjaga jarak dari Yunho.

"Jung Jaejoong! Jaga bicaramu!" bentak Yunho.

"Huhuhu….huwaaaa…..mammama….huwaaaaa!" tangis Hyunno pecah seketika akibat kaget mendengar teriakan Yunho.

Sontak Jaejoong pun langsung bangun dari duduknya dan menggendong Hyunno. Ditepuknya pelan punggung putranya. Matanya melotot tajam kea rah Yunho. Seolah berkata,'lihatlah gara-gara kau Hyunno jadi ketakutan'. "Ssssttt….uljima, uljima. Eomma disini" ujar Jaejoong sembari membelai lembut Hyunno digendongannya.

Yunho jadi merasa bersalah telah membentak Jaejoong dan membuat putranya ketakutan. Namun bagaimana lagi? Kata-kata Jaejoong tadi membuatnya sakit hati. Terkadang Yunho masih belum bisa memaklumi sifat Jaejoong yang ceplas-ceplos alias nyablak, contohnya yah seperti tadi. "Jae…." Panggil Yunho berusaha mendekati Jaejoong.

Namun baru saja dia hendak meraih pundak Jaejoongnya, tapi Jaejoong sudah menjauh. Dan lagi-lagi namja cantik itu memandang Yunho tak suka. "Minggir. Jangan dekat-dekat. Kau membuat putramu sendiri ketakutan" omel Jaejoong.

Yunho hanya bisa mengerutkan keningnya. Urusan di kantor saja sudah cukup membuatnya pusing. Haruskah Jaejoongnya membuatnya pusing juga? Padahal Yunho ingin kemari untuk menemui istri dan anaknya, sekedar melepas rindu atau bermanja-manjaan pada Jaejoong, mengingat dirumahnya ia tak akan mendapat kenyamanan seperti yang ia dapat jika bersama Jaejoong. Tapi malah begini jadinya. Ditarik paksanya lengan istrinya dan mengajak Jaejoong duduk di sofa. "Jae, dengarkan aku dulu" ujar Yunho pelan. Jaejoong menatap lurus ke depan, menolak menatap suaminya. "Siapa bilang aku tidak mencintaimu, eoh? Kalau aku tidak mencintaimu, aku pasti tidak akan menikahimu sampai kau hamil Hyunno" Yunho tersenyum melirik putranya yang kini mulai tertidur dipelukan sang ibu. Ditariknya pinggang Jaejoong agar merapat ke arahnya dan berkata "Lagi pula aku memiliki alasan sendiri untuk ini. Kau tau sendiri kan kalau ibuku sangat menyukai Ahra? Tidak mungkin tiba-tiba aku menghilang dan meninggalkan Ahra. Bisa-bisa ibuku mati jantungan mengetahuinya. Jadi jangan berburuk sangka, Boo. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu" tutup Yunho sembari membelai lembut lengan istrinya.

Untuk beberapa saat Jaejoong terdiam meresapi kata-kata Yunho sebelum akhirnya kembali merajuk. "Tapi, Yun, aku lelah menjadi yang kedua. Aku lelah dengan semua ini. Mungkin kau tak merasakannya, tapi aku merasakannya, Yun. Seolah aku ini bayang-bayang Ahra. Aku lelah harus menunggu bahkan untuk sekedar bertemu denganmu" ujar Jaejoong panjang lebar, mengeluarkan uneg-unegnya. Diliriknya Hyunno yang kini tertidur lelap di pelukannya dengan raut wajah sedih. Ingin rasanya Jaejoong menangis melihat nasib putranya yang selalu ditinggal oleh ayahnya sendiri,"tapi aku lebih kasihan lagi pada anak kita. Dibandingkan aku, dia jau lebih membutuhkanmu, Yun" lanjut Jaejoong dengan nada pelan.

Yunho mengikuti arah pandangan Jaejoong, melirik putranya sendiri. Ia merasa bersalah dan kasihan terhadap Hyunno karena terlalu sering meninggalkannya. Meski begitu entah kenapa ia tak merasa bersalah pada Jiyool, meski ia juga sering meninggalkan putrinya itu. Bahkan saat ia dinas keluar negeri hampir 2 minggu penuh, yang ada dipikirannya hanya Jaejoong dan Hyunno.

"Jja! Baiklah kalau begitu akhir pekan ini kita pergi berlibur dua atau tiga hari. Kau mau kemana?" tawar Yunho.

Jaejoong mengedipkan matanya tak percaya. Tumben sekali Yunho perhatian padanya. Biasanya Yunho tak ada waktu untuknya. "Jinjjayo? Tapi bagaimana dengan Ahra dan–"

CUP

Tiba-tiba Yunho mengecup bibir Jaejoong, membuat Jaejoong mematung saking kagetnya. "Dengar, Boo, saat ini hanya ada aku, kau dan uri Hyunno, jadi bisakah kau tidak memikirkan hal lain?" ujar Yunho sambil tersenyum manis, membuat pipi Jaejoong langsung merona seketika. "Nah, jadi kau ingin kita berlibur kemana?" tanya Yunho.

"Bagaimana kalau kita ke Jinan? Kita bisa menemui Seunghyun hyung dan keluarganya. Hyunno pasti senang karena disana banyak temannya juga" usul Jaejoong. Sudah lama ia tak pergi menemui Seunghyun, sunbaenya yang sempat mengejar-ngejarnya saat ia duduk di bangku kuliah semester 7 dan baru berhenti ketika mengetahui Jaejoong tengah hamil muda anak Yunho.

Yunho tak langsung menjawab. Ia masih sering cemburu karena tingkah jail Seunghyun yang hobi sekali meledeknya dengan berdekat-dekatan dengan Jaejoong. Ah, tapi aku yakin Jaejoong pasti tak akan mau dengan namja model Seunghyun kan dia sudah punya aku, batin Yunho narsis. "Ah, baiklah kalau begitu. Sekarang kita tidur, arrachi? Besok lusa kita berangkat pagi dari Seoul" ujar Yunho menggiring Jaejoong ke kamar mereka setelah memindahkan Hyunno ke kamarnya.

"Yun…." Panggil Jaejoong setelah mereka sampai dikamar. Diliriknya wajah Yunho yang tengah berbaring disampingnya dan memeluknya mesra.

"Nde?" jawab Yunho sembari membelai kepala Jaejoong yang tengah bersandar dikepalanya.

"Kau besok tidur disini juga kan?" tanya Jaejoong.

"Wae?" Yunho balik tanya.

Jaejoong menggeleng pelan, "Anieyo. Aku hanya ingin bersamamu lebih lama. Belakangan aku terlalu merindukanmu Yun" ujar Jaejoong lagi. "Aku tak ingin kehilanganmu" bisiknya pelan, namun tak cukup pelan hingga didengar Yunho. Entah kenapa belakangan ini ia sering sekali bermimpi aneh dan perasaannya sedikit tak tenang. Dieratkannya pelukannya di tubuh Yunho.

"Tenanglah, Boo. Aku tidak akan kemana-mana. Aku akan selalu disini untukmu, sebisaku" bisik Yunho ditelinga Jaejoong.

"Jalja, Boo" ujarnya sembari mengecup dahi istrinya.

"Jalja, Bear" balas Jaejoong sebelum akhirnya ia menutup mata, menjemput mimpi.

XoXoXoXo

Mentari pagi telah menampakkan diri di ufuk timur, membagikan cahaya hangatnya kepada bumi dan seisinya dengan sukarela, termasuk ke salah satu apartemen di kota Seoul.

"Pagi, Hyunnie" sapa seorang namja tampan bermata musang sembari mencium pipi seorang anak kecil yang tengah duduk dikursi ruang makan. Dilangkahkannya kakinya menuju namja cantik yang kini tengah sibuk memasak di dapur. "Pagi, Boo" sapanya sembari memeluk pinggan ramping istrinya, sesekali ia menciumi tengkuk istrinya, membuat sang istri menahan rasa geli sekaligus keinginan untuk mendesah akibat perbuatan nakal suaminya.

"Pagi, Yunnie. Yunnie, jangan ganggu aku memasak. Nanti masakanku bisa kacau" ujar Jaejoong berusaha menyingkirkan Yunho yang terus memeluknya dari belakang, menempel kemana pun Jaejoong pergi. Dan itu sangat mengganggu Jaejoong yang tengah sibuk memasak.

"Wae? Kau tidak suka aku memelukmu begini?" Yunho yang tengah menyandarkan kepalanya di pundak Jaejoong pura-pura ngambek.

"Aish! Dasar manja! Kau tidak malu pada uri Hyunno? Dia saja tidak semanja dirimu" ujar Jaejoong sambil menjitak pelan kepala Yunho dengan spatula yang ia gunakan. Tapi Yunho diam saja dan tidak protes. "Ya! Jung Yunho! Bisakah kau lepaskan aku? Aku benar-benar kesusahan" gerutu Jaejoong karena gerakannya menjadi sangat lambat akibat tubuh besar Yunho yang memeluknya terus menerus.

"Shireo" ujar Yunho mempoutkan bibirnya. Sama sekali tidak imut =3=

"Yunnie-ah….ayo lepaskan" mohon Jaejoong. Bisa-bisa kalau begini caranya masakannya gosong semua.

"Aku mau melepaskanmu, tapi dengan satu syarat" ujar Yunho sambil memasang seringainya.

"Nde?"

"Poppo" ujarnya sambil memajukan bibirnya.

"Kau lepaskan aku dulu, baru setelah aku selesai masak dan beres-beres rumah aku akan memberimu poppo" ujar Jaejoong yang langsung membuat Yunho cemberut.

Tanpa pikir panjang Yunho langsung membalikkan badan Jaejoong dan

CUP

Dan pagi yang indah itu pun harus berakhir dengan teriakan kesal Jung Jaejoong. "Yah! Yunnie pervert!"

XoXoXoXo

To : Beruang Mesum

Yun, aku akan tiba di kantormu 30 menit lagi.

Tunggu aku, nde?

Dan send!

Plop!

Jaejoong pun menutup handphonenya setelah mengetikkan pesan tersebut pada Yunho. Ia menundukkan dirinya dan mensejajarkan tubuhnya dengan Hyunno yang berada didepannya. "Jja! Eomma pergi dulu, nde? Kau tidak boleh nakal dan menyusahkan Kevin ajhussi, arra?" pesan Jaejoong pada putranya. Hyunno mengangguk menyanggupi perkataan ibunya. Kini Jaejoong berdiri dan menatap pria cute didepannya, Kevin Woo (yang tentunya telah berubah marga menjadi Kevin Kim setelah menikah dengan Kim Kyungjae alias Eli), tetangganya yang tinggal 1 lantai dengan apartemennya. "Kevin-ah, aku titip Hyunno sebentar, nde? Mungkin aku akan pulang dua atau tiga jam lagi. Apa kau keberatan?"

Kevin tersenyum menanggapi ucapan Jaejoong. "Tentu saja tidak, Jaejoong hyung. Aku dan Eli akan sangat senang bisa menemani Hyunno. Lagi pula kami tidak kemana-mana siang ini" jawab Kevin.

"Ah….jeongmal gomawoyo, Kevin-ah. Maaf sudah merepotkanmu" ujar Jaejoong sembari membungkuk berkali-kali.

Kevin menepuk bahu Jaejoong dan berkata, "Aigoo….tidak usah sampai segitunya, hyung. Kau kan juga sering membantu kami" ujarnya.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu" Jaejoong pamitan pada Kevin. "Aku titip salam untuk Eli" ujarnya sebelum matanya beralih pada putranya yang kini telah berada di gendongan Kevin. "Ingat kata umma, jangan nakal dan menyusahkan Kevin dan Eli, ajhussi, arra?". Hyunno sekali lagi menjawab ucapan ibunya dengan anggukan. Jaejoong mencium pipi putranya dengan gemas. "Jja! Aku pergi semuanya!" Dan setelah itu, Jaejoong pergi meninggalkan putranya bersama seorang namja cute ^^.

XoXoXoXo

Jaejoong melangkahkan kakinya ke dalam lift. Sesekali ia menghembuskan nafasnya. Sudah lama sekali ia tak berkunjung kesini, ke tempat kerja suaminya kecuali untuk urusan bisnis. Ya, perlu diketahui, perusahaan Yunho yang merupakan perusahaan entertainment yang menanungi model dan artis terkenal. Perusahaan Yunho terkadang sering bekerja sama dengan perusahaan Jaejoong yang merupakan perusahaan pakaian ternama yang telah merambah hingga ke pasar Eropa. Dan yeah, tentu saja selain YunJae, hanya beberapa orang yang mengetahui hubungan Yunho dan Jaejoong sebagai suami istri. Dan yeah, di kantor ini mungkin hanya ada 2 orang yang mengetahuinya, Jung Changmin, adik sekaligus ketua artis management dan Lee Seung Hyun atau yang akrab disapa Seung Ri yang merupakan pelatih para artis muda disini.

TING!

Suara dentingan lift membuyarkan lamunan Jaejoong, menandakan jika lift telah berhenti tepat di lantai teratas gedung tersebut, lantai 20. Ah, sudah sampai rupanya, batin Jaejoong.

Dia pun melangkahkan kakinya menuju meja sekertaris Yunho yang berada tepat didepan ruangan Yunho. "Apa Jung Yunho didalam?" ujar Jaejoong tanpa basa-basi.

"Ah, rupanya Anda, Mr. Kim" ujar sekertaris Jung Yunho, Taeyeon. Ia sampai kaget sendiri karena kehadiran Jaejoong yang tiba-tiba. Meski begitu, kadang ia memaklumi sikap Jaejoong karena kelihatannya Jaejoong memiliki hubungan yang dekat dengan tuannya, Jung Yunho. Sahabat mungkin? Kira-kira itulah yang ada di benak Taeyeon. "Presdir Jung ada didalam. Tapi jika Anda ingin menemuinya….eh kemana orang itu?" ujar Taeyeon celingukan kesana-kemari, mencari tau keberadaan Jaejoong yang tiba-tiba menghilang. "Aigooo….Mr. Kim mengerikan. Datang dan pergi tanpa diduga, seperti hantu" ujar Taeyeon bergidik ngeri.

Sementara itu, mari kita abaikan Kim Taeyeon yang tengah ketakutan akibat ulah Jaejoong dan kita beralih pada Jaejoong.

Jaejoong yang langsung pergi meninggalkan Taeyeon saat mendengar Yunho ada didalam langsung melangkah ke ruangan Yunho, yang kebetulan tak dikunci. Sudah terbayang dibenak-benaknya wajah kaget sekaligus senang seorang Jung Yunho karena mendapat kejutan darinya.

Namun sepertinya hal itu tinggal angan-angan Jaejoong belaka. Karena bukan Yunho yang mendapat kejutan, melainkan dirinya yang mendapatkannya.

Tepat saat pintu ruangan Yunho terbuka, Jaejoong membelalakkan matanya, melihat suaminya memangku dan berciuman panas dengan yeoja yang paling ia benci, Go Ahra, istri pertama Yunho.

Yunho yang menyadari jika seseorang telah memasuki ruangannya tanpa izin, langsung menghentikan ciumannya dan menatap orang itu. Betapa terkejutnya Yunho ketika melihat orang itu, yang tak lain adalah istri keduanya sendiri, Kim Jaejoong.

Tak jauh beda dengan Yunho, Ahra pun kaget melihat keberadaan Jaejoong. Namun Ahra yang tak mengetahui hubungan tersembunyi YunJae menganggap jika kedatangan Jaejoong kesini untuk urusan bisnis dengan suaminya.

"A–aigooo….s–silahkan masuk, . A–aku tak tau kalau Yunho ada urusan denganmu" ujar Ahra sembari turun dari pangkuan Yunho dan membenarkan rambutnya yang acak-acakan.

"Ah, tidak apa-apa. Teruskan saja kegiatan kalian. Maaf aku telah masuk tanpa izin dan mengganggu kalian" ujar Jaejoong tersenyum kikuk meski hatinya bergemuruh hebat. Great acting! Ia pun segera beranjak pergi dari ruangan itu sebelum air matanya benar-benar jatuh dan menimbulkan kecurigaan dari Ahra.

Sementara itu, Yunho yang belum sembuh dari kekagetannya karena kepergok tengah berciuman dengan istri pertamanya, langsung pamit pergi meninggalkan Ahra sebelum berujar, "Ahra-ah, tunggulah disini sebentar. Aku ada urusan dengan Jaejoong. Ada hal penting yang perlu kami bicarakan masalah perusahaan". Dan setelahnya ia pun berlari meninggalkan Ahra.

Yunho melangkahkan kakinya keluar ruangan, namun ia tak mendapati siapa pun kecuali Taeyeon yang tengah sibuk mengerjakan tugasnya. "Taeyeon, apa kau melihat Jaejoong tadi?" ujar Yunho cepat.

"Sepertinya tadi Mr. Kim langsung turun ke bawah" ujar Taeyeon menunjuk lift.

Yunho pun langsung berlari ke lift namun sepertinya terlambat bagi Yunho karena sekarang lift sudah menunjukkan angka 4 dan itu berarti sebentar lagi Jaejoong akan sampai di basement.

Yunho meninju keras pintu lift saking kesalnya. Ia sudah tak peduli lagi jika nanti ada anak buahnya yang melihatnya. Yang ia pedulikan adalah bagaimana membujuk Jaejoong nantinya. Karena ia tau jika istrinya tengah sakit hati, ia bisa lebih menyeramkan dari Lord Voldemort sekali pun!

TBC

Jja! Fict ke-sekianku selesai untuk chapter 1. Lagi suka sama U-Kiss nih karena kebetulan di U-Kiss aku suka banget sama Kevin (meski lebih naksir sama Soohyun XD) , jadi yah aku masukin aja.

Nah aku janji kalo ff ini gak ngegantung2 kaya jemuran tetangga sebelah ==a.

Aku menerima kritik dan saran kok asal bukan dalam bentuk bashing

So just review, ok? Kalo responnya bagus, fict ini saia lanjut. NO SIDER!

Sign

Kim Fabia