MASTER AND I

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : XXXfemNaru

Genre : hurt/comfort, Drama, Romance, Friendship

Rate : M

Warning : gender bender, female Naruto, mature content, straight, typo(s), OOC, DLL..

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

Prologue

.

Iris sapphire yang selalu terlihat berbinar ceria, tenang dan teduh itu. Saat ini hanya menatap kosong dan hampa sebuah kertas putih yang beralaskan sebuah map berwarna coklat yang tergeletak diatas meja kaca yang ada dihadapannya. Sebuah kertas yang akan menjadi penentu kelangsungan hidup keluarganya.

Sofa empuk dan nyaman yang didudukinya saat ini sama sekali tidak memberikan kenyamanan untuknya. Gelisah dan gusar yang ia rasakan saat harus menentukan masa depannya pada sebuah kertas yang sekarang tersaji dihadapannya. Bingung dan tidak tahu apa yang harus ia pilih saat ini. Keraguan kembali melingkupi dirinya disaat ia sudah mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya.

" Apalagi yang kau ragukan Naru?" sebuah suara feminim yang menginterupsi keheningan yang terjadi diantara ketiga orang didalam sebuah ruangan minimalis itu kembali keluar, setelah lembaran kertas putih yang tergeletak diatas meja dan penjelasan dari si pembawa kertas itu sekitar tiga puluh menit yang lalu.

Gadis bersurai pirang dengan iris sapphire yang dipanggil Naru itu pun mendongak dan menatap sipemilik suara feminim yang berada disamping kanannya. Sapphire miliknya menatap sepasang aquamarine yang juga sedang menatapnya lembut. Senyuman tipis untuk meyakinkan dirinya juga terpasang apik diwajah yang berpoles make up wanita bersurai pirang pucat dan berkulit putih itu. Pakaian minim yang dikenakannya itupun benar-benar mengekspos kulit putih bersihnya.

Benar. Apalagi yang ia ragukan sekarang?

" Jika anda masih ragu, kami akan memberikan waktu untuk anda memikirkannya lagi. Namikaze-san."

Namikaze Naruto nama gadis yang menjadi pusat pembicaraan diruangan itu pun mengalihkan perhatiannya dari wanita bersurai pirang pucat kepada satu-satunya pria pemilik suara baritone yang menginterupsi pemikirannya. Naruto menatap langsung onyx pria bermasker dengan surai peraknya. Pria yang sudah datang sambil membawa kertas yang menjadi penentu masa depannya.

" Kami akan menunggu hingga anda yakin dan memberikan keputusan untuk menandatangani surat ini atau tidak." Suara baritone yang tersamarkan oleh masker yang dikenakan pria itu pun kembali terdengar saat Naruto tak kunjung mengeluarkan suara. Sapphire Naruto kembali menatap kertas yang masih tergeletak diatas meja kaca. Sementara hatinya masih berusaha menetapkan hati untuk mengambil sebuah keputusan besar lagi dalam hidupnya.

" Jika aku menjadi dirimu, aku tidak akan pernah ragu untuk menandatangani surat kontrak itu Naru." Suara feminim disampingnya kembali mengalihkan perhatiannya dari kertas itu kearah si pemilik suara feminim tersebut.

" Ino-san…?" hanya sebuah kata yang menyerukan nama si pemilik suara feminim itu lah yang berhasil keluar dari bibir tipis Naruto yang dipoles lipstick merah. Bibir yang sejak tadi bungkam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun.

" Ini kesempatan yang bagus untuk mu Naru. Sebagai pemula kau sangat beruntung karena mendapatkan tawaran yang menjanjikan. Kau juga hanya akan bekerja pada satu orang, tidak sepertiku dan yang lainnya." Naruto bisa menangkap nada sendu dikalimat terakhir yang diucapkan wanita bermarga Yamanaka itu.

Naruto sangat tahu seperti apa maksud dari kalimat yang diucapkan Ino itu. Benar yang dikatakan wanita itu, ini adalah kesempatan yang bagus untuknya. Dirinya juga sangat beruntung karena mendapatkan tawaran yang menjanjikan seperti ini. Dan inilah yang ia butuhkan saat ini. Selain itu ia juga hanya akan bekerja pada satu orang saja, bukankah itu hal yang baik? Lalu , apalagi yang ia ragukan saat ini? Bukankah ia sudah mengambil keputusan untuk bekerja seperti ini? Saat tawaran yang jauh lebih baik itu datang, kenapa dirinya harus ragu seperti sekarang? Semua ini ia lakukan untuk keluarganya. Untuk kelangsungan hidup keluarganya yang sangat ia cintai. Ia tidak ingin kehilangan keluarganya hanya karena sebuah keraguan.

Ya. Semua ini untuk keluarganya.

Naruto memejamkan matanya dan mengambil napas panjang kemudian mengeluarkannya perlahan. Ia harus mengambil keputusan saat ini juga. Tidak banyak waktu yang dimilikinya untuk sekedar memikirkan keraguannya. Keluarganya menunggunya untuk segera diselamatkan. Ia juga tidak ingin kehilangan keluarganya dan menjadi sebatang kara.

Tidak. Ia tidak boleh ragu lagi.

" Hatake-san.." serunya mengambil perhatian dari satu-satunya pria yang berada diruangan itu setelah berhasil menemukan kembali keberanian untuk mengeluarkan suaranya lagi.

" Ya, Namikaze-san? Apakah anda sudah memutuskannya?" Tanya pria bermarga Hatake itu menatap langsung sapphire dihadapannya. Naruto mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria bernama lengkap Hatake Kakashi itu sebelum kembali mengeluarkan suaranya.

" Aku menerima tawaran itu, dan akan menandatangani surat kontraknya saat ini juga." Sudah tidak ada lagi keraguan dalam dirinya saat gadis blonde itu mengatakan kalimat tersebut. Sapphirenya menatap onyx Kakashi penuh keyakinan.

" Apa kau sudah benar-benar yakin dengan keputusan mu itu Naru?" Tanya Ino berusaha meyakinkan kembali keputusan yang telah diambil oleh Naruto. Sementara yang ditanya menolehkan kepalanya dan menatap Ino dengan sebuah senyuman dibibir tipisnya yang terpoles lipstick merah itu.

" Aku sudah sangat yakin, Ino-san." Ino hanya tersenyum lebar saat mendapatkan jawaban dari gadis disampingnya itu. Ia hanya ingin meyakinkannya sekali lagi karena beberapa saat yang lalu, Ino bisa melihat sendiri keraguan dalam sapphire yang menurutnya indah itu.

" Anda bisa membaca kembali kontraknya sebelum menandatanganinya." Ujar Kakashi menggeser kertas yang beralaskan map coklat itu agar lebih dekat dengan Naruto.

" Tidak perlu, bukankah anda sudah menje;askan semuanya tadi." Naruto menggelengkan kepalanya dan menerima kertas yang ada dihadapannya.

" Setelah anda menandatangani surat kontrak itu, anda akan segera mendapatkan kabar baik tentang keluarga anda." Lanjut pria bermasker itu. Naruto bisa melihat senyuman dimata pria itu setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Tanpa menunggu apapun lagi, Naruto mengambil sebuah pena yang berada diatas kertas tersebut dan menatap sejenak kertas tersebut sebelum memejamkan matanya untuk berusaha meyakinkan kembali keputusannya. Genggaman pada pena pun mengerat dan sebuah helaan napas keluar.

' Hontou ni gomenasai, otousan, okaasan dan Kyuu-nii.' Batinnya sebelum kembali membuka kelopak matanya dan menampilkan sapphire miliknya. Naruto pun kemudian menorehkan tinta pena yang dipegangnya pada lembaran kertas yang berjumlah tiga lembar itu dengan tanda tangannya.

' Ini semua ku lakukan untuk kalian.' Batin Naruto menatap kembali tanda tangan miliknya yang telah ia bubuhkan dikertas , ia pun memberikan kembali kertas serta pena yang digunakannya kepada pria bermasker itu.

" Terima kasih atas kerja samanya Namikaze-san." Ujar kakashi sambil mengulurkan tangannya kehadapan Naruto. Gadis itu pun menyambut uluran tangan itu dan menjabat tangan pria bermasker itu sambil mengangguk pelan.

" Anda juga, Yamanaka-san." Setelah melepaskan jabatan tangannya dengan Naruto, Kakashi juga mengulurkan tangannya pada Ino yang langsung disambut jabatan tangan dari Ino.

" Semoga pelayanan kami memuaskan anda Hatake-san." Ujar Ino dengan senyuman yang mengembang diwajah cantiknya.

" Tuanku akan segera menghubungi anda saat ia membutuhkan anda, Namikaze-san." Kakashi mengalihkan perhatiannya sejenak dan berujar pada Naruto sebelum pergi meninggalkan ruangan itu. Dan sekarang hanya menyisakan dua wanita blonde didalamnya.

" Kau benar-benar beruntung Naru." Ujar Ino langsung memeluk tubuh Naruto saat Kakashi benar-benar menghilang dari pandangan mereka.

" Arigatou Ino-san, ini semua juga berkat dirimu." Sahut Naruto membalas pelukan dari wanita bermarga Yamanaka itu. Namun kegiatan berpelukan itu di interupsi oleh getaran ponsel berwarna oranye yang tergeletak diatas meja kaca yang tak lain adalah ponsel Naruto.

Mereka berdua pun melepaskan pelukan itu. Dan segera saja Naruto mengangkat panggilan dari ponsel flip berwarna oranye-nya itu. Senyum merekah diwajah manisnya saat panggilan itu diputuskan. Ino yang melihat perubahan pada wajah manis Naruto pun ikut tersenyum karenanya.

" kabar baik kah?" Tanya Ino yang dibalas anggukan kepala oleh Naruto. Senyum dan airmata menghiasi wajah cantik Naruto. Membuat Ino kembali memeluk gadis yang sedang berbahagia itu.

" Syukurlah.." Ujar Ino masih memeluk Naruto.

" Arigatou,, arigatou gouzaimasu Ino-san." Rapal Naruto disela-sela isak tangisnya.

Ia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi padanya di kemudian hari tentang kontraknya itu. Yang ia tahu, ia hanya ingin berbahagia atas kabar yang baru saja di terimanya saat ini. Apa yang akan terjadi ke depannya biarlah terjadi. Tanpa ia sadari dari sebuah kontrak itu akan mengikatnya dengan sebuah takdir yang tidak akan ernah ia duga.

.

.

.

TBC or END

.

.

.

Yuhuu, Viz back dengan fict baru setelah Viz gagal untuk Hiatus T^T

Viz tahu fict yang lain aja belum beres tapi malah nulis fict baru, tapi jangan khawatir fict Be Brave udah 85% selesai kok dan akan di update pas lebaran nanti karena rate-nya M. fict ini juga rate M tapi berhubung masih prolog jadi masih aman buat dibaca bagi yang berpuasa, tehee :D

Entah kenapa Viz udah gatel pengen nulis fict ini walaupun Viz udah memutuskan untuk Hiatus. Sebenarnya ide cerita fict ini udah ada sebelum bulan puasa dan terinspirasi setelah nonton film Fifty Shades of Grey, Viz udah cukup dewasa buat nonton film itu jadi buat yang belum cukup umur jangan ditonton ya, ;)

Apakah bisa tertebak jalan ceritanya bakal seperti apa?

Semoga kalian suka ;)

Mind to REVIEW