Diclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Warning: AU, OOC, typo, abal

.

.

.

.

.

Asimo likes Sweeties

Prolog

.

.

Home Economics

Satu pelajaran yang yah.. setidaknya Hinata suka. Lumayanlah kata Hinata buat mengusir rasa muaknya setelah 2 jam pelajaran dihabiskan untuk mengutak-atik rumus fisika. Hari ini Kurenai-sensei menugaskan untuk membuat cupcake coklat, beliau ada rapat mendadak, jadi akan kembali 1 jam lagi. Dan hari ini pula sesosok Sabaku bontot menghadiri kelas Home Ec-nya untuk pertama kali. Inilah yang menjadi landasan kenapa kitchen room-nya anak-anak Home Ec gaduh. Ada yang bisik-bisik, ada yang senyum-senyum ga jelas, ada yang potret sana-sini, ada yang memekik tertahan dan, waah… ternyata koridor juga penuh sama siswa lain yang ngelonin si Sabaku ngaduk adonan dari jendela ruangan.

Berlebihan?

Lebay?

Nggak. Ini gak berlebihan.

Emang siapa sih Sabaku Gaara?

Personil boyband?

Ulzzang?

Bukan! Gaara bukan personil boyband. Dia juga bukan Ulzzang. Gaara gak narsis. Dia nggak mungkin jadi penyanyi, apalagi bikin boyband.

Sabaku Gaara sama aja dengan siswa lainnya. Dia pelajar. Tapi ada beberapa tanda plus untuknya dan inilah yang bikin dia special. Wajahnya memang diatas standar, tanpa perlu disematkan sesungging senyumpun sudah bisa banget bikin cewek-cewek melting. Dari waktu badannya segede botol kecap, Gaara udah kecantol sama robot. Mulai dari gundam sampai twendy one. Entah sudah berapa banyak robot yang ia ciptakan dan ia koleksi.

"Hinata, bagaimana menurutmu?" Ino membisikkan kalimat tanya pada Hinata.

"Hah?" Suara-suara gaduh ini… argh… sempat membuatnya harus berkali-kali mencolek adonan karena kehilangan konsentrasi. Dia beberapa kali lupa berapa banyak gula dan coklat yang ia masukkan.

"Gaara-kun tentu saja. Bagaimana menurutmu?" Ino menjelaskan.

Hinata berhenti dari kegiatannya mengisi cup-cup kecil itu dengan adonan. Sekarang ia menoleh ke samping dan diam-diam menatap cowok ber-apron kotor di ujung meja yang berusaha memecahkan telurnya yang ke-4.

"S-seram" suara Hinata yang mencicit meluncur begitu saja.

"Apa? Kau bercanda Hinata" Ino memajang wajah tak percayanya. Seolah menolak pernyataan Hinata.

..

Tidak. Hinata tidak bercanda. Dia tak asal berpendapat sekalipun itu keluar begitu saja dari bibirnya.
Saat melihat iris light green itu, memorinya langsung berputar menuju suatu sore dimana ia berjalan pulang dari minimarket. Saat itu, Gaara sedang duduk di bantaran sungai sambil memegang remote control.

"Hei kau! Diam disitu." Gaara berkata dengan nada datar. Memaksudkan Hinata yang numpang lewat sebagai lawan bicaranya –karena memang hanya dia yang lewat disitu-. Matanya sempat menatap Hinata dengan tajam.

"G-gaara-san" gumam Hinata. Ia seolah terpaku ditempat. Menurut saja pada apa yang Gaara katakan.

"Jangan bergerak." Gaara melanjutkan. Kini jemarinya menekan-nekan beberapa tombol di remote controlnya.

"A-ada—"

"Pegang ini." Gaara memotong perkataan Hinata. Ia mengeluarkan benda logam kecil dengan dua baling-baling dari tasnya, dan menyerahkannya pada Hinata.

"Setelah hitungan ke-3, kau lempar robotku ke atas." Gaara mundur beberapa langkah.

"Satu.." Gaara melongokan kepalanya ke belakang, ke arah arus air sungai. Hinata dengan canggung mengacungkan tangan kanannya ke atas.

"Dua.." Sekarang ia beralih ke langit. Sedangkan Hinata, ia memantapkan tangannya pada benda yang Gaara sebut sebagai robot itu.

"Tiga!" Hinata melemparkan robot Gaara ke langit. Ia tersenyum memperhatikan robot aneh milik Gaara terbang meninggi dan makin cepat. Tapi senyumnya mulai pudar ketika robot itu mengeluarkan.. menurut Hinata, 4 tentakel pendek yang kaku (?) dan berujung tajam. Hinata berani bersumpah saat itu ia melihat Gaara tersenyum selayaknya psikopat.

Ia mengendalikan robotnya untuk terbang lebih rendah dan—

CRAT! CRAT! CRAT! TSAP!

Warna merah dari darah menodai air sungai dan sepatu Hinata.

3 ekor ikan dan 1 ekor burung merpati mati terkena anak panah yang dilancarkan robot Gaara. Ia mendekat dan memungut bangkai burung yang jatuh di depan Hinata.

"Rongsok payah ini terlalu lambat. Kukira akan menembusnya, ternyata bersarang." Gaara bergumam sambil membentangkan sayap merpati itu dan membolak-baliknya tepat di depan mata Hinata, lalu melemparkannya begitu saja.

'Tidakkah ia tahu kalau panah atau peluru akan lebih mematikan bila bersarang dan tidak menembus?' Hinata masih mematung disitu.

Gaara berhenti memainkan remote di tangannya. Ia menangkap robotnya yang jatuh karena di mode off -kan.

"You're lucky" Ia mengatakannya setelah sempat melongok lagi ke arah sungai, lalu berjalan pergi dengan santai.

Sayangnya, Hinata menafsirkan frasa di atas sebagai 'Lu beruntung nggak mati konyol disini karena robot gua tepat sasaran'

Hal itu membuat Hinata lemas dan gemetar sekaligus.

..

Hinata melihat sisi yang menjadikan Gaara terkesan –menurutnya- 'seram'. Dan menjadi seseorang yang mengetahuinya, tidaklah menyenangkan. Apalagi jika kau seorang Hyuuga Hinata yang 'tidak tegaan'dan penakut.

"Hinata? Hey Hinata! Kau melamun dari tadi. Cupcake-mu sudah matang tuh!" Lamunan Hinata buyar setelah mendengar suara Ino.

"Eh? Oh, i-iya."

Kini ia melupakan si Sabaku yang adonannya gagal sampai 2 kali. Dan terfokus pada cupcake-nya sendiri.

"A-Apa Ino-chan lihat icing bluberry?" Hinata bertanya sambil membuka satu persatu lemari di bawah mejanya.

"Hm? Kalau tidak salah.. oh itu dia! Di bawah meja Sakura. Aku menyimpannya disana saat membersihkan ruangan." Kepalanya mengangguk pada seorang gadis berambut pink di ujung meja sebelah kirinya.

"Oh, t-terimakasih."

Ia berjalan mendekati Sakura yang mulai menghiasi cupcake-nya. Dan Hinata baru sadar, kalau Sakura itu berdiri di sebelah kiri Gaara. Entah kenapa senyum -yang lebih pantas disebut seringai- psikopat Gaara kembali membayangi Hinata. Ia begidik saat melewatinya.

"S-sakura-chan." Hinata menyentuh pundaknya.

"Oh, hai Hinata." Sakura balas menyapanya. "Ada apa?" Ia melanjutkan kegiatannya.

"A-aku mau mengambil icing blueberry.. d-di bawah mejamu."

"Oh.. Ambil saja" Sakura menyingkir dan mempersilahkan Hinata.

Hinata tersenyum setelah mendapatkan apa yang ia maksud. Ia masih memandangi coklat pipih bundar di tangannya lalu berdiri setelah mengucapkan terimakasih pada sakura.

'Aku akan membuat teddy bear yang sedang—' BRAK! PRANG!

Kelas seketika hening. Menyisakan Gaara yang tadinya siap memasukkan semua cupcake rasa 'abstrak'-nya, sekarang berdiri dengan mata terpejam dan wajah berlumur adonan, juga Hinata yang jadi terdakwa dalam insiden sangat memalukkan bagi Gaara.

"Gaa..ra..-san" Hinata mundur beberapa langkah, melihat seberapa besar kekacauan yang tanpa sengaja ia perbuat. Ternyata sangatlah besar, lebih besar dari semua robot Gaara yang dijadikan satu.

Gaara masih disitu, tidak bergerak hanya matanya saja yang mulai terbuka.

"G-g-gomenasai! S-saya benar-benar t-tidak sengaja. G-gomenasai" Hinata membungkukan dirinya saat meminta maaf, matanya terpejam. Jujur, Hinata sangat takut saat ini, takut dipukul, ditampar, diteror, di D.O dan yang paling buruk.. bernasib sama dengan ikan dan burung waktu itu.

Tangan Gaara mulai bergerak, siswa lain disekitar mereka tak ada yang bersuara.

'Kami-sama, sampaikan maafku pada Tou-san, Neji-nii dan Hanabi-chan..' Hinata semakin takut. Jantungnya berdebar kencang.

Tangannya semakin mendekat.. mendekat.. dan mengambil tissue dibelakang Hinata?

"You're lucky" Gaara membisikannya saat melangkah melewati Hinata dan yang lainnya, lalu meninggalkan ruangan.

Saat itu juga Hinata jatuh terduduk, lega, shock, ketakutan akan Gaara yang mungkin sedang memanggil teman-temannya, juga... bingung?

Bingung karena seingatnya Gaara itu beringasan. Tidak ragu-ragu menghajar siapapun yang membuatnya kesal. Bingung akan kalimat yang Gaara ucapkan. Kalimat yang sama.

Sekali lagi, sayang sekali. Hinata menafsirkan kalimat singakat itu dengan "Beruntung lu, hari ini gua lagi gak mood bunuh orang'

To be continued

A/N: Icing adalah cream untuk menghias kue *kalaugaksalah* tapi yang saya maksud adalah coklat tipis pipih yang bisa dibentuk, bisa juga untuk melapisi kue sebagai pengganti krim *saya gak tau nama sebenarnya apa*. Sekedar info saja ^^. Oya, saya mau tanya nih, bedanya review biasa dan review alert itu apa ya? Sumpah saya masih bego dan banyak gak taunya di akun FFn ini. Mohon bantuannya senpai ^^

See you in next chapter :))

Review?