A/n: Beginilah jika mengatasi WB dengan main Harvest Moon -.-a

Di sini saya menggunakan setting kota Mineral Town dari game Harvest Moon: Friends of Mineral Town yang sekarang sedang saya tekuni #plak Pairingnya masih sesuai dengan gamenya juga, jadi pair ini adalah pair yang terjadi jika chara HM kita ga ikutan mengganggu hubungan mereka di situ. Wkwkwkwk. *

Antara satu chapter dan chapter lainnya mungkin tak ada kesinambungan. Randomness everywhere.

For the first chapter I present IchiRuki. Enjoy!

.

Bleach: Friend of Soul Society

First Chapter: I'm Tired, Doc! (IchiRuki)

AU, Maybe OOC, Dan aneka kegajean seperti biasa.

Disclaimer: Neither Bleach nor Harvest Moon isn't mine T.T

.

(Rukia's POV)

Ah, kepalaku agak sakit hari ini.

Kuacuhkan rasa sakit yang bersarang di kepalaku dan membiarkan mataku kembali menelusuri kertas yang ada di genggamanku ini. Data pasien Soul Society Clinic ini harus segera direkap dan diserahkan kepada Dokter Kurosaki besok pagi. Kalau aku tak bisa menyelesaikan tugas ini, Dokter Kurosaki bisa kecewa padaku. Ia sangat mengandalkanku dalam membantunya menjalankan klinik kecil di kota kecil ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya aku menjalanka tugasku dengan sebaik- baiknya. Kuketuk pelan dahiku dengan ballpoint, menyadarkan diriku agar tidak cengeng hanya karena sakit kepala.

Aku melihat sekeliling.

Tak ada yang bisa membantuku di sini.

Memang aku hanya satu- satunya perawat di klinik kecil ini. Kota ini sangat kecil—kurasa lebih menyerupai sebuah komplek perumahan—dan penduduknya juga sedikit. Profesi yang kami miliki beragam. Ada tukang kayu seperti Ikkaku Madarame yang tinggal di hutan, keluarga Ishida yang menjalankan sebuah peternakan unggas—terutama ayam—Nanao Ise yang membuka perpustakaan, Kisuke Urahara yang berjualan dibantu Tessai… kalau kulihat, tak ada yang memiliki profesi yang sama, Kecuali kalau pemilik bar dan pemilik kafe dihitung sama. Iya, yang punya bar beberapa meter dari gereja di samping rumah sakit ini adalah Sasakibe, dibantu putri semata wayangnya, Soifon.

Dan bisa disimpulkan yang menjadi perawat hanya aku, Rukia Kuchiki, seorang.

Bisa disimpulkan lagi kalau yang wajib dan bisa merekap data- data ini hanya aku seorang.

Bisa disimpulkan lagi kalau ada orang yang pusing melihat daftar pasien rumah sakit selama tiga bulan, itu hanya aku seorang.

Ah, jangan buat aku semakin pusing dengan aneka kesimpulan ini dong!

"Tanggal 14 Spring, Toshiro Kuchiki…. 17 Spring, Momo Hinamori…" melihat daftar itu aku jadi curiga. Adikku dan teman baiknya, Momo, masuk klinik pada waktu yang nyaris berdekatan. Jangan bilang penyebab mereka berada di klinik ini sama. Waktu itu giliran Dokter Kurosaki yang mengambil shift mencatat pasien karena kakakku Hisana tengah sakit. Yah, kakakku itu memang sakit- sakitan. Oleh karena itu aku harus sering- sering menjaganya. Terkadang Dokter Kurosaki juga ikut menemaniku menjagai nee-san.

Dokter Kurosaki memang baik, namun terkadang ia menyebalkan.

"Oi, Kuchiki! Sudah selesai belum?"

Dokter yang rambutnya merupakan hasil perkawinan silang durian dengan jeruk mandarin itu akhirnya keluar dari ruang prakteknya setelah entah apa yang dilakukannya pada jam- jam tak ada pasien seperti ini.

Aku menguap kecil. "Belum. Baru sampai tanggal 17"

"Astaga kau ini, kau tahu kan laporannya harus selesai hari ini? Bisa- bisa si jenggot itu marah- marah padaku!"

Yang dia maksud si jenggot itu adalah ayahnya, Isshin Kurosaki, yang menjabat sebagai walikota di komplek peru—eh, kota kecil ini.

"Ada apa denganmu?" Dokter Kurosaki menyipitkan mata musim gugurnya sampai setipis garis lalu memandangku penuh rasa ingin tahu. "Tak biasanya kau lesu seperti ini.'

"Kepalaku sakit." Jawabku pendek.

"Sakit?" Ia memiringkan kepalanya. "Sakit bagaimana?"

Kurasa jiwa dokternya sudah mulai muncul, jadi kuceritakan saja apa yang kualami padanya.

"Berdenyut- denyut."

"Oh, itu hanya karena kau terlalu berat memikirkan sesuatu, Kuchiki, belajarlah untuk santai. Ya sudah, aku mau cari makan dulu, kau bersemangatlah."

Aku bengong. Gong!

Pandangan mata violetku mengikuti punggungnya yang menjauh dengan nanar. Tatapan nanar, namun wajahku memperlihatkan raut keheranan dan kekesalan yang amat sangat. Em, tambahan, kalau seandainya aku bisa melemparkan belati dengan tatapanku ini, Dokter Ichigo Kurosaki hanya tinggal nama.

Ada ya dokter kayak gitu?

*Chap 1 Ends*

#currently playing: Anywhere but Here by SafetySuit. Lagu kenangan banget deh pokoknya#

Hoho tenang, masih ada lanjutannya, emang sengaja dibikin pendek pendek karena saya males ngetik *jujur* dan biar enak dicemil *?*

Kenapa saya bikin Ichigo jadi Doctor, karena saya rasa emang pantes (turunan gituloh) dan kalo saya bayangin Ichi pake setelan dokter gitu kayaknya keren juga *bletak. Yang saya paling bisa terima adalah posisi Urahara sebagai Won dan Tessai sebagai Zack. Pantes banget dah^^

Oh iya, di game asli kan harusnya neneknya Elli yang sakit- sakitan, namun karena saya tak bisa menemukan figure nenek untuk mengisi posisi neneknya Rukia, jadi saya ganti kalau anggota keluarga Rukia yang sakit- sakitan itu Hisana kakaknya. Kalo saya tetep bikin Hisana jadi neneknya Rukia, udah dari tadi saya dicincang Senbon =.=

Next Chap Spoiler: UlquiHime rocks the 2nd chapter, minna- san! For UlquiHime fans, get ready!

Jadi bagaimana, minna? Keberjalanan cerita ini tergantung dari review dan apresiasi Anda, loh! Saya juga Insya Allah akan menerima request Anda baik karakterisasi maupun plot.

Saya updet karena Anda review =w=

Teken biru- biru di bawah nyuu, nyuuu!