Pacarku seorang preman?
Author: Natsume Rokunami
Pair: GaafemPein {Gaara S. X female Pein R./Nagato}
Fict: Romance/Humor
Rated: T
Summary: Sabaku Gaara, siswa baik-baik di sekolahnya bertemu dengan gadis preman yang ber-pierching? Dan parahnya adalah Gaara malah cinta pada pandangan pertama sama tuh cewek! Oh hell no. Bagaimana kisah seorang Sabaku Gaara dalam menggaet hati cewek premannya itu? Check This Out!
.
.
Hai, minna! Saya Author Natsu! Ini Fict pertama saya, pair GaafemPein! Ada yang gak bisa bayangin si Pein jadi cewek? Silahkan lihat foto profil saya yang bernama 'Nozoka Uehara'! disana terpampang gambar si Pein jadi cewek.
Tapi ini beneran lho! Aku gak tahu dari sekian macam-macam beragam-ragam Pein, ada yang mirip cewek. Rambutnya pendek oranye, wajah mungil, bulu mata lentik, mirip cewek lah! Aku kira itu wajah bishounen, eh pas aku dengan sengaja ngeliat bagian dadanya, ada yang menonjol gitu. Mirip cewek. Alhasil saya dapat ide untuk membuat fanfic ini. Saya berterima kasih kepada Zoccshan yang sudah memberi saya semangat untuk menulis ini! ^^
Semoga terhibur! ^^
.
.
.
"Pacarku seorang preman?"
Natsume Rokunami
Pair GaafemPein
Rated T
.
.
Disclaimer: Opa Masashi Kishi-sama.
.
.
.
Gaara's POV...
Hallo, namaku Sabaku Gaara. Murid dari Global Suna High School. Aku duduk di kelas 1 SMU.
Aku adalah murid baik-baik disini.
Aku tak pernah mencoba yang berbau ilegal ataupun haram. Seperti narkoba, rokok, judi, minum minuman keras, atau lain sebagainya.
Yaah, begitulah aku.
Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kami saling melengkapi, saling menyayangi, saling menghargai, dan saling perhatian. Bahkan kami pernah saling bertukar pakaian dalam bersama. Eh, hei! Jangan kalian pikir kami ini suka memakai pakaian dalam yang tak sesuai gendernya masing-masing! Yaah, ini hanya hiburan biasa. (Hiburan apaan?)
Akan kujelaskan satu-satu dari mereka.
Kakak perempuan pertama, Sabaku Temari.
Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia duduk di bangku kelas 3 SMU, kami satu sekolah. Kepribadian? Temari adalah orang ter-cerewet di dunia. Suka ngomel-ngomel, suka gosip-gosipan, suka dandan, dan berbagai macam hal yang mirip dengan ibu-ibu. Pantas saja dadanya besar. (Lo tahu darimanaa?)
Tapi dia sangat perhatian, dan aku menyayanginya.
Penampilan? Rambutnya pirang dan dikuncir empat. Menurutku itu style yang aneh, tapi aku tak ingin ikut-ikutan komentar langsung ke dia. Dia tinggi. Suka bawa-bawa kipas super besar kesayangannya. Heh, buat apa bawa-bawa kipas? Merepotkan.
Kakak laki-laki kedua, Sabaku Kankurou.
Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dia duduk di bangku kelas 2 SMU, dan kami satu sekolah juga. Kepribadian? Tak banyak yang bisa kujelaskan sih. Tetapi dia itu maniak boneka kayu. Dia suka sekali memainkan boneka kayu dengan tali. Katanya sih mau jadi pemain boneka tali. Heii? Anak laki-laki suka main boneka? Konyol. Aku tahu dia menyembunyikan boneka Barbie di dalam lemari pakaiannya. Dia tidak membuat bonekanya sendiri, dia membelinya dari seseorang. aku tak tahu siapa orang itu, Kankurou tak mau mengatakannya. Katanya nanti aku fall in love sama dia. Bleh! Wak cuih! Siapa mau? Tahu wajahnya saja tidak.
Dia juga perhatian dan baik. Aku juga menyayanginya.
Penampilan? Oh, penampilannya lebih aneh daripada Temari. Dia selalu memakai dandanan yang tebal. Apakah dia mau arisan? Jangan-jangan dia ketularan Temari? Oh tidak. Dia selalu membawa boneka kayunya. Bah, dasar merepotkan.
Yak, sekian penjelasanku tentang saudara-saudaraku.
Aku sedang berjalan menuju sekolahku. Aku sedang berangkat menuju sekolah. Tapi rasanya malas sekali melangkahkan kaki ini menuju sekolah. Kenapa? Bukan karena gurunya pada killer, aku tidak takut dengan guru seperti itu. Bukan karena aku belum mengerjakan PR, hey! Aku ini anak rajin! Aku selalu mengerjakannya dengan baik setiap kali ada PR! Bukan karena aku malas belajar, aku ini anak rajin! Sudah kukatakan kan?! (kenapa jadi kayak marah-marah?)
Yaah, ini karena aku selalu dapat 'sarapan pagi spesial' dari para cewek-cewek di sekolahku. Setiap hari saat baru saja ujung kakiku menginjak tanah gerbang sekolahku yang penuh dengan pasir(?), aku selalu mendapatkannya. 'sarapan' itu benar-benar fresh from the oven. Sarapan apa itu?
.
"KYAAAA! GAARA-KUUN!"
"KAMU TAMPAN SEKALIII!"
"JADILAH PACARKU, GAARA-KUN!"
"KYAAA! TELEPON AKU DI NOMOR 082XXXXXX!"
.
Itulah 'sarapan'nya. Benar-benar spesial hanya untuk Sabaku Gaara. Teriakan-teriakan memualkan dari fans girl-ku. Teriakan itu benar-benar memekakkan telingaku. Volume suara mereka itu berapa sih? Besar sekali. Aku tidak melirik ataupun merespon suara mereka, cuek-cuek bebek saja. Buat apa meresponnya?
Wajahku ini memang tampan –hoeks-. Mata jade-ku yang tajam dan indah (gue salah ketik mungkin ya?). rambutku merah dan berantakan, tetapi memberi kesan cool. Lingkaran hitam di sekeliling mataku, memberi kesan keren pada wajahku. Dan ada tato kanji merah 'Ai' di dahiku. Apa ada cewek yang tak mengatakan bahwa aku ini keren? (PD banget lo, Gaar!)
Otakku juga pandai, aku ini siswa terpintar di sekolah ini. Peringkat kedua sih, soalnya peringkat satunya adalah Shikamaru Nara, pacarnya Temari. IQ-nya 200, tentu saja aku tidak bisa menandinginya. Tetapi tak mengurangi kepopuleranku.
Aku tidak mau menjadi populer, itu menyebalkan. Telingaku hampir mau tuli karena mendengar jeritan gila dari fans girl-ku. Mataku hampir katarak karena melihat surat-surat cinta dengan kalimat yang...sumpah, bikin mules.
Cekrik...
"KYAAA! AKU FOTO BARENG SAMA GAARA-KUN!"
The hell! Apa yang tuh cewek lakukan? Tiba-tiba datangin aku, ngerangkul-rangkul aku tanpa izin, dan motret-motret pakai kamera handphone-nya? Oi, cewek! Sok deket luh! (Jiaah, keluar deh 'gue elo'nya.) Enak aja lo foto-foto gue seenak jidat lo! Gue benemin juga lo ke dalam gentong pasir gue! (?)
Aku masang wajah tidak suka ke arah cewek sontoloyo tadi. Tapi tuh cewek bego banget, gak nyadar sama ekspresi wajahku. Malah senyam-senyum. Bah! Gue robek juga tuh senyum nanti!
Aku terus berjalan menuju ke dalam gedung sekolah. Memutuskan untuk cepat-cepat masuk kelas. Aku gak tahan sama aura mereka yang bikin mual. Saat baru sampai dalam gedung, aku ketemu sama ce-esanku. Alhasil aku dipanggil sama mereka.
"Oi, Gaara! Ohayou!" sapa pemuda pirang yang di kedua pipinya ada tanda lahir yang mirip dengan kumis kucing.
[Time Stop]
Naruto Uzumaki, teman baikku sekaligus teman sekelas. Dia pemuda periang dan lucu. Dia juga pantang menyerah. Aku suka berteman dengannya. Aku merasa bahwa hatiku dan hatinya nyambung. (uwapah?)
[Time Play]
"Ohayou." Sahutku.
"Oi, Gaar! Gue ngeliat lo foto bareng sama cewek di depan gerbang tadi lho!" ucap pemuda rambut coklat berantakan dan di wajahnya ada tanda segitiga merah.
[Time Stop]
Kiba Inuzuka, teman baikku sekaligus teman sekelas. Dia sama dengan Naruto, periang dan lucu. Aku merasa bahwa Naruto dan Kiba adalah orang yang sama. Sama-sama bodoh, sama-sama lucu, sama-sama periang, dan sama-sama mirip binatang. Oh hey! Aku tidak mengejek! Aku berkata sesuai fakta! Entah bagaimana, Naruto mirip dengan rubah sedangkan Kiba mirip dengan anjing. (Woy, lo gak nyadar kalo lo juga mirip binatang? Lo kan mirip panda sama rakun?)
[Time Play]
"Lo udah punya cewek ya?" tanya pemuda rambut raven yang mencuat dengan mata onyx.
[Time Stop]
Sasuke Uchiha, teman baikku sekaligus teman sekelas. Dia teman sejak kecilnya Naruto. Mereka juga sudah punya panggilan masing-masing, dobe dan teme. Dia ini orangnya sinis dan dingin. Dia sama denganku, sama-sama suka dikejar-kejar oleh fans. Mungkin karena kami sama-sama tampan? –hueeks-
Dia juga mirip binatang. Wajahnya memang tidak mirip binatang manapun, wajahnya ini seperti Robert Pattinson *Author gak ikhlas nulisnya*. Tapi itu lho, rambutnya yang emo. Mirip pantat ayam, atau pantat bebek ya? Yah, mirip pantat unggas lah.
[Time Play]
"Sembarangan. Justru tuh cewek yang seenaknya foto-foto gue tanpa izin." Bantahku.
"Oh. Gue juga ngeliat dia ngerangkul lo. Kayak sok deket sama lo. Gue gak pernah liat tuh cewek. Lo kan gak pernah deket sama cewek manapun." Ucap Sasuke.
"Tauk tuh."
"Hahaha, sial banget lo! Yah jangan sampai tuh cewek nyebarin fotonya. Bakalan gempar satu sekolah!" ejek Naruto.
"Berisik!"
"Hah, udah lah. Kita ke kelas aja yuk. Males gue berdiri terus disini. Kita mirip patung lagi ngobrol(?) aja kalo lama-lama disini." Kiba udah kepingin ke kelas.
"Yok lah. Gue juga pegel." Ucapku setuju.
Kami berempat jalan menuju ke kelas. Melewati koridor. Di tengah perjalanan menuju ke kelas nun jauh disana(?), kami bertemu dengan Temari, Kankurou, dan Shikamaru.
"Hei, Gaar!" sapa Temari.
"Hn." Sahutku singkat.
"Hai, minna." Sapa Kankurou.
"Yo." Sahut NaruSasuKib barengan.
"Mendokusai..huaah.." selalu saja, Shikamaru berkata seperti itu. Itu memang sapaan khasnya. Sapaan orang ngantuk.
"Pada mau kemana nih?" tanya Temari.
"Mau ke jamban. Ya mau ke kelas lah, Temariii!" jawab Naruto.
"Sopan sedikit!" omel Temari. Naruto menanggapinya dengan menjulurkan lidah.
"Kankurou, biasa nih.." ucap Kiba menggantung.
"Ngambil boneka kayu dari 'dia'.." lanjut Kankurou. Kiba mengangguk.
"Dasar maniak boneka. Inget umur, broo!"
"Masalah buat lo, hah? Lo ya lo! Gue ya gue!" protes Kankurou.
"Iya iya lah. Terserah lo."
"Emangnya lo beli boneka ke siapa sih?" tanya Sasuke.
"Lo mau jadi phedophil?" tanya Kankurou sewot.
"Lo mencoba misterius ye?" tanya Kiba sinis.
"Bukan itu, dodol! Nanti kalo lo pada tahu tuh siapa orangnya dan liat wajahnya, entar lo pada lope-lope di udara lagi gegara dia!"
"Hueeekk!" perutku serasa ke kocok dengernya.
"Gue setuju! Siapa juga yang mau lope-lope ke dia? Wong kita belum tahu siapa dia. Emang dia cewek ya?" tanya Sasuke.
"Cowok." Jawab Kankurou.
"Hoeeeekkk!" Idih, cowok katanya? Oi, gue bukan Yaoi! Gue normal!
"Blueeh! Apaan? Cowok? Siapa yang mau lope-lope sama dia, hah?" sewot Naruto.
"Kite-kite masih normal! Gak kayak lo yang gak rela kita tahu siapa tuh orang, lo suka kan sama dia?" tanya Sasuke.
"Hoeeekksuu!" giliran Kankurou yang gantiin posisiku, mual-mual nista.
"Idiwh! Lo Yaoi ya?" Temari berjengit.
"Kagak! Maksud gue, tuh cowok wajahnya manis banget gula-gula. Dan ganteng gitu-..hoeks. yah, gue kira lo-lo kalo ngeliat dia bakalan berubah jadi seme yang ingin ngerebut uke-nya." Ujar Kankurou.
"Sembarangan lo! Kita masih normal!" ucapku.
"Siapa juga yang sudi, dodolll!" seru Kiba.
"Iya iya! Gue tahu!"
"Eh, para Akatsuki udah dateng!" seru Temari.
"Hah? Mana?" tanya Kankurou sambil celingak-celingukan.
Ada sekelompok orang yang memakai jaket hitam bermotif awan merah, sengaja jaketnya gak di resletingin, supaya kelihatan kalau mereka pakai seragam sekolah di dalamnya. Yap, mereka adalah organisasi Akatsuki. Para anak-anak kelas dua yang preman.
"Oi, Sasori!" panggil Kankurou.
"Oi, Kankurou!" sahut pemuda berambut merah darah dengan wajah baby face.
[Time Stop]
Akasuna Sasori, preman Akatsuki. Dia anggota dari Akatsuki. Temannya si Kankurou. Aku gak tahu bagaiaman caranya mereka bisa jadi teman deket, aku gak perduli. Dia juga selalu di idola-idolakan. Wajahnya kan ganteng dan manis gitu, para kaum hawa pasti terpesona lah.
[Time Play]
"Gimana? Nanti gue dateng ke rumah lo? Gue mau ngambil barang buatan lo." Ucap Kankurou.
"Nanti aja. Nanti gue ada pertemuan Akatsuki setelah pulang sekolah. Besok aja, ok?" Sasori menjentikkan jari, sok keren. (ada yang jealous nihh)
"Wokelah kalau begitu."
"Hoi, Sasuke-baka-otouto!" sapa pemuda rambut hitam dengan garis di dekat kedua matanya.
[Time Stop]
Itachi Uchiha, kakak laki-laki dari si pantat ayam –di chidori-. Mereka sepertinya gak pernah akur. Pernah pas waktu Itachi lagi pentas drama di sekolah, Sasuke malah nembak-nembakin tomat ke arah Itachi. Alhasil wajahnya udah merah-merah gitu.
Itachi ini juga anggota Akatsuki. Anak kelas 2. Dia ini terjadi suatu fenomena terhadap wajahnya, penuaan dini –di amaterasu-. Oi! Lihat dong garis di bawah matanya! Mirip keriput kan? Itu namanya penuaan dini kan? Hayo? Iya kan? *Author speechless*
[Time Play]
"Yoi, Itachi-baka-aniki. Udah makai krim olay belum? Keriput lo nambah tuh." Ejek Sasuke.
"Asem lo. Gini-gini juga gue masih muda." Protes Itachi.
"Muda?..MUDA? BWAHAHAHAHAHA!" oh no, Sasuke Uchiha tertawa? Uchiha tertawa? Sasuke, mendingan lo jangan ketawa deh. Entar lo dipanggang sama om Fugaku, babeh lo.
Itachi menyipitkan mata, tersinggung.
"Lo..huhuhu..muda? gak salah tuh?" Sasuke terkikik.
"Lo liat akte kelahiran gue, monyoong. Umur gue masih 16 tahun!" omel Itachi.
"Tapi keriput lo menjawab semuanya." Ucap Sasuke dengan wajah watados.
"Kamfreeet. Ini tanda lahir dari babeh kita."
"Gue gak ada tanda lahir aneh kayak gitu tuh."
"Ya elo kan ngikut emak kite. Gue ngikut babeh kite. Beda taok." Mulai lebaay...mulai lebaay..
"Masalah buat gue?" Sasuke acuh tak acuh.
"Kamfreeet..gue bakalan buang tomat-tomat kesukaan lo dari kulkas nanti. Bodo amat lo mati muda gara-gara kagak makan tomat. Derita lo." Ancam Itachi.
Sasuke panik. "J-Jangan, Itachi! Maafin gue ya! Gue cuma becanda! Kagak serius! Lo kan ganteng seantero Konoha.."
Blueh! Apa-apaan?
"Hmpf, tiada maaf untukmu. Sana pergi lo."
"Itachiiii.."
"Sana pergi looo." Itachi dorong muka Sasuke dengan telapak tangannya secara tidak elit.
"Bmpuuhh!"
"Udeh stand up comedy-nya?" tanya Konan (Author males nulis ciri-ciri, gomen ne).
"Udah."
"Udah ah. Gue mau balik ke kelas. Bentar lagi mau bel bunyi. Lo? Mana leader?" Hidan celinga-celinguk, nyadar kalau orang yang dia sebut 'Leader' itu gak ada di antara mereka.
Oh, Akatsuki punya leader juga toh? Aku gak pernah liat.
"Gak tahu. udah ngilang aja. Paling mangkir ke suatu tempat, biasa lah. Nongkrong plus bolos." Ucap Kisame.
"Dasar. Ya sudah lah. Kita tinggal aja dia. Kita langsung ke kelas aja." Konan melenggang pergi dari sana. Di ikuti Akatsuki yang lainnya.
"Gue ke kelas dulu ya. Lo juga kan, Kurou?" tanya Temari.
"Gue juga." Kankurou pergi dari sana.
"Yuk, Shika."
"Hm."
Temari, Shikamaru, dan Kankurou pergi dari sana. Haah, leganya. Aku sudah gak mau lagi berdiri disini. Pegel.
"Yuk ah." Ajak Naruto untuk balik ke kelas. Kami mengangguk. Kami pergi menuju kelas kami.
"Hah! Kakashi-sensei telat lagi!" eluh Naruto.
"30 menit dia telat." Ujar Sasuke sambil lihat jam tangannya.
"Kemana sih dia? Murid lagi terlantar begini, malah santai aja. Guru kagak beres tuh." Eluh Kiba.
"Hm." Sahutku.
Naruto lagi mandangin cewek rambut permen karet di seberang barisan meja kami. Yah, berdasarkan pengetahuanku tentang Naruto, dia tuh suka sama cewek itu. Kalau gak salah namanya Sakura Haruno. Aku gak terlalu kenal dia.
"Oi, minna." Panggil Naruto.
"Apa?" sahut Sasuke.
"Kalian sudah punya pacar?"
"Belum." Kami (SasuGaaKib) menjawab dengan barengan.
Naruto sweatdrop saja melihat kami. "Haah~ dasar. Kalau begitu kalian mau punya pacar?"
"Gak ada niat." Jawab kami (sekali lagi) barengan.
Dan (sekali lagi) Naruto sweatdrop. "Kalau begitu, apa pendapat kalian tentang cewek-cewek itu?" Naruto mengarahkan telunjuknya ke arah gerombolan anak-anak cewek, temannya si Haruno.
"Udah kita bilang, kita lagi gak ada niat buat-"
"Ya jawab aja lah! Apa pendapat kalian tentang mereka! Gitu aja susah amat sih!"
Dasar Naruto, aku lagi gak ada niat buat mikirin cewek. Mendingan ngeliat tumpukan rumus matematika yang tingkat kesulitannya tingkat professor daripada ngeliat cewek.
"Dimulai dari Teme!"
"Ck, gue gak tertarik." Sasuke acuh tak acuh.
"Bagaimana pendapatmu tentang Sakura?" Naruto pura-pura gak denger.
"Ck. Si Haruno? Menurutku dia centil dan berisik. Dia kan salah satu fansku. Menyebalkan."
Naruto mulai 'panas' karena ucapan Sasuke. dia gak terima. Tetapi itu adalah kenyataan yang tak bisa di bantah.
"Hinata Hyuuga?"
"Hn? Si Hyuuga?" Sasuke menoleh ke arah Hinata yang lagi asyik ngobrol ria dengan Sakura cs. "Menurutku...dia cantik."
Naruto langsung terperangah. Kiba langsung senyum-senyum gaje.
"Lo suka sama dia?" tanya Naruto.
"Hmm, mungkin." Sasuke tersenyum kecil ke arah si Hyuuga. Kayaknya dia emang ngebet sama si Hyuuga.
"Lo mau pacaran sama dia?"
"Lagi males."
NaruKib ber-gubrak ria, dikira bakalan jawab 'iya', eh ternyata enggak.
"Ah, elo gimana sih?"
"Gue yang suka, kenapa lo yang sewot? Diem aja lu."
"Iya iya dah! Males gue berdebat sama lo! Kalau sisanya?"
"Gak ada yang menarik."
Naruto langsung memasang wajah ejek + goda ke arah Sasuke. Huh, aku eneg ngeliatnya.
"Okelah. Nyo, Kiba?"
"Gue pilih Shion!" jawab Kiba mantap.
"Weisst! Boleh juga lo! Dia kan cantik bin lembut kayak dikasih softener klin (Lo pikir Shion itu cucian apah?!" *Authornya nge-fans sama Shion*)
"Kalau lo, Gaar?" tanya Naruto.
"Satupun gak ada yang gue suka ataupun tertarik." Jawabku enteng.
NaruSasuKib langsung cengo lima wott.
"Hah? Gak ada yang menurut lo menarik gitu? Sakura? Hinata? Tenten? Shion? Matsuri?" tanya Kiba.
"Haruno gue gak tertarik. Hyuuga.." kulirik si Hyuuga yang lagi ngelirik ke arahku secara diam-diam. Nyadar kalau lirikannya ketahuan, si Hyuuga langsung merona dan nundukkin kepala. Ah, gue tahu apa artinya itu. "Gue gak tertarik dengannya. Tenten gue gak tertarik. Shion gue gak kenal dia. Matsuri udah gue anggap sebagai adik tiri gue sendiri."
Naruto cengok. "Lo Yaoi ya?"
"Sialan, gue masih normal!" jawabku emosi.
"Terus ada cewek cantik bin manis di depan mata gak lo embat juga?"
"Gue gak ada feel sama mereka. Gue gak tertarik."
Naruto menghela napas pasrah. Sasuke menghela napas lega (Sasu kan suka Hinata). Kiba cengo.
"Ya sudah. Terserahmu."
"Hm."
Selesai pembicaraan, masuklah guru kami, Kakashi Hatake. Gila dah telat hampir mau satu jam. Lagi ngapain sih tuh guru mesum? lagi 'itu'an sama Tsunade ya? Kagak bonyok tuh dia? Ah sebodo amat lah. Gue mau konsen belajar.
.
.
.
.
.
Bah, lima hari kulewati dengan datar dan biasa saja. Dan selalu menikmati 'nyamannya' menerima 'sarapan pagi' yang bikin aku puas. Hah, dasar. Nih hidup gak ada yang spesial ya? Aku gak pernah ngalamin rasanya dijahatin orang. Hmm...bagaimana contohnya ya? Misalnya...mau dipalakin?
"Oi, sini lo!"
Yak, hokiku lagi bagus ya. Panjang umur tuh untuk si penjahat.
Apa yang akan terjadi? Kita lihat saja nanti!
Selesai!
R&R, minna?
