LOVELY COMPLEX (KaiHun Version)
Cast :
Kim Jongin, Oh Sehun (girl)
Park Chanyeol, Byun Baekhyun (girl)
Kris, Do Kyungsoo (girl)
Genre :
Highschool lives, Drama, Romance
Rated : T
Author : Ohorat
.
.
.
Memiliki kulit putih adalah impian semua wanita. Aku terlahir dari keluarga yang biasa. Dengan ayah, ibu dan satu kakak laki-laki. Mereka memiliki kulit putih seperti orang asia pada umumnya. Berbeda denganku, kulitku sangat pucat. Sampai ada yang memanggilku mayat ataupun gadis albino. Yah, aku sudah terbiasa dengan cibiran seperti itu. dan aku tidak peduli.
.
.
"Lihatlah!" Kim songsaengnim memperlihatkan angka 35 dengan spidol merah diatas kertas ujian. Siswi didepannya hanya menatapnya datar. Nilainya memang selalu jelek.
"Sampai kapan nilaimu akan terus menurun, Oh Sehun?"
Dia membungkuk, "Aku akan belajar dengan giat."
"Ck. Kau selalu berkata seperti itu."
"Maaf."
.
.
Menutup pintu ruangan guru sambil menghela napas. Ah, ruangan tadi rasanya panas sekali. Apalagi sekarang memang sedang musim panas. Dan Sehun harus meluangkan waktunya yang berharga untuk belajar. Hufh, menyedihkan.
"Nilaimu jelek lagi, albino?" sebuah suara menghentikan langkah Sehun. Ia tengah tersenyum meremehkan sambil bersender ditembok lorong sekolah. Menyebalkan.
"Diam kau hitam!" geram Sehun sambil meremas kertas ujiannya.
Namja itu menghampiri Sehun, ekspresinya berubah seperti singa yang baru saja dilempar batu, "Apa kau bilang?!"
"Kau hitam, kkam jongin." Sehun terkekeh.
"Namaku Kim Jongin, bodoh!"
"Tapi kau hitam!"
"Diam kau, albino!"
"HEY, APA YANG KALIAN LAKUKAN? CEPAT MASUK KELAS!" suara Kim Songsaengnim menggelegar di lorong sekolah.
"Ba-baik!"
.
.
.
Bel masuk berbunyi 5 menit yang lalu. Rasanya seperti bel kematian saja. Di musim panas seperti ini, ingin sekali Sehun berbaring dikamar dan bermimpi yang indah. Bukan belajar untuk mendapatkan nilai yang sempurna.
"Hahh, belajar di musim panas memang menyiksa." Seorang yeoja bermata sipit menghela napasnya.
"Kau benar, Baekie. Tapi setidaknya nilaimu bagus." Ujar Sehun.
"Ya, dan jangan lupakan Chanyeol-ku. Sedikitnya aku semangat pergi ke sekolah." pipi Baekhyun memerah jika sudah membicarakan Chanyeol-nya.
Sehun hanya bisa menghela napas, "Ah, seandainya aku punya pacar juga. Setidaknya ada orang yang aku suka, jadi aku bisa termotivasi."
Belum sempat temannya menjawab, pintu kelas terbuka bersamaan datangnya Kim Songsaengnim. Tapi kali ini ia tak datang sendiri, ada seorang namja berjalan mengikutinya dari belakang.
"Anak-anak, hari ini kelas kalian kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Canada. Ayo Kris, perkenalkan dirimu!"
Dan namja bernama Kris itu mengangguk sebelum memperkenalkan dirinya didepan kelas.
Si pemalas Sehun tak henti-hentinya menatap namja blasteran Canada itu sejak ia memasuki kelas. Matanya tak berkedip sedikitpun, pipi albino-nya pun memerah seperti tomat. Rasanya ia baru saja melihat malaikat dari surga.
"Boleh aku duduk dibelakangmu?" tanya Kris membuyarkan lamunan si gadis albino.
"Ah? Ten-tentu saja."
"Hati-hati kulitmu ketularan albino, Kris. Hahaha." Jongin mencibir dari sebrang kursi Sehun.
"Diam kau!"
Kris hanya mengedikan bahunya sebelum kemudian mendudukan dirinya dibelakang Sehun.
Gadis itu membalikan tubuhnya menghadap Kris, "Um... kau jangan pedulikan dia. Maaf."
"Tidak apa-apa."
Huaaaa... rasanya Sehun ingin berteriak kali ini. Baru saja Kris tersenyum padanya. Walau hanya senyum tipis, tapi berhasil menancapkan panah cinta didadanya.
.
.
.
Para siswa maupun siswi sudah berhamburan meninggalkan kelas 1 menit yang lalu. Tapi Sehun masih terdiam ditempatnya. Matanya tengah sibuk memperhatikan Kris yang tengah berbincang dengan teman barunya di ambang pintu kelas. Rambutnya, hidung mancungnya, cara bicaranya, tubuh tingginya, semuanya sempurna dimata Sehun. Jantungnya pun tak berhenti berdetak kencang sedari tadi. Ia rasa, ia sedang jatuh cinta.
"Hey, albino! Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, kau harus pulang denganku!" Jongin dengan santainya berdiri dihadapan Sehun yang kembali memasang ekspresi datarnya.
"Kau mau menculikku, hitam?"
"Diamlah!" namja itu mulai emosi lagi.
"Kenapa aku harus pulang denganmu?"
Jongin kembali memasukan kedua tangannya kedalam kantong celananya, "Karena ada sesuatu yang penting untuk aku bicarakan. Tapi tidak bisa kukatakan disini."
Sehun memicingkan matanya, "Aneh sekali. Ada apa?"
.
.
.
Jam sudah menunjukan pukul 3 sore. Sehun masih berjalan di trotoar bersama Jongin. Mereka baru saja berjalan keluar dari area sekolah.
"Kau... menyukai Kris, kan?" Jongin menyeringai menatap Sehun yang berjalan disampingnya.
Mendengar itu, Sehun hampir terjungkal, "A-apa?"
Jongin tertawa melihat ekspresi Sehun, "Kau mudah sekali dibaca!"
"Ke-kenapa kau bisa tahu?"
"Itu tertulis di seluruh wajahmu."
Sehun menatap horror namja disampingnya, "Apa kau mau memerasku dengan uang?"
"Ck, kau tahu, 'kan aku ini namja yang luar biasa baik. Aku berniat untuk berteman dengan Kris. Mungkin aku bisa membantumu."
"K-kau serius?"
"Tentu!"
"Ah, kau memang namja yang baik, Jongin!" Sehun tersenyum senang.
"Cih, kau baru sadar, bodoh?"
"Kalau begitu aku akan mentraktirmu! Apa yang kau mau? Ayo katakan apa yang kau mau?" gadis albino itu terus berjingkrak dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
"Do Kyungsoo." Jongin tersipu, kini pipi tan-nya sedikit memerah.
Sehun terdiam dan menatap bingung Jongin, "Apa?"
"Do Kyungsoo, aku ingin dia!" Jongin mendengus kesal atas kebingungan Sehun.
"APA? Jadi, Kyungsoo itu tipemu?"
Namja tan itu melirik Sehun kesal, "Bodoh, dia itu sangat manis!"
"Ya, dia memang manis. Tapi..." Sehun melanjutkan langkahnya membuat Jongin penasaran.
"Tapi kenapa?"
Sehun kembali melirik Jongin lalu menepuk bahunya, "Aku harus memberitahumu sesuatu yang sangat disayangkan."
"A-apa itu?"
"Kyungsoo tidak suka laki-laki."
Jongin terbelalak, "Kau serius?"
"Ya, aku serius."
"Itu sangat manis!" Jongin berteriak dengan senyum aneh menghiasi wajahnya membuat Sehun sweat-drop ditempatnya.
"Jadi dia tidak suka laki-laki? Aku yang akan menyembuhkannya dari itu!"
Sehun hanya bisa menghela napas, "Hah~ baiklah."
.
.
.
Liburan musim panas dimulai. Semua siswa-siswi berencana untuk pergi berlibur. Termasuk Sehun dan teman-temannya. Sepertinya ia sudah merencanakan sesuatu untuk liburan kali ini.
"Kolam renang?" gadis bermata bulat itu sedikit terkejut dengan ajakan Sehun. Mereka tengah berkumpul di sebuah cafe.
"Iya. Chanyeol dan aku akan pergi kesana." jawab Baekhyun dengan senyum rayuannya.
"Ini akan sangat menyenangkan, Kyungsoo-ya!" Chanyeol berteriak semangat.
"Um... temanku akan datang juga. Tidak apa-apa, kan?" Sehun bertanya dengan hati-hati.
Kyungsoo menatap semua ekspresi teman-temannya. Ia sedikit ragu, apalagi melihat senyum Sehun yang cukup aneh.
.
.
Sementara ditempat lain, Jongin tengah berdiri diatas anak tangga jalanan umum. Sepertinya ia menunggu seseorang.
Dan benar saja, seringaiannya muncul ketika Kris datang dan menaiki beberapa anak tangga.
"Kris-ssi!" panggil Jongin dengan santai membuat namja berambut pirang itu menghentikan langkahnya. Ia menatap Jongin bingung.
"Ayo kita berteman!"
.
.
.
Hari kedua di liburan musim panas. Sehun dan teman-temannya pergi berlibur ke water boom seperti yang sudah direncanakan kemarin. Di cuaca yang cukup menyengat ini memang cocok untuk bermain air. Ah, membayangkannya saja sudah menyenangkan.
"Huaaa kolam renang!" teriak Sehun dan Jongin serempak. Seolah ikan yang baru keluar dari jaring, mereka begitu senang ketika melihat air dihadapannya. Keduanya pun sudah siap dengan pakaian renang dan peralatan renang lainnya.
"Ini hanya kolam renang." Baekhyun menatap mereka datar.
"Kolam renang membuatmu senang?" tanya Chanyeol dengan ekspresi yang sama dengan kekasihnya.
"Sangat senang!" Sehun dan Jongin kembali menjawab serempak sebelum menceburkan diri mereka kedalam kolam.
"Rasanya sudah lama sekali tidak berenang!"
"Iya, aku juga! Ini benar-benar berbeda dengan kolam disekolah kita"
Dua makhluk aneh itu tengah asyik dengan mencipratkan air ke arah masing-masing. Mereka melupakan teman-temannya yang hanya melongo melihat kegiatan keduanya didalam kolam.
Seperti kaset rusak, musik yang tadi terdengar menyenangkan tiba-tiba berhenti bersamaan dengan kegiatan mengasyikan mereka.
"Bodoh! Sekarang bukan waktunya untuk bermain-main!" Jongin menjitak kepala Sehun.
"Itu juga berlaku untukmu, hitam!" Sehun mendengus kesal, " Sial! Aku terlalu senang sampai lupa tujuanku."
Keduanya pun keluar dari kolam. Sehun terus menggerutu sambil mengelus kepalanya yang terkena pukulan manis dari Jongin tadi. Namun, rasa sakitnya hilang ketika melihat Kris tengah berdiri sendiri memperhatikan orang-orang yang sedang asyik bermain air. Sehun pun melenggang manis menghampiri Kris.
"Kris-ssi, ayo kita berenang!" ajak Sehun begitu semangat.
"Hm."
Api semangat Sehun tiba-tiba hangus setelah melihat respon dari namja dihadapannya. Ia terlalu dingin.
"Apa sebenarnya kau tidak ingin datang?"
"Jika aku tidak ingin, aku tidak akan datang." Jawabnya datar.
Senyum Sehun kembali muncul, "Benarkah?"
"Kalian terlihat menarik juga." Ujar Kris sambil melenggang pergi memasuki kolam lalu diikuti Sehun.
"Menarik?"
Sesampainya didalam kolam, Sehun tak banyak bicara. Ia terlalu sibuk memikirkan topik apa yang cocok untuk dibicarakan dengan namja dingin seperti Kris. Tak jauh beda dengan Kris, ia pun hanya berendam disamping Sehun tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.
'Apa yang aku lakukan? Topik... aku harus mencari topik pembicaraan! Tapi aku tidak tahu harus berkata apa!'
Sehun stress dengan situasi sekarang ini. Pikirannya tak bisa berjalan lancar seperti biasanya. Ah~ Kris terlalu dingin!
.
.
.
TAK!
Lagi-lagi sebuah pukulan manis menyapa kepala Sehun. Ia meringis dengan perlakuan namja tan dihadapannya. Jongin menariknya setelah melihat apa yang dilakukan gadis itu dengan Kris.
"Apa yang kau lakukan, bodoh? Kau hanya berdiri didalam air dan tidak melakukan sesuatu yang menyenangkan!" Jongin menginterogasi Sehun, seolah dia maling yang baru ditangkap.
Sehun mengerucutkan bibirnya kesal, "Tapi aku tidak tahu harus berkata apa!"
"Itu hanya karena kau mencoba jadi gadis yang baik!"
"Apa maksudmu?!"
Jongin mendecih, "Lakukan saja apa yang kau biasa lakukan. Jadilah diri sendiri."
Sehun terdiam setelah mendengar perkataan bijak yang keluar dari mulut musuhnya itu. Matanya masih menatap bingung punggung Jongin yang mulai menjauh. Dan sedetik kemudian, sebuah senyum muncul dari wajah pucatnya.
.
.
Hari mulai sore. Baekhyun, Chanyeol dan Kyungsoo memilih untuk beristirahat ditepi kolam. Sehun dan Jongin baru saja turun dari wahana seluncuran air. Mereka terlihat begitu gembira seperti anak kecil yang baru menemukan permainan baru. Sebenarnya mereka ingin sekali menikmati wahana itu dengan orang yang mereka suka. Sayangnya, Kyungsoo ataupun Kris takut dengan wahana yang cukup ekstrim itu.
"Tadi itu menyenangkan sekali! Aku jadi ingin melakukannya lagi." Sehun menyikut lengan Jongin yang berjalan disampingnya. Mereka tengah berjalan menghampiri teman-temannya.
"Eh, kemana Kris?" Sehun terlihat panik tak ada namja Canada itu disana.
"Dia sudah pergi dari tadi." Jawab Chanyeol.
Sehun terbelalak, "Apa?"
"Kris tadi pergi ke suatu tempat." Ujar Kyungsoo polos.
"Oh, dia kembali." Ucap Jongin saat melihat Kris tengah berjalan menghampiri mereka dengan menggenggam sebuah kantong kecil.
Sehun tersentak dan refleks melihat kearah Kris. Senyumnya kembali mengembang, "Kris-ssi! Kau kemana saja?"
"Aku sedikit haus, jadi membeli beberapa jus. Aku membelinya cukup untuk kalian. Ini untukmu." Kris memberikan 2 buah minuman kaleng pada Jongin dan Sehun.
"Ah, gomawo." Ucap Sehun senang.
"Aku punya minuman hangat untukmu, Kyungsoo-ssi." Kris berjalan mendekati si gadis bermata bulat yang tengah duduk dengan tubuh dibalut handuk.
Kyungsoo membulatkan matanya, "Untukku?"
"Aku pikir kau tampak kedinginan." Ujarnya sambil memberikan 1 botol minuman.
"Gomawo."
.
.
"Kau agak kecoklatan." Ujar Kyungsoo yang tengah duduk disamping Jongin. Mereka sedang beristirahat berdua, sama seperti Sehun dan Kris.
Jongin menunjukan lengan yang sedikit berotot itu, "Bagus bukan? Aku berwarna coklat dengan cepat."
Dan Kyungsoo hanya tertawa mendengarnya. Jongin pun ikut tertawa juga. Sepertinya Kyungsoo mulai suka lagi dengan laki-laki.
.
.
.
.
Kelas musim panas. Ah~ menyebalkan sekali. Itulah yang dipikirkan Sehun. Ia dan teman-temannya harus belajar dimusim ini karena nilai mereka yang kurang memuaskan. Tapi selama ada Kris, semangatnya meningkat 50%.
"Kris itu namja yang baik, ya?" Kyungsoo membuka suara saat bertemu dengan Sehun dan Baekhyun di lorong sekolah.
Sehun tersentak, "A-apa? Jangan bilang kau menyukainya!"
"Ti-tidak. Bukan itu maksudku."
"Kris memang namja yang baik." Ujar Baekhyun.
"Benar. Aku pulang bersama dia kemarin." tambah Kyungsoo.
"Dia... pulang bersamamu?" Sehun mencengkram ujung bajunya.
Kyungsoo menunduk, "Aku selalu berpikir kalau namja itu kasar dan menakutkan. Tapi Kris sangat baik, dia tidak menakutkan sama sekali."
"Be-begitu ya?"
Baekhyun memandang Kyungsoo yang tengah tersipu, "Tapi kupikir, kemarin kau akrab dengan Jongin, Kyungsoo-ya."
"Itu benar, Baekhyun-ah! Jadi bagaimana dengan Jongin?" Sehun menepuk kedua tangannya semangat.
Kyungsoo membulatkan matanya lucu, "Oh, Jongin? Dia mudah akrab dengan siapapun."
"Lalu?" Sehun menggosok telapak tangannya tak sabar.
"Tapi dia terlalu coklat, aku tidak suka namja berkulit coklat."
Hening.
Semuanya hening setelah mendengar ucapan terakhir Kyungsoo. Perkataannya terlalu keras. Jika Jongin mendengarnya, apa yang akan dia lakukan?
Tunggu, Jongin? Sejak kapan dia berdiri dibelakang Kyungsoo?
"Selamat pagi." Ucap Jongin datar.
"Jo-jongin..." Sehun tercekat. Wajahnya panik setelah melihat ekspresi Jongin yang terlihat suram.
Kyungsoo berbalik sambil tersenyum ramah, "Selamat pagi, Jongin-ssi."
"Pagi Kyungsoo-ya. Kemarin itu sangat menyenangkan." Ujar Jongin kaku seperti robot.
Kyungsoo terkekeh melihatnya, "Kau lucu sekali, Jongin."
"Kim Jongin..."
"Namaku Kkam Jongin, bukan Kim Jongin." Ucapnya datar sebelum kemudian berlari pergi meninggalkan mereka.
"JONGIN!" teriak Sehun sembari mengejar namja berkulit tan itu keluar kelas. Langkahnya terhenti ketika melihat Jongin berdiri memunggunginya sembari menunduk. Ia terlihat suram.
"Kim Jongin..."
"Aku sudah bilang untuk memanggilku Kkam Jongin, kan?" lirih Jongin.
"Ah, itu..." tiba-tiba Sehun gugup sekarang, ia merasa bersalah.
Jongin memicingkan matanya, "Apa? Apa kau mencoba untuk menghiburku?"
"Ha? Hey, aku hanya khawatir. Apa maksudmu dengan menyindir seperti itu?" emosi Sehun mulai terpancing lagi.
Jongin berbalik menghadap Sehun, ia juga mulai emosi, "Siapa yang menyindir?!"
"Jadi bagaimana kalau kau dipanggil coklat saja? Kau orang Korea, kan?"
"Aku coklat jadi aku tidak dihitung sebagai orang Kore-"
Belum sempat Jongin menyelesaikan ucapannya, sebuah pukulan telak mengenai pipi kanannya. Sehun meninjunya sampai terpental.
"BODOH!" teriak Sehun, "Hitam atau putih, asalkan kau tinggal di negara ini, kau tetap orang Korea!"
"Apa maksudmu?"
"DIAM! Bukankah kau sering dipanggil hitam? Bertindak lemah seperti ini hanya karena seorang gadis mengatakan itu, sungguh menyedihkan! Jika kau begitu tertekan atas hal-hal seperti ini, tak seorang pun akan menyukaimu, bodoh!"
Sehun menghela napasnya kasar sebelum kemudian pergi meninggalkan Jongin yang masih terbaring dengan luka ringan dipipinya.
"Ha~ itu pukulan bodoh yang membangunkanku."
.
.
Sehun berjalan cepat menyusuri koridor sekolah, napasnya masih terengah setelah memarahi Jongin. Ia tidak tahu ini pukul berapa, tapi suasana disekitarnya terlihat sepi. Mungkin ia terlambat masuk kelas.
BRUKK!
"M-maaf." Sehun membungkuk setelah menubruk punggung seseorang didepannya. Ia terlalu emosi tadi, "Kris-ssi?"
"Selamat pagi." Sapa Kris sambil menoleh.
Sehun masih terlihat bingung, "Selamat pagi? Kelas sudah dimulai."
"Ya, aku telat. Aku tidak bisa bangun pagi diawal musim panas." Jawab Kris datar seperti biasanya.
"Begitu ya?"
Kris kembali melangkahkan kakinya. Sehun pun berlari kecil mengikuti namja didepannya, "Aku juga tidak bisa bangun pagi dimusim dingin."
"Jadi begitu?" Ucap Sehun semakin gugup. Lagi-lagi otaknya tak bisa berjalan dengan baik.
"Terima kasih untuk kemarin, aku sangat senang." Ujar Kris saat menghentikan langkahnya.
"Ah, iya aku juga."
Kris berbalik menghadap Sehun, "Oh ya, apa aku menakutkan?"
"Eh?"
"Kemarin Kyungsoo tampaknya takut denganku."
'Kris itu namja yang baik, ya?'
"Itu... dia hanya tidak nyaman didekat laki-laki. Jadi ini bukan salahmu, Kris-eu." Jawab Sehun lirih. Kenapa Kris malah membicarakan gadis itu? Itu membuatnya sakit.
"Tapi, untuk beberapa alasan, aku mudah berbincang denganmu, Sehun-ssi." Kini Kris menatap Sehun, "Ini mungkin karena kita sama-sama putih, jadi aku pikir aku lebih senang berteman denganmu."
"Hah? Ah, tentu saja." Ucap Sehun sembari menunduk, sedih.
"Aku mengerti, jadi Kyungsoo tidak membenciku."
"Iya. Eh?" Sehun mendongak, ia mendapati Kris dengan muka memerah seperti tomat. Kenapa ini?
"Ja-jangan bilang kalau kau suka dengan Kyungsoo?!"
"Ti-tidak, apa yang kau bicarakan?" jawab Kris gelagapan.
"Tapi wajahmu..."
"Tidak, aku hanya kepanasan. Sangat panas. Sampai jumpa, aku harus masuk kelas." Kris kembali berjalan tergesa meninggalkan Sehun yang kini terlihat suram.
"Apa-apaan itu?! Dia pasti menyukainya!" Sehun terduduk dilantai, kakinya terasa lemah setelah melihat kejadian tadi. Kris menyukai Kyungsoo?
"Hey, Oh Sehun!" panggil seseorang, ia tengah berdiri santai dihadapan Sehun, "Kau memukulku satu menit yang lalu, apa kau tertekan karena melakukan itu?"
"Maaf, lupakan saja apa yang sudah kukatakan sebelumnya." lirih Sehun masih dengan posisi menunduk. Sepertinya lantai sekolah jadi terlihat lebih menarik sekarang ini.
"Apa maksudmu?" Jongin tersentak kaget.
Gadis albino itu menghela napasnya, "Ini benar-benar menyedihkan. Aku biasanya pura-pura tidak peduli, tapi ini benar-benar menyakitkan ketika itu datang dari orang yang aku suka."
"BODOH!" kali ini Jongin yang meninju pipi Sehun.
"YA! Sakit tahu!" kesal Sehun sembari mengelus pipi kirinya yang terasa perih. Tapi tak seperih hatinya.
"Itu balasan untuk yang sebelumnya."
"Tapi aku seorang yeoja!"
"Aku tidak akan menyerah demi Kyungsoo! Besok dan seterusnya, jika kau tertekan dengan hal-hal seperti ini, tidak akan ada seorang pun yang akan suka padamu!" emosi Jongin membuncah, urat lehernya tercetak jelas saat berteriak, "Aku senang kau disini, Sehun-ah. Jika aku sendirian, siapa yang tahu kemana aku harus lari dan bersembunyi?"
Sehun terdiam, ia menatap namja dihadapannya untuk beberapa detik, "Baiklah. Aku akan terus mencoba juga!"
Senyum gadis albino itu muncul kembali.
"Ayo lakukan yang terbaik!"
.
.
.
Malam yang indah. Perayaan musim panas dimulai beberapa menit yang lalu. Seluruh kota Seoul terlihat ramai. Sehun berencana pergi merayakannya dengan Kris. Termasuk menyuruh Jongin untuk mengajak Kyungsoo. Semoga saja malam ini sesuai berjalan dengan rencana.
"Jongin! Kyungsoo-ya dan yang lainnya belum datang? Mungkinkah mereka tersesat?" Sehun mengedarkan pandangannya ke sekitar. Terlalu ramai, ia tak bisa melihat Kris ataupun Kyungsoo.
Bukannya menjawab, Jongin malah terdiam melongo melihat penampilan Sehun malam ini. Ia mengenakan baju tradisional Korea, Hanbok.
"Ada apa?" tanya Sehun merasa risih dengan tatapan aneh Jongin.
"Sesaat aku tidak mengenalimu." Jawabnya terlihat bodoh.
"Apa aku terlihat aneh? Baju ini tidak sesuai denganku, kan?" kini Sehun terlihat panik.
"Tidak juga. Ternyata kau datang juga." Jawab jongin sambil tersenyum.
"Tentu saja."
"Maaf aku terlambat. Sehun-ah, Kris datang denganku. Aku bertemu dia saat perjalanan kemari." Sebuah suara mengalihkan pandangan mereka. Kyungsoo datang bersama Kris.
"Oh..." Jongin dan Sehun menunduk lemah.
"Kenapa kita jadi bertukar posisi?" lirih Sehun saat melihat Kyungsoo dan Kris kembali berjalan meninggalkan mereka.
"Jelas itu sangat mengganggu!"
"Mereka terlihat serasi saat bersama-sama."
"Mereka seperti pasangan yang baru berkencan."
Jongin menatap gadis disampingnya, ia terlihat menyedihkan sekarang, "Sehun-ah..."
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja," Sehun menghela napas dengan berat, "Aku menyerah."
Jongin terdiam menatap Sehun. Lalu tersenyum, "Aku juga."
"Benarkah?" Sehun menatap bingung Jongin.
"Ini terasa seperti akhir dari acara komedi. Ayo kita tinggalkan mereka berdua." Dengan secepat kilat, Jongin mengenggam tangan Sehun lalu menariknya.
"Jongin-ah..."
.
.
Malam itu Jongin dan Sehun menikmati malam perayaan dengan bermain beberapa permainan tradisional. Keduanya terlihat senang meskipun hati kecilnya terasa kecewa. Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang, cinta tidak bisa dipaksakan.
"Jongin? Kau dimana?" Sehun mengedarkan pandangannya. Jongin tiba-tiba menghilang.
"Aku disini." Sahut Jongin dari belakang tubuh Sehun. Mukanya terlihat masam.
"Ah, kau membuatku takut! Kau begitu gelap dimalam hari, aku tidak bisa melihatmu."
"YA! Kau mau mati?!"
"Ah, mian." Ucap Sehun sedikit terkekeh.
"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Itu sangat menyakitkan! Ayo pergi!" lagi-lagi tangan lebar Jongin menarik paksa Sehun membuat si gadis albino terdiam menatap Jongin dari belakang sebelum kemudia tersenyum dalam diam.
'Kami mungkin selalu bertengkar, tapi kepribadian kami sama satusama lainnya. Dan kami memiliki warna kulit yang kompleks juga.'
.
.
Tidak lama setelah itu, Kris menyatakan perasaannya pada Kyungsoo saat istirahat sekolah. Dan Kyungsoo menerimanya. Semuanya terasa begitu cepat. Rencana yang selama ini Sehun susun, menjadi bumerang untuknya. Tapi mau bagaimana lagi? Bukankah ini takdir Tuhan?
"Ah, aku merasa lebih baik sekarang!" Sehun menghela napas saat melihat Kris dan Kyungsoo dari atap sekolah.
Jongin tersenyum, "Itu bagus!"
"Kau dan Kyungsoo terlihat cukup serasi jika bersama-sama."
"Tapi kau dan Kris tidak berhasil sama sekali. Tidak apa-apa, aku akan mendapatkan pacar dengan cepat jika aku mau." Ujar Jongin sombong membuat raut muka Sehun berubah masam.
"Begitu ya? Aku ingin melihat itu." Tantang Sehun.
Tiba-tiba kedua manik mata itu bertemu. Mereka memandang tajam satu sama lain.
"Aku menantangmu! Ayo kita lihat siapa yang lebih dulu mendapatkan pacar!" seru Jongin dan Sehun bersamaan.
"Apa yang aku dapatkan jika aku menang?" Sehun mulai tertarik.
"Aku akan membelikanmu bubble tea sebanyak apapun yang kau inginkan. Tapi jika aku menang, kau harus membelikanku sepatu baru untuk basket!"
Sehun mengangguk, "Ayo kita lakukan!"
"Aku tidak akan kalah!"
.
.
.
Cerita ini diadaptasi dari anime LOVELY COMPLEX. Tapi ceritanya ga sepenuhnya mirip kok, ada yang gue ubah dikit hehe(?)
.
Lanjut atau hapus?
Silahkan review dulu~
