THE GATE OF DIMENSION (NARUTO X READER)
Author : honeyhamaadaa
BAHASA INDONESIA
Guide :
(Y/N) = Your Name
(L/N) = Last Name
(H/C) = Hair Color
(E/C) = Eye Color
(F/C) = Favorite Color
CHAPTER 1
KONOHA?
.
.
.
.
.
.
.
(Y/N)'s P.O.V
"Sooo... hum..." kutarik nafas di tengah kencangnya hembusan angin laut. Melihat garis cakrawala yang seolah-olah membatasi lautan di ujung utara sana.
Liburan musim panas ini begitu spesial bagiku, Grandpa Max mengajakku liburan ke pulau Hokkaido bersama 2 sepupuku yang lain. Di tengah kapal yang terbuka aku berdiri dan membiarkan angin mengayun rambutku ketika aku berdiri tegak merentangkan tangan seakan mengundangnya.
"Hey" sebuah suara familiar menyapaku dan hampir saja menghancurkan kenikmatanku dengan angin laut. Suara dari sepupuku si penggila komik Naruto, Ben.
"Apa?" Kujawab dengan malas.
Tiba-tiba Ben melemparkan komik yang baru saja ia beli sebelum berangkat, "Coba kau baca itu".
Yah.. kuakui aku suka membaca komik, namun tidak dengan komik tentang si landak kuning- maksudku.. Naruto. Aku menghela nafas dalam kemalasan ketika komik aneh itu mendarat di tanganku, "Ben, kau tahu kalau aku tidak suka Na-"
"Baca saja.. buktikan kalau kau pemburu komik sejati sepertiku" Ben dengan lancangnya memotong ucapanku. "Komik itu sedikit misterius.." lanjutnya.
"Misterius? Maksudmu?" Pertanyaan itu seketika terlontar akibat rasa penasaran yang mulai muncul.
"Baca saja, kau akan tahu dimana titik misterius itu" jawab Ben.
"Ya.. ya... baiklah" akupun mulai mencari posisi yang nyaman untukku duduk.
"Jangan terbawa perasaan ya saat membacanya.." ledeknya sambil tertawa kecil.
Menyebalkan sekali dia, rasanya ingin kutarik rambut cokelatnya itu . Tapi sudahlah... abaikan saja.
Kulihat cover komik itu. Hmm... cukup menarik. Wajar saja jika Ben tertarik.
"The Gate of Dimension (Gerbang Dimensi)" kubaca judul komik itu pelan. Lalu kubuka lembaran pertama yang menggambarkan Naruto dengan gengnya- entah aku tak hafal betul nama-namanya- sedang berada di kapal, seperti sedang melakukan patroli laut. Setahuku tidak ada laut di desa fiksional yang bernama Konoha itu. Namun.. entahlah aku tidak mengerti.
Itu awal yang membosankan bagiku. Kutumpukan daguku di telapak tangan sambil terus membaca komik itu dengan malas.
Namun tiba-tiba aku merasa tubuhku oleng terbawa kapal yang sedang menghantam ombak.. besar...
Tunggu.. ombak besar? Seketika mataku terbelalak ketika melihat lingkungan sekitar sudah gelap terselimuti awan mendung. Angin kencang mulai berhembus dan kilat-kilat mulai menampakkan diri.
"(Y/N)! Cepat masuk! Badai datang!" Kudengar suara Grandpa Max yang berteriak dari pintu.
Dengan susah payah, aku berjalan melawan kencangnya angin. Terasa sangat berat, seperti mendorong tembok yang tak mungkin bisa tergeser.
Angin bertiup semakin kencang seiring terhuyungnya kapal yang kupijak akibat ombak. Guncangan kapal yang kuat membuat tubuhku terjatuh dan terseret hingga hampir jatuh ke laut, untung saja sebelah tanganku masih bisa berpegangan pada besi kapal. Terasa sangat ngilu ketika sebelah tanganku menumpu berat badanku sendiri. Masih kupegang komik milik Ben di tangan kiriku,
"(Y/N)!" Kudengar suara Ben yang berteriak sambil berlari menghampiri. Kuputuskan untuk mencengkram komik itu dengan gigi dan mulai berpegangan pada besi kapal.
Ombak masih mengguncang kapal ini hingga kakiku berhasil menyentuh air laut ketika kapalku oleng ke kiri.
"(Y/N)! pegang tanganku!" Ben memberanikan diri untuk mengulurkan sebelah tangannya.
"Pegang tanganku juga, (Y/N)" Gwen, (sepupuku yang lain) juga mengulurkan tangannya. Namun terasa sulit bagiku untuk meraih tangan mereka karena berat badanku sendirilah yang menjadi halangan.
Tiba-tiba kapal semakin terguncang hingga air berhasil menyentuh besi kapal. Tanganku sudah tak mampu menahan beban hingga saat air laut mendarat di besi kapal yang kucengkram, seketika tanganku lepas darinya.
"(Y/N)!" Masih kudengar teriakan Ben dan Gwen. Namun ombak-ombak besar ini membuatku tak dapat berkonsentrasi untuk berenang.
Asinnya air laut mulai masuk ke mulut dan hidung, kugerakkan tanganku dalam kepanikan yang besar. Rasanya sangat tak mungkin aku melawan kekuatan ombak dan angin yang terus menyeret tubuhku jauh dari kapal. Tubuhku masih terombang-ambing, ombak semakin tinggi dan berhasil membuatku kehabisan tenaga untuk melawannya.
Pandanganku mulai kabur dan lama kelamaan titik fokus pandanganku memudar.
Kulihat seseorang memberanikan diri mengarungi lautan berbadai ini untuk menolongku namun aku tak melihat jelas siapa orang itu karena tiba-tiba saja semua menjadi gelap dan tubuhku terasa mati rasa.
.
.
.
Author's P.O.V.
"Menurutmu siapa dia? Dan darimana dia berasal?" Tanya Naruto sambil memandang gadis berambut (H/C) yang tak sadarkan diri.
Teman-teman satu timnya- Sai dan Sakura, hanya bisa angkat bahu.
"Aneh sekali, ia seperti keluar dari pusaran air itu saat kutolong" lanjut Naruto.
"Rasanya tidak mungkin jika ada orang yang keluar dari pusaran air, setahuku pusaran air selalu bergerak ke pusat pusaran dan menyerap apapun yang ada di atasnya" Sakura angkat bicara.
"Itu mungkin saja, Sakura. Mungkin pusaran air yang kita temukan tadi bergerak secara sentrifugal- um, maksudku itu kebalikan dari gerak pusaran air pada umumnya, yah.. aku tahu ini jarang terjadi, tapi aku sering menemukan pusaran air seperti itu dalam misi-misi anbuku dulu" Sai menjawab.
"Sai benar. Mungkin gadis ini tenggelam dalam badai tadi dan ia masuk ke dalam pusaran air di sisi lain laut ini dan keluar dari pusaran air yang kita temukan tadi" Kakashi menyimpulkan. "Coba periksa kondisinya, Sakura" lanjutnya
Sakura mengangguk dan langsung mengeluarkan chakra medisnya, "Kondisinya sangat lemah, terlalu banyak air laut yang terminum olehnya" jawab Sakura, "Aku akan coba untuk mengeluarkannya.." Ia pun melakukan apa yang ia lakukan dengan menekan dada gadis itu dengan chakra medisnya.
Seketika segelintir air keluar dari mulut gadis itu. Namun itu tidak membuat gadis itu sadar.
"Sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit, sebelum keadaannya semakin memburuk" usul Kakashi.
"Ide bagus, Guru. Ak u bisa berkonsentrasi untuk mengobatinya" Sakura berdiri.
"Sai.." Kakashi memberi kode.
Sai seketika mengangguk, dengan sigap ia mengeluarkan gulungan kertas putih kosong beserta tinta, dan mulai menggambar burung. "Choju Giga!" Ucapnya. Seketika 2 burung yang digambarnya keluar dari kertas dan hidup layaknya burung sungguhan.
"Naruto, bawa dia" suruh Sakura.
Tanpa protes Naruto mengangkat tubuh gadis itu dengan cara bridal style dan membawanya naik ke burung yang dibuat Sai. Ia duduk tepat di belakang Sai dan menumpukan kepala gadis itu di tangan kanan dan paha kanannya.
"Ke konoha" ucap Sai. Seketika burung itu terbang membawa mereka ke tempat tujuan.
.
.
.
(Y/N)'s P.O.V
Pandangan masih gelap,terasa sangat berat bagiku untuk membuka mata. Helaan nafas mulai kurasakan.
Apa aku masih hidup sekarang?
Kugerakkan jariku dan merasakan empuknya tempat yang saat ini sedang kutempati.
Sungguh, apa aku masih hidup sekarang?
Perlahan, kelopak mataku mulai terasa ringan dan berhasil menghilangkan pandangan gelap itu dari mataku.
Kulihat langit-langit tempat yang kutempati ini.
Dimana aku?
Kurasakan tubuhku sedang terbaring di sebuah tempat tidur berwarna putih. Aku menoleh ke kiri dan yang kulihat hanyalah tabir-tabir putih yang menutupi sisi ruang lain dari tempat ini.
Terlihat seperti rumah sakit, namun.. tampilannya sangat kuno.
Sungguh, ada dimana aku sekarang?
Pertanyaan yang berputar di otakku itu seakan tidak punya jawaban.
"Syukurlah kau s udah sadar" kudengar suara perempuan yang terdengar asing menghampiri telingaku. Muncullah figur gadis berambut pink dan menggunakan ikat kepala yang membentuk bando.
Aneh sekali, apa dia sangat terobsesi dengan Anime hingga ia mewarnai seluruh rambutnya seperti itu? Sulit dipercaya.
"Siapa kau?" Tanyaku.
Belum sempat gadis itu menjawab, tiba-tiba muncul 3 figur pria dari balik tabir.
Penampilan mereka seperti anime cosplayer saja. Ada yang berambut putih dan menggunakan masker hitam, ia menutup sebelah matanya dengan ikat kepala. Yang satu berambut pirang kekuning-kuningan dan berdiri seperti duri landak, dan yang satu lagi.. ia terlihat putih pucat seperti hantu dan hanya menggunakan pakaian... setengah... dan membiarkan pusar perutnya terbuka.
Sungguh, dimana aku ini?
Dan siapa orang-orang aneh ini?
"Siapa kalian? Dimana aku?" Tanyaku pada mereka.
"Kau berada di Rumah Sakit Konoha" gadis berambut pink itu tersenyum.
"Konoha?"
.
.
.
Bersambung...
Tunggu chapter selanjutnya!
