My love story

Cast:

Lee Donghae

Tan Hyukjae

And others

Synopsis:

"kesepian itu adalah bagian dari hidupku, jadi buat apa aku takut?"/ "mulai sekarang sampai selamanya aku akan menjagamu! Dan aku berjanji tidak akan membuatmu kesepian dan meneteskan air mata!" / "aish bisakah aku bakar semua buku ini! Mataku perih melihat semua angka dan huruf di dalamnya"/ "berusahalah untuk meraih cita-cita, buang semua sifat kekanakanmu itu"… HAEHYUK STORY

.

.

.

Warning: Yaoi/BL, AU, OOC, EYD dimana-mana, Geje, abal, dan sebagainya

Oke saia tidak bosan-bosannya bilang "tidak suka jangan dibaca"

.

.

.

.

Chapter 1

Aku memandang langit biru bagai lukisan raksasa yang indah. Rasanya sudah lama sekali aku tidak melakukan ini.

'pesawat jurusan London-Seoul akan segera berangkat, persiapkan kembali barang-barang anda dan selamat jalan' intruksi itu membuatku mau tidak mau masuk kedalam pesawat. Aku melihat nomor tempat duduk yang akan aku gunakan. Beruntung, ada di dekat jendela!

Aku menyimpan tas kecilku di bagasi atas, lalu menyamankan tempat duduk. Membuka penutup jendela di sampingku, memandang langit dan lapangan terbang. Aku menoleh merasakan tepukan di pundakku. Aku tersenyum saat tahu siapa yang menepukku.

"hai Aiden… where do you want to go?" (kemana kamu ingin pergi?)

"I want to go home, someone is waiting" (aku ingin pulang ke rumah, seseorang sedang menunggu)

"really? Your girlfriend?" (benarkah? Pacarmu?) tanyanya, aku hanya tersenyum sebagai jawaban. Dia balas tersenyum dan melihat jam tangannya. "okey, see you next time"

"see you" balasku. Dia kembali berjalan. Aku menatap jendela lagi.

Dasar, James! Selalu saja bertemu teman kampus yang aneh! Kampus…? Tidak disangka seorang Lee Donghae atau disini akrab disapa Aiden Lee bisa berkuliah di London. Dengan beasiswa, jurusan kedokteran pula. Mungkin kalau tidak ada dia aku tidak akan bisa menjadi seperti sekarang?

#flasback

SM high school, sekolah terkenal di kota Seoul, Korea Selatan. Sekolah yang saat ini tampak ramai karena sedang adanya acara pergantian kelas dari kelas satu ke kelas dua, begitupun sebaliknya. Tampak seorang namja dengan dandanan urakan, baju tidak dimasukkan, rambut acak-acakan, sepatu berwarna biru menyalahi aturan, dasi diikat sembarang dengan wajah malasnya berjalan di koridor. Siswa yeoja yang ada disekitarnya langsung minggir memberi jalan. Ada dua alasan mereka melakukan itu, pertama karena mengidolakan namja ini dan kedua karena takut dengan cap yang diberikan sekolah untuk si namja. Namja bersurai pirang bernama lengkap Lee Donghae ini masuk ke dalam kelas barunya. Suasana kelas yang ramai mendadak sepi. Para yeoja dan namja yang berstatus uke berdecak kagum dengan ketampanan yang dimiliki Donghae, dan namja bertatus seme atau normal hanya bisa berdecak kesal.

"oppa bingung cari tempat duduk ya? Bagaimana kalau duduk di samping bankuku? Oppa tenang saja bangkuku ada di tempat strategis kok" kata seorang yeoja bersurai panjang bergelombang. Yeoja bersurai hijau pendek di sampingnya langsung menggeleng.

"lebih baik oppa di bangkuku! Tenang oppa urusan tugas dan ulangan serahkan padaku!"

"jangan oppa dia bau! Lebih baik denganku saja, aku kenal dengan guru disini jadi saat oppa tidak masuk aku gampang memberi izin"kata yeoja satu lagi.

"kau itu kubilang Donghae oppa duduk dibangkuku!"

"kalian menjengkelkan! Bukanya aku dulu yang punya ide!" Begitulah berdebatan itu terus berlanjut, membuat si namja urakan menggaruk telinga.

"sama-sama jelek kok berantem" kata si namja santai lalu berjalan ke belakang kelas. Para fans hanya bisa saling tatap kebingungan. Kembali pada si namja tampan, namja penyuka warna biru ini melihat tempat duduk kosong di samping bangku yang di tempati seorang namja bersurai coklat madu dengan kaca mata besarnya. Namja berkulit putih itu tengah membaca buku tanpa memperhatikan sekitar. Donghae yang penasaran segera duduk di samping si namja. Namja itu hanya melirik dari balik bukunya dan kembali menyibukkan diri dengan buku tebal itu. Donghae yang acuh hanya mengangkat bahu dan kembali ke ritual pentingnya, yaitu tidur. Donghae mengangkat alisnya saat mendengar bisik-bisik disekitarnya. Dengan masih menutup mata dia mendengarkan bisik-bisik itu.

"hu'uh kenapa sih Donghae oppa mau duduk di disamping si aneh!"

"iya, jangan sampai oppa tertular anehnya itu!"

"dia bukan sekedar aneh tapi terkutuk! Siapa juga yang mau berteman denganya!"

"jangankan berteman, duduk bersamanya saja ogah!"

"aku berani bertaruh, seminggu lagi Donghae oppa akan mencari tempat duduk lagi!"

Dari celah lengan yang tertekuk itu Donghae melirik namja bersurai coklat madu disampingnya. Si namja hanya diam tetap membaca bukunya. tapi tidak bisa dipungkiri ada raut kesedihan di wajah tenang itu.

…haehyuk…

"ayo cepat berkumpul di lapangan!" seru Zhoumi, guru olahraga muda di sekolah SM. Donghae melirik namja bersurai coklat madu disampingnya yang tengah membaca buku tebal.

'kenapa dia tidak berganti pakaian?' tanya Donghae dalam hati.

"LEE DONGHAE!" teriak seorang namja di belakangnya. Dia menoleh dan menggaruk telinga. "KE LAPANGAN SEKARANG, ATAU LARI 100X?!" geram Zhoumi dengan wajah seramnya. Donghae hanya menghela napas panjang lalu berjalan pergi. Zhoumi menatap namja bersurai coklat yang dari tadi diam mendengarkan berdebatan mereka. Guru berambut merah ini tersenyum kecil.

"kerjakan tugas yang saya berikan, nanti taruh dimeja kantor" kata Zhoumi yang mendapat anggukan singkat dari si namja.

2 jam kemudian siswa kelas XI IPA 1 kembali ke kelas. Ada yang langsung tiduran di lantai, duduk menyender tembok, ada pula yang mengambil buku dan langsung dipergunakan untuk kipas.

"huwaaa! Zhoumi ssaem itu emang tampan, keren, tinggi, masih muda lagi! Tapi kalau setiap olahraga kita di perlakukan seperti kerja rodi begini aku bisa mati"

"benar! Masa iya senam, lari keliling lapangan, push-up masih ditambah jalan jongkok! Dikira kita wajib militer kali?"

"kesal deh! Make-up ku jadi luntur nih?" keluh beberapa yeoja yang duduk di dekat pintu masuk. Kipas angin yang ada di kelas itu pun tidak bisa mendinginkan tubuh mereka. Membuat mereka semakin kesal.

Namja bersurai coklat madu yang duduk di pojok belakang akhirnya menyelesaikan beberapa lembar kertas soal yang diberikan sang guru olahraga. Dia menghela napas panjang lalu berdiri dari bangkunya. Hendak membawa kertas soal yang sudah dikerjakannya dengan susah payah ke ruang guru. Tapi niatnya harus di hentikan saat gerombolan yeoja yang duduk di dekat pintu menghalagi jalannya. Namja itu mencoba berjalan kearah pintu belakang, tapi lagi-lagi di halangi yeoja.

"huh, enaknya si aneh! Dia tidak ikut olahraga, lihat! Dia hanya disuruh mengerjakan soal-soal tidak penting ini!" kata yeoja bersurai hijau sambil merebut kertas dari tangan si namja bersurai coklat madu.

"dan aku yakin soal-soal itu sudah ada jawabanya! Dia hanya tinggal menyalin! Bukan begitu namja terkutuk?"

"oh, aku tahu dia pasti ada main dengan Zhoumi ssaem! Dasar namja aneh, pura-pura lugu tapi dalamnya busuk!" semua siswa ikut menyahuti, membuat si namja bersurai coklat menunduk.

"benar-benar namja menyebalkan! Kenapa sih kau tidak mati saja! Kenapa juga harus ada di kelas ini! Merusak pemandangan tahu!" seru yeoja berdada besar sambil menyobek lembaran-lembaran kertas penuh tulisan itu. Si namja membelalakkan mata melihat adegan di depannya.

"ja-jangan" katanya pelan berusaha menahan air mata. Tanganya berusaha menahan adegan itu tapi langsung di pukul oleh yeoja bersurai hijau.

"jangan dekatkan tanganmu yang terkutuk itu! Kami tidak mau tertular kutukanmu!" seru si yeoja. Namja itu memegangi tanganya yang terpukul tadi.

'BRAKK~' suara itu mengintruksi semua penghuni kelas menoleh ke asal suara. Ternyata suara itu berasal dari bangku yang di tendang dan jatuh ke depan. Pelakunya tidak lain adalah si berandalan alias Donghae yang dari tadi berpura-pura tidur. Semua siswa yang mengerumuni adegan pengeroyokan itu kembali ke bangku masing-masing.

"bisakah kalian berhenti berbicara! Dasar berisik!" seru si namja dengan deathglare andalanya. Para yeoja saling menatap lalu kembali duduk. Namja bersurai coklat langsung berlari keluar kelas membuat Donghae hanya bisa menatapnya.

…haehyuk…

Donghae melangkah memasuki kelasnya, sambil merutuki tindakan cerobohnya karena meninggalkan handphone dikelas. Dia terdiam di ambang pintu saat melihat seorang namja yang membuatnya penasaran sedang duduk mengerjakan tugas olahraga. Dia mengumpulkan sobekan-sobekan kertas, menyalin soalnya dan kembali mencari jawabanya. Namja yang di cap berandalan itu tertegun melihat ketenangan di wajah si namja. Donghae langsung bersembunyi saat mendengar langkah kaki mendekat. Dia melihat Zhoumi ssaem masuk kedalam kelas.

"kau sudah selesai mengerjakanya?" tanya Zhoumi khawatir. Namja bersurai coklat madu itu menggeleng. "Hyukkie jangan seperti ini? Kenapa kau tidak mau mengatakan kesemua orang bahwa…"

"saya masih sangup hidup normal ssaem, lagipula saya tidak mau dikasihani"

"tapi, mereka akan terus berlaku buruk padamu, kalau kau tidak mengatakan itu"

"maaf, tapi saya sudah bilang kalau saya tidak mau dikasihani dan dibedakan" kata si namja, lalu menyerahkan kertas soalnya pada guru olahragana ini. "permisi" si namja berjalan meninggalkan kelas, menyisahkan Zhoumi dengan wajah sendu.

#flasback off

Dulu kau sangat dingin, aku tidak menyangka bahwa kau ternyata sangat rapuh. Kau hanya seorang manusia yang pintar menyembunyikan perasaan dengan topeng sok cuekmu dan ketenangan itu. Mungkin sampai sekarang kau tidak tahu, bahwa hanya kau satu-satunya orang yang berhasil membuatku penasaran akan siapa sebenarnya dirimu.

#flasback

Donghae, tampak bermain bola seperti biasa. Di temani oleh teman-teman segenknya yang terdiri dari Kyuhyun, namja tinggi, pintar, berambut ikal coklat, dan maniak game. Terkenal karena suka bermain psp di kelas dan mengacaukan system computer di sekolah. Kedua Yesung, namja bersurai hitam menutupi mata, kulit putih, tatapan tajam dan aneh. Terkenal karena keusilanya yang suka memporak-porandakan kandang hewan, merusakkan microphone milik saluran radio sekolah karena dia menganggap suara pembawa acaranya jelek dan hobby membawa peliharaan ke sekolah. Sempat membuat geger seisi kelas karena ular yang dibawanya lepas. Dan yang terakhir ada Shindong. Namja berbadan tambun yang marah jika ada yang mengungkit-ungkit masalah berat badan. Dia terkenal karena suka mencuri makanan di kantin, memukul siswa yang kedapatan membuang sampah sembarangan karena dia suka sekali kebersihan, dan membawa alat-alat aneh di tasnya seperti pisau, piring dan panci. Alasanya karena jika dia lapar bisa cepat membuat makanan.

Mereka tampak serius memperebutkan bola yang sekarang berada di kaki Donghae. tapi dengan sigap Donghae membalik badannya dan menendang bola itu cukup keras. Saking kerasnya sampai-sampai melewati atas gawang dan memecahkan jendela kantor.

Keempat namja itu saling pandang lalu nyegir tanpa dosa. Kyuhyun bahkan menghitung dari satu sampai lima dalam hitungan mundur. Pas hitungan kesatu Jin songsaenim yang terkenal karena kebotakanya keluar dari kantor sambil menenteng bola.

"LEE DONGHAE…! TEMUI SAYA SEKARANG!" teriak guru itu lantang.

Donghae berdiri sambil menguap. Entah sudah berapa kali dia melakukanya. Dia terlihat cukup bosan mendengarkan sang guru berbicara dari panjang, ke lebar, ke tinggi kembali ke panjang.

"Lee Donghae, kau mendengarkan tidak!" kata sang guru. Donghae mengangguk malas. "bagus! Sekarang cepat ke perpustakaan! Jangan pulang kalau buku disana belum rapi"

"MWO? maksudnya?"

"ya itu hukumanmu! Rapikan semua buku di perpustakaan, mengerti?"

"aish, merepotkan!" gerutu Donghae. dia mengalihkan tatapanya dan menemukan namja bersurai coklat madu berdiri tidak jauh darinya.

"tolong ya Hyukkie, buku ini sangat penting"

"nde, saya akan menyimpanya di laci perpustakaan"

"iya gomawo Hyukkie" Donghae mendengarkan pembicaraan itu. Dia langsung bergegas pergi.

"LHO LEE DONGHAE, KAU MAU KEMANA?"

"aish, katanya bersihkan perpustakaan malah sekarang ditanya mau kemana? Dasar songsaenim pikun"

"MWO? dasar murid kurang ajar! Sudah sana cepat kerjakan!" Donghae berlari menuju perpustakaan dengan seringai kecil diwajahnya.

Di perpustakaan. Donghae berdecak kesal, melihat tumpukkan buku yang menggunung menunggu untuk di tata di rak masing-masing. Dia tidak berhenti menggumam dan memengatai guru yang terkenal sangat mengkilau dengan kebotaknya itu.

Namja bersurai pirang ini (bayangin aja haepa di ss5)menatap kanan kiri. Bukan tanpa alasan dia sedang mencari namja bersurai coklat madu yang tidak sengaja didengarnya akan pergi ke perpustakaan juga. Tapi lama mencari tetap tidak bertemu. Perpustakaan sudah sepi hanya ada dia disini. Donghae berdecak kesal, lalu mengambil beberapa buku. Dengan asal Donghae menaruh buku-buku itu. Hatinya dongkol dengan si songsaenim ditambah namja itu tidak tidak ada membuat moodnya memburuk berkali-kali lipat. Untungnya dia tidak kepikiran membakar perpustakaan ini. Beberapa menit kemudian, Donghae keluar dari perpustakaan melangkah santai menuju parkiran.

Keesokan harinya Donghae dan teman-temanya tampak duduk di pohon rindang samping lapangan. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Donghae tidur, Kyuhyun sibuk mengotak-atik laptop hasil rampasan, Yesung asik bermain dengan hewan barunya, si kura-kura. Dan Shindong dengan camilan hasil curian. Hal itu tidak berlangsung lama saat suara teriakan yang mereka sudah hapal diluar kepala terdengar tidak jauh dari tempat istirahat mereka. Semuanya menoleh kecuali Donghae yang memang sedang nyenyak tertidur.

"YAA KALIAN CEPAT BANGUNKAN DONGHAE! AKU MAU BICARA" mereka membangunkan Donghae yang terkenal tidur kebo dengan susah payah. Shindong bahkan harus membuka kaos kakinya yang sudah berwarna coklat itu. Entahlah kapan terakhir kali dia mencucinya, katanya dia akan mencuci semua kaos kakinya jika sudah turun berat badan. Bukanya para berandalan ini takut pada si songsaenim botak yang terkenal musuh bebuyutan mereka, alasannya hanya satu 'M' malas apalagi harus mendengarkan ocehan si guru yang sangat panjang melebihi sungai amazon itu.

"aish bau bangkai!" kata Donghae yang langsung terduduk di tempatnya. Dia langsung memukul kepala Shindong menggunakan sepatunya saat tahu si pelaku kurang kerjaan itu "yaa kalian berani membangunkanku yeoh?" ucap Donghae sambil berkacak pinggang. Ketiga temannya hanya menunjuk guru bermaga Jung yang sudah berdiri di belakang Donghae.

"bukan mereka yang berani membangunkanmu pemalas, tapi aku!" kata sang guru dengan aura hitam disekitarnya. Donghae melengkungkan bibirnya sambil menggaruk rambut pirangnya yang penuh salju berterbaran.

"apalagi songsaenim pikun?" tanya Donghae santai yang dihadiahi anggukan ketiga temannya yang kembali ke rutiritas awal.

"aish, berani sekali kau mengatai guru hah? Aku lebih tua darimu?"

"baiklah, ada apa Jung songsaenim?" tanya Donghae sekali lagi. Guru itu tersenyum dan menganggukkan kepala.

"aku mau bertanya, apa kemarin kau sudah melaksanakan hukumanmu?"

"tentu saja! Aku itu orang yang bertanggung jawab! emang songsaenim yang suka meniadakan pelajaran hanya untuk bermain catur"

"iya, tuh kepalanya uda kayak papan catur, halus tiada halangan" kata Shindong menambahi.

"bukan kayak papan catur dia lebih mirip pion prajurit" kata Kyuhyun tanpa mengalihkan tatapanya pada laptop.

"gimana kalau ddangkoma bermain seluncuran disana" kata Yesung sambil mengelus cangkang kura-kura kecilnya.

"aish kalian bicara lagi, lari keliling lapangan 1000x! bisa-bisa kena serangan jantung jika lama bersama kalian"

"siapa yang suruh" celutuk Kyuhyun yang hanya dihadiahi deathglare mengerikan milik si jin botol, maksudnya Jung songsaenim itu.

"ini sudah selesai kan ssaem, waktunya tidur lagi"

"heh anak nakal aku belum selesai!"

"cepatlah ssaem aku sibuk" kata Donghae sambil melirik jam tangan birunya. Si guru hanya berdecak kesal.

"aku tidak habis pikir anak nakal sepertimu bisa menata semua buku di perpustakaan dengan rapi padahal aku yakin, buku-buku pelajaranmu mungkin hanya dipergunkan untuk bantal tidur yang dipenuhi air liurmu saja!"

"benar" sahut Shindong yang langsung diangguki oleh Yesung dan Kyuhyun. Donghae terdia memikirkan perkataan songsaenim itu.

"sekarang kembali ke kelas kalian, kau juga Donghae!" suruh si songsaenim. "oh iya aku ingatkan jangan coba-coba menyuruh siswa lain mengerjakan hukumanmu kalau sampai ketahuan, awas saja!" setelah mengatakannya sang songsaenim berjalan meninggalkan keempat murid nakalnya itu. Semua kembali sibuk selain Donghae yang terus terdiam memikirkan perkataan si songsaenim.

.

.tbc

.