Disclaimer :

Detektif Conan merupakan milik Gosho Aoyama. Penulis hanya meminjam karakternya saja.

Catatan Penulis :

Apa kabar para pembaca sekalian? Pertama-tama penulis mau mengucapkan selamat berpuasa bagi yang menjalankannya, meskipun agak terlambat. He he he. Lalu penulis juga ingin minta maaf bagi yang sudah menunggu ShuAi yang penulis janjikan karena penulis akan menundanya sampai miniseri ini selesai.

Ide cerita ini sudah lama nongkrong di imajinasi penulis, tepatnya setelah menulis "Mimpi yang Sempurna", karena miniseri ini adalah OVA-nya. Miniseri ini kemungkinan panjangnya sekitar 4-5 chapter. Kalau di "Mimpi yang Sempurna", Shuichi menjadi fokus cerita, maka di OVA-nya ini, Shiho yang akan menjadi fokus cerita. Tokoh utama cerita ini adalah Shiho Miyano dan Inspektur Kansuke Yamato, sementara pasangannya tetap seperti "Mimpi yang Sempurna". Theme song-nya mungkin "Rindu Setengah Mati". XD

Selamat membaca dan berkomentar!


Mimpi yang Sempurna (OVA)

By Enji86

Bagian I

"Setelah semua ini berakhir, aku akan membawanya pergi bersamaku."

Kata-kata itu kembali terngiang di telinga Shinichi. Di tangannya terdapat hardisk yang berisi data-data tentang Organisasi Hitam. Dia menatap hardisk di tangannya selama beberapa saat, kemudian memasukkannya ke dalam saku jasnya dan melangkah pergi.

XXX

4 tahun kemudian...

"Hari ini kita kedatangan anggota baru, tapi kalian pasti sudah sangat mengenalnya. Mari kita sambut, Shinichi Kudo, anggota baru kita tahun ini," ucap Inspektur Megure sambil tersenyum.

Para detektif polisi yang ada di divisi satu pun bertepuk tangan sambil tersenyum lebar.

Shinichi kemudian menundukkan kepalanya.

"Mohon bantuannya," ucap Shinichi.

"Sama-sama," sahut para detektif polisi tersebut.

Setelah acara perkenalan berakhir, Shinichi pun celingukan sehingga Detektif Sato tersenyum dan menghampirinya.

"Mungkin dia tertidur di kantornya di laboratorium forensik. Dia bekerja lembur semalam karena kecelakaan besar yang terjadi di dekat Tropical Land, jadi aku rasa dia tidak pulang dan tidur di situ," ucap Detektif Sato.

Melihat Shinichi yang menatapnya dengan bingung, Detektif Sato hanya bisa tertawa kecil.

"Kau mencari Shiho kan?" tanya Detektif Sato.

"Oh, iya, aku memang mencarinya. Terima kasih, Detektif Sato," sahut Shinichi dengan wajah agak memerah. Kemudian dia bergegas pergi sementara Detektif Sato menatap kepergiannya sambil tersenyum.

"Bagaimana bisa Detektif Sato tahu aku mencari Shiho?" Shinichi bertanya-tanya dalam hati.

"Bagaimana tidak? Bukankah dulu kau berkata di depan semua orang bahwa kau berjanji akan menyusul Shiho ke sini dan menemaninya menjalani hukumannya?" batin Detektif Sato.

XXX

Shinichi menemukan Shiho tertidur menelungkup di mejanya sementara komputernya sepertinya masih menyala. Dia pun geleng-geleng kepala melihatnya.

"Dia ini masih saja tidak berubah," pikir Shinichi.

Shinichi menatap Shiho selama beberapa saat, kemudian pikirannya melayang ke masa lalu. Mengingat kembali bagaimana dia menyerahkan hardisk berisi data-data Organisasi Hitam kepada yang berwenang tanpa menghapus data Shiho, mengingat persidangan tertutup yang dijalani Shiho atas permintaannya dan mengingat vonis pengadilan yang menjatuhi Shiho hukuman untuk mengabdi pada negara sampai masa pensiunnya. Shiho tidak dihukum penjara karena jasa-jasanya dalam membantu menghancurkan Organisasi Hitam.

Shinichi masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Shiho tersenyum padanya sambil berterima kasih atas semuanya setelah vonisnya dijatuhkan, tanpa tahu bahwa dialah sebenarnya yang membuat Shiho harus menjalani semua itu. Dia tahu dia egois, tapi dia tidak bisa membiarkan Shiho pergi meninggalkannya setelah semua yang terjadi. Dia tidak bisa. Dan hanya itu satu-satunya cara untuk membuat Shiho tetap tinggal.

Setelah itu, Shiho masuk akademi kepolisian dan Shinichi menyusulnya setahun kemudian setelah dia lulus SMA. Sekarang dia sudah lulus dari akademi kepolisian dan langsung ditempatkan di Kepolisian Pusat karena prestasinya di akademi, sama seperti Shiho yang juga berprestasi di akademi dalam bidang forensik sehingga Shiho juga langsung ditempatkan di Kepolisian Pusat setelah lulus.

Lamunan Shinichi kemudian buyar ketika dia mendengar desahan Shiho yang mulai terbangun. Shiho kemudian menegakkan tubuhnya dan menguap, lalu dia menyadari bahwa dia tidak lagi sendirian di ruangan itu.

"Kudo-kun, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Shiho dengan bingung.

"Yah, aku sudah bersusah-payah sampai ke sini untuk menyusul seseorang, tapi yang kudapatkan hanyalah keheranan darinya di hari pertamaku masuk. Betapa manisnya," sahut Shinichi dengan nada menyindir.

Shiho pun tertawa kecil mendengarnya.

"Jadi kau sudah sampai di sini?" tanya Shiho.

"Begitulah," jawab Shinichi.

Shiho lalu berdiri di hadapan Shinichi.

"Kalau begitu selamat datang. Senang melihatmu ada di sini," ucap Shiho sambil tersenyum.

Shinichi pun akhirnya ikut tersenyum.

"Terima kasih. Aku juga senang bisa berada di sini," ucap Shinichi.

XXX

Ketika Shiho ke kantin bersama Shinichi untuk mencari sarapan, para polisi laki-laki yang ada di situ segera mengerubungi Shiho sambil menawarkan berbagai macam makanan dan minuman sehingga membuat Shinichi terlempar ke pinggir. Shiho memang menjadi idola baru saat dia masuk Kepolisian Pusat karena dia cantik, cerdas dan pekerja keras. Apalagi usianya juga masih sangat muda.

Namun berbeda dari Detektif Sato, Shiho tahu benar bahwa dia adalah idola, jadi dia pun dengan senang hati memanfaatkannya. Dia akan menerima makanan dan minuman secara acak, lalu tersenyum manis sambil berterima kasih pada mereka semua sehingga mereka semua meleleh.

Shinichi yang melihat ini langsung merasa merinding dan dia mengikuti Shiho dengan ragu-ragu saat Shiho mengajaknya duduk di salah satu meja yang ada di kantin.

"Err... Shiho... apa... itu... tadi?" tanya Shinichi.

"Apa?" Shiho balik bertanya dengan bingung.

"Err... makanan-makanan itu...," jawab Shinichi dengan nada menggantung.

"Oh, mereka selalu kelihatan senang kalau aku menerimanya, jadi kenapa tidak?" ucap Shiho sambil mengangkat bahu. "Apa kau mau?" tawar Shiho.

"Ah, tidak. Aku pikir lebih baik aku beli sendiri," ucap Shinichi sambil sweatdrop.

"Kenapa? Takut bernasib seperti Detektif Takagi?" tanya Shiho sambil nyengir.

Shinichi hanya menanggapinya dengan tertawa garing.

"Jangan khawatir. Kau kan sudah menikah, jadi kau tidak akan bernasib seperti Detektif Takagi," ucap Shiho, masih sambil nyengir.

Shinichi kembali tertawa garing.

"Tidak, aku akan membeli makanan sendiri," ucap Shinichi. Kemudian dia bangkit dari kursinya untuk membeli makanan.

"Kau tidak tahu, Shiho, kalau pria bisa sangat mengerikan kadang-kadang," ucap Shinichi dalam hati.

XXX

"Kalian berdua masih harus banyak belajar, jadi kalian akan ditugaskan ke Nagano untuk membantu Inspektur Yamato menyelesaikan kasus pembunuhan berantai yang sampai saat ini belum terpecahkan. Bekerjalah dengan baik di sana, kalian mengerti?" ucap Komisaris Matsumoto.

Saat itu sudah hampir sebulan sejak Shinichi masuk ke Kepolisian Pusat.

"Siap, Pak," sahut Shinichi dan Shiho dengan tegas.

"Baiklah, kalian boleh pergi sekarang," ucap Komisaris Matsumoto.

Shinichi dan Shiho memberi hormat, lalu melangkah keluar dari kantor komisaris.

"Kenapa anda mengirim mereka, Pak?" tanya Inspektur Megure setelah Shinichi dan Shiho pergi.

"Seperti yang kubilang tadi, mereka butuh banyak belajar. Mereka berdua itu sangat cemerlang dalam bidang mereka masing-masing, Megure. Kita harus bersyukur karena itu dan melatih mereka dengan keras agar potensi mereka bisa keluar sepenuhnya," ucap Komisaris Matsumoto.

Inspektur Megure pun tersenyum.

"Iya, anda memang benar, Pak," ucap Inspektur Megure.

XXX

"Pembunuhan berantai, huh? Ini akan sangat menarik," ucap Shinichi dengan wajah gembira. Lalu dia menyadari bahwa Shiho kelihatan lesu.

"Kenapa kau kelihatan lesu begitu?" tanya Shinichi.

"Tentu saja aku lesu. Di Nagano aku tidak akan bisa dapat makanan gratis, yang berarti aku harus menyisihkan uang untuk makan, yang artinya juga uang untuk belanja barang-barang bermerek menjadi berkurang. Ini benar-benar payah," jawab Shiho dengan agak kesal.

"Oi! Oi! Yang benar saja?" batin Shinichi.

Shiho kemudian menghela nafas sehingga Shinichi menatapnya selama beberapa saat.

"Baiklah kalau begitu, aku akan membayar semuanya," ucap Shinichi.

"Huh?" ucap Shiho.

"Jadi kau tidak perlu mengeluarkan satu sen pun selama kita di sana," ucap Shinichi.

Shiho pun tersenyum.

"Terima kasih, tapi tidak perlu," ucap Shiho sehingga Shinichi menaikkan alisnya padanya.

"Kenapa? Bukankah kau ingin menghemat uangmu?" tanya Shinichi.

"Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu dan berhutang padamu, jadi aku tidak mau menambahnya lagi," jawab Shiho.

"Shiho, bukankah kita teman? Kenapa kau bicara seperti itu? Kau tidak pernah berhutang apa-apa padaku, jadi berhentilah berpikir begitu," ucap Shinichi dengan agak kesal.

"Iya, aku tahu. Tapi aku harap kau mau mengerti. Aku tidak mau menerima apa-apa lagi darimu, kecuali pertemanan kita yang berharga," ucap Shiho.

"Shiho...," ucap Shinichi.

Shiho hanya tersenyum, kemudian dia pamit untuk kembali ke kantornya di Departemen Forensik.

Shinichi menatap kepergian Shiho dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dibaca.

XXX

"Baiklah, sekali lagi kuucapkan selamat datang. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Kalian boleh pergi sekarang," ucap Inspektur Yamato.

"Baik, Pak," sahut Shinichi dan Shiho. Kemudian mereka berbalik dan melangkah pergi setelah memberi hormat.

"Hei, Kan-chan, ada apa denganmu? Kau sepertinya bersikap dingin sekali pada Shiho-chan," ucap Detektif Uehara setelah Shinichi dan Shiho menghilang dari pandangan mereka.

"Itu hanya perasaanmu saja," sahut Inspektur Yamato datar.

"Tidak. Aku mengenalmu dengan baik, jadi itu pasti bukan perasaanku saja. Aku tidak mengerti ada apa, tapi Shiho-chan akan bekerja bersama kita, jadi sebagai pemimpin yang baik, kau harus bersikap profesional padanya," ucap Detektif Uehara.

Inspektur Yamato memilih diam dan tidak menanggapi ucapan Detektif Uehara. Dia tahu dia memang harus bersikap begitu. Tapi masalahnya dia sangat tidak menyukai Shiho, jadi itu akan sulit sekali.

Semuanya berawal ketika kepolisian Jepang sudah berhasil membekuk Organisasi Hitam dengan bantuan Shinichi Kudo. Sebuah rahasia besar pun terkuak dan hanya para polisi yang terlibat dalam operasi terhadap Organisasi Hitam saja yang tahu tentang hal ini, termasuk Inspektur Yamato dan Detektif Uehara yang kebetulan ikut dimintai tolong karena Shinichi lumayan mengenal mereka. Rahasia itu adalah bahwa Conan Edogawa dan Ai Haibara sebenarnya bukan anak kecil, melainkan dua orang remaja yang tubuhnya mengecil, yaitu Shinichi Kudo dan Shiho Miyano.

Hal itu membuat Inspektur Yamato mengerti akan hal yang selama ini membuatnya penasaran. Dulu saat dia dan Detektif Uehara memberi tumpangan pada Profesor Agasa dan Ai, mereka salah paham sehingga mereka melarikan diri darinya dan Detektif Uehara. Dia dan Detektif Uehara pun berusaha mencari mereka dan saat dia menemukan mereka bersembunyi di toilet laki-laki, dia pun langsung menggedor pintu toilet itu.

Inspektur Yamato sangat kaget dan juga malu saat dia mendengar suara bentakan ibu-ibu dari dalam toilet, tapi kemudian dia sadar bahwa itu adalah toilet laki-laki, jadi yang ada di toilet itu pasti benar-benar Ai dan Profesor Agasa. Dia pun jadi penasaran, bagaimana bisa seorang anak perempuan berusia 7 tahun berpura-pura dan menghasilkan suara ibu-ibu seperti itu.

Tapi rasa penasaran itu terlupakan begitu saja karena saat itu Inspektur Yamato sedang menghadapi kasus 'Dinding Merah' yang sangat rumit. Lalu setelah dia mengetahui kenyataan tentang Ai, dia akhirnya mengerti bahwa Ai bisa melakukan itu karena dia bukan anak kecil, sama seperti Conan.

Hampir semua polisi yang mengikuti operasi terhadap Organisasi Hitam merasa simpati pada Shiho saat Shiho harus menghadapi persidangan, termasuk Inspektur Yamato. Shiho yang masih remaja dan juga bisa dikatakan sebagai korban Organisasi Hitam harus menghadapi persidangan meskipun dia sudah berjuang bersama yang lain. Hal itu tidak bisa dihindari karena polisi memang menemukan bukti bahwa Shiho juga ikut membantu perbuatan jahat Organisasi Hitam waktu dia masih di Organisasi Hitam. Mereka semua pun merasa lega, bahkan senang, ketika mereka tahu vonis yang dijatuhkan pada Shiho karena Shiho akan bergabung dan menjadi rekan mereka.

Suatu hari Inspektur Yamato pergi ke Kepolisian Pusat karena dia memerlukan bantuan untuk memeriksa sesosok mayat misterius yang tidak bisa ditangani tim forensiknya. Saat itu, Shiho sudah hampir 3 bulan bertugas di Kepolisian Pusat. Tugas itu pun diserahkan pada Shiho dan dalam waktu singkat, laporan otopsi yang membuatnya ternganga sudah berada di tangannya. Dia bahkan bisa tahu siapa pelaku pembunuhannya hanya dengan membaca laporan otopsi yang dibuat Shiho.

Hanya ada satu hal di benak Inspektur Yamato saat itu, bahwa wanita bernama Shiho Miyano ini benar-benar dokter forensik yang hebat meskipun baru lulus dari akademi 3 bulan yang lalu. Dia juga merasa ada yang aneh dengan perutnya saat Shiho menatapnya dan bicara padanya untuk menjelaskan isi laporan otopsi itu.

Namun semuanya berubah ketika Inspektur Yamato melihat Shiho tersenyum manis pada para polisi pria yang mengerubunginya setelah menerima makanan dari mereka. Dia merasa begitu marah meskipun dia tidak tahu kenapa dan sejak saat itu, bisa dibilang, dia membenci Shiho.

"Lebih baik kita makan siang sekarang," ucap Detektif Uehara untuk mengalihkan pembicaraan karena Inspektur Yamato tidak menanggapi ucapannya.

"Ya, baiklah," sahut Inspektur Yamato.

Saat Inspektur Yamato dan Detektif Uehara keluar dari ruangan Inspektur Yamato, mereka berdua langsung disambut pemandangan Shiho yang dikerubungi para polisi laki-laki yang bertugas di kantor polisi Nagano tersebut, sementara Shinichi sudah terlempar ke pinggir. Para polisi itu menawari Shiho makanan khas Nagano yang mereka bawa khusus untuk Shiho.

Shiho pun berterima kasih dan berkata bahwa dia hanya makan makanan rendah lemak sehingga para polisi itu dengan bersemangat berkata bahwa mereka tahu sekali tentang hal itu, jadi mereka hanya membawakan makanan rendah lemak untuk Shiho.

Senyum Shiho pun menjadi bertambah manis setelah mendengarnya dan dia kemudian menerima beberapa makanan yang ditawarkan padanya sehingga polisi-polisi itu meleleh karena terlalu senang.

Inspektur Yamato pun menjadi geram melihat hal itu. Dia mengepalkan tangannya dengan keras dan giginya bergemeretak sehingga Detektif Uehara menatapnya dengan penuh tanda tanya. Lalu sebuah ide melintas di kepala Detektif Uehara sehingga dia menatap Inspektur Yamato dengan tatapan tidak percaya sekaligus geli.

"Kan-chan, jangan-jangan kau...," ucap Detektif Uehara dalam hati.

XXX

Shiho menghela nafas ketika dia sudah tinggal berdua lagi dengan Shinichi sehingga Shinichi langsung mengalihkan perhatiannya pada Shiho.

"Ada apa? Bukankah kau tidak perlu khawatir lagi mengenai masalah makanan?" tanya Shinichi.

"Sesuai dugaanku, dia benar-benar tidak menyukaiku," sahut Shiho.

"Siapa?" tanya Shinichi.

"Inspektur Yamato. Apa kau tidak bisa melihatnya?" jawab Shiho sambil balik bertanya.

"Yah, aku tidak begitu yakin, tapi kupikir dia memang tidak menyukaimu," sahut Shinichi.

"Apa dia tidak bisa menerimaku karena aku mantan penjahat ya?" Shiho bertanya-tanya.

"Entahlah, tapi kalau itu memang alasannya, aku pikir aku akan memukulnya nanti karena pikirannya yang picik itu," sahut Shinichi sehingga Shiho menatapnya dengan geli.

"Yah, tapi aku memang mantan penjahat kan? Jadi bukan salahnya kalau dia berpikir begitu dan kau tidak perlu memukulnya karena hal itu," ucap Shiho sehingga Shinichi langsung menatapnya dengan tajam.

"Tidak, Shiho. Kau bukan penjahat. Tidak pernah. Jadi tidak boleh ada seorang pun yang menganggapmu sebagai penjahat, bahkan kau sendiri juga tidak boleh, kau mengerti?" ucap Shinichi dengan serius sehingga membuat Shiho agak terpana.

"Kudo-kun...," ucap Shiho. Kemudian dia tersenyum. "Baiklah, aku mengerti. Terima kasih karena sudah mengatakan hal itu," lanjutnya.

XXX

Hari-hari Shinichi dan Shiho di Nagano dihabiskan dengan menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang terjadi di wilayah tersebut. Mereka memeriksa laporan kasus-kasus yang sudah terjadi dan pergi ke beberapa tempat yang menjadi TKP. Selama di Nagano, Shinichi menumpang di rumah Inspektur Yamato sementara Shiho menumpang di rumah Detektif Uehara.

Setelah beberapa hari, Shinichi pun mulai menyadari sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ditanganinya. Dia mulai menduga bahwa Inspektur Yamato sebenarnya bukan tidak menyukai Shiho, tetapi malah sebaliknya. Insting prianya memberitahunya bahwa ada yang tidak biasa ketika Inspektur Yamato sedang menatap Shiho atau bicara pada Shiho.

Shinichi pun menjadi sangat bingung karena hal itu. Dia ingin sekali memberitahu Inspektur Yamato bahwa Shiho bukanlah wanita yang sesuai untuknya dan Inspektur Yamato tidak akan bisa menangani Shiho, jadi lebih baik Inspektur Yamato tidak mengharapkan Shiho. Tapi dia tidak bisa mengatakannya karena Inspektur Yamato sendiri bahkan sepertinya tidak sadar kalau dia menyukai Shiho dan malah menganggap dirinya membenci Shiho.

Shinichi pun akhirnya memutuskan bahwa lebih baik kondisinya tetap dipertahankan seperti ini, yaitu Inspektur Yamato tidak akan pernah sadar kalau dia menyukai Shiho. Shinichi akan menyelesaikan kasus ini secepatnya sehingga dia dan Shiho bisa segera kembali ke Tokyo dan menjauh dari Inspektur Yamato sebelum sesuatu terjadi.

Bersambung...