DON'T GO!
Part 1
By : Ichizuki Takumi
Pairing : Sekai/Kaihun, HunHan/Hanhun, Krishun, slight Chanhun
Pairing bisa bertambah seiring berjalannya cerita
Disclaimer: EXO milik Tuhan, orang tua, dan agensinya. Saya hanya meminjamnya sebagai karakter tokoh saja.
Rated : T
Genre : Yaoi, Romance, Angst
WARNING: Pair yang ditulis di awal bukan berarti pair utama. Dan pair utama bukan berarti harus bersama.
Happy reading~
.
.
.
Kai sedang berkonsentrasi pada gerakannya. Dia menatap bayangan yang terpantul dari cermin dihadapannya. Peluh sudah membasahi pakaiannya. Rambutnya pun kini jadi lepek. Meski begitu dia tetap tak berhenti bergerak. Dia makin memantapkan tiap step yang diambilnya.
Menari adalah segalanya bagi Kai. Seperti oksigen yang dapat membuatnya bernapas setiap hari. Bagai air yang memberi kehidupan untuknya dan bagai api yang dapat membuat semangatnya membara. Karena menari adalah hidupnya. Dan hidupnya hanya untuk menari.
Namun dibalik itu semua, Kai pun mempunyai satu kelemahan yang membuatnya melupakan menari. Hal yang membuatnya kesulitan bernapas. Membuatnya tidak tenang. Dan membuatnya menomor sekiankan menari, hidupnya. Semua itu hanya untuk satu hal. Untuk seseorang yang telah lama mengisi hatinya. Orang yang telah mengambil hidupnya dan orang yang telah merenggut perhatiannya.
Kai menghentikan gerakannya saat melihat ponselnya bergetar dengan nada dering khusus.
"Yeoboseyo," jawab Kai sambil mengatur nafasnya yang sedikit tersengal. Dia juga mengambil handuk untuk mengusap keringatnya.
"Kai, apa kau sekarang sedang ada klub?" tanya Sehun yang berada di seberang sana.
"Memangnya kenapa?" tanya Kai. Dia sedikit mengernyitkan alisnya. Ia tahu kalau sebenarnya Sehun tidak ingin mengganggu kegiatan menarinya. "Kau ingin keluar?"
"Sebenarnya Kris hyung mau mengajakku kencan nanti malam. Bisakah kau mengantarkanku memilih pakaian?"
Kai menundukkan kepalanya. Hatinya sangat sakit saat mendengar penuturan Sehun barusan. Dia bisa merasakan beberapa saat yang lalu jantungnya sempat berhenti sepersekian detik, saking sakitnya sampai dia bisa membuat spekulasi kalau dia sakit jantung. Namun kenyataannya dia sama sekali tidak punya penyakit jantung. Tapi kenapa hanya kata sesederhana itu bisa membuatnya nyeri.
"Kai? Apa kau mendengarku? Kau mau mengantarku kan?" rengek Sehun begitu tidak mendapat jawaban dari Kai.
"Baiklah, apa boleh buat," ujar Kai dengan nada sedikit kesal. Namun sebenarnya dia sama sekali tidak menyesal telah menuruti permintaan sahabatnya itu.
.
.
.
Kai menekan remot yang berada di tangannya. Dari tadi tidak ada acara televisi yang menarik baginya.
Kai menatap jam dinding yang berada di ruangan itu. 'Jam sembilan lebih,' gumamnya pelan.
Dia merasa khawatir karena sampai sekarang Sehun belum pulang. Ingin sekali dia menghubungi sahabatnya itu namun diurungkan niatnya karena takut mengganggu kencannya.
Tak lama setelah itu, Kai mendengar suara kunci dibuka. Dia menolehkan kepalanya saat pintu depan terbuka dan menampilkan sahabatnya yang menenteng tas belanjaan yang cukup banyak.
"Kenapa kau lama sekali?" rengek Kai saat mendapati Sehun duduk di sofa tak jauh darinya dengan menghela nafas lelah.
"Kris hyung tak membiarkanku pulang lebih awal," Sehun melirik ke arah Kai yang cemberut. "Maafkan aku, oke? Aku membawakanmu banyak makanan, aku tau kau sama sekali belum makan," Sehun menaruh satu tas yang berisi makanan di meja, dan melemparkan satu tas lagi ke arah Kai.
Kai menatap tas yang di lemparkan padanya. Tanpa bicara apapun dia langsung membukanya dan mendapat satu kaos berwarna hitam.
"Hanya ini?" tanya Kai yang dijawab dengan anggukan singkat dari Sehun. "Aku sudah menemanimu seharian dan kau hanya memberiku ini?" Kai mulai geram dengan perlakuan sahabatnya yang tidak adil.
"Ayolah Kai, aku sudah berbaik hati mau membelikanmu baju. Kau seharusnya berterimakasih padaku," bujuk Sehun yang melihat sahabatnya menggeram.
Kai berdiri dan membanting kaos ditangannya ke sofa yang tadi didudukinya. "Dari semua tas yang kau bawa dan aku hanya mendapat satu? Kesini kau Oh Sehun!" Kai langsung beranjak dari tempatnya mengejar Sehun yang berlari menuju kamarnya.
"Ampun Kai!"
"Kau seharusnya juga memanggilku HYUNG!" teriak Kai frustrasi.
.
.
.
Kai berjalan malas menuju dapur. Ia menatap persediaan makanan yang berada di kulkas. Makanan yang di beli Sehun kemarin hanya cukup untuk persediaan mereka sampai dua hari kedepan. Dia mengambil sepotong roti dan selai kemudian mendudukkan dirinya dikursi makan.
Badannya sedikit pegal karena semalam dia main kejar-kejaran dengan sahabatnya sampai akhirnya dia dapat memiting leher Sehun hingga sahabatnya itu terbatuk. Dengan begitu setidaknya rasa kesalnya sedikit berkurang.
Kai melirikkan matanya pada sahabatnya yang memasuki dapur dengan tergesa.
"Kris hyung menjemputmu, hari ini?" tanya Kai disela kunyahannya.
"Ne," Sehun membuka kulkas dan mengambil roti. Ia mendudukkan dirinya di seberang Kai dan mengambil selai yang ada dihadapan Kai. "Kita belum membayar apartemen bulan ini," kata sehun yang sedang mengoleskan selai di rotinya. "Dan persediaan makanan kita semakin menipis," lanjutnya yang kemudian menggigit sarapannya.
"Aku tau. Tabungan kita hanya cukup untuk membayar sewa apartemen dan sisanya mungkin bisa untuk makan beberapa minggu kedepan. Tapi bulan depan kita harus membayar uang semester," desah Kai. "Bagaimana pacarmu kali ini?" tanya Kai.
"Sepertinya dia tidak pelit seperti Suho hyung," jawab Sehun. "Kau seharusnya juga mencari pacar orang kaya sepertiku Kai, agar status kita bisa terangkat. Kau tidak ingin kita direndahkan bukan? Kita juga bisa hidup enak."
DRRRT~ DRRRT~
Getaran ponsel Sehun menginterupsi pembicaraan mereka.
"Aku harus berangkat sekarang," ujar Sehun yang buru-buru meminum air yang ada di hadapan Kai dan kemudian berlari ke luar.
Kai ingin protes karena minumannya dihabiskan oleh Sehun, namun diurungkannya karena Sehun sudah melesat dengan kekuatan penuh. Sepertinya Sehun tau kalau Kai akan menyemburkan beberapa kalimat omelan pada sahabatnya itu.
Kai menurunkan pandangannya dari pintu dapur. Dia memikirkan perkataan Sehun barusan. Sebenarnya tidak kali ini saja Sehun mengucapkannya. Kata yang selalu menyuruhnya untuk mencari pacar orang kaya, yang dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Selama ini Kai memang sudah bekerja paruh waktu untuk memenuhi kehidupan mereka, namun hasil yang didapat tidak cukup untuk kebutuhan mereka berdua. Kalau bukan karena Sehun dan pacar kayanya itu, mungkin kehidupan mereka tidaklah seperti sekarang.
Hidup sebagai yatim piatu tidaklah semudah kelihatannya.
.
.
.
Kai menghela napasnya. Sudah waktunya makan siang namun Sehun belum juga menemuinya. Dia sangat lapar sekarang, karena tadi pagi dia hanya sarapan sepotong roti. Sebenarnya dia ingin langsung menuju kantin, tapi dia tidak mempunyai uang untuk sekedar makan diluar, banyak kebutuhan yang lebih penting dari pada menghabiskan uang untuk makan. Pada dasarnya Kai selalu makan siang bersama Sehun, tentu saja pacar kayanyalah yang akan membayar semua makanan yang mereka makan.
"Aku sangat lapar sekarang," ujar Kai yang beranjak dari duduknya sambil mengelus perutnya yang keroncongan.
"Bocah itu kemana sih?" gerutunya saat panggilannya tidak diangkat oleh Sehun. Ia menatap ponselnya dengan kesal.
Kai berjalan mengelilingi kampusnya. Perpustakaan, kantin, taman, taman belakang, toilet dan kini dia naik ke atap gedung. Dia yakin kalau saat ini Sehun dan pacar barunya itu sedang bermesraan.
Kai berhenti di depan pintu yang setengah terbuka. Dia tau, bermesraan yang tadi di pikirkannya adalah benar-benar bermesraan. Dan dia hanya dapat berdiri disana sambil menyaksikan ciuman panas yang dilakukan oleh Sehun dan pacar barunya, Kris.
Kai mengalihkan pandangannya saat melihat wajah Sehun yang menikmati ciuman itu. Dia membalikkan badannya. Disentuhnya dada sebelah kiri yang seakan mengalami pergolakan disana. Dengan langkah pelan dia menjauhi tempat itu.
.
.
.
TBC
.
.
.
Tolong jangan bunuh saya kalau FF ini tidak sesuai harapan.
Dan saya kembali dengan ide cerita yang pasaran. Mungkin ff ini ada kemiripan dengan ff lain, tapi cerita ini murni dari pemikiranku sendiri.
Aku sudah membacanya berulang kali dan mian kalau masih ada typo yang bertebaran.
Special thanks to: HunHan Baby/ sehunkai / Yoon Ji Yoo19/ Guest/ Putrimeirizka/ NO NAME/ nin nina/ Dazzling kpopers/ Cho Ai Lyn/ kopisusu/ hanhun/ anonstalker/ nelf thehunnie/ destyrahmasari/ Miko minyeo/ Oh Jizze/ me/ askasufa/ alcici349/ rinie hun/ xxx/ tiikaaa/ park chanhun/ sehunaaa/ Keepbeef Chiken Chubu/ ChickenKID/ evilfish1503/ Jjongie Chaca Yixing.
Terimakasih sudah mereview di FF You can see! dan memberikan voting. Voting kalian sudah saya simpan. Tapi jangan lupa dengan warning diatas, pair yang ditulis pertama bukan berarti pair utama, dan pair utama bukan berarti harus berakhir bersama.
.
MIND TO REVIEW? ^^
