Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rating: T
genre(s): Humor/Friendship/Romance/Drama
setting: Canon-AT
(Summary) Nama: Uchiha Sasuke. Level: Jounin. Tujuan Hidup: Membangun kembali klan Uchiha. Status: perjaka./ "APAAA? Yang benar saja, Teme? Kau telah berumur 22 tahun dan kau masih PERJAKA?"
Untuk event 'New Journey of SasuSaku' :)
.
Sebuah fanfiksi SasuSaku berjudul-
Haruno Sakura, Mine
-oleh: Lucine Fiorenza
Karena apa pun yang terjadi, Haruno Sakura tetap akan jadi milikku.
(smirk)
.
Saat ini sabtu sore, Naruto memutuskan untuk mengisi waktu luangnya di rumah sahabat sehidup-semati, dan juga saingan utamanya; Uchiha Sasuke. Sebetulnya, Sasuke tak akan senang dengan keberadaan Naruto di rumahnya. Karena tiap kali ada dia di sini, yang dibawanya hanya masalah dan masalah -setidaknya keributan yang membuat kepalanya pening. Tapi mau bagaimana lagi? Meski telah diusir beberapa kali, lelaki itu tetap menolak untuk pergi. Dia malah mengucapkan kata-kata yang membuat Sasuke merasa sedikit bersalah, seperti; 'Teme, Sakura-chan menolak menemaniku karena sibuk dengan urusan rumah sakit, dan kau juga akan setega itu padaku?' atau 'sekarang ini yang tersisa hanya aku, sahabatmu! Apa kau mau menyia-nyiakanku?'. Sasuke hanya akan terdiam menanggapi hal tersebut, maka sebelum Naruto mengucapkan kalimat lain yang menggambarkan betapa kejam dirinya, Sasuke terpaksa mempersilahkannya masuk-
-siap menunggu kekacauan lain yang akan dilakukan makhluk agresif itu.
Sasuke menghela nafasnya pelan, ia hanya berharap kali ini Naruto tidak menimbulkan masalah yang terlalu besar, seperti dua hari lalu saat Naruto menggunakan sekeranjang persediaan tomat di rumahnya untuk melatih jurus barunya -yang malah membuat seluruh tomat itu pecah, dan dapur Sasuke dibanjiri jus tomat segar. Atau kejadian seminggu lalu, saat Naruto berniat membantunya untuk mencuci pakaian, alih-alih menjadi bersih, hampir sepertiga seragam jouninnya berubah jadi berwarna putih karena ulah lelaki tersebut.
'Jika hari ini dia buat masalah lagi, siap-siap untuk mati,' gumam Sasuke yang saat ini tengah sibuk merapikan perpustakaan rumahnya. Sesekali Uchiha tampan ini melirik ke arah Naruto, memastikan sahabatnya itu tidak menyentuh barang yang tak seharusnya disentuh. Dan juga untuk jaga-jaga, sebelum dia menimbulkan masalah baru.
Merasa belum ada ancaman, Sasuke melanjutkan kegiatannya; menumpukkan buku-buku yang tak dipakai lagi untuk selanjutnya dibakar.
.
.
Naruto meneliti susunan buku yang memenuhi rak kayu besar di depannya. Buku-buku di sini masih terlihat rapi dan seolah tak pernah tersentuh oleh siapa pun.
Penasaran Naruto bertanya pada Sasuke, "Teme, apa buku-buku ini akan dibakar juga?"
Sasuke menoleh ke arah Naruto, kemudian melihat rak buku yang ada di belakangnya. "Tidak. Itu masih baru dan masih digunakan."
Hmm, sesuai dugaanku, batin Naruto. Ia lalu memilih satu buku yang hendak dibacanya, tapi-
"Bukan berati kau boleh menyentuhnya," Sasuke memberi peringatan
Tubuh Naruto membeku, ia lalu mendengus kesal melihat sikap pelit sahabatnya itu. "Aku janji tidak akan merusaknya."
"Itu tidak boleh dibaca oleh orang lain selain Uchiha. Ada kutukan di dalamnya."
Naruto bergidik ngeri, lalu memutuskan untuk menjauh dari sana.
Ia menemukan lagi buku yang terlihat menarik, namun Sasuke melarangnya membaca buku itu. Lagi dan lagi Naruto menemukan buku yang ingin dibacanya, namun lagi dan lagi pula Sasuke melarangnya. Selalu saja ada alasan menyeramkan yang diucapkannya.
Hal itu membuat Naruto geram, lalu diam-diam ia mengambil satu buku mencurigakan tanpa sepengetahuan sang pemilik.
Naruto menyeringai lebar, merasa puas telah berhasil mengambil buku itu diam-diam. Ia tak sabar untuk membaca buku yang mencurigakan itu. Disebutnya mencurigakan bukan tanpa alasan. Mencurigakan karena kulit buku tersebut berwarna merah muda.
MERAH MUDA.
Sejak kapan Sasuke menyimpan barang dengan warna seperti itu?
Dan merah muda itu 'kan warna perempuan? Bagaimana Sasuke bisa mendapakan buku seimut ini?
Naruto terkikik geli dalam lamunannya. Membuat Sasuke yang ada di dekatnya mulai merasakan keanehan. "Kau kenapa?" tanya Sasuke curiga
Naruto langsung berhenti terkikik, "Eh, ano, err, tidak ada apa-apa!" Naruto berbohong, tidak ingin sampai ketahuan apa yang telah diperbuatnya. "Kau sudah selesai?"
"Aa."
"Baiklah, sekarang waktunya makan rameeennn!" dan Sasuke langsung ditarik paksa Naruto menuju kedai Ichiraku.
.
.
Naruto masih menyimpan rasa penasarannya pada buku merah muda milik Sasuke tadi, hal ini membuat dirinya tak begitu memperhatikan semangkuk ramen lezat, yang masih panas di depannya. Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya, terlalu banyak anggapan-anggapan aneh yang muncul di otaknya. Apa mungkin buku itu adalah Icha Icha Paradise, buku favorit Kakashi, yang sengaja diubah warna sampulnya? Atau, itu adalah buku hariannya, yang di dalamnya berisi curhatan-curhatan Sasuke tentang hidupnya, karirnya, perjalanan cintanya?
Memikirkan hal itu membuat Naruto ingin tertawa terbahak-bahak-
-namun dia hanya berani terkikik geli saat ini, jangan sampai mencuri perhatian sang Uchiha muda.
Sasuke, yang tengah menikmati ramennya, makin merasakan keanehan pada makhluk di sampingnya ini. "Kau menemukan sesuatu di rumahku?"
"H-heey! Aku tidak menemukan apa pun!" bantah Naruto
"Hn." Sasuke kembali melahap ramennya, "jika kau buat masalah, kau tidak akan buang air besar selama setahun."
Seketika, Naruto merasakan sekujur tubuhnya bergetar. Ia takut jika Sasuke sampai mengetahui kejahilannya, ia takut jika setahun ke depan ia tidak bisa buang air besar -yang berarti ia harus mengurangi porsi makan ramen favoritnya. Bukannya apa-apa, Sasuke selalu melakukan apa yang dijanjikannya. Soal ancaman menyeramkan tadi, Naruto tahu kalau itu bukanlah lelucon, tapi serius! -karena siapa pun tahu kalau Sasuke tidak punya selera humor dalam darah Uchiha di tubuhnya.
Naruto memutar otaknya, mencari cara bagaimana agar bisa membaca buku itu, lalu mengembalikannya ke tempat semula tanpa disadari Sasuke.
Tapi, bagaimana caranya? Lelaki di sampingnya ini tidaklah mudah dibodohi, dia pasti akan menyadari kejanggalan-kejanggalan yang terjadi cepat atau lambat.
Menghela nafas pelan, Naruto lalu melirik ke arah Sasuke yang tampak asyik menikmati ramen dengan ekstra tomat di mangkuknya. Naruto menyeringai tipis, 'Dia pasti tak akan sadar jika aku diam-diam membacanya di sini,' batin Naruto
Perlahan tapi pasti, Naruto mengeluarkan buku yang ukurannya sekitar 15cm X 10cm, dengan ketebalan kira-kira 1cm itu-
-dan tidak lupa. Berwarna merah muda.
Sambil mengeluarkan buku itu, mata Naruto terus mengawasi mata Sasuke. Untungnya Sasuke tidak menyadari apa yang dikerjakan Naruto saat ini.
Saat buku itu telah di tangan, keringat dingin mulai mengucur di dahi Naruto. 'Jangan sampai ketahuan. Jangan sampai ketahuan,' Naruto mensugesti dirinya. Sekali lagi, Naruto melihat ke arah Sasuke, dan kali ini mantan pengkhianat Konoha itu mulai menikmati ramen untuk mangkuk keduanya.
'Kesempatan emas!' Naruto bergembira dalam hatinya. Ia lalu membuka buku itu di pangkuannya dengan hati-hati. Rasa berdebar-debar memenuhi dadanya, antara penasaran dengan isi buku imut itu dan takut tertangkap basah oleh Sasuke.
"Apa yang kau baca?"
DEG!
Suara Sasuke benar-benar mengejutkan Naruto, namun ia berusaha agar tetap rileks. "Hmmm, i-ini... hadiah dari Hinata-chan. Hehehe."
Naruto mengira Sasuke tidak akan mempercayainya dan akan merebut buku itu dari tangannya.
Tapi, entah hari ini hari keberuntungan Naruto atau bagaimana, Sasuke terlihat tak peduli dan kembali melanjutkan ritual makan ramennya. Naruto bernafas lega, lalu mulai membuka lembar pertama buku tersebut. Di halaman pertama, tertulis kalimat yang ditulis tangan menggunakan tinta merah. Tulisan itu berbunyi:
Selamat ulang tahun, Sasuke-kun.
Semoga di usiamu yang ke-12 tahun ini,
kau bisa menjadi ninja yang lebih hebat lagi ^_^.
Haruno Sakura.
'Ooohhh, jadi ini dari Sakura-chan,' ucap Naruto dalam hati. 'Eh, TUNGGU DULU! DUA BELAS TAHUN? Jadi buku ini sudah disimpan Sasuke sejak SEPULUH tahun lalu?'
Naruto mulai merasakan keanehan di sini, keanehan yang ia sendiri kesulitan untuk mengungkapnya. Tak mau ambil pusing, ia lalu menuju halaman selanjutnya. Di halaman ketiga, naruto mendapati potret Tim Tujuh berukuran 2R, gambar di masa Sasuke, Sakura dan dirinya masih di level genin. Di sana tergambar dengan jelas, dimana ia dan Sasuke dengan wajah cemberutnya saling membuang muka, sedangkan Kakashi, berada di belakang mereka, mencoba menenangkan mereka dengan meletakkan tangannya di kepala Naruto dan Sasuke. Dan tak lupa satu-satunya wanita di antara mereka, Haruno Sakura yang berada di tengah-tengah ketiganya, dengan pose cute-nya sambil mengembangkan senyum manisnya. Dada Naruto terasa penuh dan terik, matanya mulai memanas, namun ia menahan air mata harunya agar tak terjatuh saat mengamati potret yang manis itu.
Bayangan akan badai besar yang telah menghantam beberapa tahun lalu, kembali terputar di angannya.
Namun sudahlah, tak ada yang perlu diungkit lagi. Biarkan masa lalu, menjadi masa lalu. Ia kemudian tersenyum tipis. 'Kita telah melalui badai besar bersama,' batin Naruto, 'sekarang kita telah kembali jadi keluarga yang utuh.'
Lanjut ke lembar berikutnya, di halaman kelima terdapat tulisan tangan lagi. Namun kali ini dengan tinta hitam. Dari gaya tulisannnya yang tidak begitu rapi, Naruto yakin itu tulisan Sasuke, ya... typical kebanyakan laki-laki.
Naruto lalu membaca tulisan itu, tulisan yang disusun membentuk biodata diri. Di sana tertulis;
Nama: Uchiha Sasuke
Tanggal lahir: 23 Juli
Level: Jounin
Jabatan: Ketua pasukan ANBU hingga dua tahun ke depan.
Tujuan hidup: Membangun kembali klan Uchiha.
Status: Perjaka.
Jurus andalan: Chidori. Eternal Mangekyou Sharingan.
Naruto masih melanjutkan membaca biodata Sasuke hingga ia-
"APAAA? Yang benar saja, Teme!" teriak Naruto, namun Sasuke dan orang-orang di sekitar tak memperdulikannya, "kau telah berusia 22 tahun dan kau masih PERJAKA?"
Seketika pekerja di kedai ichiraku membeku di tempat, orang-orang yang berlalu-lalang pun ikut membeku. Sedangkan Sasuke-
"KHUK!"
-tersedak dan segera meneguk segelas air yang berada di dekatnya.
"Apa maksudmu, Idiot!"
Wajah Naruto memucat, "Um, a-aku ti-tidak sengaja me-menemu-"
Greb!
Buku merah muda itu kini telah berpindah ke tangan Sasuke. Onyx Sasuke langsung terbuka lebar saat menyadari buku apa sebenarnya yang kini dipegangnya itu.
"Naruto..." Naruto bisa merasakan aura menyeramkan dalam suara Sasuke, dan ia lalu bergidik ngeri saat Uchiha terakhir ini mengangkat wajahnya, menampakkan mata sharingan berwarna merah darah kebanggaannya.
"Te-teme... aku mi-minta maaf!"
"Tch," Sasuke mengepalkan tangannya, siap untuk mendaratkannya di wajah Naruto. "Bersiaplah untuk ma-"
"Naruto? Sasuke?"
.
.
Suara feminim dari arah belakangnya membuat Sasuke membeku di tempat. Ia kini merasa kesal karena kedatangan orang ketiga ini membuatnya harus menunda dulu amarahnya pada Naruto.
Di sisi lain, Naruto sangat bersyukur atas kedatangan sosok baru ini. Sekarang dia telah jadi malaikat penyelamatnya, karena jika telat sedikit saja, tinjuan maut Sasuke pasti telah menghantam mukanya! "SAKURA-CHAN!" teriak Naruto, "kau datang di saat yang tepat!" -tepat sekali! Kalau tidak mungkin aku sudah mati, tambah Naruto dalam hati. "Ayo bergabung! Aku dan teme baru saja mulai!"
Sakura tersenyum. "Benarkah?" tanyanya yang kemudian dijawab Naruto dengan anggukan. Sakura lalu menoleh ke arah Sasuke yang kini telah menormalkan matanya. Sakura juga memberinya senyum, namun Sasuke hanya menatapnya diam -dan hal itu sudah biasa bagi Sakura.
Tanpa sengaja, indera penglihatan ninja medis ini menangkap warna merah muda di genggaman tangan Sasuke.
Sontak jadenya melebar, namun ia segera menguasai dirinya karena tahu saat in Sasuke menyadari apa yang diamatinya.
'Buku itu... Apa Sasuke masih menyimpannya hingga sekarang?'
Tiba-tiba saja rasa sesak memenuhi dada Sakura. Ia juga merasa sedikit sakit di sana. Dalam hati, ia marah pada kenyataan yang ada di depannya-
Kenapa aku harus melihat ini?
-karena kenyataan itu hanya akan membuat perasaan yang telah lama dibuangnya jauh-jauh, akan muncul lagi di hadapannya.
Sakura menggigit pelat bibirnya, menyadarkan dirinya dari kelambu masa lalu. Ia telah berusia 22 tahun sekarang, ia tak tak boleh menangis hanya gara-gara mengingat cinta masa kecilnya ini.
"Umm, maaf," ucap Sakura, "aku tidak bisa ikut dengan kalian." Suaranya terdengar lemah, namun bibirnya membentuk lengkungan senyum.
"Ayolaaahhh, kumohon padamu, Sakura-chaaan!" Naruto memohon
"Tidak bisa, Naruto. Malam ini," Sakura menarik nafas pelan, "aku akan kencan dengan seseorang."
DEG
"A-APAAA? KENCAN?"
'Kencan?'
Sakura mengangguk.
"SIAPA LELAKI ITU, SAKURA-CHAN?" tanya Naruto kegirangan
"Rahasia! Aku tidak akan memberitahukannya padamu!" ucap Sakura yang kemudian menjulurkan lidahnya ke Naruto.
"Kau pelit sekali, Sakura-chan!" goda Naruto. "Oi, Teme!" Naruto menepuk pelan pundak sahabatnya itu. "Kau terkejut karena Sakura-chan telah menemukan pengganti dirimu?" seringai lebar muncul di wajah Naruto.
"Tch."
Sakura lagi-lagi hanya tersenyum pada dua sahabatnya itu. "Baiklah, aku pergi dulu. Sampai jumpa, Naruto, Sasuke." Sakura lalu melangkah pergi menjauhi kedai ichiraku.
Naruto tidak menyadari bahwa pandangan Sasuke terfokus pada wanita berambut merah muda yang baru saja singgah ke kedai ini, menyapa mereka.
Sasuke terus memperhatikan wanita itu. Caranya melangkah, menggerakkan kaki-kaki putih dan jenjang itu. Caranya tersenyum pada penduduk desa yang menyapanya ramah. Sasuke juga bisa menangkap jelas, banyak pemuda yang memandang tubuh proporsional wanita itu dengan pandangan yang tak biasa.
Sasuke mengepalkan tangannya lagi, tiba-tiba saja merasa tak rela, saat lelaki-lelaki mesum itu memandang Sakura seperti itu.
'Seenaknya saja mereka menatap Sakuraku seperti itu.'
Eh, tunggu dulu-
Berani sekali kau, Sasuke, mengklaim bahwa Sakura itu milikmu!
Sejak kapan, huh?
"Naruto," panggil Sasuke
"Ya, Teme."
"Tidakkah kau merasa pakaian yang dikenakan Sakura itu terlalu pendek dan ketat?"
Khuk!
Kini giliran Naruto yang tersedak. Naruto langsung menatap muka Sasuke yang sampai saat ini masih memperhatikan Sakura berjalan, pulang ke rumahnya. Naruto lalu menoleh ke Sakura yang kini sudah semakin jauh. Keningnya lalu mengkerut, tidak ada yang salah dengan baju Sakura-chan, fikir Naruto.
"Umm, bukankah dia telah menggunakan pakaian seperti itu sejak dulu?"
Naruto semakin heran dengan sikap Sasuke hari ini. Mengapa dia baru sadar kalau Sakura memakai pakaian yang sudah dari dulu dikenakannya? Dan kalau pun baru sadar, sejak kapan dia ambil pusing dengan apa yang dikenakan orang lain? Sejak kapan dia memperhatikan seorang wanita? Terlebih lagi, sejak kapan dia peduli pada Haruno Sakura? -wanita yang telah ditolak cintanya berkali-kali.
"Tidak. Kali ini rok yang dikenakannya lebih pendek," komentar Sasuke. Wajahnya tampak begitu serius, sedangkan matanya kini memandang kesal pada sekelompok lelaki yang tadi memandang Sakura. "Apa dia tidak sadar dengan ancaman berbahaya dari lelaki mesum, huh? Menyebalkan."
Ah, Uchiha Sasuke, tidakkah kau lupa bahwa Sakura bukanlah lagi gadis lemah yang dulu kau kenal?
"Aku akan mengawalnya sampai ke rumah," ucap Sasuke. Ia lalu mulai melangkah menuju Sakura yang sudah jauh di ujung gang.
"Te-teme...?" Naruto hanya bisa ternganga melihat sikap yang sangat-sangat aneh pada diri Sasuke. Namun beberapa saat kemudian, Naruto mengerti perasaan apa yang kini tengah memenuhi lelaki berwajah tampan itu.
Naruto lalu tersenyum, dan berteriak, "AYO, TEME! HIDUPKAN KEMBALI KLANMU BERSAMA SAKURA-CHAN! AKU MENDUKUNGMU!"
.
.
To Be Continued :)
.
.
Thanks for reading.
Yang mau tanya-tanya soal event ini, tanya saja saya di FB atau di Twitter. Hehehe ^-^
Review is Golden, can I get one from you? *kittyeyes*
