Bye Bye
Ansatsu kyoushitsu / Assassination classroom hanya milik Yuusei Matsui
Hanya iseng-iseng bikin fanfic ini
Genre : Tragedy, Mystery, Hurt/Comfort.
Warning : OOC, alur kecepetan, typo bertebaran, EYD terlupakan.
Rate : T
Summary : kata penuh getaran merusak otak jenius pemuda bersurai jingga / "Sayonara Shuu-nii." "Karmaaaaaaaa."/ Senyum psikopat yang menghiasi wajah ibunya membuat ia mengingat akan masa lalu yang pilu.
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
Selamat membaca (^o^)/.
.
.
Sebuah bantal dijadikan untuk menutupi kepalanya, terlihat surai jinga menyumbul dari bantal yang menutupi kepalanya, tanggan yang bergetar hebat mencengkeram ujung bantal yang sudah basah oleh keringat. Malam ini, langat dihasi oleh petir yang menyambar dengan diiringi hujan angin menambah efek dari petir-petir yang sedang beraksi.
Pemuda bersurai jingga menutup erat pandangannya, mencoba menghilangkan ingatannya yang kembali menyerangnya dikala hujan petir.
Anak kecil dengan surai merah kembali masuk dipikirannya "Tolong.. shuu-nii...". kata-kata penuh getaran merusak otak jenius pemuda bersurai jingga yang tangannya masih setia mengerat bantal.
"Maafkan nii-chan, Karma-kun. Nii-chan telat menyelamatkan mu." Peluh air mata mulai membasahi pipi putih pemuda bersurai jingga. Ia tak tahan dengan kenyataan yang begitu pahit. Kadangkala ia tak kuat menghadapi kehidupan yang cukup egois ini. Tapi, apalah mau dikata, ia harus menepati janjinya pada adiknya tersayang untuk tetap hidup.
KRIIIEEETTT...
Mata violet pemuda itu terbuka, bantal yang ada di diatas mukanya pun dilempar begitu saja agar dapat melihat seseorang yang membuka kamarnya. Kamarnya yang gelap gulita karena listrik mati yang diakibatkan hujan petir membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang membuka kamarnya ditengah malam.
"Gakushuu-kun, kau belum tidur ternyata."
Tidak salah lagi, yang mendatangi kamarnya malam ini adalah ibunya.
Dengan cepat Gakushuu bangkit dari tidurnya, mendudukan dirinya di pojokan kasur dengan memeluk kakinya. Keringat dingin mulai bercucuran di dahi Gakushuu. Walaupun ia tidak bisa melihat jelas ibunya yang mulai berjalan mendekatinya, tapi ia dapat merasakan hawa membunuh yang menguasai wanita itu.
CTARRRRRRR...
Cahaya yang timbul disusul dengan petir yang menulikan telinga membuat Gakushuu sedikit tertolong. Pandangan yang awalnya hanya hitam legam sekarang sudah terlihat jelas walau hanya sekian detik.
Pisau dapur tajam terlihat mengkilat di tanggan wanita bersurai jingga seperti milik surai Gakushuu. Senyum psikopat yang menghiasi wajah ibunya membuat ia mengingat akan masa lalu yang pilu. Kaki putih nan jenjang diseret sepanjang ia berjalan menuju Gakushuu.
Gakushuu semakin mengeratkan pelukan di kakinya setelah memperhatikan pemandangan dihadapanya. Mulutnya berkomat-kamit tidak jelas. Pandangannya menunduk, dengan dahi menempel pada lutut. "Karma-kun, hal ini terjadi lagi." Gakushuu berucap lirih, sangat lirih sehingga wanita dihadapannya tidak mendengarkannya.
Flashback
"Shuu-nii..." anak kecil bersurai merah masuk dengan tanpa sepengijinan si pemilik kamar, Gakushuu yang menjadi si pemilik kamar pun kaget dengan kedatangan bocah cilik nan jail masuk di kediamannya.
"Aku mau tidur sama shuu-nii... Diluar petir mengerikan sekali.. Aku gak bisa tidur." Wajah Karma yang ketakutan malah membuat Gakushuu menjadi super gemas. Ia menari pipi Karma hingga si pemilik pipi itu mengaduh kesakitan.
"Kau gak bisa tidur karena petir apa gak bisa tidur gara-gara besok hari pertama masuk SD ? hah ? ayo jujur sama nii-chan." Gakushuu masih gemas dengan adik kecilnya, sekarng bukanlah pipi Karma yang menjadi korban, melainkan hidung mungil Karma yang menjadi korban.
"Uhhhh sakittt shu-nii... nanti kalau aku jadi mancung gimana hah ?" Sikecil Karma memegangi hidung dan pipinya yang memerah karena korban dari tingkah kakaknya. Salah sendiri Karma kecil imutnya tiada tara.
"Eh ? bukannya kalau mancung malah jadi ganteng ya.. kenapa kok malah gak mau punya hidung mancung ?" pernyataan Karma membuat Gakushuu bertanya-tanya.
"Nii-chan masa gak tau sich... Kucing persia kan pesek malah jadi incaran para penyuka kucing.. Nah, aku kalau pesek mesti banyak yang ngincar aku." Ucapan Karma makin membuat Gakushuu bertanya-tanya. Antara bingung dan pengen ketawa lihat adeknya yang super polos.
"Karma-kun, kucing dan manusia itu beda tau. Ya udah tidak usah dibahas, sekarang sudah jam 11 malam. Ayo tidur saja, besok kan harus sekolah." Gakushuu menggiring adiknya menuju keatas kasur. Umur ia dan adiknya hanya terpaut lima tahun. Dan Gakushuu sangat memanjakan adik nya itu. Karma pun sangat menyayangi kakaknya.
.
.
Sudah 10 menit berlalu semenjak Karma memasuki kamarnya. Tetapi kedua bersaudara itu masih terjaga. Sudah dua menit sejak listrik mati melanda rumah megah itu membuat Karma agak sedkit merinding ketakutan.
"Shuu-nii.. Aku takut.."
"Sudahlah Karma-kun, tidurlah. Aku akan selalu ada disamping mu. Jadi, kamu gak usah takut." Gakushuu memeluk tubuh mungil Karma. Membuat Karma nyaman didekapannya.
"Arigato shuu-nii.."
"Emmm.. tidurlah, Karma." Gakushuu mengusap-ngusap lembut surai merah milik Karma dan mencium dahi Karma sebelum Karma menuju alam mimpi.
KRIEEEETTTTTTT...
"Kalian belum tidur ya, Karma-kun, Gakushuu-kun ?"
Gakushuu menoleh kearah pintu, pandangan ibunya tidak jelas karena listrik mati. Gakushuu agak melonggarkan pelukannya pada Karma, sehingga membuat Karma meloncat menghampiri ibu nya yang berada di ambang pintu.
"Ibuuuu... Aku takut listrik mati dan petir yang menyambar keras sekali. Aku tak bisa tidur" Karma berlari kegirangan menuju ibunya.
"Ah begitu ya ? kalau begitu kenapa tidak tidur sekarang saja ? tidur selama-lamanya kalau perlu."
"Eh ?" Gakushuu mendengar ucapan ibunya diakhir, memang lirih,tapi terdengar cukup keras baginya karena pendengaran Gakushuu bisa dibilang cukup tajam.
CRASSSHHHHHHHH...
CTARRRRR...
Gakushuu dapat melihat jelas karena bantuan cahaya dari petir itu. Gakushuu membulatkan mata tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Adik tersyangnya ditusuk di bagian perut oleh ibu kandungnya sendiri "Tolong... Shuu-nii." . Gakushuu mendengar cekikikan yang berasal dari ibunya yang sedang asyik mengorek perut Karma, dengan darah yang mengalir di perut kecil itu.
"Sayonara.. Gakushuu-nii.." Untuk terakhir kalinya adiknya berbicara itu, untuk terakhir kalinya ia tidak bisa melihat wajah sang adik disaat berkata salam perpisahan karena listrik padam, untuk terakhir kalinya ia melihat wajah tersenyum padanya disaat cahay petir membantu penglihatanya walau sang adik perutnya ditusuk pisau oleh ibunya sendiri.
Untuk terakhir kalinya ia tidak bisa mengucapkan salam perpisahan kepada adiknya karena adknya sudah tak bernyawa.
"KARMMAAAAAAA..."
Bersambunggggg~~
Ini dilanjutin gak ya xD #plakkk
Hikss hikss Author nulis fanfic ini di sela-sela tugas yang numpuk segunung T.T
Gak tega rasanya buat Karma-kun mati... huwaaaaa... #nangis glundungan.
Gakushuu OOC banget yaaaa x'D
Mungin om Gakuho muncul di chapter dua... mungkin lho ya hoho
Review pleaasssss x3 x3 :*
