Tittle :
Finding The Happy End
Author : Blaue Fee
Part : 1/?
Cast : Heechul, Yesung, Kang In, Kibum, Ryeowook, Kyuhyun and Others cast
Rate : K
Genre : Romance(maybe), Little Angst, Brothership, Friendship
Warning : Yaoi, Boys Love, BoyXBoy, Shonen-ai, Typos, Gaje. EYD kurang! Ide pasaran, but this fict real MINE! J
Disclaimer : Semua yang ada disini murni milik diri mereka sendiri dan Tuhan. Mereka juga milik SM Entertainment—walaupun saya TERPAKSA nulisnya—dan orang tua mereka. But, saya dan Heechul saling memiliki xDD
" Aku adalah Ayah dan Ibu. Aku adalah Kakak sekaligus teman mereka.
Aku akan melindungi mereka dengan apapun yang kumiliki.
Karena hanya mereka yang kupunya.
Tak akan kubiarkan mereka terluka " _Heechul
Story Begin
Heechul POV
Aku menuruni anak tangga dengan sedikit terburu. Ah, memang aku sedang terburu-buru. Aku memang harus segera melakukan aktivitas rutinku-sarapan-jika tidak ingin terlambat bekerja.
"Hyuungg... Itu rotiku. Kembalikan!" Aish. Pagi-pagi aku sudah disambut rutinitas melelahkan seperti ini. Mereka, kenapa sehari saja tak bisa berhenti merusuh sih. "Ya! Kau kan tidak suka yang ada kacangnya. Kenapa tak memberinya padaku saja"
"Aish... Kalian ini bisa diam tidak sih? Pagi-pagi jangan membuatku pusing" Aku menarik kursi yang ada di meja makan. Tempat dimana perdepatan layak anak kecil tadi terjadi. Dan langsung menempatkan pantatku di kursi eboni ini. Aku memberi tatapan manisku—membunuh—yang paling manjur. Mereka langsung terdiam, tak berani melawan. Aku melirik namja berkepala besar berambut kelam bak malam dihadapanku.
"Jongwoon, kapan kau ujian? Jangan sering bekerja saat ujian" Aku menatap dongsaengku ini. "Sebulan lagi. Tenang saja hyung, aku akan mengurangi pekerjaanku"
Dia Kim Jongwoon. Tapi banyak yang memanggilnya Yesung. Dia adalah salah satu namdongsaengku. Umurnya 23 tahun. Kuliah semester akhir dengan nilai yang selalu memuaskan tiap semesternya. Dia sangat pintar bernyanyi, ani, dia memang ahli dalam bernyanyi. Dia mengambil jurusan musik untuk kuliahnya.
Yesung adalah anak yang tegar namun naif. Diantara kami, dialah yang paling naif dan paling baik hati. Tapi, bukan berarti kami jahat. Namun, Yesung selalu memperhatikan orang lain melebihi dirinya sendiri. Karena bakatnya yang luar biasa—bukan Cuma bernyanyi—Yesung mempunyai pekerjaan yang cukup baik. Ia membuat lagu dan juga sering menjadi tutor musik. Bakatnya tak diragukan lagi. Dia juga sering menang dalam kompetensi nyanyi.
Tapi, aku tak mengijinkannya untuk fokus pada pekerjaannya. Dia harus fokus dengan kuliahnya. Makanya, Yesung hanya bekerja menulis lagu sesekali. Tak tampak seperti pekerjaan sesungguhnya. Tau kan maksudku?
"Ah, hyung. Soal ujian, uang ujianku belum hyung kasih" Aku mengalihkan wajahku pada pria yang ada disebelah kiriku ini. Dasar Rakun, suka sekali main serobot. "Ne, nanti hyung kasih"
Sett!
Dia langsung mengadahkan tangannya kearahku sambil cengengesan seperti anak kecil yang meminta permen pada ummanya =="
"Wae? Kenapa menatapku begitu, mana uangnya hyung?"
Plakk!
"Kau ini. Nanti kuberikan. Dasar rakun tak sabaran"
Aish. Aku hanya menggeleng lemah menghadapi adikku yang ini. Dia memang benar-benar... sudahlah. Ini adalah dongsaeng keduaku. Namanya Kim Youngwon. Atau sering dipanggil Kang In. Kang In adalah namja yang gagah—menurutnya sih ==". Kang In sangat bertanggung jawab. Bisa dibilang, dia menggantikan tugas seorang appa untuk kami. Dia selalu berada di depan jika ingin melindungi kami—Cuma masalah fisik, jika yang lain. Jangan harap!
Kang In sangat lihai dalam beladiri. Dia pemegang sabuk hitam Taekwondo. Tidak ada yang berani melawannya. Kang In berumur 21 tahun. Dia kuliah di bidang Manajemen. Awalnya dia ingin menjadi petinju. Namun, aku melarangnya secara keras. Pekerjaan itu tidak dapat menghasilkan apa-apa. Walau sempat di protes olehnya secara tak kalah keras juga. Bahkan, dia sempat kabur dari rumah jika aku tetap menyuruhnya kuliah Manajemen. Namun, akhirnya dia kembali juga. Alasannya simple. Dia tidak dapat tempat tinggal dan kelaparan ==" keke~~ Tentu saja, karena aku mengancam semua temannya agar tak memberi tumpangan pada Kang In. Semua temannya tentu saja takut padaku. Tak ada yang berani padaku. Bahkan mereka lebih takut padaku dari pada takut dipukul Kang In. Hahaha.. aku memang hebat *demon aja bangga xP
Tubuh Kang In tegap dan berotot. Sama seperti namja gentle pada umumnya. Tapi kenapa Cuma dia? Karena di antara kami bersaudara, tubuhnya paling bagus. Padahal tubuh kami terbilang kecil dan langsing. Apa Kang In bukan anak umma dan appa ya? O.o *Chul disate Kang In*
Tapi, dia memiliki sifat yang buruk. Dia suka emosi dan marah-marah. Temprament dan terkadang sering kasar. Mulutnya juga tajam, tapi tak bisa mengalahkan ketajaman mulutku. Kang In tipe orang matrealistis. Dimana ada uang, dia akan disana. Namun, terkadang, jika dia menginginkan sesuatu. Dia bekerja untuk mendapatkan uang seterusnya mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia tidak mau repot dengan bekerja. Tak apa. Aku tak marah. Aku tak mau dia kelelahan, karena dia harus fokus pada kuliahnya.
"Hyung, kau seperti tak tahu saja rakun bodoh ini" Aku lagi-lagi mengalihkan wajahku pada pemuda disebelah kananku ini. Pemuda SMU, jika kau bisa melihat seragam yang dikenakannya. Memakan sarapannya dengan santai tanpa menghiraukan tatapan membunuh Kang In. Dia Kim Kibum. Adik bungsu kami. Kibum adalah pemuda yang dingin—jika kau mendengar ucapannya tadi. Umur Kibum baru 17 tahun. Sekarang dia kelas 2 SMU. Kibum adalah pemuda yang cerdas. Kibum selalu mendapat peringkat akademik yang tak pernah mengecewakan. Namun, satu yang kurang darinya. Kibum kami anti-sosial. Padahal aku dapat bergaul dengan siapa saja. Yesung juga dapat dengan mudah mendapat teman jika dilihat dari sifatnya yang baik itu. Kang In pun tak kalah. Tak ada yang dapat menolak berteman dengannya. Namun berbeda dengan Kibum. Ya, Kibum tak terlalu beradaptasi dengan lingkungannya kecuali kami dan orang dekat kami. Juga dua orang itu, mereka adalah Ryeowook dan Kyuhyun. Wookie dan Kyu—begitu kami memanggilnya—adalah sahabat Kibum dari kecil. Mereka bersahabat sejak taman kanak-kanak—untuk Wookie sebenarnya, karena Kyu tetangga kami yang sudah lama saling mengenal.
Wookie sengaja mengikuti kemanapun Kyu dan Kibum sekolah. Dia tak mau berpisah dengan Kibum dan Kyu. Dan entah kenapa, sedari dulu mereka selalu saja sekelas. Entahlah, mungkin jodoh. Kibum dan Kyu seperti anak kembar. Walau banyak sekali sifat mereka yang bertolak belakang. Mereka sama-sama cerdas. Suka bermain game. Kata-kata mereka juga tajam saat marah ataupun kesal. Dan yang paling penting, mereka sangat evil. Jangan terpengaruh dengan gaya Kibum yang cuek dan berkesan dingin, dia sangat evil. Dan jangan disangka Wookie yang jadi pawang mereka. Demi semua komik Yaoi di kamarku. Mereka bertiga SAMA SAJA! Wookie juga Cuma kelihatannya saja yang innoncent. Tapi tak kalah evil dengan Kyu dan Kibum. Apalagi ditambah dengan setan satu lagi. Iya, si Lord VoldeMIN itu. Dia adalah sepupu Kyu. Dia suka berlibur dirumah Kyu. Changmin—nama asli setan tadi—adalah sepupu Kyu dari Busan. Jika mereka berempat bergabung, jangan harap kalian selamat. Segera bunyikan alarm bahaya, alarm kebarakan, kebanjiran, kemalingan bahkan kelaparan. Ok, yang terakhir terlalu mengada-ada. Tapi percayalah, kau akan berterima kasih dengan saranku. Tapi, sesetan-setannya mereka. Tak sekalipun mereka berani melawanku. Kenapa? Karena aku adalah Demon, tak ada yang berani padaku jika tetap ingin hidup tenang. Hahaah :P
Ah, iya. Alasan penting sebenarnya kenapa Kibum anti-sosial adalah karena dia hanya memiliki kami. Umma dan appa meninggalkan kami menuju surga pada saat umur Kibum 2 tahun. Saat itu dia masih kecil, dan hanya kami yang merawatnya. Bahkan dia tak ingat wajah appa dan umma. Dan hanya melihat mereka dari pigura. Kibum terlalu bergantung pada kami, mengingat hanya kami yang merawatnya. Kami semua masih ingat, saat kami masih kecil, tak ada yang merawat kami. Saudara-saudara kami seperti menutup mata melihat kami. Kami hidup dengan sisa uang tunjangan appa. Gwenchana. Dan saat itu, saat umurku 13 tahun, aku mulai bekerja untuk menghidupi keluargaku. Yesung dan Kang In tak pernah berbuat masalah dan selalu menjaga Kibum untukku. Mereka sangat mengerti bahwa mereka tak boleh merepotkan aku. Kibum akhirnya hanya dekat dengan kami dan orang-orang yang kusebut tadi.
Ah, aku sibuk sendiri menceritakan adik-adikku, tanpa memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Kim Heechul. Aku adalah anak sulung keluarga Kim. Umurku tahun ini 26 tahun. Sekarang aku menjadi seorang Manajer Pemasaran di perusahaan yang tak terlalu besar. Namun, cukup untuk gaji yang kudapat. Aku sudah menjabat selama 5 tahun dalam bidang ini. Kalian heran kenapa umur 21 aku sudah berada dalam posisi yang lumayan bagus ini? Ya, karena aku hebat :P. Haha.. aku bercanda. Aku sudah bekerja di perusahaan ini selama 10 tahun. Saat usia kerjaku 5 tahun. Mereka mengangkatku dengan perhitungan yang tepat, mengingat kemampuanku di bidang ini.
Heran lagi kenapa aku sudah bekerja saat umur 16 tahun? Tentu saja. Aku kan sudah bilang, saat umur 13 aku bekerja. Bekerja dan berhenti sekolah. Aku harus memilih salah satunya, karena tidak mungkin aku melakukannya saat bersamaan. Dan keputusan itu aku ambil. Aku tak menyesal. Aku tak mungkin membiarkan Kibum kelaparan dan tak memenuhi gizinya yang saat itu masih balita. Aku tak mungkin membiarkan Kang In menghadapi orang-orang yang menagih hutang pada kami. Aku tak mungkin membiarkan Yesung menyembunyikan surat teguran dari sekolah untuk segera melunasi uang ujian, buku dan tetek bengek lainnya. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja. Pekerjaan pertamaku waktu itu adalah sebagai pencuci piring dirumah makan. Aku mengenyampingkan egoku, aku yang bahkan tak mau kukuku patah dan tangan mulusku terluka harus rela melakukannya untuk adik-adikku.
Dimulai dari pencuci piring, pengantar koran, pembersih kaca mobil, pengantar susu, jasa ojek(?)payung bahkan aku pernah menjadi buruh pengangkat barang para ahjumma di pasar. Semuanya ku kerjakan, hanya satu yang tak kulakukan. Mengemis. Aku tak akan melakukannya. Walaupun kami punya keluarga, aku tak meminta belas kasihan pada orang-orang yang tak menganggap kami. Aku bisa menghadapi semuanya agar adik-adikku dapat tidur dengan selimut yang hangat dimusim dingin walaupun aku hanya memakai kaus tipis. Aku akan senang melihat adikku memakan sayuran dan daging, walaupun aku hanya memakan ramyun. Aku akan senang ketika pagi hari adikku berangkat sekolah sedangkan aku harus membanting tulang. Gwenchana. Gwenchanaa... Semuanya agar adik-adikku merasa bahagia. Aku sudah berjanji pada appa dan umma untuk melindungi mereka bahkan dengan nyawaku sendiri.
Aish, jangan sampai aku menangis di depan mereka mengingat masa lalu kami. Aku tak mau di katai cengeng. Apalagi oleh si rakun ini.
"Hyaaaaa... Aku numpang makan disini ya?" Datang lagi makhluk neraka yang tiap pagi mengganggu acara sarapan kami. "Ya Kyu! Kau itu kenapa selalu sarapan disini sih? Umma mu tak memasak apa?" Kang In berseru sebal. "Yah hyung. Aku malas. Untuk apa aku makan di meja besar yang tak ada penghuninya" Kyu berucap ringan dan langsung memakan sarapannya. Kyu adalah anak pengusaha yang lumayan terkenal. Dia anak tunggal. Orang tuanya selalu sibuk, tak heran dia selalu menghilang kesini kapanpun dia mau jika merasa kesepian. Anak yang kasihan.
Kibum menepuk-nepuk kepala Kyu dengan pelan dan tersenyum tipis. Kyuhyun hanya diam menikmati perlakuan Kibum. Kibum dan Kyu tak jarang bertengkar, tapi perasaan mereka terikat kuat. Seperti perasaan Kibum pada kami. Kyu sudah seperti saengnya sendiri. Dan tak salah masih ada satu lagi. Sebentar lagi dia pas—
"Hyaaaaaaa... Kalian makan tanpa menungguku..."
-ti dia datang. Aish. Benarkan. Ada satu lagi perusuh dirumah kami. Aku menatap Wookie yang juga menatapku. Dia tersenyum manis. "Pagi Chullie hyunggg..." Dia memelukku sekilas dan menyapa yang lainnya. Sudah kebiasaannya saat bertemu denganku. Dia pasti selalu memelukku. Karena, katanya dia sering melakukannya dengan noonanya yang sekarang ada di London—dengan suami dan anaknya—saat mereka masih tinggal dirumah yang sama. Awalnya aku menolaknya. Aku tak mau disamai dengan yeoja walaupun aku tahu aku memang sangaaaaaaaaaaaaat cantik. Keke~~ tapi, aku jadi kasihan saat melihat puppy eyes nya yang selalu ampuh meluluhkanku. Dan ditambah tampang memelas Yesung yang saat itu ikut-ikutan membela Wookie. Ck, dasar. Dongsaengku yang satu itu memang terlalu baik.
Beberapa menit kemudian kami selesai sarapan. Kami bergegas keluar rumah dan menuju tujuan masing-masing. Sebelum pergi aku tak lupa memeluk mereka semua. Semua. Tentu saja Kyu dan Wookie kebagian. Mereka hugaholics atau apa sih. Aku tak mengerti.
"Ya sudah. Hyung berangkat. Hati-hati. Fighting!^^" Aku memasuki mobil perusahaan yang sudah ku gunakan 4 tahun belakangan. Mereka hanya terkekeh dengan ucapanku. Terlebih Kang In yang sangat merasa geli. Lihat saja, dia sampai memegang perutnya menahan tawa. Dasar rakun jelek. :
Aku segera melajukan mobilku sedang. Dapat kulihat melalui spion mobil, mereka mulai beranjak menuju tempat tujuan masing-masing. Aku hanya tersenyum. Aku sangat bahagia berada di antara mereka. Aku bahagia bisa membuat mereka bahagia. Karena aku adalah kakak mereka, umma dan juga appa mereka.
" Aku adalah Ayah dan Ibu. Aku adalah Kakak sekaligus teman mereka.
Aku akan melindungi mereka dengan apapun yang kumiliki.
Karena hanya mereka yang kupunya.
Tak akan kubiarkan mereka terluka "
.
.
.
.
TBC
Hallo ~~
saia bawa ff baru disini :)
please review nya buat sedikit menghargai tulisan saia ^^
