Pairing: SasuSaku, NaruSaku, and the other pairing
Genre: Romance and Friendship
Naruto ©Masashi Kishimoto
Each Feeling ©
CHAPTER 1
Sasuke hanya bisa mengeluh kesal melihat kerumunan cewek-cewek di luar kelasnya. Ia tidak bisa berkonsentrasi dengan buku pelajaran yang sedang dipegangnya. Sebentar lagi ulangan Sejarah. Ya, Sasuke sebenarnya tidak perlu belajar karena semua isi buku dan semua yang dikatakan oleh gurunya sudah ia ingat, tapi ia pasti bisa saja lupa nanti. Ia ingin sekali membanting meja ke arah kerumunan tersebut, tak peduli ada yang terluka atau tidak. Sasuke hanya bisa menghela napas. Kalau ia melakukannya, reputasinya sebagai cowok cool, dan ketua kelas andal dan sempurna pun bisa hancur dalam sekejap.
Ino, sahabat Sasuke sejak kecil hanya tertawa dari tempat duduknya, menatap Sasuke yang wajahnya sedari tadi cemberut tak karuan, semendung badai Katrina. Sasuke yang ditertawai hanya bisa menatap death glare pada Ino. Ino langsung memalingkan wajahnya sambil terus menahan tawa.
"Sebentar lagi bel masuk, dan kau akan mendapatkan kembali singgasanamu, Tuan Uchiha.." Kata Ino dengan nada mengejek.
"Diam kau, Yamanaka! Usir saja mereka!" Kata Sasuke menanggapi ejekan Ino.
"Memangnya siapa kau? Aku bukan pembantumu, Tuan Uchiha.." Ino memberi penekanan berlebihan pada kata "Tuan Uchiha".
Sasuke tidak menanggapinya, ia melihat keluar jendela, kerumunan menghilang dalam sekejap. Ya! Betapa hebatnya saudara-saudara, karena biasanya sampai bel masuk pun mereka akan tetap diam di tempat menatap sang pangeran Uchiha dari luar kelas.
"Heh? Ajaib! Apa yang kau lakukan Uchiha? Mereka menghilang tanpa jejak!" Seru Ino sambil melihat ke luar.
"Aku juga tidak tahu…" Kata Sasuke sambil ikutan melihat ke luar, "Apa jangan-jangan aku punya kekuatan rahasia sehingga bisa merubah mereka menjadi debu hanya dengan jentikkan jari?"
Ino tertawa, "Dasar bodoh! Mana mungkin.. Tidak kusangka anak sepintar kau bisa bodoh juga.. sepertinya ada sesuatu di sana.. di ruang guru.. tuh.. mereka berkumpul di depan ruang guru."
"Masa sih?" Sasuke membawa bukunya keluar kelas, diikuti oleh Ino. Mereka berdua berjalan ke ruang guru bak pasangan. Dekat, berjalan perlahan, dan mereka berdua terlihat sempurna. Ino yang cantik dan Sasuke yang tampan adalah kombinasi hebat. Banyak diantara mereka –murid-murid sekolah– yang menganggap mereka pasangan resmi.
"Ada apa sih?" Tanya Sasuke pada Kiba, Bendahara kelasnya.
"Ah, Sasuke! Akan ada murid baru di sekolah ini.." Kata Kiba, "Anaknya cantik sekali lho… bahkan Kakashi-sensei tampak gelagapan memandangnya."
"Oh." Sasuke sudah berpikir negatif. Paling hanya cewek yang biasanya.. pikir Sasuke lalu berbalik pergi. Tepat saat itu bel berbunyi, kemudian kerumunan tersebut bubar. Sasuke kembali ke kelasnya, bersama murid-murid kelasnya.
"Menurutmu anak itu akan masuk kelas mana ya?" Sasuke tak sengaja mendengar pembicaraan anak cowok di belakangnya.
"Semoga dia masuk kelas ini!" Seru cowok lain, "Aku harap aku bisa menjabat tangan mulusnya!"
"Cantik sekali dia. Seperti porselen saja.." Kata cowok yang lain lagi.
Sasuke semakin penasaran. Bahkan teman sekelasnya yang lain membicarakan cewek baru itu. Sebegitu cantiknyakah murid baru itu? Kalau dia memang benar cantik, apa wajahnya bisa mengalihkan duniaku? Sasuke mulai bernarsis ria dan bersombong ria meniru iklan POND'S.
Tak lama kemudian, Kakashi-sensei, masuk sambil memegang sebuah buku. Ya, seperti biasa. Novel bejat. Dan sebuah buku cetak tipis. Buku sejarah. Kemudian ia menaruh semua itu di meja guru.
"Selamat pagi anak-anak, ulangan sejarah kita akan diundur… karena kelas ini kedatangan murid baru. Kita tidak mungkin melanjutkan ulangan sebab ia belum tahu kurikulum sekolah kita. Mungkin saja berbeda, bukan?" Kakashi mulai berbasa-basi, namun murid-murid ber-hore ria. Jarang-jarang Kakashi-sensei membatalkan ulangan. Semua murid berterimakasih pada sang murid baru.
"Yak… silahkan masuk, Haruno-san.." Kakashi-sensei menghadap ke luar pintu kelas. Kemudian seorang gadis berambut ikal bergelombang panjang yang diurai berwarna soft pink dengan bandana merah membatasi rambut yang terurai dengan poninya yang dibelah dua. Matanya seindah Emerald. Di leher jenjangnya dihias kalung berbandul kecil dengan hiasan bunga sakura berwarna safir. Postur tubuhnya langsing, sangat cocok menjadi model. Tidak ada cacat atau bekas apapun di kulitnya, semuanya putih bersih.
Sasuke yang sedari tadi berkutik dengan bukunya menatap sang gadis dengan pandangan tak percaya. Dia tak percaya, gadis ini mengalihkan dunianya. Rasanya sangat mustahil. Gadis itu menatap Sasuke sebentar, namun segera memalingkan wajah tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
"Silahkan perkenalkan dirimu, Nona.." Kata Kakashi-sensei.
"Terima kasih, Kakashi-sensei. Selamat pagi, namaku Sakura Haruno, berasal dari Tokyo yang pindah ke Konoha. Mohon bantuannya." Suaranya bagaikan nyanyian malaikat yang paling merdu. Semua cowok –bahkan cewek sekalipun– sangat terpesona oleh kecantikannya yang bersinar-sinar.
"Yak, Sakura-san.. kau bisa duduk dengan Sasuke Uchiha. Sasuke Uchiha, tolong angkat tanganmu." Pinta Kakashi-sensei. Dengan sigap, Sasuke segera mengangkat tangannya. Sakura berterimakasih pada Kakashi-sensei, kemudian duduk di sebelah Sasuke.
Satu jam pertama, mereka terus diam. Bukan karena canggung, tapi Sakura memang benar-benar tidak bisa diganggu. Tangannya begitu cepat menulis apa yang dikatakan Kakashi-sensei, namun hasilnya tetap rapi. Setiap ada waktu lenggang, Sakura hanya membaca buku pelajaran. Setiap istirahat, Sakura selalu ke perpustakaan, membawa setumpuk buku pengetahuan ke meja di perpustakaan dan membacanya sampai habis tepat saat bel istirahat selesai.
"Bagaimana kesanmu duduk dengan cewek manis itu?" Tanya Neji, wakil ketua kelas Sasuke.
"Yak.. dia itu seperti mesin belajar… tiada hari tanpa membaca.. ralat.. tiada detik tanpa membaca." Kata Sasuke.
"Aku rela menukarkan semua MiniCar-ku agar bisa bertukar tempat duduk denganmu.." Kata Naruto.
"Tidak bisa… itu tempatku!" Kata Sasuke sambil memukul Naruto dengan buku.
"Eh… Sasuke menyukai gadis itu?" Kiba mengajukan pertanyaan yang membuat Sasuke tergagap.
"Bu.. bukan begitu.. ma.. maksudku… aku…" Sasuke tidak bisa bicara.
"Mustahil! Pangeran kelas X-4 bisa jatuh cintaa!" Seru Chouji sambil terus melahap kripik kentangnya.
"Sebentar lagi kiamat! Ampunilah dosa-dosaku, Kami-sama!" Seru Kiba sambil bersujud.
"Bumi sudah tidak punya gravitasi!" Shikamaru tak kalah berlebihannya.
"Kalian semua... diam saja!" Seru Sasuke, karena banyak yang melihat tingkah mereka. Mau ditaruh dimana muka Sasuke karena bergaul dengan orang gila seperti ini.
"Kalau kupikir, cocok saja sih… Dia cantik, Sasuke tampan. Dilihat dari tingkahnya, ia pasti pintar! Begitu juga dengan Sasuke. Kalian berdua sama-sama berkulit putih nan bersih." Kata Neji, "Maaf saja, daripada kau bersama Ino. Ino itu.. errr.. ya, menurutku kurang sepadan denganmu."
"Iya, betul juga.. aku tetap akan setia kepada Temari.. Jadi Sakura buat Sasuke saja.. hahaha…" Shikamaru tertawa tertahan.
"Aku tidak tahu menyukainya atau tidak, kalian jangan bertingkah seperti itu!" Seru Sasuke, semburat merah muncul di mukanya yang putih.
Shikamaru, Neji, dan Chouji serta Kiba masih saja menggoda Sasuke. Tapi hanya Naruto yang diam saja dan menatap Sasuke dalam-dalam. Sebentar lagi, perang dingin akan mulai seperti perang dingin Amerika Serikat dengan Uni Soviet dulu. Kali ini perang dalam… mendekati seorang cewek yang susah didekati kah?
Sakura menghela napas panjang. Akhirnya belajar tanpa henti selama 3 harinya selesai karena mendapat nilai jelek saat test matematika oleh guru privat-nya. Yak.. hanya karena mendapat nila 9,8 dalam skala 10 saja, ia sudah pusing tak keruan. Biasanya ia selalu mendapat 10. Betapa mengerikannya guru privat Sakura itu, saudara-saudara.
"Halo, Haruno-san!" Ino yang sangat SKSD langsung menghampiri Sakura yang sedang membaca novel.
"Oh.. halo.. Namamu…" Sakura tampak seperti sedang mengingat-ingat. Mata emeraldnya tetap menatap mata safir Ino.
"Namaku Yamanaka.. Ino Yamanaka.. Panggil saja Ino." Kata Ino dengan bangga, "Namamu Sakura Haruno kan? Salam kenal ya…"
Sakura membalas jabatan tangan Ino, "Salam kenal juga…" Katanya kemudian berkutik dengan novelnya lagi.
"Bagaimana duduk dengan Sasuke?" Tanya Ino.
"Aku belum sempat berinteraksi.. Kemarin aku harus belajar sehari tanpa berhenti.. yaah, sebagai hukuman." Kata Sakura, kemudian memberi tanda bahwa ia tidak ingin membahas masalah itu.
"Dia memang agak dingin, tapi sebenarnya dia baik koq.. Kau tertarik padanya?" Tanya Ino dengan hati-hati.
"Hmm.. sejujurnya.. aku tidak tahu.. Bahkan yang namanya cinta pada seseorang saja aku belum pernah.." Kata Sakura sambil bangkit, "Yah.. aku harus mengembalikan buku ini. Aku pergi dulu, Yamanaka-san." Sakura kemudian meninggalkan Ino.
Baguslah! Aku masih punya kesempatan untuk membuat Sasuke menyukaiku.. Pikir Ino. Ya, Yamanaka satu ini sangat mencintai teman kecilnya. Siapa sih yang tidak jatuh pada pesona Uchiha.. kecuali Haruno satu itu. Kalau sampai Haruno Sakura jatuh cinta pada Uchiha Sasuke, tamatlah Yamanaka Ino. Sakura adalah saingan terberatnya.
Ino segera keluar kelas, mencari Sasuke. Ia hendak menanyakan tentang Sakura kepada Sasuke. Yap, Ino pasti segera menemukannya. Di atap bersama teman-teman seperjuangannya (?).
"Sudahlah, kau menyukainya, Sasuke.. tidak usah dipendam lagi. Aku tahu kau tidak pernah merasakan yang namanya cinta, tapi mungkin dialah cinta sejatimu!" Seru Kiba.
Ino yang notabene suka GR pun kembali kumat. Jangan-jangan.. Aku?! Ino kegirangan sendiri mendengar obrolan para cowok.
"Aku harus memastikannya dulu.. Oh My, tidak mungkin aku menyukai seorang cewek!" Seru Sasuke frustasi.
"Haha, lucu sekali! Baru kali ini Pangeran Es terlihat frustasi!" Seru Chouji.
"Sudahlah Sasuke, yang namanya cinta memang datang tiba-tiba.. Kau kuberi waktu.. err… 3 hari untuk memikirkannya.." Kata Naruto dengan sedikit dipaksakan, "Mungkin kau tidak begitu menyukainya.." Nada bicara Naruto terlihat begitu berharap. Namun kalau ia tidak bicara seperti itu, ia akan dicurigai.
"Kupikir juga begitu… sudahlah.. aku tidak mau membahasnya lagi. Kalian tidak jadi meminjam PR?" Tanya Sasuke mengalihkan topik.
Ino masih bergelut dengan kepercayadiriannya. Yang Sasuke-kun maksud pasti aku! Serunya dalam hati, Aku akan menyatakan perasaanku setelah tiga hari nanti, Kyaa! Terima kasih Kami-sama! Ino segera berjalan menuju kelasnya lagi. Ia kembali dipertemukan dengan sang ratu baru, Haruno Sakura yang sedang berbicara dengan Kakashi-sensei. Ino memperhatikan sekelilingnya, semua murid tampak terpesona dengan kecantikan Sakura. Ia mengakui kecantikan Sakura. Namun ia sudah percaya diri. Ia tidak menghiraukan lagi saingan beratnya itu.
Bel bordering nyaring, mengharuskan Sasuke berjalan menuju kelasnya dengan lunglai. Sejak kapan sang pangeran sekolah internasional itu lunglai? Ya, semuanya karena satu hal. Cinta…
Ia mendapati Sakura sudah ada di meja tersenyum kepadanya. Sasuke kembali bersemangat, dengan tersenyum pula ia mendatangi tempat duduknya.
"Kupikir kau akan terus seperti kemarin, Haruno-san." Kata Sasuke.
"Oh.. aku akan gila bila seperti itu terus, Uchiha-san.." Kata Sakura, "Maaf kemarin aku mengabaikanmu."
"Tidak apa.." Jawab Sasuke, kemudian Kurenai-sensei masuk dengan buku Matematika-nya. Dimulailah pelajaran paling membosankan dari Kurenai-sensei.
"Kau sudah mengenal semua area di sekolah ini?" Tanya Sasuke di sela pelajaran. Kurenai-sensei sedang keluar kelas.
"Hemm.. kurasa sekolah ini terlalu luas untuk dikelilingi sendiri. Hah, aku mungkin baru menghapal ¼ -nya.." Kata Sakura, "Nanti juga kukenal sendiri."
"Mau kutemani nanti pulang sekolah?" Tanya Sasuke hati-hati, "Itu tugas ketua kelas."
"Mengapa tidak wakilnya saja?" Tanya Sakura dengan senyum miring.
"Kenapa harus wakil?" Sasuke menatap Sakura bingung.
"Ahaha! Lupakan.. aku wakilmu yang baru. Tadi Kakashi-sensei bilang Hyuuga-san mengundurkan diri dan bilang bahwa aku penggantinya. Yah, aku tidak bisa menolak.. Kakashi-sensei juga sepertinya memohon." Kata Sakura, "Jadi, kapan kau akan menemaniku untuk berkeliling sekolah?"
Terimakasih, Hyuuga Neji! You're my best friend ever! Sasuke langsung riang. Ingin sekali ia ke depan kelas ber-gangnam style. Lalu ber-jaipong ria dan menjadi dancer dadakan. Namun apa jadinya kalau ia melakukan itu? Reputasinya akan hancur berkeping-keping "Hari ini aku bisa.. besok kemungkinan ada rapat pengurus kelas."
"Baiklah.. Terimakasih ya.." Senyum kembali terbentuk di bibir mungil Sakura. Sasuke mengangguk, menyembunyikan semburat merahnya. Ino dari pojok yang kanan melihat kedekatan mereka sedari tadi. Rasa cemburu muncul sesaat, namun percaya diri kembali menguasainya. Sasuke akan memilihku, jadi tenang saja.. pikir Ino.
Pelajaran terasa lama sekali bagi Sasuke yang tak sabar akan pulang sekolah. Ia sangat ingin, berjalan berduaaa saja dengan Sakura. Sudah tak perlu 3 hari lagi untuk memikirkan apakah ia jatuh cinta pada Sakura atau tidak. Ya, jawabannya ya! Ia jatuh cinta pada pandangan pertama! Bahkan ia tidak berbicara lagi setelah pembicaraan tadi.
Seorang Uchiha tidak boleh kehilangan kata-kata! Sasuke menguatkan dirinya yang gundah Aku harus bisa mencari bahan obrolan ketika mengajaknya berkeliling nanti.
Bel yang ditunggu-tunggu berbunyi juga. Sasuke dengan sigap merapikan bukunya, kemudian member isyarat kepada Sakura untuk menunggu. Sasuke yang sedang membawa berkas-berkas Shizune-sensei diikuti oleh Ino.
"Hari ini main ke Game Center yuk.." Ajak Ino.
"Game Center? Menarik.. Tapi maaf, aku ada misi penting." Kata Sasuke sembari tersenyum senang kepada Ino.
"Misi penting? Hahaha, jangan ngaco lagi, Sasuke. Kita butuh refreshing setelah pelajaran Shizune ini.." Bujuk Ino.
"Kau ajak yang lain saja Ino.. Maaf ya, ada yang membuatku lebih fresh lagi daripada Game Center, dan ini tidak perlu mengeluarkan uang, hanya sedikit tenaga saja.." Kata Sasuke, kemudian masuk ke ruang guru dan menaruh berkas, ia kembali kepada Ino, "Maaf, hari ini aku tidak bisa."
"Ya sudah deh.. aku ke Game Center bareng Tenten saja.. dah!" Ino melambaikan tangan, dibalas senyum tipis oleh Sasuke. Ino tidak ke Game Center. Ia ingin melihat apa yang hendak dilakukan Sasuke.
"Maaf menunggu, Haruno-san!" Kata Sasuke.
"Tidak apa-apa, Uchiha-san, yak.. kita mulai darimana?" Tanya Sakura sambil menyibak rambutnya.
"Bagaimana kalau dari Gymnasium ujung sana?" Tanya Sasuke, "Lebih mudah lewat sana."
"Gymnasium? Benarkah? Apakah ada seperangkat alat senam disana?" Tanya Sakura antusias.
"Ya, tentu saja, juga seperangkat lengkap alat olahraga lainnya." Kata Sasuke senang. Clue pertama, Sakura suka senam! Batinnya.
Ino melihat mereka hanya tersenyum miris. Kenapa Sasuke menyebutnya misi penting dan refreshing-nya? Tanya Ino dalam hatinya. Ia sedikit meragukan kepercayaandirinya bahwa Sasuke menyukainya. Jangan-jangan.. yang Sasuke maksud adalah Sakura? Ino menyeka air mata yang hampir mengalir di matanya. Tidak mungkin! Yang Sasuke maksud pasti aku! Kami sudah 15 tahun berteman! Aku yang akan dipilihnya, sedangkan Sasuke baru beberapa hari berteman dengan Sakura! Bahkan belum seminggu! Ino segera meninggalkan mereka berdua.
"Hei Ino, kemana saja kau?! Katanya kita mau ke Game Center!" Seru Tenten.
"Maaf, tidak jadi.." Kata Ino lesu.
"Ada apa sih? Kemarin kau senang sekarang kau lesu, ada apa? Sasuke kan sudah ada tanda-tanda suka padamu, waktu itu kau cerita padaku kan?! Apalagi yang kurang?" Tanya Tenten.
"Ayo kita ke Ichiraku Ramen saja.." Kata Ino.
Setibanya mereka di Ichiraku Ramen, dan memesan 2 mangkuk mie ramen, Ino memulai cerita.
"Tadi, aku mengajaknya ke Game Center. Ia bilang ia ada misi penting dan lebih membuatnya fresh dibandingkan game center. Ternyata, yang dimaksud misi penting itu adalah mengantar murid baru Haruno itu berkeliling sekolah. Aku pikir dia menyukaiku seperti aku menyukainya, ternyata murid baru itu bisa menyingkirkan posisiku sebagai teman yang sudah 15 tahun bersama dan ia menggantikan posisiku! Aku lebih dulu mengenal Sasuke! Tidak adil!" Seru Ino.
Tenten tertawa kecil, "Apa yang lucu, Ino?! Kau tidak tahu aku begitu sedih?! Harusnya Sasuke menjadi pacarku! Kenapa harus si Haruno sialan itu sainganku!"
"Tidak.. tidak ada memang, tapi pemikiranmu itu childish sekali.." Kata Tenten, "Kau tidak sepenuhnya mencintai Sasuke, ketika ada orang lain, dengan mudah kau berpindah hati."
"Tidak akan aku berpindah hati.. aku mencintai Sasuke sepenuhnya!" Seru Ino.
Tenten menghela nafas, "Aku tahu sifatmu.. sudah berapa lama kita bersahabat, Yamanaka?" Ia meminum jusnya, kemudian melanjutkan, "Tahukah kau, ketika mencintai seseorang sepenuhnya, kita harus mencintainya secara radikal. Kau membiarkan dia bahagia dengan orang lain walaupun kau sakit hati. Itu mencintai orang sepenuhnya. Jujur saja, kau terlalu egois, Ino. Kau tidak memikirkan perasaan Sasuke?" Kata Tenten sambil meminum jusnya.
"Bukankah cinta itu harus egois agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan?!" Kata Ino.
"Tidak! Kau ini, sesat sekali teori cinta-nya. Tidak harus egois! Justru kau kejam karena egois. Kau bisa membuat orang yang kausukai menderita!" Kata Tenten, agak sedikit kehilangan kesabaran. Tenten memang agak pemarah.
"Aku tidak peduli. Aku pasti akan menjadi pacar Sasuke! Aku tidak akan kalah dengan Haruno sialan itu. Dasar sok cantik!" Seru Ino memaki Sakura.
Tenten hanya bisa menghela napas, melihat tingkah sahabatnya yang masih labil, padahal mereka sudah SMA.
Sakura terdiam sejenak. Merasa sesuatu sedang menyebut-nyebut namanya. Sasuke yang sedari tadi tidak sadar, langsung menghampiri Sakura.
"Kau tidak apa?" Tanya Sasuke.
"Ya.." Jawab Sakura, "Syukurlah, sekolah ini lengkap sekali. Aku tidak sabar pelajaran senam nanti."
"Baguslah.. sudah sore sekali, kau pulang naik apa?" Tanya Sasuke lagi.
"Ah.. aku naik bus." Kata Sakura.
"Aku antar saja.. terlalu berbahaya!" Kata Sasuke.
"Eh? Tidak usah. Benar-benar merepotkan kalau Uchiha-san mengantarku." Tolak Sakura, sekuat tenaga. Mukanya mulai agak panik.
"Tidak, sama sekali tidak merepotkan koq.. Ayo.. tidak baik wanita jalan sendirian sore-sore begini." Sasuke menarik lengan Sakura menuju mobilnya. Sakura hanya berpasrah. Yah, beruntung sebenarnya.
"Kau kenal dengan Uzumaki-san?" Tanya Sakura.
"Ya, dia sahabatku. Ada apa?" Sasuke bertanya balik, namun sudah merasakan firasat buruk.
"Aku menyukainya…" Kata Sakura, "Aku suka dengan orang ceria seperti dia." Sakura tersenyum, pipinya memerah, "Kau mau membantuku untuk menjadi temannya?"
Sasuke terdiam. Ia harus berpikir 3 kali bahkan lebih untuk menjawab pertanyaan simpel itu. Lihat! Betapa sia-sia perjuanganku hari ini karena hanya dibalas pertanyaan yang paling tidak mau kudengar! Serunya dalam hati. Tapi aku bisa dekat dengannya terus kalau membantunya, tapi apabila ia tetap tidak menyukaiku? AHH! Biarlah yang penting dia bahagia.. "Ya, aku bisa membantumu, luangkan waktumu istirahat besok. Kau bisa menemuinya di atap."
"Benarkah?" Mata emerald Sakura bersinar-sinar, "Terima kasih Uchiha-san."
"Uchiha bukan namaku.." Kata Sasuke agak dingin, "Namaku Sasuke. Uchiha hanya nama keluargaku."
"Jadi kau mau kupanggil apa, pantat ayam?" Tanya Sakura cuek, "Sikap dingin yang bisa membuat orang beku itu tidak mempan terhadapku, sayang sekali ya.."
"Oh, begitu? Dasar permen karet." Kata Sasuke membalas ejekan Sakura. Dan dimulailah perang adu ejek di dalam mobil di tengah kemacetan jalan itu.
Pagi hari keesokannya, kerongkongan Sasuke benar-benar kering. Adu mulut dengan Sakura adalah kesalahan besar yang dilakukannya karena tak ada kata berhenti untuk Sakura. Walaupun elegan, ternyata Sakura orang yang cerewet juga. Sasuke bersyukur bisa mengetahuinya. Clue kedua, Sakura itu cerewet.
"Oii.. Sasuke, kenapa kau begitu lesu?" Tanya Itachi, kakak Sasuke.
"Bukan urusanmu." Kata Sasuke, "Kau diam saja! Dasar pencoreng nama baik!"
"Itu sudah lama sekali Sasuke, kenapa kau terus-terusan membahasnya sih?!" Seru Itachi, sedikit emosi.
"Karena kaulah yang menyebabkan ibu meninggal, bodoh! Kelakukan kau yang rendahan bagi keluarga Uchiha itu! Menjijikan sekali. Aku lebih berharap tidak punya kakak." Kata Sasuke blak-blakan.
"Aku berusaha baik padamu, Sasuke.." kata Itachi, "Kenapa kau selalu mengajakku untuk bertengkar."
"Kau sendiri yang mengajakku bertengkar. Kau tahu? Dasar idiot, saham ayah bisa turun kalau berita itu tidak segera diklarifikasi." Kata Sasuke.
"Dasar bodoh! Mereka tidak akan tahu kebenarannya walaupun berita itu tidak diklarifikasi!" Desis Itachi.
"Oh ya? Buktikan! Selama 1 minggu wartawan terus menggebuk rumah kita! Itachi, kau… benar-benar tidak bisa diharapkan! Tidak berguna!" Sasuke tak kalah galak.
"Siapa suruh gadis itu mau.." Kata Itachi santai.
"Bodoh, memangnya aku tertipu! Aku melihatnya sendiri, Itachi! Kau membiusnya dengan menukar minuman milikmu dan miliknya!." Bentak Sasuke.
"Kau tahu.. kau akan tahu rasanya tergoda nanti.." Kata Itachi.
"Aku tidak semurahan kau Itachi…" Desis Sasuke, kemudian menyambar tas sekolahnya lalu segera mengendarai mobil Porsche menuju sekolah.
Itachi hanya memaki adiknya dalam hati sambil melihat mobil Porsche itu melaju cepat.
Sasuke sejak tadi terus memaki kakak brengseknya. Betapa mengesalkan bukan, Uchiha yang dikenal sebagai keluarga yang baik-baik, tercoreng ketika berita besar tentang kakaknya meniduri seorang model top di hotel bintang lima! Betapa memalukannya hal itu. Dan Itachi bersikap biasa saja? Oh.. sungguh di luar dugaan!
Sasuke mendapati Sakura yang sudah datang dan sedang belajar untuk persiapan ulangan Fisika, berkertas-kertas soal yang sudah dikerjakannya berserakan.
"Kau mengerjakan semua ini tadi?" Tanya Sasuke.
"Ya, aku sampai sekitar 1 jam yang lalu." Jawab Sakura tanpa menoleh, "Dan selesai, aku mengerjakan semuanya, dan semuanya benar.. sesuai dengan jawaban yang diberikan guru lesku.. Yah, kalau begini aku yakin bisa menghadapi Orochimaru-sensei yang terkenal pembuat soal paling susah."
"Jangan sombong dulu, bodoh!" Sasuke tersenyum sambil memukul pelan kepala Sakura. Sakura hanya mengaduh sambil mengumpat.
"Kau selalu datang sepagi ini?" Tanya Sakura.
"Tidak juga, aku malas berlama-lama di rumah.." Kata Sasuke.
"Heh? Memang ada apa?"
"Aku bertengkar.. selalu… dengan Oniisan." Jawab Sasuke, "Sudahlah, aku malas membahasnya."
"Hmm.. aku tidak memaksa kau menjelaskannya koq.." Sakura tersenyum, "Nanti jadi?"
"Apa?" Sasuke menatap Sakura bingung.
"Ajak aku bertemu Uzumaki-san.." Kata Sakura, "Di atap.. kau kemarin bilang mau membantuku.."
"Oh.." Air muka Sasuke langsung berubah, "Baiklah.."
"Hei.. kau mau kemana?" Tanya Sakura ketika melihat Sasuke berjalan pergi.
"Aku mau ke kantin. Mau ikut?" Sasuke langsung tersenyum lagi, kini senyumnya agak dipaksakan.
"Hmm! Tentu… tunggu.." Sakura langsung beranjak pergi mengikuti sang pangeran Uchiha.
Agaknya pagi ini adalah pagi yang tidak menyenangkan bagi sang Yamanaka cantik satu ini. Ia samasekali belum belajar fisika karena memikirkan bagaimana caranya ia menyatakan perasaan pada Sasuke. Ia berencana menyatakan perasaannya hari ini, lebih cepat lebih baik.
"Bagaimana ini?! Orochimaru-sensei pasti bakal menyuruhku gangnam style di tengah lapangan full version karena nilai fisikaku jelek! Aku tidak mau dilihat Sasuke-kun!" Ino benar-benar frustasi. Ia menyambar tasnya, tidak lupa buku fisika-nya, kemudian langsung keluar rumah.
"Aku akan mengatakan apa pada Sasuke.." Ino menatap fotonya dan Sasuke waktu kecil, "Aku mungkin bilang 'Sasuke, aku menyukaimu sejak SMP. Jadilah pacarku!', tidak mungkin!" Wajah Ino sudah semerah tomat.. busuk.
"Ino!" Ino menoleh ke sumber suara. Tenten rupanya.
"Tenten, selamat pagi." Ino tersenyum.
"Ah.. Fisika ya? Untungnya guru lesku mengajariku habis-habisan tanpa henti dan tetap sabar dengan otakku yang disconnected apabila belajar Fisika.." Kata Tenten, kemudian mereka berdua tertawa.
"Benarkah? Mungkin guru lesmu akan tidak masuk 2 minggu. Kerongkongannya terlalu kering untuk mengajarimu lagi." Ino tertawa.
"Kau bakal disuruh gangnam style kalau tidak mengerti.." Kata Tenten, "Kau sudah mengerti?"
"Sialnya, aku belum sama sekali memegang buku sejak kemarin!" Seru Ino frustasi. "Aku terlalu memikirkan bagaimana aku menyatakan perasaan pada Sasuke-kun."
"Sejak kapan kau memanggilnya Sasuke-kun?" Tanya Tenten.
"Sudah lama, kadang-kadang saja sih. Dia juga suka memanggilku Ino-chan." Kata Ino senang.
"Benarkah?" Tenten tertawa kecil.
Mereka berbincang-bincang sepanjang perjalanan mereka ke sekolah. Yah, rasanya memang paling menyenangkan bersama sahabat, bukan? Mereka bisa menjadi tempat keluh kesah kita, asalkan kita juga mau menjadi tempat keluh kesahnya, apapun itu.
"Tuh, Sasuke sedang di kantin!" Seru Tenten, membuat Ino langsung melongo ke kantin.
"Mana?!" Tanya Ino.
"Itu dia sedang duduk.. dengan…." Tenten langsung berhenti, sambil membekap mulutnya dengan tangan dan matanya terbelalak kaget.
Ino melihat ke tempat Sasuke duduk. Ya, tidak sendirian, ada si gadis Haruno disana. Mereka tertawa bersama, serius bersama, kemudian membaca buku bersama, mereka saling bercanda, ya, mereka melakukan apa yang Ino lakukan dulu dengan Sasuke. Sangat mengiris hati Ino melihat Sasuke bahagia sekali dengan Sakura dibandingkan dengannya dulu.
"Dengan Haruno Sakura.." Tenten melanjutkan kalimatnya.
Ino langsung berjalan setengah berlari menuju tempat Sasuke duduk. Sasuke bahkan tidak menyadari kedatangan Ino karena tertawa bersama Sakura. Sakura sendiri sampai memegangi perutnya yang kesakitan karena banyak tertawa. Bisa dipastikan sudah lama mereka bersama di kantin.
"Sasuke, selamat pagi.." Ino menyapa Sasuke.
"Ah! Yamanaka.. ah.. maksudku, Ino.. selamat pagi." Kata Sasuke setengah tertawa.
"Selamat pagi, Yamanaka-san.." Sapa Sakura, hanya dibalas senyum tipis oleh Ino.
"Aku yakin kau sudah belajar dan mengerti.. tolong ajari aku!" Pinta Ino.
"Ajari? Ajari apa Ino?" Tanya Sasuke.
"Fisika, of course.." Jawab Ino.
"Kalau begitu, kita belajar sama-sama lagi saja, Sakura-chan!" Kata Sasuke pada Sakura.
"Sakura-chan?! Lancang sekali kau, Uchiha.." Sakura sangat serius, tatapan matanya dingin, "Ah! Tidak apa.. Hahaha..." Mereka kembali tertawa, membuat Ino sedikit kesal.
"Sakura kan sudah belajar, kau ajari aku ya.." Pinta Ino lagi.
"Aku? Baiklah, Sakura-chan juga ikut ya.." Kata Sasuke.
"Hmm.. tentu.." Sakura tersenyum.
Bagian menyesakkan adalah, ia bahkan tadi hanya menyebut namaku dengan nama keluarga.. kemudian ia memanggil Haruno sialan itu dengan sebutan Sakura-chan! Ia hanya boleh memanggil dengan embel-embel chan padaku saja! Tidak boleh pada orang lain! Seru Ino dalam hatinya.
"Baiklah.." Ino menyerah.
"Ya sudah, ke perpustakaan saja.. Ayo.." Sasuke lagi-lagi tidak memedulikan Ino dan tatapannya hanya pada Sakura sampai-sampai hampir menabrak tiang 5 kali, tersandung batu 8 kali. Ino kesal sekali, Tenten hanya bisa menjaga jarak.
"Nah, yang ini caranya bagaimana, Sasuke?" Tanya Ino menunjuk bukunya.
"Ya ampun, Ino! Cara yang ini sama saja dengan cara nomor 103 tadi… Katanya kau sudah mengerti.." Nada bicara Sasuke terdengar agak kesal, namun kembali seperti semula ketika Sakura angkat bicara.
"Yamanaka-san, agar bisa mengerjakan soal dengan mudah, Yamanaka-san mulai saja dengan mencatat apa yang diketahui dan apa yang ditanya, dengan begitu, akan lebih mudah menentukan rumusnya.." Kata Sakura.
Ino hanya ber-oh ria dengan tatapan tidak suka. Kenapa jadi Sakura yang mengajari! Keluh Ino dalam hati. Sasuke memalingkan wajahnya ke arah Sakura dan bukunya, menunjuk buku dan tertawa lagi.
"Sasuke.. kalau yang ini?" Tanya Ino lagi, sembarangan menunjuk soal.
"Astaga! Kau sedang gila, Ino? Cara ini sama saja seperti cara nomor 98! Kau juga bilang sudah mengerti!" Sasuke lagi-lagi terdengar kesal.
"Pakai saja rumus Q, Yamanaka-san… soal itu menunjukkan bahwa yang ditanya adalah Q karena yang diketahui adalah m, c, dan delta T. Baru mencari yang lainnya." Kata Sakura santai.
"Aku tidak bertanya padamu, Haruno-san.." Kata Ino pelan agar Sakura tidak mendengar. Yamanaka satu ini memang munafik.
Tanpa sadar, bel tanda masuk berbunyi nyaring, membuat Ino panik seketika. Tapi kepanikannya tidak bisa membuat Sasuke khawatir seperti dulu. Kepanikannya justru menjadi bahan tertawaan Sasuke. Ino sangat kesal. Haruno sialan itu sudah merubahnya 180°! Seru Ino dalam hatinya.
Mereka masuk ke kelas mereka, beberapa orang mengeluh, hampir semua orang panik. Hanya dua orang gila di meja nomor 2 dari belakang baris 1 yang sedari tadi tertawa tanpa henti. Pangeran Uchiha dan Putri Haruno.
"Lihat, mereka akrab sekali ya.. padahal saat hari pertama, mereka diam saja.." Sasuke mendengar omongan murid sekitar tempat duduknya.
"Aku rela menukar semua game-ku demi bertukar tempat dengan Uchiha itu sekarang.."
"Sasuke-san beruntung sekali!"
Nah, saudara-saudara, hanya satu yang sama sekali tidak berkutik sejak tadi. Uzumaki Naruto hanya menatap Sakura dan Sasuke dengan tatapan tidak suka. Yah.. tatapan cemburu. Tanpa Sasuke sadari, sahabatnya ini juga cinta pada pandangan pertama dengan Sakura.
"Oi, Naruto.." Suara Kiba menyadarkan Naruto yang bengong menatap Sakura, "Kau kenapa?" Tanya Kiba lagi.
"Heh? Hahaha.. aku tidak apa-apa.. aneh saja melihat Teme yang begitu bahagia dengan Sakura-chan." Kata Naruto gelagapan.
"Iya ya.. Sasuke jadi terasa hangat. Padahal dulu ia dingin sekali.. Aku hampir beku karenanya." Kata Kiba, "Sakura hebat. Dia merubah Sasuke menjadi lebih baik."
Pintu kelas terbuka.. yak.. sensei alay Konoha International School yang satu ini, dengan rambut hitam panjangnya, masuk membawa tumpukan soal, "Yak! Masukan buku kalian, taruh tas kalian di depan (Memangnya lagi ujian?), Taruh hape kalian di kantung ini." Orochimaru-sensei mengangkat sebuah kantung, "Jangan ada kertas apapun! Melirik sedikit anda dapat 0 tanpa remedial. Yah, kalian tahu.. aturannya seperti biasa.. tidak ada coretan sama sekali!" Orochimaru-sensei mengedarkan soal.
"Good luck, Sasuke-kun.." Sakura berbisik. Semburat merah menghiasi wajah Sasuke. Aku.. dipanggil dengan embel-embel kun olehnya! Sasuke nge-fly, terbang ke langit ke-7.
You're so lucky, Sasuke.. Sasuke memuji dirinya sendiri dalam hati sambil tersenyum gila (?). Dengan secepat kilat ia mengerjakan soal-soal yang dia anggap mudah itu, sampai-sampai pen yang digunakannya pun terkejut hingga macet.
Sasuke melirik Sakura yang sibuk mengerjakan. Poninya yang jatuh dan matanya yang menatap soal sangatlah mempesona, membuatnya semakin keren. Sesekali Sakura menyibak rambutnya, membuat pipi mulus nan porselennya membuatnya makin cantik.
"Hei! Uchiha.. Kau ini.. kalau sudah selesai periksa kembali! Jangan ngeliatin Haruno-san terus! Kalau suka, bilang!" Seru Orochimaru-sensei, membuat seisi kelas meledak, beberapa orang mengambil kesempatan ini untuk menyontek. Sakura tidak menghiraukan, ia terus memperhatikan soalnya. Ino dengan kesal menatap Sakura dan Sasuke bergantian. Dasar sok cantik! Sok cari perhatian! Umpat Ino dalam hatinya.
"Yak! Kumpulkan!" Seru Orochimaru sembari melihat jam tangannya yang berwarna emas (bukan berarti dari emas). Keluhan-keluhan pun langsung terdengar.
"ArrgH! Sial! Aku bahkan hanya mengisi satu nomor!" Keluh Ino frustasi. Dilihatnya Sakura dan Sasuke hanya tertawa-tawa, Mereka pasti selesai! Pikir Ino, ia mendengus kesal, kemudian memperhatikan Tenten dan Neji yang mengobrol akrab. Hanya aku yang sedih sendiri.. Ino mengumpat, kemudian merapikan kertas coretannya yang berantakan di meja.
"Kau bisa mengerjakannya Sakura?" Tanya Sasuke ketika mereka berdua berjalan menuju atap.
"Ah! Soal itu… soalnya sama seperti yang diberikan guru lesku.. aku tentu bisa mengerjakannya. Kau sendiri bisa mengerjakannya bukan, Sasuke?" Sakura tersenyum senang.
"Tentu saja.. Tapi mungkin kau akan merebut posisiku sebagai murid terpintar nanti.."
"Mungkin.. maaf ya.."
Sasuke tertawa, "Untuk apa minta maaf.. bodoh, prestasi itu persaingan.." Sasuke kemudian memalingkan wajahnya pada Ino yang sedari tadi diam di sebelahnya, "Kau sendiri, bisa?"
"Aku? Kau tahu sendiri Sasuke, aku tidak pernah berhasil dalam pelajaran Orochimaru-sensei." Jawab Ino.
"Hahaha, memang ciri khas Ino, ya… dasar Ino.." Sasuke tertawa.
"Kau bukannya tidak bisa Ino, tapi usahamu kurang.. coba saja kau sedikit lebih berusaha lagi, pelajaran Orochimaru-sensei tidak ada apa-apanya.." Kata Sakura, kemudian Sasuke tertawa lagi. Ino hanya merengut kesal.
Mereka bertiga sampai di atap. Dilihatnya Kiba dkk sudah ada di sana. Termasuk Naruto.
"Ah.. Uzumaki-san.. maksudku.. Naruto.." Suara lembut Sakura membuat Naruto menoleh.
"Eh.. selamat siang, Haruno-san." Kata Naruto.
Sakura tertawa kecil, "Kau tidak ingat?"
Naruto menatapnya heran, "Ingat apa?"
"Kupikir kau masih ingat.. ternyata tidak." Sakura memegang leher jenjangnya, menarik sesuatu keluar dari sana. Kalung safir. "Ingat kalung ini? Kau juga mempunyainya, Naruto."
Naruto memegang lehernya, matanya terus menatap Sakura. Ia mengeluarkan kalung dari bajunya. Kalung yang bentuknya sama seperti Sakura, kalung safir. "Ahh! Kau… ternyata itu kau!" Seru Naruto senang.
"Haha.. akhirnya kau ingat juga.. siapa lagi yang warna rambutnya soft pink selain aku, Naruto?" Tanya Sakura tersenyum.
Naruto langsung berlari ke arah Sakura, dipeluknya gadis itu, "Sudah lama sekali! Astaga, aku tidak menyangka sama sekali pada awalnya."
"Akupun tidak.. tapi beginilah.."
Sasuke kesal melihatnya. Melihat Sakura membalas pelukan Naruto. Melihat wajah Sakura penuh harapan di hadapan Naruto. Melihat Mata Naruto yang sangat meyakinkan bahwa, dirinya merindukan sosok Sakura. Mereka berdua tampak serasi. Kiba dkk menyadari itu, hanya bisa diam tak ikut campur.
"Aku tidak mengerti.." Sasuke angkat bicara.
"Oh.. Maaf, Teme.." Naruto melepaskan pelukannya, "Dia, Sakura.. Sakura Haruno, sahabatku sejak kecil, bahkan sudah kuanggap adik sendiri. Kami berjanji untuk selalu bersama lewat kalung ini. Kalung safir yang indah ini, pemberian Ayahku.."
"Sudah lama sekali, sampai kau hilang tiba-tiba, Naruto!" Sakura memukul pelan kepala Naruto.
"Ya, sudah lama sekali…" Naruto tersenyum hangat.
Sakura ternyata menyukai Naruto! Seru Ino dalam hati, Baguslah! Aku punya kesempatan mendekati Sasuke-kun! "Reuni yang menyenangkan! Bagaimana kalau hari ini kita kencan ganda.. atau, Shikamaru dan Temari mau ikut? Bagaimana dengan Kiba dan Hinata?"
"Ke..kencan?" Sakura dan Naruto berteriak bersamaan, "Kami kan.. belum…"
"Kencan itu tidak harus sudah berpacaran kan! Teman juga bisa.. Bagaimana? Hari ini sepulang sekolah kita pergi ke Aquarium Konoha. Bagus 'kan? Hari ini kudengar juga pulang cepat." Kata Ino semangat.
"Aku tidak ikut.." Kiba menjawab, Shikamaru mengangguk menyetujui.
"Huft.. baiklah.. kita berempat saja.. seru kan?" Ino terlihat sangat semangat, yaa… tentu saja.. rencananya akan berhasil, menurutnya, apabila direncanakan kencan ganda.
"Bagaimana Naruto? Aku sudah lama tidak pergi ke Aquarium Konoha." Kata Sakura, "Rencana Ino boleh juga.."
"Hmm.. Kau mau, Sakura-chan?" Tanya Naruto, Sakura mengiyakan.
"Kalau begitu, aku tidak ikut!" Seru Sasuke, kemudian berbalik. Ino hendak menahan, namun Sakura menahannya lebih dulu.
"Sasuke!" Seru Sakura, kemudian membawa Sasuke menjauh dari Ino dan Naruto, "Kau bilang mau membantuku! Ikutlah, kumohon! Aku tidak mau hanya berdua!" Sakura berbisik.
"Aku tidak mau Ino ikut! Dia itu.. sejujurnya.. tidak ada bedanya dengan gadis-gadis ganas di luar sana!" Sasuke berbisik.
"Yah.. tapi kan dia sahabat kecilmu!" Sakura frustasi, kemudian ia menarik Sasuke kembali kepada Naruto dan Ino, "Sasuke mau ikut!" Serunya tiba-tiba. Sasuke hanya menghela nafas pasrah. Ino girang bukan main dalam hati. Kalau Sakura dengan Naruto, berarti.. aku… Sasuke.. KYAAA! "Baiklah! Pulang sekolah, kumpul di gerbang dulu ya."
Hari yang amat buruk bagi Uchiha Sasuke. Harus berpasangan dengan Ino dan.. harus melihat kemesraan tak langsung dari pasangan Sakura dan Naruto. Great! What the hell is today? Gerutu Sasuke. Begitu ia sangat tidak ingin bel pulang sekolah berbunyi, bel itu pun dengan tanpa dosanya berbunyi nyaring memekakkan telinga. Yah, Sasuke tergelak lesu di sebelah Sakura yang sedang merapikan barang-barangnya.
"Sudah lama aku tidak ke Aquarium konoha.. Bagaimana denganmu, Sasuke?" Tanya Sakura.
"Aku ingin sesegera mungkin bumi menelanku.." Sasuke menjawab malas.
"Nee, kenapa begitu? Menyenangkan bukan? Bukankah kau menyukai Ino?" Tanya Sakura tanpa dosa. Sasuke menatapnya dingin.
"Aku sama sekali tidak menyukainya, Sakura.. yang kusukai hanyalah ka…" Sasuke langsung membekap mulutnya, membuat Sakura penasaran, "Lupakan.." Kata Sasuke.
Sasuke dan Sakura berjalan berdua sedangkan Naruto dan Ino sudah menunggu di gerbang.
"Lama sekali, ayo pergi.." Naruto merangkul Sakura, meninggalkan Ino dan Sasuke di belakang.
"Ayo, Sasuke.." Kata Ino, kemudian mulai berjalan meninggalkan gerbang disusul oleh Sasuke.
Yak, saudara-saudara, bisa dilihat betapa hebohnya pasangan NaruSaku, sedangkan betapa sepinya pasangan SasuIno layaknya kuburan. Sakura menengok ke belakang, dan mendapati betapa cepatnya dia dan Naruto berjalan, meninggalkan Ino dan Sakura di belakangnya.
"Yamanaka-san, Sasuke, Kalian lama sekali!" Gerutu Sakura. Tangannya yang merangkul tangan Naruto membuat Sasuke kesal dan buru-buru berjalan ke samping Sakura. Kini Ino sendirian tanpa pasangan.
Haruno sialan itu! Betapa playgirlnya dia! Dasar jalang! Ino mengumpat dalam hatinya, mempercepat langkahnya kemudian kembali berjalan normal di sebeah Sasuke. Namun halangan demi halangan mencegahnya berdiri di sebelah Sasuke (contoh halangan : tiang.. orang.. blabla.) dan ia pun akhirnya berdiri di samping Naruto. Yak, kini pasangan NaruSaku menghalangi pasangan SasuIno.
"Lihat Naruto, dulu kita pernah memancing ikan itu!" Seru Sakura sambil menunjuk ke arah ikan kakap besar.
"Ahaha! Kau masih ingat ya.. ikan itu, pernah melompat ke dalam sepatumu, Saku-chan!" Naruto menunjuk ikan kecil.
Percakapan yang paling tidak mau didengar pangeran Uchiha kita, adalah percakapan memori indah NaruSaku. Ya, siapa yang mau mendengar percakapan yang membuat kita kesal, cemburu dan sedih sih? Sasuke menatap seekor ikan yang pernah dipancingnya di Danau Lie di Taman Raku Utara Konoha. Rasanya aku tidak sendirian waktu itu.. Sasuke mengingat memorinya sendiri.
"Ingat tidak, ikan itu pernah kita pancing di Danau Lie bersama anak lain? Anak yang rambutnya biru hitam itu.." Seru Naruto, mengagetkan Sasuke.
"Ahh.. itu.. iya ya.. anak itu menyenangkan sekali.. ia bisa memancing ikan itu.." Kata Sakura, "Kalau dilihat dari rambutnya, anak itu mirip Sasuke ya.."
Merasa namanya dipanggil, Sasuke menatap Naruto dan Sakura, "Jangan-jangan anak itu kau ya, Sasuke?" Tanya Naruto.
"Bukan! Tidak mungkin.." Sasuke berbohong. Ia ingat jelas, melihat Naruto, tapi ia tidak melihat Sakura. Lebih baik memori itu dipendam saja.
"Benarkah… waktu itu kau beruntung, Sakura-chan. Anak itu menolongmu yang hampir tenggelam kan?!" Kata Naruto.
"Iya, dia baik sekali yaa.. berani basah." Kata Sakura tersenyum senang.
Wajah Sasuke berubah. Jadi.. anak yang waktu itu kutolong itu.. Sakura? Sasuke memegangi bibirnya. Yah, kalian.. bisa menebak kan apa yang dilakukannya? Astaga, tidak mungkin! Untung saja aku tidak mengaku tadi! Aku tidak melihat rambut pinknya karena kotor terkena rumput dan lumpur danau! Sasuke langsung merubah raut wajahnya takut dicurigai. Ino melihatnya curiga.. gagal deh usaha Sasuke agar tidak dicurigai. Jangan-jangan anak itu benar Sasuke.. Pikir Ino. Ah.. tidak mungkin.. Ino kembali normal dari rasa kecurigaannya. Ia kembali menikmati ikan-ikan "berterbangan" di aquarium di sebelah Sasuke.
Ino terus nyerocos tanpa henti pada Sasuke. Sasuke sendiri tidak mendengarkannya. Headset tercantol di kedua telinganya, dengan mata tertuju pada Sakura yang sedang asyik mengobrol dengan Naruto.
"Nee, Naruto, aku lapar sekali, kita makan yuk.."Ajak Sakura menarik tangan Naruto ke sebuah food court. Dan ia memilih ramen.
"Sakura-chan masih ingat saja yang kusuka!" Seru Naruto girang, lalu mereka memesan 2 mangkuk ramen special.
"Sasuke, Yamanaka-san, kalian mau pesan apa?" Tanya Sakura, "Tapi kalian boleh memilih yang lain kalau kalian mau."
"Kalau begitu, aku dan Sasuke memilih yang lain saja." Kata Ino angkat bicara setelah hening yang cukup lama, "Ayo Sasuke!" Ia menarik lengan Sasuke menuju tempat lain.
"Kau jahat Naruto.." Sakura angkat bicara setelah keheningan menyelimuti mereka berdua.
"Maafkan aku Sakura-chan.." Naruto menatap mata emeraldnya dengan mata safir-nya lekat-lekat, "Aku bermaksud kembali.."
"Ya.. bahkan kau tidak mengenaliku saat aku masuk kemarin.."
"Aku benar-benar tidak menyadari kalau itu kau, maaf.."
Sakura menghela nafas, "Sudah punya pacar?" Tanya Sakura tanpa dosa.
Naruto yang sedang minum, hampir tersedak mendengar pertanyaan Sakura. Pipinya memerah, kemudian bicaranya menjadi gagap, keringat dingin mengucur deras. Berlebihan sekali, "Belum, memangnya kenapa Sakura?" Tanya Naruto.
"Haha.. tidak apa.." Kata Sakura, "Aku hanya menanyakannya… orang sepertimu seharusnya cepat laku."
"Benarkah?" Naruto tertawa, namun tawanya seperti dipaksakan, kecanggungan kembali menghantui. Naruto menatap wajah Sakura lekat-lekat. Sakura sungguh berubah, dari gayanya berpenampilan, wajahnya, rambutnya, dan lain-lain. Dari yang dulu bisa dengan mudahnya ia tindas (wow, kejam kali Naruto), sekarang sudah menjadi gadis dewasa yang disukai banyak cowok.
"Kau sendiri?" Tanya Naruto.
"Maksudmu pacar?" Sakura langsung menggeleng sambil tersenyum santai, "Aku sedang malas memikirkan cinta.."
"Masa muda kita sangat singkat… harus dimanfaatkan sebaik mungkin." Naruto tertawa, "Begitulah yang selalu dikatakan Gai-sensei."
"Ohh.. sensei rambut mangkuk itu?" Sakura tertawa kecil.
"Naruto, aku…" Sakura menegakkan badannya, dengan wajah tegas ia menatap Naruto, namun tetap berselimut kelembutan. Ia ingin melanjutkan kata-katanya, namun saat itu ia dikagetkan Sasuke dan Ino.
"Yamanaka-san memesan apa?" Tanya Sakura langsung, ia tidak ingin membicarakan apa yang ingin ia bicarakan dengan Naruto terang-terangan.
"Aku memesan Sushi Roll, Sasuke hanya memesan jus tomat." Kata Ino, "Lagipula apa enaknya jus tomat?"
"Kau tidak tahu sejarahnya.." Kata Sasuke tersenyum, "Yang pasti tidak akan kuberitahu."
Ino sangat senang, berkat pembicaraan jus tomat, ia bisa kembali seperti biasa dengan Sasuke. Tertawa, bercanda, dan akrab. Sakura tersenyum melihat keakraban mereka. Namun raut wajahnya segera berubah.
Sial! Seharusnya aku tidak minum soda! Seru Sakura dalam hati, Aku kan sedang haid… ah! Bahkan aku lupa meminum obat penambah darah! Pantas saja sedari tadi terasa pening! Hell yeah! Kekuarangan darah. Sakura merogoh tasnya, tempat biasa ia menaruh obat. Gawat! Aku lupa membawa obatnya!
"Kenapa, Sakura-chan?" Naruto menatap wajah Sakura bingung. Sakura yang sedikit terkejut langsung menggeleng.
"Ti..tidak! Hahaha.. tidak. Tidak ada apa-apa.." Sakura tersenyum namun senyum dipaksakan. Sakit nyeri haid dan pening merupakan kombinasi penyakit yang baik karena tubuh Sakura yang kekurangan darah karena malas memakan sayur ber-zat besi. Yah… Sakura memang keras kepala.
Sasuke menyadari sesuatu. Muka Sakura pucat. Warna kulit Sakura memang hampir terlihat pucat tapi tetap saja kelihatan pucat.
"Kau sakit?" Sasuke bangkit dari kursinya menghampiri Sakura.
"Heh? Tidak! Aku tidak sakit.. sedari tadi aku sehat, bukan?" Tanya Sakura riang.
"Wajahmu pucat, Sakura.." Sasuke menegaskan nada suaranya. Tanpa sadar tangannya langsung memegang dahi Sakura, mengukur panas. Yah, tahu sendiri siapa yang tidak suka perlakuan Sasuke terhadap Sakura, kan?
"Sasuke berlebihan! Aku lebih dari baik.." Kata Sakura sambil tersenyum, "Baiklah, kita sudah selesai makan, sebaiknya melanjutkan kemana?"
"Ke Game Center!" Seru Ino semangat.
"Boleh juga.. ayo kita ke Game Center..!" Sakura tersenyum riang, kemudian ia berbalik dan pergi bersama Ino menuju Game Center.
"Sakura yang menjadi riang adalah Sakura yang sakit.." Kata Sasuke. Naruto terkejut mendengar hal itu.
"Tahu dari mana?"
"Teori.. berdasarkan kenyataan bahwa dalam keadaan sehat ia tidak akan seriang itu. Seperti di kelas biasanya. Riangnya palsu.. dibuat-buat." Kata Sasuke menjabarkan teorinya.
"Kau memang perhatian.." Kata Naruto, "Seandainya aku bisa memperhatikannya sedetil itu. Tapi aku tidak bisa."
"Benarkah? Kalau begitu kau harus banyak berlatih, Dobe." Sasuke tersenyum tipis kemudian menyusul Sakura Ino yang sudah lumayan jauh.
Sasuke pulang dengan lesu. Ia membuka pintu rumahnya, mendapati Itachi kakaknya yang sedang menonton televisi. Ia pergi melewatinya begitu saja sampai ia berhenti karena panggilan kakaknya.
"Hei, Sasuke.."
"Hn?"
"Pulang malam sekali, habis dari mana kau?" Tanya Itachi.
"Bukan urusanmu.." Sasuke segera naik ke lantai atas, masuk ke dalam kamarnya yang merupakan istananya di rumah itu. Ia membuka kemejanya, lalu merebahkan badannya dan melempar kemejanya dengan asal. Lelah! Serunya dalam hatinya. Ia menatap langit-langit kamarnya, membayangkan wajah Sakura. Tersenyum, tertawa, serius, semuanya terpahat dengan sempurna di otaknya. Padahal sebelumnya ia mulai merasakan benih-benih cinta muncul di antara dirinya dan Ino, sahabatnya. Benih itu segera mati, dan tergantikan dengan benih yang lebih sempurna ketika kedatangan Sakura Haruno dalam kehidupannya yang pahit. Seorang gadis biasa, dengan wajah nan bidadarinya, mampu mengubah hidup seorang Sasuke Uchiha menjadi lebih manis.
Wajahnya begitu familiar. Aku melihatnya dimana? Sasuke bertanya-tanya. Ia pernah melihat wajah macam Sakura. Atau mungkin wajahnya pasaran? TIDAK! Tidak mungkin! Sasuke bangkit dari tempat tidurnya, kemudian melihat ponselnya menyala-nyala. Mention Twitter. Dibukanya akun Twitternya, kemudian ia membelalak melihat ponselnya.
SakuraMissCherry Thanks For Today.. SasukeUchiha NarUzuma InoBeautifulGirl.
Sasuke memilih pilihan Retweet.
SasukeUchiha Thanks For Today Too… RT SakuraMissCherry Thanks For Today.. SasukeUchiha NarUzuma InoBeautifulGirl.
Ia kembali merebahkan dirinya. Miss Cherry… Nama yang lucu… Pikir Sasuke. Hatinya berbunga-bunga. Ingin sekali ia bergangnam style di kamarnya semalaman karena menghabiskan waktu berdua saja dengan Sakura di Game Center ketika Naruto dengan berat hati harus pulang karena urusan keluarga. Ino pun harus pulang karena mesti belajar karena nilainya yang seperti not lagu nada rendah.
Aku menyukaimu, Sakura… Bukan! Bahkan aku sudah mencintaimu. Cinta mati padamu. Seru Sasuke dalam hatinya. Aku harus menyatakan perasaanku secepatnya! Sasuke meyakinkan batinnya, Tapi, bagaimana dengan perasaannya kepadaku? Bukankah ia menyukai Naruto? Shit! Damn it! Rutuk Sasuke dalam hati. Ia berharap dapat menyihir Naruto menjadi kodok dan membuat Sakura menyukainya. Kemudian melenyapkan segala penghalang cintanya dengan pedang yang sangat tajam. Kemudian ia akan… Wait.. Sasuke memukul dahinya, melenyapkan pikiran bodoh dan terlalu jauh dan terlalu muluk itu.
Sebentar lagi hari ulang tahun Konoha International School.. Batin Sasuke, Apa dia akan mengisi acara nanti? Sasuke kemudian membuka dompetnya, melihat sejenak fotonya dengan Ino. Sungguh kekanak-kanakan.. Ia tersenyum sarkastik, kemudiania mengambil foto itu dan menaruhnya di laci, kemudian menggantinya dengan foto Ia dan Sakura yang tadi di cetaknya di foto stiker. Ini baru bagus! Ia sangat bangga pada dirinya. Ia menyimpan kembali dompetnya ke dalam tas, kemudian beranjak mandi. Aroma maskulin langsung memenuhi ruangan kamarnya ketika ia selesai mandi. Dengan masih telanjang dada, ia menyiapkan buku yang harus dibawanya besok, laporan untuk acara HUT KIS, dan tak lupa.. lirik lagu yang dibuatnya untuk dinyanyikan ketika HUT KIS nanti, bersama band-nya, BackBone.
Bayangan Itachi kembali berkelebat ketika ia melihat foto stiker yang dibuatnya bersama Sakura tadi di Game Center. Kenapa Itachi? Apa hubungannya sih? Kenapa bukan Naruto? Gerutunya. Ia terdiam sesaat. Miss Cherry. Aku pernah mendengar model top yang diberi julukan Miss Cherry, masih SMP tapi sudah sukses. Ia mencoba mengingat, namun gagal. Ia sama sekali jarang menonton televisi, apalagi tentang model-model tenar masa kini. Yap, Itachi kakaknya itu selalu memonopoli televisi.
Pikirannya dipenuhi lagi oleh bayangan Itachi. Si brengsek itu.. Sasuke memegang kepalanya. Terasa pening sekali. Si brengsek itu seharusnya diusir saja dari sini. Sasuke beranjak menuju lemarinya, mengambil kaus biru tua, memakainya asal-asalan namun pasti, kemudian lagi membanting badannya ke kasur. Perlahan matanya mulai tertutup. Dan ia pun masuk ke dalam mimpinya. Mimpi indahnya ditemani sinar bulan yang menembus jendela kamarnya.
Sakura menghela nafas lelah. Kepalanya pusing bukan main. Tahu begini, aku tidak akan menyetujui Ino pergi ke Game Center! Seru Sakura dalam hatinya. Ingin sekali ia tidur, tapi ia harus menyiapkan bahan-bahan untuk rapat OSIS dalam rangka acara HUT Konoha Internasional School.
Sakura menyalakan TV-nya, kemudian membanting diri ke sofa dengan tangan memegang banyak kertas. Ia meraih remote TV kemudian menyalakannya.
"Model TOP SMP kita, yang dijuluki Miss Cherry telah mengundurkan diri dari dunia model. Kenapa? Masih belum terkuak alasannya sebab Miss Cherry sendiri telah menghilang dari Tokyo. Keluarganya pun tidak membuka mulut mengenai keberadaannya. Mereka hanya berkata bahwa Miss Cherry sang model top itu mengemban pendidikan di suatu tempat. Sayang sekali, karena kariernya sedang memuncak, dan penghasilannya mengalir bagaikan air terjun. Kami sangat mengharapkan Miss Cherry hadir karena terbukti bahwa keberhasilannya membuat remaja muda lainnya terdorong untuk sukses dalam waktu muda juga."
Suara reporter tempat biasa ia berkarir dulu terdengar asing di telinganya. Ia menghela nafas. Sudah! Sudah selesai karirku, Ms. Hann. Kata Sakura dalam hatinya. Ia mengganti channel, ia kemudian menaruh asal remote TV lalu fokus kepada berkas yang dipegangnya dari ketua OSIS, Temari-senpai.
JADWAL ACARA
Pembukaan Doa oleh seksi rohani OSIS : Yukari Minami
Pembukaan pidato oleh Kepala Sekolah : Tsunade
Pidato oleh Ketua OSIS : Temari No Sabaku
Penampilan band Infinity
Lomba..
Penampilan Band BackBone
Penampilan Piano Ino Yamanaka
Penampilan drama musikal dari kelas X-1 – X-4
…
Drama! Benar juga! Aku belum memberitahu Sasuke tentang dramanya! Sakura panik. Kelas X-4 akan menampilkan drama apa? Seharusnya dia sudah tahu! Dasar Uchiha.
Sakura segera meraih ponselnya. Ia segera mencari nomor ponsel Sasuke. Ia meneleponnya, namun tetap tidak diangkat. Tahu sendiri, sedang apa Uchiha yang satu itu kan? Terlena dalam mimpi.
Sakura dengan frustasi menaruh ponselnya asal dan segera membuka laptop biru tuanya, menancapkan modem bentuk flashdisk dari SmartFren (numpang promosi). Cari saja deh di internet!
Dimulailah malam paling sibuk bagi Sakura.
Sasuke terbangun ketika ponselnya berbunyi nyaring. Ia segera meraih ponselnya dan mematikan alarmnya. Ia bangkit, kemudian dengan malas membuka jendela kamarnya lebar-lebar, membiarkan angin pagi masuk memenuhi kamarnya. Ia mengecilkan suhu AC-nya, kemudian meraih handuk yang tergantung di gagang pintu lemarinya. Aku malas sekolah! Gerutunya sambil menguap lebar masuk ke dalam kamar mandi.
Sekitar 15 menit kemudian (mandi lama amat, kaya cewek), ia keluar dengan semerbak wangi yang maskulin. Ia segera mengambil baju dari dalam lemarinya, memakainya, kemudian mengecek semua di kamarnya aman dan damai sentosa, kecuali tempat tidurnya yang tak pernah dirapikannya. Tak lupa mengunci jendela, mengambil ponsel dan berkas-berkas OSIS yang tak sempat dibacanya kemarin malam.
Ia berjalan keluar kamar, mengunci pintu, dan turun tangga sambil terus membaca berkas OSIS-nya. Matanya terbelalak ketika mencapai tangga terakhir. Drama musical?! Serunya dalam hati. Ia langsung terhuyung lemas seakan sesuatu telah memukulnya keras.
"Kau kenapa, Sasuke?" Tanya Itachi yang tengah menonton televisi.
"Kau menonton semalaman?" Tanya Sasuke sinis, "Aku tidak sudi membayar mahal listrik."
"Tenang, aku yang membayar.." Kata Itachi, kalem. "Aku kehilangan orang yang kucintai.."
"Lalu, apa urusannya denganku?" Tanya Sasuke, "Aku tidak sudi menjadi tempat curhatanmu."
"Tenang. Singkat saja.." Kata Itachi, "Ia seorang top model SMP Tokyo. Entah sejak kapan ia menghilang, dan orangtuanya bilang bahwa putrinya itu sedang mengemban pendidikan di suatu tempat."
"Jangan-jangan…" Muka Sasuke memucat, "Top model itu yang kauhamili?!"
"Tidak! Aku sama sekali tidak menghamilinya, aku menggunakan kondom, Sasuke.." Seru Itachi, namun ia kembali kalem, "Aku menyukainya, sayang sekali ia tidak menyukaiku."
Sekilas Sasuke teringat Sakura, entah mengapa. Begitu tiba-tiba, seakan itu adalah clue untuk mengetahui siapa sebenarnya top model yang identitasnya sama sekali tidak diketahui, yang ditiduri oleh Itachi.
"Kau tidak pantas mendapatkannya, siapapun dia.." Desis Sasuke, "Ah! Manusia rendahan sepertimu, mana bisa mendapatkan cinta lagi setelah berita itu, walau klarifikasi beritanya memuaskan beberapa pihak, namun tak semua puas."
Itachi berkata sesuatu, namun tak dihiraukan Sasuke. Sasuke pergi menuju garasi, menekan sebuah tombol di dinding untuk membuka pintu garasinya, kemudian membuka pagar rumahnya. Ia masuk ke dalam mobil Porsche-nya, dan melesat menuju sekolah.
Sesampainya ia di sekolah, satu yang dicarinya adalah Sakura. Ia masuk ke dalam kelasnya, mendapati Sakura gelisah sedang duduk di bangkunya. Ketika mata mereka bertemu, dengan bersamaan mereka berseru.
"DRAMA MUSICAL?!"
"Bagaimana ini Sasuke? Kelas ini bahkan tidak tahu apa-apa tentang drama itu! Bisa-bisa Kakashi-sensei mendamprat kita karena tidak menyiapkan kelas ini!"
"Aku tidak tahu Sakura, bahkan aku sama sekali tidak tahu dan baru menyadari bahwa akan ada drama musical di acara nanti!"
Mereka berteriak bersamaan, "BAGAIMANA INI?!"
Sakura segera mengeluarkan ponselnya dan kemudian mengutak-atik ponselnya itu. Sasuke menatapnya bingung.
"Semalam aku mencari tentang drama musical.. Aku tahu ini akan aneh, alay, norak, kampungan, dan kekanak-kanakan, dan tidak sesuai dengan perikemanusiaan anak SMA, tapi tak ada lagi yang lebih mudah dari ini." Kata Sakura, memasang headset dan memakainya satu, ia menyerahkan sebelahnya lagi, lalu member isyarat kepada Sasuke untuk memakainya. Sasuke mendengarkan dengan seksama drama musical yang diputar Sakura sambil melihat layar ponsel Sakura.
"Aku tidak setuju kalau drama ini kau bilang alay, namun aku setuju kau bilang kekanak-kanakan." Kata Sasuke, "Tapi aku yakin ini akan membuat guru-guru tercengang. Terutama karena banyak yang bisa bermain musik di kelas kita."
"Benarkah?" Sakura mematikan videonya, "Kapan kita harus memperlihatkan ini? Aku sudah punya teksnya, tinggal di-copy saja."
"Mulai hari ini!" Sasuke tegas, senyumnya licik. "Aku tidak peduli mereka bakal bilang apa, tapi latihan akan dimulai hari ini!"
"Ka..kau yakin?" Tanya Sakura, Sasuke mengangguk tegas, kemudian menarik tangan Sakura, bersama-sama mereka menghadap sang wali kelas, Kakashi-sensei.
"Aku… setuju denganmu, Haruno. Lebih baik latih kelas kalian secepatnya. Drama ini akan menjadi drama terbaik sepanjang sejarah KIS!" Seru Kakashi-sensei, gila. Untung saja baru dia yang datang.
"Bagaimana kalau mereka tidak mau, Kakashi-sensei?"
"Kau harus memaksanya, Sasuke."
"Bagaimana kalau mereka keras kepala seperti batu, Kakashi-sensei?"
"Kau harus bisa melunakkan mereka, Haruno."
"BAGAIMANA KALAU MEREKA TIDAK MAU BERLATIH?" Sakura dan Sasuke bertanya bersamaan.
Kakashi berdiri tegap, dengan gaya sok jagoannya, "Biar aku yang memaksa mereka!" Tampangnya benar-benar seperti seekor kerbau liar siap menyeruduk siapapun yang menghalanginya. Sasuke bergidik ngeri. Sakura tidak mengedipkan matanya melihat guru itu bergaya seperti mau menjadi Hulk.
"Aku serahkan segala urusan drama padamu, Sakura, Sasuke." Kata Kakashi, "Kalau soal murid, biar aku yang tangani."
"Siap!" Sasuke dan Sakura segera pergi meninggalkan ruang guru, takut Kakashi-sensei benar-benar berubah menjadi Hulk.
Sasuke dan Sakura kembali ke kelasnya, dimana para murid sudah banyak yang datang, hampir semuanya sudah datang, tak terkecuali Ino. Sasuke mengambil spidol, menulis besar-besar di papan tentang latihan dan drama.
"Drama musical? Buat seperti High School Musical saja!" Seru seorang cewek.
"Ah membosankan!" Cowok-cowok mengeluh.
"Tapi, kalau drama musical ini, tidak semua akan ikut.." Kata Sakura.
"Memang seharusnya begitu!" Sasuke berbisik, "Mana mungkin mereka semua ikut. Temari-senpai kan bilang kelas diwakili berapa murid saja untuk drama ini. Kau tidak dengar?"
"Temari berkata sebaliknya, bodoh! Mereka semua harus berpartisipasi.. Ah, mereka bisa jadi kelompok paduan suara di belakang sana untuk awalan dan akhiran, beberapa cowok bisa ikut paduan, dan cowok lainnya menyiapkan panggung kita nanti yang ribetnya luar biasa." Sakura menegaskan, dibalas anggukan Sasuke sebagai tanda setuju.
"Baik, drama musical ini untuk mengisi acara HUT KIS nanti.." Kata Sasuke dengan suara lantangnya, "Aku sudah menentukan dramanya, bersama Sakura tentunya. Latihan nanti akan kita pergunakan untuk mendengarkan drama tersebut, kemudian memilih peserta yang akan ikut. Mengerti?" Sasuke memalingkan wajahnya ke arah Sakura, "Kau saja yang menjadi peran utamanya."
"Heh? Aku? Kenapa harus aku? Halo, peran utamanya harus dikuncir dua berambut panjang. Kenapa tidak Ino?" Tanya Sakura.
"Kenapa harus Ino? Kau sendiri berambut panjang, kan?" Sasuke balik bertanya.
"Kau menjadi si Happy Singer.." Kata Sakura sambil melihat teks, "Suara beratmu cocok untuk peran itu.."
"Hah? Aku tidak mau!" Seru Sasuke.
"Jangan bawel! Tidak ada yang lain, dari suaranya saja, kau sudah pantas, tidak ada lagi yang lain. Belum lagi mungkin latihan nanti kita harus menyertakan Shizune-sensei, ia kan guru les vocal dan musik. Biar adil."
"Baiklah… nanti biar kupanggil. Dia guru yang baik, dia pasti mau." Kata Sasuke. Tak lama kemudian bel berbunyi nyaring, mereka semua segera duduk di kursi masing-masing, kemudian mengeluarkan buku yang diperlukan.
"Aku yakin kau menjadi Happy Singer." Kata Sakura.
"Aku lebih yakin lagi kau akan menjadi si Alice." Balas Sasuke.
"Tenten akan menjadi Crazy Tea Time and Hatter."
"Naruto menjadi Busy Rabbit."
"Siapa yang menjadi Invisible Cat?"
"Itu sulit."
Sasuke sangat menunggu bel pulang. Tentu saja, ia akan menghabiskan banyak waktu sebagai anggota OSIS bersama Sakura, cinta pertamanya. Mereka berdua akan menjadi koordinator kelas mereka untuk drama. Yah, satu hal yang tidak baru bagi Sakura, namun ini sangat baru bagi Sasuke yang tak tahu menahu soal musik. Ia menatap Sakura yang sedang menulis, Rambut Alice yang seharusnya memang sewarna dengan Ino, tapi menurutku yang pantas menjadi Alice adalah kau, Sakura. Sebab ini tidak menyangkut kemiripan dengan Alice namun bagaimana kau menyanyikan dan menghayatinya. Ino paling payah dalam hal ini, sebaiknya ia tidak usah tampil atau aku akan didamprat Kakashi karena tidak memuaskan, pikir Sasuke sambil membayangkan drama akan kacau bila Ino menjadi peran utama.
Sasuke-kun! Tolong pilih aku menjadi peran utama! Ino memohon sambil menatap Sasuke, seakan ingin mengirim telepati. Dan pastikan kau menjadi peran utama kedua setelah aku, kita bersama-sama! Ino memohon dengan sangat. Ia tidak bisa membayangkan betapa sakit hati dirinya kalau tidak ikut bermain bersama Sasuke cinta pertamanya itu. Aku cocok sekali menjadi Alice, tinggal mengikat rambutku menjadi dua, dan memakai baju maid putih dan biru langit, jadilah Alice! Ah, aku pasti terpilih.
Aku kan lebih baik menjadi Red Queen, pikir Sakura, Memainkan peran antagonis lebih mudah! Aaaah! Tak bisa kubayangkan aku harus menyanyi nada tinggi lagi setelah… Sakura menghentikan pikirannya, ia murung. Setelah… itu. Ia melanjutkan kata-kata dalam pikirannya. Tak bisa dibayangkan betapa pahit masa lalunya. Terlalu pahit untuk ditelan, padahal sebelumnya manis sekali. Red Queen lebih baik untukku! Atau bahkan aku memilih menjadi paduan suara untuk lagu awal dan akhirnya. Sasuke memang bodoh! Ino kan lebih baik.. suara bicaranya bagus.. pasti ia bisa nada tinggi Alice yang.. err… yang bisa memutus pita suara.
Yak, tiap murid memikirkan peran yang akan mereka capai nanti. Ino yang ingin menjadi peran utama, Sasuke yang ingin Sakura menjadi peran utama, Sakura yang ingin menjadi peran antagonis atau bahkan tidak main sama sekali, dan masih banyak lagi. Mereka semua tidak sabar. Drama memang menarik perhatian orang-orang.
Tiga jam pelajaran terlewatkan, dan mereka istirahat. Sasuke menyuruh mereka merahasiakan rencana mereka. Drama musical yang diambil Sakura memang tak begitu terkenal, namun bila diketahui kelas lain, kemungkinan besar mereka akan mengikuti, dan kelas X-4 yang akan dikatakan plagiat. Apalagi mereka kelas yang terakhir tampil. Bahaya sekali!
"Sudah bicara dengan Shizune-sensei?" Tanya Sakura pada Sasuke.
"Sudah, ia bilang dengan senang hati ia akan mendampingi kita."
"Dia memang baik.."
"Kau sudah meng-copy teksnya?" Tanya Sasuke.
Sakura mengangguk, "Sudah, tadi aku pergi ke toko alat tulis KIS."
"Kau tahu tempatnya?" Sasuke terkejut, "Padahal aku belum memberitahu."
"Itulah hebatnya petualang sejati," Seru Sakura membanggakan diri.
Mereka tertawa terbahak-bahak, membuat semua orang di kelas menoleh ke arah dua orang gila di pojokan yang sedang makan. Mereka berdua hampir tersedak makanan sendiri. Ino menatap mereka berdua tak suka.
"Mereka selalu berdua, menyebalkan.. Haruno sialan itu telah membuat Sasuke melupakan diriku, bahkan aku belum mengobrol sepatah katapun dengan Sasuke hari ini.." Gerutu Ino kepada Tenten.
"Kalau mereka jodoh, kita tidak bisa berbuat apa-apa.." Kata Tenten.
"Akulah jodoh Sasuke!" Seru Ino, "Pasti begitu."
"Belum tentu sahabat kecil yang sudah 15 tahun berteman bisa menjadi sepasang kekasih, Ino-chan.." Kata Tenten, "Sudahlah, kau ini.. egois sekali. Sebenarnya kau sungguh-sungguh menyukainya atau tidak sih?"
"Aku sungguh-sungguh menyukai Sasuke-kun!"
"Kalau begitu, bersikaplah dewasa!" Tenten ikut terbawa emosi, kemudian ia menenangkan diri. Untungnya teriakan mereka tidak didengar yang lain, "Kau.. terlalu kekanak-kanakan, Yamanaka! Kalau kau sungguh-sungguh mencintainya, biarlah dia bahagia. Kalau kau terus begitu, namanya EGOIS. Apa perlu aku eja? E-G-O-I-S. Kau benar-benar manusia ter-egois yang pernah kutemui. Kau hanya mementingkan kebahagiaanmu! Bahkan kebahagiaan orang yang kau suka kau abaikan begitu saja"
Tenten segera membereskan bekalnya, kemudian bangkir berdiri, "Terserah kau sajalah, Yamanaka bodoh. Aku tidak peduli lagi.. Yamanaka memang seharusnya di-cap sebagai keluarga ter-egois! Bah, mereka semua hanyalah anjing-anjing yang lapar akan kebahagiaan sendiri sehingga tidak mementingkan orang lain!" Tenten segera pergi setelah mengucapkan kata-kata tajam nan merdu itu.
"Brengsek kau Tenten! Sahabat macam apa kau ini?!" Seru Ino emosi. Ia melihat Tenten yang pergi menjauhinya, dan sekarang ia bahkan tidak punya sahabat lagi, selain Sasuke, yang kini direbut Sakura, dan Tenten yang kini tidak lagi berpihak padanya. Dilihatnya lagi Tenten yang mendatangi Sakura dan Sasuke. Sakura dan Sasuke, yang tak tahu menahu soal pertengkaran Ino dan Tenten.
Haruno brengsek itu, merebut Sasuke! Sekarang merebut Tenten! Benar-benar harus kutumpas dari bumi! Bah, dasar jalang! Umpat Ino dalam hatinya. Ia membereskan kotak bekalnya, kemudian memasukannya asal ke dalam tas dan pergi meninggalkan kelas.
"Halo, Haruno-san!" Seru Tenten dengan senyum manisnya, senyum alami yang penuh kehangatan persahabatan, yang tak pernah diperlihatkannya pada Ino.
"Halo, Tenten-san.." Kata Sakura, "Panggil saja aku, Sakura." Ia tersenyum manis sekali.
"Boleh aku bergabung dengan kalian?" Tanya Tenten.
"Kenapa tidak dengan Ino?" Tanya Sasuke.
"Aku sudah malas dengan keegoisannya." Kata Tenten, "Aku ingin mencari suasana baru juga. Aku jarang sekali mengobrol dengan Sakura."
"Boleh, silahkan saja.." Sakura menyambutnya hangat. Tenten senang sekali, karena Ino sebaik apapun tidak pernah sebaik Sakura. Kau pantas kalah dari Sakura, Ino brengsek! Umpatnya dalam hati.
"Kau harus berhati-hati, Sakura-chan!" Bisik Tenten di sebelah Sakura.
"Memangnya ada apa, Tenten-san?" Tanya Sakura.
"Aku akan menceritakannya pulang nanti, ketika latihan drama selesai, oke? Kebetulan rumahku searah dengan rumahmu." Kata Tenten.
"Uhmm.. baiklah.. Kutunggu ya." Kata Sakura tersenyum lagi.
Aku akan membeberkan segala keluhmu kepadaku, Ino! Ya.. aku akan berusaha Sasuke mendengarnya juga. Dengan begitu, kau akan dibenci Ino! Ah, karena kau, aku jadi pendendam. Pikir Tenten, Aku sangat mendukung Sasuke dengan Sakura, Ino. Kupikir mereka lebih cocok dibandingkan kau dengan Sasuke. Maaf ya.. persahabatan kita sudah berakhir.
Semua murid terlihat begitu antusias. Proyektor disiapkan, akan dihubungkan dengan ponsel Sakura. Sasuke tiba dengan Shizune-sensei. Mereka semua memastikan semua murid sudah pulang, atau memastikan semua gorden mereka tertutup dan pintu mereka terkunci.
"Ini adalah drama musikal yang menurutku paling mudah dipelajari karena kita tidak punya banyak waktu untuk berlatih.." Kata Sakura, "Silahkan dinikmati."
Ia menekan pilihan Play di ponselnya, dan dimulailah drama tersebut. Semua murid memperhatikan dengan seksama. Sesekali mereka bersenandung ria. Shizune-sensei pun turut menikmatinya. Semakin lama mereka terlihat semakin serius memperhatikannya. Dan sekitar 15 menit kemudian, drama tersebut habis.
"Dramanya sepertinya seru.."
"Biasanya kan menampilkan Cinderella ataupun Snow White. Kudengar kelas X-2 menampilkan Cinderella."
"Kelas X-1 menampilkan Red Riding Hood."
"Kelas X-3 menampilkan Snow White, seperti yang kau katakan."
"Kita memang beda! Kita yang terbaik!"
Sakura senang mendengar apresiasi positif dari murid-murid kelas mereka. Ia sangat bersyukur dipertemukan dengan drama musikal itu.
"Bagus sekali drama yang kau pilih, Sakura-chan, kau sudah membagikan teks-nya kan?" Tanya Shizune-sensei.
"Tentu sudah, sekarang, sesuai jadwal, diadakan pemilihan peserta, Shizune-sensei. Saya mengharapkan yang terbaik yang terpilih." Kata Sakura.
"Kau dan Sasuke juga ikut, bukan?" Tanya Shizune-sensei lagi, "Semua harus ikut.."
"Eh.. itu.. Ano…" Sakura speechless.
"Yaa! Sakura dan aku juga ikut.." Sasuke langsung angkat bicara, Sakura terkejut bukan main.
"Baguslah! Sekarang, kita adakan pemilihannya." Kata Shizune-sensei.
Pertama-tama, mereka akan ditanya mengenai peran yang ingin mereka mainkan. Satu orang boleh memilih dua atau lebih peran, namun perannya nanti akan ditentukan oleh seberapa baik orang itu memerankan peran A atau peran B. Yah, berlangsung cukup lama. Mereka semua menampilkan yang terbaik. Shizune-sensei pun, walaupun sudah sore dan ia tidak biasa pulang sore, tetap menikmati. Kehangatan senyumnya menghibur semua orang sehingga mereka semua tak menghiraukan kelelahan mereka dan hari yang sudah mulai sore.
"Sudah cukup, aku telah menyusun data-datanya. Aku akan membacakannya." Suara lembut Shizune mengheningkan kelas. Mereka semua duduk di kursi masing-masing, kecuali Sakura dan Sasuke yang berdiri di samping Shizune-sensei."
"Kaito, Yukari, Minami, Chiwakki, Saionji, Yuuto, Mia dan Mai bersaudara, Kuro, Naito, Sasa, dan Sasaki, kalian akan masuk menjadi paduan suara pembuka dan penutup. Khusus untuk penutup, kalian semua akan bernyanyi bersama pemeran inti. Kalian juga bernyanyi ketika adegan Alice yang bertemu Red Queen, tahu 'kan?" Yang namanya disebut Shizune-sensei mengeluh, namun mereka tetap senang mereka dipilih untuk pembuka dan penutup serta pertengahan hampir penutup.
"Kazuto, Kazuya, Kaizaki, Akira, Natsuno, Natsume, kalian akan berurusan dengan panggung, dibantu oleh Ai, Shino, Shiho dan Karen. Dan juga beberapa pengurus sekolah, kalian tidak akan kerja sendirian begitu saja." Kata Shizune. Mereka ber"oh" ria tanda kecewa, namun mereka tetap semangat karena berperan penting dalam latar drama, Shizune memang pandai mengambil hati orang dengan kata-kata.
"Baiklah, ini adalah peran intinya. Dengarkan baik-baik." Shizune memperbaiki kertasnya yang berantakan di tangannya, " Pemeran Alice, adalah…" Ia terhenti sejenak, melihat banyak orang yang sangat gugup dan penasarna, "Pemeran Alice adalah… Sakura Haruno."
Sakura kaget sekali namanya dipanggil. Ia terhuyung, punggungnya menabrak papan tulis, "A..Aku? Alice?" Raut wajahnya amat tak bisa ditebak.
"Tentu saja, Sakura, siapa lagi.. Suaramu tinggi, merdu, bagus.. sesuai dengan Alice yang polos dan tak tahu apa-apa di Musicland, bukan?" Shizune meyakinkan.
Haruno lagi Haruno lagi! Sialan anak itu! Gumam Ino.
"Ti..tidaaak! Aku tidak usah jadi pemeran utama seperti itu.. Ah! Yamanaka-san lebih cocok menjadi pemeran utama daripada aku.. kalau boleh, aku menjadi Invisible Cat saja!" Seru Sakura.
"Eh? Mana Yamanaka.." Shizune mencari Ino. Ino segera mengacungkan tangannya senang.
"Kamu mau menjadi pemeran utama?" Tanya Shizune.
"Mau!" Seru Ino semangat.
Tidak.. tidak.. Ino sama sekali tidak bisa apa-apa, Shizune-sensei! Teriak Sasuke dalam hatinya.
"Baiklah, Sakura, kau menjadi Invisible Cat ya.." Kata Shizune melanjutkan, "Yang menjadi Happy Singer adalah Sasuke Uchiha."
"Hah?! Aku? Aku lebih baik menjadi penata panggung saja!" Seru Sasuke.
"Kita main bersama-sama saja, Sasuke!" Seru Ino, "Pasti seru!" Karena ada adegan kami berdekatan dan berpegangan tangan di video tadi! Ino menambahkan dalam hati.
"Tidak bisa, Sasuke. Suaramu pas sekali dengan Happy Singer.. tidak bisa digantikan lagi.." Kata Shizune, melihat Sasuke pasrah, ia melanjutkan, "The Hatters, Ruuka.. Red Queen-nya, Tenten."
Sakura menghela nafas lega setelah dirinya benar-benar tidak memerankan peran utama. Tidak boleh sampai memerankan peran utama.. gawat kalau masuk TV.. bisa-bisaa.. kejadian itu.. keberadaanku.. aah! segalanya terkuak! Seru Sakura dalam hatinya. Ia sebagai Invisible Cat tidak akan terlalu terlihat karena latarnya malam, terlebih ia akan memakai baju serba hitam ungu nanti. Yang akan banyak disorot adalah si pemeran utama, pasti.
"Terima kasih, Haruno.. aku memang ingin sekali peran utama." Kata Ino, sambil tersenyum, namun senyum paksa dan licik, kemudian pergi begitu saja.
"Huh.. pemeran utama saja sombongnya selangit.." Kata Tenten di sebelah Sakura, "Harusnya tidak kau tolak peran utama itu, Sakura-chan!"
"Ma..maaf.. hehe.. aku tidak mau jadi pusat perhatian." Kata Sakura, tersenyum bersalah, "Tenten enak sekali.. jadi peran antagonis.. aku kepengin.."
"Kau lebih cocok peran protagonist, Sakura. Oh ya, Sasuke mana? Kita bertiga harus pulang sama-sama!" Seru Tenten semangat.
"Memangnya kenapa harus pulang sama-sama?" Tanya Sakura.
"Ia juga perlu tahu apa yang nanti aku kuberitahu padamu, Sakura-chan.." Kata Tenten, "Ah, itu dia! Hei, Uchiha!"
Sasuke merasa dirinya terpanggil, kemudian menengok ke sumber suara. Tenten dan Sakura menatapnya sambuil tersenyum penuh arti. Sasuke membalas senyum, kemudian segera menghampiri mereka.
"Ada apa?" Tanya Sasuke.
"Kita mesti, wajib, kudu, harus pulang bersama-sama!" Kata Tenten, "Aku ingin menceritakan sesuatu!"
"Kalau ceritanya tidak panjang, lebih baik kita ke KFC sebentar.." Kata Sasuke, Sakura mengangguk tanda setuju.
"Baiklah.. ayo!"
"Jadi apa yang mau kauceritakan, Ten?" Tanya Sasuke.
"Ini semua, soal Ino." Kata Tenten, "Aku akan menceritakannya. Kalau kalian tidak percaya, aku punya banyak bukti."
"Mulai saja, jangan bertele-tele." Kata Sasuke sambil melahap spageti-nya.
"Begini.. Sasuke, sebelum Sakura-chan masuk KIS, kalian berdua dekat sekali, kan? Sampai pernah disangka berpacaran. Ino menyukaimu, sejak SMP kelas 8, ia selalu curhat padaku tentangmu. Ia begitu percaya diri, kau menyukainya juga."
Aku sempat menyukainya, tapi… sama sekali bukan rasa suka sebenarnya.. Pikir Sasuke.
" –Namun sejak kedatangan Sakura-chan, kalian menjadi renggang bukan? Ino marah sekali terhadap Sakura, bahkan ia sepertinya akan berbuat sesuatu kepada Sakura. Ia sangat menyukaimu, Sasuke, sehingga ia tidak terima kau menyukai Sakura padahal kalian sudah 15 tahun bersama. Maka dari itu, berhati-hatilah, Sakura-chan, Sasuke.. Kalian tahu kan, bagaimana kalau Ino brengsek itu sudah melaporkan ketidaksukaannya terhadap seseorang. Orang tuanya pasti sangat memanjakannya, karena Ino nekat sekali. Sekali permintaannya tidak dituruti, ia akan bunuh diri. Nekat sekali bukan? Tapi tidak mungkin."
"Kenapa tidak? Waktu itu dia mau bunuh di…"
" –Semuanya hanya sandiwara, Sasuke!" Seru Tenten, "Dari minum racun tikus waktu itu sampai sekarang, semuanya sandiwara. Ia tidak benar-benar meminumnya, itu hanya botol kaca yang dibelinya di tempat kaca, kemudian ia menempelkan stiker racun tikus dan mengisinya dengan teh hitam. Selesai! Bahkan yang narkoba itu, hanyalah tepung! Astaga, bodoh sekali yang percaya."
"Tidak mungkin! Ino membohongiku juga artinya!" Seru Sasuke. Sasuke percaya? Berarti bodoh.
"Ya.. Ia sudah sangat kesal terhadap Sakura-chan. Ah! Benar-benar. Orangtuanya akan bertindak, mau tidak mau, pasti. Dan Sakura-chan harus benar-benar berhati-hati. Aku yakin Sasuke tidak akan kenapa-kenapa, karena Sasuke adalah orang yang dicintai Ino. Tapi, Sasuke. Kau juga harus berhati-hati. Ino bisa saja mengancammu –walaupun kau orang yang disukainya– ataupun melakukan hal buruk."
"Kau sendiri bagaimana, Tenten-chan?!" Seru Sakura, "Aku sangat menghargai kekhawatiranmu dan terima kasih atas kebaikanmu memberitahu semuanya, tetapi kau sendiri juga akan dalam bahaya, bukan?!"
"Entahlah.." Tenten merenung, "Kita bertiga harus berhati-hati. Menghadapi Ino sama seperti kau menunggu seekor ayam bicara padamu dengan berbagai bahasa manusia. Ino keras kepala, manja.. dan yaah, kau tahu.. ia tidak ingin mengotori tangannya sendiri. Ia akan menyuruh pesuruhnya, atau pelayannya, bahkan menyewa pembunuh bayaran pun masuk dalam daftar."
"Menyeramkan!" Seru Sasuke, "Aku tidak pernah mengetahui itu! Ino selalu melarangku bermain di rumahnya. Kupikir ia orang yang baik, ternyata…"
"Ternyata dia sejahat iblis, bukan?" Tenten melanjutkan, "Dan.. Aku ingin bicara padamu, Sakura."
"Apa?" Tanya Sakura.
"Ino pernah menyuruhku mencari tahu tentang dirimu.." Kata Tenten. Sakura mulai panik, "Kau.. kau adalah model top yang menghilang dari Tokyo, kan?"
Sasuke terkejut setengah mati, dirinya menatap Sakura yang juga sama terkejutnya, bahkan lebih terkejut dari tikus yang terkejut-kejut. "Apa benar? Kalau memang benar, aku tidak akan membeberkannya kepada siapa saja. Tidak hanya janji, tapi aku bersumpah.. Maksudku, kami berdua bersumpah!" Seru Tenten.
Sakura terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawab. Akhirnya, Sakura menghela nafas, mengangguk. Yang paling kaget adalah, Sasuke. Dia..!
"Tenang. Singkat saja.." Kata Itachi, "Ia seorang top model SMP Tokyo. Entah sejak kapan ia menghilang, dan orangtuanya bilang bahwa putrinya itu sedang mengemban pendidikan di suatu tempat."
"Jangan-jangan…" Muka Sasuke memucat, "Top model itu yang kauhamili?!"
"Tidak! Aku sama sekali tidak menghamilinya, aku menggunakan kondom, Sasuke.." Seru Itachi, namun ia kembali kalem, "Aku menyukainya, sayang sekali ia tidak menyukaiku."
Tidak mungkin! Sasuke menghilangkan flashback kata-kata Itachi, Tidak mungkin.. Sakura..!
"Tolong jangan beritahu siapapun!" Seru Sakura. Pipi porselennya dibasahi air mata, membuat Tenten merasa bersalah.
"Aku tidak akan memberitahukan siapapun, Saku-chan!" Seru Tenten, "Maaf aku bertanya begitu."
Sakura tersenyum, memegang pundak Tenten, "Tidak apa-apa, Tenten-chan. Aku berterimakasih sekali kepada Tenten-chan karena mau memberitahukanku tentang Yamanaka-san dan mau menjaga rahasiaku." Tenten membalas senyum Sakura, mengangguk mantap. Sakura memang gadis yang baik.. Pikir Tenten.
"Oh ya, besok kita harus berlatih lagi. Shizune-sensei yang bilang." Kata Sakura, "Invisible Cat tidak terlalu rumit, Tenten-chan Red Queen kan?"
"Iyaa.. Dan Sasuke adalah Happy Singer. Cocok sekali.." Seru Tenten, dan mereka berdua tertawa minus Sasuke.
"Berisik!" Kata Sasuke, "Besok Shizune-sensei akan mendengarkan suara kira masing-masing. Kalau soal suara, Ino memang bersuara tinggi. Tapi kalau sudah urusan melakoni, aku yakin Shizune-sensei menyesal telah memberikan peran utama pada Ino."
"Tajam sekali bicaramu, Sasuke." Kata Tenten, "Memang benar sih, Ino tidak bisa apa-apa soal drama."
"Kita lihat saja besok.."
To Be Continued
Maaf yaa kalau jeleek..
maklum masih amatiran.. hiks..
maaf para senpai yang kecewa berat atau para readers lainnya yang kecewa ngeliat fic saya..
oh yaa. disini drama musikal yang dimaksud itu Alice in Musicland-nya Vocaloid.. lucu lho.. hehe.. ntar saya kasih lyriicnya.. (emang ada yang minta ya?)
Read and Review pleasee
supaya saaya lebih maju.. kritik ttg apapun, kritik detail dicari!
