Instinct
Rate: T+
Pairing: Asa(jr)Iso, Karunagi, very slight MeguYada
Warning: ABO Universe! Mention of M-preg!
By SayurTumis
Beta'ed by the super awesome Gugigi Desu
Don't like, don't read.
Assassination Classroom belongs to Yusei Matsui.
Isogai Yuuma sangat mengerti norma-norma yang berlaku di masyarakat sekarang.
Isogai lahir di tengah-tengah keluarga Beta, golongan gender netral dari tiga gender yang ada di dunia. Beta tidak seagresif Alpha dan tidak sesubmisif Omega, membuat mereka menjadi golongan yang lebih terkendali. Terkadang Beta bertugas sebagai penengah antara Alpha dan Omega. Jumlah Beta mencapai lima puluh persen dari populasi dunia, dengan empat puluh persen lainnya adalah Alpha dan sisanya Omega.
Kemungkinan besar penyebab sedikitnya Omega dikarenakan Perang Dunia Pertama dan Kedua. Dimana Omega yang cenderung memiliki sistem imun (baik mental maupun fisik) rendah membuat mereka rentan terbunuh atau sakit dalam berbagai kondisi. Pada masa itu, seluruh tenaga medis dikerahkan untuk perang, sedikit digunakan untuk masyarakat. Jadi, ketika ada wabah atau serangan bom, Omega selalu menjadi kelompok pertama yang mati.
Setelah perang, tiap negara mencatat Omega yang telah menunjukkan statusnya untuk mengontrol kritisnya populasi mereka. Omega dilarang untuk ikut militer, itu adalah salah satu aturan dari sekian banyak Undang-Undang yang ditetapkan. Tentu ada pengecualian sesekali, tapi jumlahnya tidak pernah lebih dari jumlah jari satu tangan dalam satu dekade.
Kedua orangtua Isogai adalah Beta. Ayahnya meninggal saat ia baru menginjak bangku SMP, memaksa pemuda berambut jelaga tersebut banting tulang demi menghidupi ibu dan adik-adiknya.
Isogai memiliki tubuh seorang Beta, dengan tinggi rata-rata meski agak kurus. Sahabat masa kecilnya, Maehara juga seorang Beta.
Kamu bisa mengecek golonganmu dengan tes darah di rumah sakit. Tapi itu berarti Isogai harus keluar uang. Jadi, mengenai status biologisnya ia tidak pernah ambil pusing, mengingat besar kemungkinan ia akan menjadi Beta.
Ia menjalani kehidupan seperti biasa, bersekolah, bekerja paruh waktu, lalu pulang ke rumah. Satu persatu teman-teman Isogai juga mulai menunjukkan statusnya.
Megu seorang Alpha. Tidak ada yang kaget, kebanyakan Alpha perempuan memang memiliki tubuh tinggi dan postur tegap, orang-orang juga bisa merasakan aura superior darinya. Megu merasa malu sebenarnya, ia tidak pernah menyangka akan menjadi seorang Alpha.
Nagisa tentu saja seorang Omega, semua orang tahu itu saat pertama kali melihat postur tubuh mungil dan feminimnya, sosok ideal seorang Omega.
Ketika Aguri Yukimura berhenti mengajar dan digantikan oleh sosok alien gurita kuning, Isogai dipanggil ke ruang guru.
"Ah, duduklah Isogai-kun." Koro-sensei menarik kursi dan memberi gestur untuk duduk. Isogai menaikkan alisnya, tapi ia tetap patuh pada wali kelas barunya dan duduk.
"Sensei punya sedikit camilan dan teh, semoga kau suka." Koro-sensei menaruh sepiring kue dan segelas teh hangat. Bau manis langsung memenuhi indera penciuman Isogai, matanya berbinar, ia suka ditawari makanan gratis, tapi Isogai tidak tergiur kali ini.
Isogai tahu perilaku Koro-sensei merupakan tindakan khas seorang Alpha pada Omega, terlebih jika sang Alpha lebih tua dari sang Omega. Ini bukan kewajiban, melainkan estetika. Alpha akan dicap kurang ajar oleh masyarakat jika berperilaku tidak pantas pada seorang Omega. Sebaliknya Omega selalu diharapkan untuk bersikap lemah lembut dan patuh. Pandangan umum ini sudah tertanam pada tiap orang. Dunia modern tidak lagi terlalu memusingkannya, tiap orang berbeda, kau tidak bisa mengharapkan hal yang sama pada semua orang. Omega bisa saja sekuat dan sehebat Alpha, sudah banyak contohnya.
Mungkin karena Koro-sensei juga seorang Alpha, ia terbawa kebiasaan.
"Isogai-kun, kau tahu kenapa aku memanggilmu kesini?" Koro-sensei duduk di depan Isogai, melipat 'tangannya' di pangkuan.
"Tidak." Isogai menggeleng, ia benar-benar tidak tahu.
"Apakah kau pernah tes ABO?"
Isogai langsung merasakan firasat buruk. "T-tidak. Apa hubungannya denganku?"
"Kau tahu status biologismu, Isogai-kun?"
Isogai berpikir keras, sejauh yang ia tahu ia adalah Beta. Ia bisa memimpin teman-teman sekelasnya dengan penuh percaya diri layaknya seorang Alpha dan juga tidak terlihat rapuh seperti Omega. Tapi ia tidak pernah menggunakan superioritas pada orang lain dan tidak agresif, ada juga saat ketika Alpha atau Beta berbicara dengannya maka ia hanya akan mendengarkan. Lepas dari itu, Isogai yakin hanya status Beta-lah yang cocok dengannya.
"Kemungkinan besar aku seorang Beta." Isogai menatap lurus wali kelasnya, ia tidak lagi yakin sekarang.
"Hm ... Isogai-kun, aku memiliki penciuman yang tajam, aku bisa tahu status biologis kalian di hari pertama aku mengajar."
"Jadi ... aku ini apa?" Isogai merasa konyol, pertanyaan kedengarannya bodoh sekali. Bagaimana bisa ia tidak tahu keadaan diri sendiri? Kalau dipikir, Isogai memang tidak terlalu memperhatikan perkembangan tubuhnya.
"Sensei ada ABO testbox ." Koro-sensei mengeluarkan kotak putih dari balik jaketnya dan meletakkannya di depan Isogai. . Di dalamnya ada kain kapas tipis dibingkai wadah plastik dengan jarum kecil. "Lukai sedikit saja jarimu dan teteskan darahmu di atas kainnya, jika tetap bewarna merah berarti Alpha, abu-abu Beta, dan biru Omega."
Isogai meraih jarumnya, memandang Koro-sensei, dimana tatapannya dibalas dengan anggukan keyakinan.
Setetes darah meluncur dari jari tengah Isogai ke kapas, mewarnainya merah. Koro-sensei membungkus jari Isogai dengan pembalut luka ketika pemuda berambut jelaga tersebut masih menunggu testbox didepannya bereaksi.
Perlahan merah berubah gelap, mencoreng status Alpha untuk Isogai.
Isogai tidak bisa tenang, jantungnya berdetak kencang. Butuh waktu beberapa menit untuk testbox ABO benar-benar bekerja. Sejujurnya, ia berharap tidak akan menjadi Omega, bukan berarti ia tidak suka, hanya saja Omega butuh perawatan dan perhatian khusus untuk saat-saat tertentu. Hal ini bisa menghambat aktivitas mereka dan terkadang menyebabkan masalah. Kebanyakan restoran dan cafe menyeleksi ketat Omega yang akan bekerja, Omega yang dirasa tidak bisa mengurus dirinya tidak akan diterima.
Isogai menahan nafas ketika hitam menjadi abu-abu ...
... lalu biru.
Isogai menunggu selama beberapa menit, kain kapas tetap bewarna biru cerah, tidak ada lagi jejak kemerahan ataupun keabuan. Koro-sensei dengan sabar tetap duduk tenang, tidak mengganggu muridnya tersebut menerima kenyataan.
Isogai Yuuma, adalah seorang Omega.
ABO
Sayu: Awalnya pair utama fic ini adalah Karunagi, dengan role Isogai dan Nagisa ditukar. Setelah dipikir-pikir, cerita gak bakal beda jauh dengan canon kalau Nagisa tokoh utamanya. Akhirnya diputuskan Isogai dan Asa(jr)Iso adalah main character dan pair di fic ini, point of view juga banyak dari mas ikemen. Supaya banyak tantangan, hehe ... ;)
Ini juga fanfic pertama yang saya publish, ABO pula (nekatnya haduh, ... hahaha), saya sebetulnya silent reader dari dulu, ada beberapa fic, mungkin bakal diupload nanti .
Ah ya, untuk informasi seputar ABO silakan ke link berikut (Warning! Slight NSFW):
fanlorew w/wiki/Alpha/Beta/Omega (hilangkan huruf 'w')
Kalau ada pertanyaan lebih jauh silakan tanya di kotak review, saya usahakan menjawabnya di chapter berikutnya. Terima kasih sudah membaca :)
