What are You Doing Today?
Title : What are You Doing Today?
Author : chanoona
Cast :
-Xi Luhan as Wu Luhan
-Oh Sehun as Oh Sehun
-Kris Wu as Kris Wu (Luhan's brother)
-Byun Baekhyun
-Wu's family
-Oh's family
-etc.
Genre : Romance, Comedy, School Life
Rating : T
Length : Chaptered
Warning: Banyak typo bertebaran, kata-kata yang gak pas penempatannya atau penggunaannya, dsb. Dan ini genderswitch alias GS alias beberapa cast ada yang diganti gendernya, jadi yang gasuka gausah baca juga gapapa :)
a/n:
FF ini hasil remake FF aku sebenernya. Sebelumnya ini FF straight dan pernah dipost di blog kumpulan FF EXO dengan judul yang sama. Dan aku niatnya pengen dilanjutin disini dengan cast yang berbeda. Jadi jangan bilang ini plagiat karena ini remake, dan authornya itu aku.
Untuk Number 9, mau dipost tapi masih ragu. Dan mendadak hilang feel untuk ngelanjutin FF itu. Maaf ya.
Sebelumnya, mian kalo FF-nya jelek, comedy gagal, banyak typo dan tidak jelas, tapi butuh kritik dan saran karena masih amatir^^ Happy reading all! :)
"Hello, hello~"
Di hari Senin pertama di awal semester dua, tepat setelah liburan semester satu sekaligus libur Natal dan Tahun Baru. Senandung seorang yeoja itu memecah keheningan kompleks perumahan itu. Bukan Luhan namanya jika ia bukan sosok periang, centil, dan pintar. Tapi ia juga penolong, tidak sombong, dan suka menabung hanya untuk membeli bubble tea di stand milik Jungkook, namja terimut sepanjang masa ia hidup.
Pagi ini, ia harus berjalan kaki sendiri menuju halte bus. Pasalnya, Kris, oppanya sedang berada diluar kota untuk studi banding. Sebenarnya ia kesal, namun dengan prinsip 'susah dibawa senang saja' itu, jadi ia menikmatinya. Lagipula jalan kaki menurutnya sehat, dan sudah lama ia tidak berjalan kaki sejak selesainya MOS tahun lalu. Dan sekarang, ia memasuki semester dua untuk kelas 11.
I need you and you want me, jiguran i byeoreseo, oh oh~
Terdengar nada dering telepon yang menandakan itu dari seseorang yang sangat ia kenal. Byun Baekhyun! Kembaran tercintanya yang sangat ia cintai. Nama mereka memang tidak mirip sama sekali, namun dari penglihatan orang-orang di sekitar mereka, wajah dan sifat kedua yeoja itu lumayan mirip. Luhan memanggil Baekhyun dengan sebutan 'Rabbit' dan Baekhyun memanggilnya dengan sebutan 'Deer'.
"Yoboseyo, Rabbit?"
"Yak, Deer!" Suara cempreng khas Baekhyun agak memekik memanggil nama julukannya dari seberang.
"Aish, kau hampir membuat gendang telingaku pecah, Baekhyun!" oceh Luhan sewot.
"Oh, mian, hehehe," kekeh Baekhyun polos. Ingin rasanya Luhan mencelupkan yeoja satu ini ke samudra Pasifik jika ia tidak ingat bahwa yeoja berparas imut seperti kelinci itu sahabat baiknya.
"Sudahlah, mengapa pagi-pagi kau meneleponku?" tanya Luhan sambil melangkahkan kakinya melewati tikungan yang mengantarkannya keluar kompleks, menuju halte bus yang agak jauh dari situ.
"Yak! Bukankah itu ritual pagi kita, Deer? Dasar pikun." Giliran Baekhyun mengoceh, lalu Luhan menepuk jidatnya dan terkikik.
"Hehehe, maaf, ini pagi dan nyawaku belum sepenuhnya terkumpul untuk mengingat. Kau pasti tahu mengapa."
Seperti itu Luhan memberikan alasan pada Baekhyun. Yeoja bermata rusa itu menduga bahwa sahabatnya itu sedang menghela nafas sambil memutar bola matanya malas. Kebiasaan yang sangat Luhan hafal.
"Dimana kau sekarang?"
"Sedang menuju halte bis, kau?"
"Menunggu Chanyeol menjemputku."
"Ah, kau jahat sekali, sekarang kau jarang pergi dan pulang bersamaku." protes Luhan sambil mem-pout-kan bibirnya.
"Salahmu sendiri, makanya, carilah pacar!"
Luhan malah semakin merengut. Disinggung soal pacar, ya memang dia belum punya. Bukannya tidak laku sih. Yeoja itu memang diakui sebagai siswi tercantik seangkatannya dan paling sering diincar. Hanya saja belum ada yang tepat—menurutnya. Tapi ia juga suka iri kok dengan Baekhyun yang selalu melewatkan malam minggu dengan Chanyeol. Sementara dirinya hanya terpaku di depan layar laptop atau handphone dengan bantal, boneka rusa, dan makanan ringan. Terkadang juga hanya berdua dengan bubble tea.
Luhan kemudian sibuk bertelepon ria dengan yeoja itu sambil berjalan kaki menuju halte bus. Memperbincangkan tentang guru killer yang kemarin tidak masuk, sehingga jam pelajaran kosong, sampai siswa namja di sekolah mereka yang tampan-tampan.
"Oh ya, kudengar Chanyeol itu sering mengupil, lho!" celoteh Luhan bersemangat, ia memang suka menistakan namja sahabatnya, Chanyeol, yang katanya terseksi di sekolah mereka. Tapi Luhan tidak yakin dengan gelar itu sebenarnya, mengingat kelakuan Chanyeol yang jauh dari kata seksi.
"Yak Deer, berhenti menjelek-jelekkan namjaku! Lagipula itu fitnah, mana mungkin dia suka mengupil," bantah Baekhyun geram.
"Aku pernah melihatnya kok, wlek!" ejek Luhan.
"Aish, neo…" Baekhyun makin geram.
Baru saja Luhan ingin mengejek Baekhyun kembali dengan tertawa kejam, tiba-tiba…
WUSH! Sebuah mobil Mercedes hitam menyerempet Luhan, membuat yeoja itu jatuh terjerembab ke jalan, iPhone-nya yang masih aktif dengan telpon dari Baekhyun pun dengan anggunnya tercemplung ke selokan. Sungguh mengenaskan nasib smartphone canggih itu.
"Yak, kau!" teriaknya cukup keras sambil menunjuk mobil itu.
Sang empunya mobil segera turun, ternyata ia seorang namja poker face yang berseragam sama dengan Luhan, tapi Luhan tak pernah melihat namja itu sebelumnya.
"Gwenchanayo?" tanyanya khawatir.
"Kau punya mata atau tidak, huh?! Dan kau sama sekali tak memerhatikan pejalan kaki sepertiku!" Perhatian namja itu malah disambut Luhan dengan protes.
"Apa kau bilang?! Sudah baik-baik aku menanyakan keadaanmu, malah protes!" gerutu sang namja, tak terima dengan protes dari Luhan.
"Bagaimana aku baik-baik saja? Justin-ku bahkan kau buat karam di selokan itu!" Luhan menunjuk sang selokan yang berisi air keruh—semalam hujan, jadi airnya tertampung di dalam selokan itu. Dan sangat mengenaskan bagi Luhan karena iPhone hasil tabungannya beberapa tahun itu terendam air selokan.
"Mwo? Justin?" Namja itu mengerutkan dahinya.
"Itu iPhone-ku." Jelas Luhan kesal.
"Oh. Aish, jwesonghamnida! Aku akan membelikanmu lima boks iPhone semacam itu!" ucap namja itu meminta maaf—dengan wajah datarnya. Tidak tersirat rasa ikhlas sama sekali.
"Dan itu sebenarnya salahmu sendiri, kau asyik bertelponan sambil berjalan kaki tanpa memerhatikan apapun!" Dan namja itu mulai menyalahkan Luhan balik.
"Mwoya?! Jadi kau juga menyalahkanku, setelah yang kau perbuat ini? Dasar namja pengecut, suka melempar kesalahan pada orang lain!"
Luhan mencoba bangkit, namja itu berusaha menolongnya, namun tangannya ditepis Luhan.
"Tak usah sok menolongku, orang-sok-kaya!" serunya.
"Aku bukan orang sok kaya! Aku Oh Sehun!" Namja itu jengkel dengan perkataan Luhan.
"Oh? Jadi kau Oh Sehun—anak sok kaya dan tidak tahu malu yang membuat seorang yeoja jatuh dan iPhone-nya masuk selokan? Baiklah, tunggu saja pembalasanku, Oh Sehun!"
Luhan cepat-cepat memungut iPhone-nya yang terendam di selokan, dan bergegas pergi dari situ, menuju halte bus yang sudah dekat.
"Dasar yeoja penggerutu!" umpat si namja—Sehun.
"Tapi… Dia manis juga, sepertinya aku akan satu sekolah dengannya," Sehun tersenyum evil sambil memandang Luhan dari kejauhan.
"Kau baik-baik saja, Deer? Kenapa telponnya kau matikan?" Baekhyun menanyai Luhan dengan nada khawatir, karena menemui yeoja itu dalam kondisi mengenaskan saat masuk sekolah. Rambut madu yang berantakan, seragam yang agak lusuh terkena debu, dan iPhone dalam genggamannya yang basah kuyup.
"Aku tidak baik-baik, Rabbit! Aish, namja itu akan aku beri pelajaran!"
Namja? Baekhyun mengernyitkan dahinya.
"Ada apa denganmu, Deer? Ceritakan padaku."
Luhan menghela nafas sebelum angkat bicara kembali.
"Emm, baiklah. Dengarkan baik-baik, dan jangan salahkan aku jika ini agak kacau, karena aku masih emosi."
Baekhyun mengangguk seksama. Ia menyibakkan anak rambutnya ke belakang telinga, tanda ia siap mendengarkan cerita sahabatnya ini.
"Tadi aku berjalan kaki menuju halte bus, tadi kita berteleponan bukan?" tanya Luhan sebelumnya. Baekhyun hanya manggut-manggut.
"Lalu?"
"Lalu ada sebuah Mercedes hitam menyerempetku, membuatku jatuh lalu iPhone-ku masuk ke dalam selokan! Aish," lanjutnya sambil menahan rasa kesalnya akan kejadian tadi.
"Mwo? iPhone 5s-mu yang baru kau beli seminggu lalu dari tabunganmu selama beberapa tahun ini kan?" Baekhyun tercengang dengan mulutnya yang menganga 'agak' lebar sehingga membentuk 'O'.
"Ne, dan namja sialan itu merusaknya! Padahal Justin sangat berharga! Ber-har-ga, Byun Baekhyun! Berharga!" jerit Luhan dengan dramatis, seolah-olah ia kehilangan pangerannya yang hilang entah kemana. Dan lagipula Luhan juga 'agak' sedikit tidak waras dengan menamai ponselnya dengan Justin saking mengidolakan Justin Bieber, si penyanyi remaja asal Kanada yang sangat booming.
Yeoja bermarga Byun itu memutarkan bola matanya lalu menghela nafas pasrah.
"Sabar saja, ya, Deer," ujar Baekhyun sambil menepuk-nepuk punggung si yeoja maniak bubble tea itu.
Ne, tapi aku tak bisa bersabar untuk membalas perbuatannya!Batin Luhan menggeram.
Alhasil Luhan hanya bisa mengangguk pelan dan tersenyum kalem, padahal di dalam dirinya sedang panas dan bergejolak (?) saking dendamnya dengan namja yang berhasil mengacaukan pagi harinya. Seharusnya pagi hari ini damai sejahtera dan ia bisa bermesraan dengan Justin-iPhone barunya-.
Dan nama namja itu Oh Sehun.
Oh Sehun ya?
Oh.
Luhan bertekad, pokoknya namja berwajah datar itu harus bertanggung jawab pada Justin! Kalau perlu Luhan akan berkeliling Seoul untuk meminta pertanggungjawabannya.
Dan bel masuk pun berbunyi seiring senyum evil yang disunggingkan Luhan untuk semua rencana-rencana balas dendamnya jikalau bertemu lagi dengan si Sehun itu. Semua murid memasuki kelasnya, dan duduk dengan manis menanti sang guru.
Tak lama kemudian, derap higheels menggema di dalam kelas 11-B. Song sonsaengnim memasuki kelas dengan anggun.
"Selamat pagi, anak-anak," ucap Song sonsaengnim penuh senyuman.
"Ne, selamat pagi, sonsaengnim," balas semua murid dengan santun dan penuh rasa hormat. Seusai memberi penghormatan, mereka duduk kembali.
"Baiklah, bagaimana kabar kalian selama liburan semester ini? Apakah menyenangkan?" tanya Song sonsaengnim ramah, dan pertanyaannya mendapat jawaban beragam dari para murid.
"Sangat menyenangkan, sonsaengnim!"
"Biasa saja, sonsaengnim!"
"Tidak menyenangkan sama sekali, sonsaengnim!"
Wanita yang berusia tigapuluhan itu tersenyum simpul mendengarnya. "Ternyata semuanya beragam juga jawabannya, hm, baiklah, pelajaran akan saya mu—"
"Annyeong." Seorang namja berwajah datar mengetuk pintu kelas, membuat Song sonsaengnim memenggal kalimatnya sejenak dan menoleh ke arah pintu kelas. Begitu juga dengan para murid.
"Wah, ternyata kita kedatangan murid baru, selamat datang," sambut Song sonsaengnim antusias.
"Ne, sonsaengnim, kamsahamnida," Namja itu masuk ke dalam kelas, diiringi bisikan para yeoja yang sedang memperbincangkannya. Mata Luhan membesar begitu menyadari siapa yang memasuki kelasnya. Itu namja tanpa ekspresi, sok kaya dan tak tahu malu—Oh Sehun di jalan tadi!
"Kalau begitu, perkenalkan dirimu,"
"Ne, annyeong, choneun Oh Sehun imnida, pindahan dari Daegu, kamsahamnida," Sehun memperkenalkan dirinya singkat, tak lupa dengan senyum manisnya yang membuat semua yeoja di kelas itu luluh, dan tentu saja namja disitu mencibir karena ada saingan baru.
"Wah, manis juga namja itu, Deer," ujar Baekhyun sambil menyikut Luhan yang masih bengong saja.
Dan yeoja itu tersadar dari kebengongannya. Untung saja otaknya mencerna perkataan sahabatnya dalam waktu singkat. "Mwo? Apa yang kau bilang tadi? Namja tanpa ekspresi seperti itu manis? Menjijikan," balas Luhan sinis.
"Ya ampun, kau buta terhadap namja seperti dia? Atau kau hanya tertarik pada anjing pudel jantanmu yang kau bilang imut itu?" tanya Baekhyun dengan polosnya.
Terkadang Luhan bingung karena sifat Baekhyun yang 4D. Sewaktu-waktu ia bisa jahil, namun kadang-kadang bisa polos. Dan yang paling tidak ia senangi adalah ketika Baekhyun bersikap polos.
"Kalau aku tertarik pada anjing pudel kenapa?!" jawab Luhan dengan suara terlampau keras. Dadanya kembang kempis saking emosinya.
Semua terdiam, kemudian…
HAHAHAHAHA!
Tawa semua murid meledak mendengar perkataan Luhan.
"Si Centil ternyata tidak normal!" celetuk salah satu murid yang merupakan Happy Virus 11-B sekaligus kekasih Baekhyun, Chanyeol, lalu melanjutkan tawanya lagi.
Sementara Song sonsaengnim tercengang. Sehun bahkan sampai membulatkan matanya, itu yeoja gila yang di jalan tadi!
"Wu Luhan…" panggil Song sonsaengnim gemas.
"Emm, ne, sonsaengnim?" sahut Luhan dengan ciri khasnya, centil tapi malu-malu.
"Kau bilang apa tadi? Tertarik pada anjing pudel?" tanya Song sonsaengnim sambil menaikkan alisnya.
"Ah, eh…" Luhan salah tingkah.
"Silahkan maju ke depan, dan ceritakan ketertarikanmu pada anjing pudel, Wu Luhan!" pinta Song sonsaengnim seraya tersenyum geli.
Semuanya tertawa. Seperti itulah jika wali kelas mereka menghukum murid. Memang dengan cara halus. Tidak menyakitkan, tapi memalukan. Sudah terbukti sejak semester pertama.
"Jika kau tidak maju ke depan, kau mau kan nilai sastramu saya kurangi?" tanya Song sonsaengnim Luhan setengah mengancam. Tapi tetap saja dengan cara halus.
"A, ani, saem…" tolak Luhan pelan sambil menggelengkan kepalanya. Pelajaran Sastra adalah kesayangannya, jadi ia tidak mau nilainya kecil. Apalagi Song sonsaengnim bukanlah tipe yang suka bermain-main dengan ucapannya sendiri.
"Kalau begitu, ayo, maju ke depan, sekarang." suruh Song sonsaengnim.
Luhan dengan lemas berjalan ke depan kelas, semuanya masih tertawa. Oh, dunia sungguh kejam padanya kini.
"Sehun-ssi, tolong bantu saya untuk menilai cerita Wu Luhan, arra?"
Sehun mengangguk kecil. "Ne, saem."
Luhan sempat melirik Sehun sinis, seakan ingin menelan namja itu hidup-hidup. Tapi Sehun tak memerdulikannya dan berpura-pura bersiul kecil sambil menoleh ke arah lain.
"Emm, baiklah, aku akan menceritakan ketertarikanku pada anjing pudel…" mulai Luhan dengan malu-malu.
"Aih, tak usah bermalu-malu seperti itu Wu Luhan, saya ingin mendengar cerita anjing pudelmu itu~" goda Song sonsaengnim.
"Ah, eh, n, ne sonsaengnim," balas Luhan masih malu-malu.
Lalu Luhan berceloteh tentang anjing pudelnya yang dianggapnya sangat imut itu. Anehnya, semuanya antusias mendengar cerita Ahra, seperti anak TK yang terpukau melihat balon-balon berkilau yang dijual di depan pagar sekolah. Dan setelah beberapa menit, akhirnya usai sudah kisah anjing pudelnya.
"Luhan yang cantik, boleh kan aku bertanya?" tanya seorang murid namja, Jungkook dengan panggilan sayangnya pada Luhan. Namja yang orangtuanya pemilik stand bubble tea-nya itu mengajukan pertanyaan! Mungkin dengan menjawab pertanyaannya, bubble tea-nya bisa ia beri diskon 70%!Pikirnya lalu terkekeh geli di dalam hati.
"Kau ingin menanyakan apa, Jungkookie?" tanya Luhan balik dengan gemasnya melihat wajah polos Jungkook yang imut-imut. Jika Jungkook adalah bubble tea, maka Luhan tak segan-segan langsung menyeruputnya sampai habis.
"A-anu… Aku ingin tanya, Luhannie. S-siapa… Nama anjing pudelmu?" tanya Jungkook dengan malu-malu. Semua yeoja disitu gemas, termasuk Song sonsaengnim. Tidak mengherankan.
"Ah, nama anjing pudelku ya? Pertanyaan yang manis, Tuan Bubble Tea~" goda Luhan, membuat pipi Jungkook bersemu merah. Pasti diskonnya semakin naik jika aku menggodanya!Batin Luhan bersemangat.
"Hmm, namanya Oh Sehun, ya, Oh Sehun pabo, begitu aku memanggilnya karena kebiasaannya buang air di sembarang tempat! Tapi aku lebih suka memanggilnya Sehun Berbulu~" jawab Luhan semangat sambil melirik Sehun. Di dalam hatinya, ia tertawa penuh kemenangan karena bisa membalas perbuatan namja itu yang tadi.
Sementara Sehun, ia mendengus kesal sambil mengumpat yeoja itu dalam hati, tapi ia masih bersabar. Tetapi, ia mendapat cemoohan dari namja di kelas itu-yang rata-rata penggemar rahasia Luhan kecuali Chanyeol-, dan para yeoja malah kebingungan dengan penjelasan nama anjing pudel Luhan tersebut.
"Sehun Berbulu, hm, menarik sekali, bagaimana bisa nama itu kebetulan sama dengan murid baru ini, Wu Luhan?" tanya Song sonsaengnim penasaran.
"Oh, itu, saem tahu bukan, sekarang ada keberadaan jejaring sosial? Nah, saat iseng menjelajah, muncul nama Oh Sehun, dengan foto profil bbuing bbuing aegyo, tapi dia bukan murid baru ini, rencananya nama itu ingin kuberikan pada anjing bulldog-ku, tapi aku berubah pikiran setelah oppaku membelikanku anjing pudel," jelas Luhan lalu diam-diam menyunggingkan senyum setan pada Sehun yang mendecih.
Sehun semakin jengkel dengan karangan indah Luhan. Ia tahu yeoja itu sebenarnya menjelek-jelekkan dirinya, tapi yang lain tidak sadar. Benar-benar pengarang ulung, awas kau nanti! batin Sehun.
"Ehem, Sehun-ssi, menurutmu bagaimana penilaianmu untuk cerita Wu Luhan?" tanya Song sonsaengnim meminta pendapat Sehun.
"Emm, ceritanya sangat sangat menarik, saem, sangat menarik sekali!" jawab Sehun dengan nada sarkatis sambil melirik Luhan yang tersenyum penuh kemenangan, kemudian pura-pura tidak peduli.
"Menurut saya juga ceritanya sangat menarik, tidak heran seorang Wu Luhan menjadi ketua tim mading di sekolah ini," timpal Song sonsaengnim memuji Luhan. Yeoja itupun tersenyum-senyum centil seperti biasa.
Dasar yeoja centil! Sudah mengarang cerita, menjelek-jelekkanku pula! Tak akan kubiarkan tipu muslihatmu berjalan lancar, Wu Luhan! Umpat Sehun dalam hati.
"Baiklah, sekarang, kalian berdua duduk bersebelahan,"
Sehun dan Luhan menatap Song sonsaengnim geger.
"S, saem tidak bercanda, kan?" tanya mereka serempak.
"Ani, saya tidak bercanda, saya serius, Oh Sehun, Wu Luhan," jawab Song sonsaengnim menatap tajam yeoja dan namja itu.
Aniya, habis terang terbit kegelapan, andwaeeee! Jerit Luhan dalam hati.
Ini akan menjadi hari terburuk yang pernah ada selama tujuh belas tahun aku hidup! Sehun menggelengkan kepalanya frustasi.
"Wu Luhan? Oh Sehun?" panggil Song sonsaengnim.
"Ne?" sahut mereka bersamaan.
"Tunggu apalagi, cepat duduk!" suruh Song sonsaengnim.
"T, tapi bagaimana dengan teman sebangkuku, saem?" tanya Luhan.
"Dia pindah ke tempat Kim Jongdae, sudahlah, cepat, sekarang!" ancam Song sonsaengnim dengan nada serius.
Luhan dan Sehun ketakutan, lalu segera ke bangku mereka.
"Mian Rabbit, aku harus membuatmu pindah dan duduk dengan namja itu," bisik Luhan dengan rasa bersalahnya pada Baekhyun.
"Ne, gwenchana, tapi aku akan melupakan kejadian paling memalukan itu selama duduk dengannya, setidaknya akan kucoba," balas Baekhyun lemas.
Baekhyun baru mau menyandang tasnya, namun suara bass Chanyeol menginterupsi.
"Sonsaengnim! Byun Baekhyun duduk denganku saja!" usulnya.
Song sonsaengnim terdiam sebentar, lalu menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu, yasudah. Byun Baekhyun, kau duduk dengan Park Chanyeol."
Baekhyun yang tadinya lemas menjadi bersemangat kembali begitu tahu ia jadi duduk dengan Chanyeol. Betapa bahagianya hidup Baekhyun…
Dan Sehun, ia akhirnya duduk di sebelah Luhan.
Itu artinya… Bencana.
Betapa sengsaranya hidup Luhan kini.
"Ini merupakan tempat strategis untuk membalas dendamku tentang anjing pudelnya!" gumamnya nyaris tanpa suara. Bibirnya menyunggingkan senyum evil yang sangat menakutkan.
Selamat datang di neraka, Oh Sehun yang sok kaya dan tak tahu malu… Sebentar lagi kau akan menderita sepanjang semester ini! Luhan mengeluarkan smirk khas andalannya yang dipelajari dari Kyuhyun Super Junior, khusus.
Sepanjang pelajaran itu akhirnya dihabiskan mereka untuk saling berselisih tatap satu sama lain.
